cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Nutrition College
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 23376236     EISSN : 2622884X     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Journal of Nutrition College (P-ISSN : 2337-6236; E-ISSN : 2622-884X) diterbitkan oleh Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro sebagai media publikasi artikel-artikel ilmiah dalam biang Ilmu Gizi dengan skala terbit 4 kali dalam setahun, yaitu pada Januari, April, Juli, dan Oktober.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2019): Januari" : 6 Documents clear
PENGARUH PENGGUNAAN JENIS SUMBER GULA DAN UREA TERHADAP HASIL FERMENTASI NATA DE PINA Ramadhan, Bima Rizkia; Rangkuti, Maya Ellisa; Safitri, Silvia Inge; Apriani, Veraditias; Raharjo, Angsari Sitorani; Titisgati, Ednita Androgini; Afifah, Diana Nur
Journal of Nutrition College Vol 8, No 1 (2019): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.819 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v8i1.23812

Abstract

Latar belakang : Nanas (Ananas comosus) merupakan tanaman buah yang berasal dari Brazil. Pengolahan nanas di Indonesia yang masih tradisional dan memiliki nilai jual yang rendah menyebabkan diolah menjadi nata lebih menguntungkan. Produk nata yang berasal dari nanas dikenal dengan Nata de Pina. Kandungan nata terbesar adalah air (98%) sehingga nata merupakan sumber makanan rendah kalori. Nata dibentuk oleh bakteri asam asetat pada permukaan cairan (medium) yang mengandung gula / sari buah/ ekstrak tanaman lainnya. Bakteri yang ditumbuhkan dalam pembuatan nata yaitu Acetobacter Xylinum.Tujuan : Tujuan dari penelitian Nata de Pina adalah untuk mengetahui cara pembuatan nata yang baik dengan memanfaatkan nanas madu sebagai bahan baku, untuk mengamati nata hasil olahan secara kualitatif, menganalisa karakteristik nata yang terbentuk dengan pengujian proksimat. Metode : Tahapan awal pembuatan nata adalah pemilihan buah nanas, pencucian bahan dan alat agar steril dari kontaminan, penyiapan bahan baku, penambahan gula (gula pasir, gula Tropicana slim), penambahan urea 10 gr/ 5 l bahan. Selanjutnya dilakukan pendidihan bahan baku, penambahan cuka, penempatan bahan ke dalam wadah, penambahan bakteri  Acetobacter xylinum, melakukan fermentasi terhadap bahan selama 14 hari dan pemanenan. Hasil ; Hasil uji didapat penambahan urea dan penggunaan gula memberikan hasil yang terbaik yaitu tebal 10,2 mm dengan warna putih paling baik, kadar air sebanyak 5,17%, kadar abu 0,75%, lemak 1,2%, serat kasar 2,29%, dan protein kasar 10,88% dalam 100% bahan kering. Kesimpulan : pembuatan nata de pina dengan hasil terbaik adalah dengan penambahan urea dan penggunaan gula. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi cara pengolahan nanas madu menjadi nata de pina yang baik.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP RESPONSIVE FEEDING DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BADUTA USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDARHARJO, SEMARANG Septamarini, Risna Galuh; Widyastuti, Nurmasari; Purwanti, Rachma
Journal of Nutrition College Vol 8, No 1 (2019): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.895 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v8i1.23808

Abstract

Latar Belakang : Stunting merupakan wujud gizi kurang yang ditandai dengan indikator PB/U dan paling berisiko terjadi pada masa dua tahun pertama usia anak. Faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah asupan dimana ibu memiliki peran penting terhadap asupan melalui pola pemberian makan, salah satunya dengan Responsive Feeding (RF). Praktik RF di Indonesia sejak usia 6 bulan keatas masih belum optimal. Tujuan : Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap RF  dengan kejadian stunting pada baduta usia 6-24 bulan. Metode : Penelitian observasional dengan pendekatan case control di Wilayah Puskesmas Bandarharjo Semarang. Banyak subjek kelompok kasus 32 baduta dan kelompok konrol 32 baduta, dipilih secara purposive sampling dengan matching. Data yang dikumpulkan meliputi: karakteristik subjek, karakteristik ibu, pengetahuan serta sikap RF ibu. Berat badan diukur menggunakan baby scale dan tinggi badan diukur menggunakan length board. Asupan energi, protein, seng  diperoleh dari semi quantitatif - food frequency questionairre (SQ-FFQ). Data dianalisis dengan uji analisis univariat, analisis bivariat menggunakan uji Chi Square, dan OR untuk mengetahui besar risiko. Hasil : Prevalensi baduta stunting di Kelurahan Bandarharjo 22,6%. Rerata pengetahuan dan sikap RF kelompok kasus 59,4% rendah, 68,7% kurang sesuai, pada kelompok kontrol 87,5% cukup, 72,9% cukup sesuai. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap RF dengan kejadian stunting pada baduta usia 6-24 bulan (p=0,000;OR=10,2;CI=3,76-27,75); (p=0,003;OR=5,6;CI=2,17-21,67)Simpulan : Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap RF dengan kejadian stunting pada baduta usia 6-24 bulan. Ibu dengan pengetahuan RF rendah berisiko 10,2 kali lebih besar memiliki anak stunting dibandingkan dengan ibu berpengetahuan cukup. Ibu dengan sikap RF kurang sesuai berisiko 5,6 kali lebih besar memiliki anak stunting dibandingkan dengan ibu yang memiliki sikap RF yang cukup.
PERBEDAAN ASUPAN GIZI DAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PEREMPUAN OBESITAS DAN TIDAK OBESITAS Nisa, Ana Khoirun; Nissa, Choirun; Probosari, Enny
Journal of Nutrition College Vol 8, No 1 (2019): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.459 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v8i1.23809

Abstract

Latar belakang: Obesitas merupakan keadaan tubuh dimana terjadi kelebihan akumulasi lemak. Semakin tinggi lemak akan mengakibatkan inflamasi yang berisiko terjadinya anemia defisiensi besi. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan asupan zat gizi dan kadar hemoglobin pada remaja perempuan obesitas dan tidak obesitas.  Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observational dengan desain cross sectional. Subjek penelitian adalah remaja 15-18 tahun remaja perempuan SMA Negeri 15 Semarang. Subjek terbagi atas kelompok obesitas (n = 30) dan kelompok tidak obesitas (n = 30). Kadar hemoglobin diuji dengan metode cyanmethemoglobin. Uji analisis statistik menggunakan uji Independent t-test dan Mann Whitney. Hasil: Kadar hemoglobin pada kelompok obesitas mempunyai nilai rerata lebih rendah (12,52 ± 1,34 g/dl) dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas (12,62±1,48 g/dl). Asupan zat gizi (protein, besi, zinc, tembaga, vitamin A, vitamin C) pada kelompok obesitas mempunyai nilai rerata lebih rendah dibandingkan dengan kelompok tidak obesitas. Namun, tidak bermakna secara statistik (p>0,05).  Simpulan: Tidak ada perbedaan asupan zat gizi dan kadar hemoglobin yang signifikan pada kelompok obesitas dan tidak obesitas. Kadar hemoglobin pada kelompok obesitas dan tidak obesitas dalam batas normal.
KUALITAS DIET DAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) ATLET BULUTANGKIS REMAJA DI KOTA SEMARANG Sahara, Mailina Prima; Widyastuti, Nurmasari; Candra, Aryu
Journal of Nutrition College Vol 8, No 1 (2019): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.423 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v8i1.23810

Abstract

Latar Belakang: Prestasi olahraga bulutangkis cenderung menurun beberapa tahun terakhir. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi adalah daya tahan (endurance). Kualitas diet akan mempengaruhi daya tahan (endurance) sehingga seseorang dapat melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien dalam waktu yang lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kualitas diet dan daya tahan atlet bulutangkis remaja di Kota SemarangMetode: Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional. Subjek adalah 60 atlet bulutangkis usia 12-18 tahun. Variabel perancu adalah aktivitas fisik dan persen lemak tubuh subjek. Pengukuran daya tahan dengan metode Multistage Fitness Test (MFT). Data yang dikumpulkan yaitu kebiasaan makan yang diambil menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ) dan data aktivitas fisik menggunakan Physical Activity Quistionnaires for Adolescent (PAQ-A). Kualitas diet dinilai menggunakan kuisioner Diet Quality Index International (DQI-I). Data antropometri meliputi tinggi badan, berat badan, dan persen lemak tubuh. Uji kenormalan data dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan  analisis data dengan uji korelasi Rank Spearman.Hasil: Terdapat 1,7% subjek yang memiliki kualitas diet baik. Sebagian besar atlet memiliki daya tahan yang cukup (35%). Persen lemak tubuh subjek sebagian besar tergolong optimal (61,7%). Tidak terdapat hubungan antara kualitas diet dan daya tahan (endurance) (r = 0,122, p=0,353). Tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dan daya tahan (endurance) (r = 0,209, p= 0,109). Ada hubungan antara persen lemak tubuh dan daya tahan (endurance) ( r = -0,480, p=0,0001). Simpulan: Kualitas diet yang baik akan meningkatkan daya tahan (endurance), namun bersifat lemah dan secara statistik tidak berhubungan. Persen lemak tubuh yang optimal berkontribusi penting dalam menjaga daya tahan (endurance) atlet. Faktor perancu aktivitas fisik tidak mempengaruhi daya tahan (endurance).
PENGARUH SUPPLEMENTASI PROBIOTIK DAN SELENIUM TERHADAP RESPON IMUN NLR (NEUTROPHIL LYMPHOCYTE COUNT RATIO) , HAEMOGLOBIN DAN ALBUMIN PADA TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI MYCOBAKTERIUM TUBERCULOSIS Widiastuti, Yuliati; S.S, Darmono; Sofro, Muchlis Achsan Udji
Journal of Nutrition College Vol 8, No 1 (2019): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.066 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v8i1.23811

Abstract

Latar belakang : Penyakit    tuberkulosis  (TBC)  paru   merupakan masalah   kesehatan masyarakat global termasuk   Indonesia. Penyakit tuberkulosis paru pada umumnya terjadi malnutrisi akibat efek samping obat anti tuberculosis, yang menyebabkan gangguan saluran cerna dan respon imunitas. Probiotik dan Selenium diduga memiliki efek menguntungkan respon imunitas dan status gizi pada pasien terinfeksi tuberculosisTujuan : Untuk menganalisis pengaruh pemberian suplementasi probiotik dan selenium  terhadap NLR ( Neutrophill Ratio Lymphocyte ), Hemoglobin dan Albumin pada tikus wistar yang diinduksi Mycobacterium tuberculosis.Metode : Penelitian eksperimen dengan rancangan Randomized Post test Control Group Design. Dua puluh delapan tikus Wistar dibagi 4 kelompok, kelompok 1 : kelompok kontrol hanya diberikan OAT, kelompok 2 : probiotik + OAT, kelompok 3 : selenium + OAT serta kelompok 4 : probiotik dan selenium + OAT. Setelah diinduksi 14 hari, hewan diberikan perlakuan selama 28 hari. Analisis data menggunakan Anova, Post Hoc atau Kruskal Wallis, Mann Whitney pada tingkat kemaknaan p<0.05. Hasil : Terjadi penurunan kadar NLR, peningkatan kadar Hemoglobin dan Albumin  pada tikus kelompok 1 (p<0.05), kelompok 2 (p<0.05) serta kelompok 3 (p<0.05). Efektifitas pemberian probiotik dan selenium paling kuat terdapat pada NLR, Hemoglobin dan AlbuminSimpulan : Suplementasi probiotik dan selenium selama 28 hari mampu meningkatkan sistem imunitas ( NRL ), Hemoglobin dan Albumin  pada kelompok perlakuan lebih baik dibanding kelompok kontrol.  
HUBUNGAN STRES, PERILAKU MAKAN, DAN ASUPAN ZAT GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR Wijayanti, Annisa; Margawati, Ani; Wijayanti, Hartanti Sandi
Journal of Nutrition College Vol 8, No 1 (2019): Januari
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.726 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v8i1.23807

Abstract

Latar Belakang: Mahasiswa tingkat akhir dapat mengalami stres disebabkan oleh beberapa faktor, seperti mengerjakan tugas akhir, hubungan pertemanan yang tidak baik, memenuhi kewajiban orang tua, dan meningkatkan softskill agar mempermudah dalam mencari pekerjaan. Stres dapat mempengaruhi perilaku makan sehingga akhirnya mempengaruhi status gizi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres, perilaku makan, dan asupan zat gizi dengan status gizi pada mahasiswa tingkat akhirMetode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode consecutive sampling. Jumlah subjek sebanyak 46 mahasiswa Fakultas Teknik yang sedang mengerjakan skripsi. Data stres diukur menggunakan kuesioner Depression, Anxiety, and Stress Scale (DASS), data perilaku makan diukur menggunakan kuesioner Adult Eating Behaviour Questionnaire (AEBQ), data asupan energi, karbohidrat, lemak, dan protein diukur menggunakan kuesioner FFQ semi kuantitatif, dan data aktivitas fisik subjek diukur menggunakan kuesioner International Physical Activity Questionnaire (IPAQ). Data dianalisis menggunakan uji Rank Spearman.Hasil: Ditemukan 15,2% subjek memiliki status gizi kurang dan 41,3% subjek memiliki status gizi lebih. Sebanyak 43,5% subjek mengalami stres, 54,3% mengalami perubahan perilaku makan,54,3% memiliki asupan energi kurang, 50% kekurangan asupan karobohidrat, 67,4% asupan proteinnya kurang, dan 43,5% memiliki aktivitas fisik kurang. Hubungan stres, perilaku emotional under eating, perilaku emotional over eating, dan aktivitas fisik dengan status gizi secara berturut-turut adalah (p= 0,214; 0,726; 0,100 dan 0,416). Sementara hubungan asupan energi, asupan karbohidrat, dan asupan protein dengan status gizi secara berurutan adalah (p= 0,008; 0,002 dan 0,003).Simpulan: Asupan energi, karbohidrat dan protein berhubungan dengan status gizi. Stres, perilaku makan dan asupan lemak tidak berhubungan signifikan dengan status gizi.

Page 1 of 1 | Total Record : 6