cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Management of Aquatic Resources Journal (Maquares)
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 27216233     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Management of Aquatic Resources diterbitkan oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Jurnal Management of Aquatic Resources menerima artikel-artikel mengenai bidang perikanan, manajemen sumberdaya perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 2 (2018): MAQUARES" : 8 Documents clear
ANALISIS KELIMPAHAN, POLA DISTRIBUSI, DAN NISBAH KELAMIN KERANG KIJING (Anodonta woodiana) DI INLET DAN OUTLET DANAU RAWAPENING JAWA TENGAH Astari, Findiani Dwi; Solichin, Anhar; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 2 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.379 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i2.22546

Abstract

Rawapening merupakan salah satu perairan air tawar yang banyak dihuni oleh Kerang Kijing (Anodonta woodiana), namun kondisi ekologi Rawapening yang terus menurun menyebabkan terganggunya kelangsungan hidup Kerang Kijing yang ada di dalamnya, sehingga berpengaruh pada jumlah populasinya. Penelitian mengenai analisis kelimpahan, pola distribusi, dan nisbah kelamin Anodonta woodiana secara umum di Danau Rawapening masih kurang diketahui. Banyaknya materi baik organik maupun anorganik yang masuk ke Danau Rawapening yang berasal dari kegiatan masyarakat sekitar danau kemungkinan menjadi dampak pada populasi tersebut. Penelitian tersebut dilaksanakan pada bulan Oktober 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan, pola distribusi, dan nisbah kelamin Kerang Kijing di inlet dan outlet Danau Rawapening. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus dan metode makroskopis di dalam pengamatan nisbah kelamin sampel. Data hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan rumus kelimpahan populasi, Indeks Morishita untuk mengetahui pola distribusi kerang berdasarkan ukuran panjang digunakan uji Analysis of Variance, dan uji Chi-Square untuk mengetahui nisbah kelamin kerang. Hasil penelitian bahwa rataan kelimpahan  populasi pada stasiun I (inlet) DAS Rengas 3,11 ind/m²; stasiun II (inlet) DAS Ringis 7,44 ind/m²; stasiun III (outlet) DAS Kedungringin 9,67 ind/m². Angka rataan Indeks Morishita dari seluruh stasiun pengamatan kurang dari 1 (Id < 1) sehingga dapat dikatakan pola distribusi Kerang Kijing di 3 stasiun seragam. Hasil perhitungan nisbah kelamin dengan menggunakan uji Chi-Square yaitu nilai hitung X2 0,986 sehingga dapat dikatakan nisbah kelamin jantan dan betina kerang Anodonta woodiana pada tiga stasiun pengamatan tidak berbeda secara nyata (P<0,05).  Rawapening is one of freshwater habitat for swan mussel (Anodonta woodiana), but Rawapening ecological state is now threatening swan mussel that lives there, dropping its population. Research about abundance, distribution pattern, and sex ratio of Anodonta woodiana is still less known for many people. Organic and anorganic materials from people’s activity around the area that go into Rawapening Lake may have an impact of swan mussel population. This research held on October 2017. This research intend to know about abundance, distribution pattern, and sex ratio of swan mussel in inlet and outlet of Rawapening Lake. Method used for this research is descriptive method with approach of case study and macroscopic method for sex ratio sample. Data from research analyzed using abundance equation, Morishita Index for distribution pattern of swan mussel based on length using Analysis of Variance, and Chi-Square test for sex ratio. The result is abundance of swan mussel in station I (inlet) Rengas Watershed is 3,11ind/m²; station II (inlet) Ringis Watershed is 7,44 ind/m²; station III (outlet) Kedungringin Watershed is 9,67 ind/m². Average number of Morishita Index from all observation station is less than 1 (Id < 1) then it can be said that distribution pattern in all 3 observation station are similar. Calculation result for sex ratio with Chi-Square Test is that X2 0,986 then it can be said that sex ratio for male and female Anodonta woodiana in three station are not significantly different (P<0,05). 
PROFIL STATUS KESUBURAN PERAIRAN SECARA VERTIKAL DI WADUK JATIBARANG, SEMARANG Faizin, Khabib Ahsanul; Rudiyanti, Siti; Anggoro, Sutrisno
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 2 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.217 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i2.22542

Abstract

Waduk Jatibarang terletak di Kota Semarang, waduk ini digunakan sebagai pengendali banjir, tempat wisata, kegiatan menangkap ikan dan sumber air bersih. Pemanfaatan waduk untuk berbagai keperluan serta masukan air dari sungai dapat menyebabkan perubahan kualitas air waduk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil status kesuburan perairan secara vertikal melalui analisis TSI Carlson. Studi kasus merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan November 2017, lokasi sampling dibagi menjadi 3 stasiun dan setiap stasiunnya terdapat 3 titik sampling secara vertikal (permukaan, tengah dan dasar). Hasil analisis TSI Carlson menunjukkan bahwa status trofik Waduk Jatibarang berkisar antara 47,898 – 57,440, hasil tersebut dapat dikatakan bahwa status trofik di semua stasiun dengan tiga kedalaman berbeda berada pada tingkat eutrofik ringan sampai mesotrofik. Hasil analisis regresi linear antara nitrat terhadap klorofil-a pada permukaan, tengah, dan dasar berturut-turut didapatkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,931; 0,62; 0,51, koefisien determinasi sebesar 86,6%; 38,4%; 26,1%. Analisis regresi linear antara fosfat terhadap klorofil-a pada permukaan, tengah, dan dasar berturut-turut didapatkan koefisien korelasi (r) sebesar 0,221; 0,539; -0,147,  koefisien determinasi sebesar 4,9%; 29,1%; 2,2%. Sedangkan, hasil analisis korelasi antara kedalaman dengan kesuburan perairan diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar -0,547, yang berarti terdapat keeratan hubungan yang sedang dan bersifat negatif (semakin bertambahnya kedalaman maka semakin rendah kesuburan perairan). Jatibarang Reservoir located in Semarang City, this reservoir used as flood control, tourist place, fishing activities and water resource. Utilization of reservoir for any necessity and source of water from two rivers can changes water quality of reservoir. The research purpose is to find out the vertical profile of water fertility through of TSI Carlson analysis. The research method in used is case study. Sampling was conducted in November 2017, location of sampling was divided into 3 stations and each station has 3 vertical sampling points (surface, center and bottom). The results of TSI Carlson analysis showed that the trophic status of Jatibarang Reservoir ranged in 47.898 – 57.440, that result can be told that trophic status at all stations with three different depths are mild eutrophic to mesotrophic level. The result of linear regression analysis between nitrate against chlorophyll-a respectively on surface, center, and bottom was obtained by correlation coefficient (r) equal to 0.931; 0.62; 0.51, coefficient of determination equal to 86.6%; 38.4%; 26.1%. The linear regression analysis between phosphate against chlorophyll-a respectively on surface, center, and bottom was obtained by correlation coefficient (r) equal to 0.221; 0.539; -0.147, coefficient of determination equal to 4.9%; 29.1%; 2.2%. Meanwhile, the result of correlation analysis between depth and water fertility obtained by correlation coefficient (r) of -0.547, which means there is a medium and negative relationship (the deeper a depth, the lower water’s fertility it gets).
VALIDASI PETA LOKASI PENANGKAPAN IKAN PELAGIS DI SELAT BALI Hakim, Luqmanul; Ghofar, Abdul; Susilo, Eko
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 2 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (832.387 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i2.22543

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui validitas dari Peta Lokasi Penangkapan Ikan (Pelikan) pelagis yang dihasilkan oleh Balai Riset dan Observasi Laut. Pelikan memberikan informasi keberadaan kelimpahan ikan berdasarkan kelimpahan zooplankton. Validasi dilakukan dengan membandingkan antara data zooplankton insitu dan data zooplankton pada Pelikan, selain itu juga membandingkan antara data hasil tangkapan ikan di daerah zona potensi rendah, sedang dan tinggi. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengikuti kegiatan penangkapan nelayan dari PPN Pengambengan pada bulan September 2017. Data sampel diambil di titik penangkapan dimana operasi penangkapan ikan berlangsung di Selat Bali. Hasil korelasi antara zooplankton in situ dengan zooplankton Pelikan mendapatkan hubungan yang sangat kuat, yakni sebesar 0,82. Hal ini berarti apabila zooplankton pada Pelikan meningkat maka zooplankton in situ juga meningkat, begitu pun sebaliknya. Hasil tangkapan yang diperoleh selama penelitian berupa ikan tongkol. Rerata tangkapan terbanyak diperoleh di daerah zona potensi sedang. This research was conducted to determine the validity of Pelagic Fishing Map Locations produced by Institute for Marine Research and Observation. Pelikan provide information on the abundance of fish based on the abundance of zooplankton. Validation was done by comparing the in situ zooplankton data and the zooplankton data on pelikan, while also comparing the catch fish data in low, medium and high potential zone areas. Sampling is done by following fishing activity from PPN Pengambengan on September 2017. The sample data were taken at the point where fishing operations took place in Bali Strait. The result of correlation between in situ zooplankton and pelikan zooplankton get a very strong relationship, that is equal to 0.82. This means that when the Pelikan zooplankton increases then zooplankton in situ also increases. The catches obtained during the study were tongkol. The highest catch rates were obtained in medium potential zone areas. 
HUBUNGAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTHOS DENGAN BAHAN ORGANIK DAN TEKSTUR SEDIMEN DIKAWASAN MANGROVE DI DESA BEDONO KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK Gultom, Christine Rosaline; Muskananfola, Max Rudolf; Purnomo, Pujiono Wahyu
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 2 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.589 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i2.22539

Abstract

Desa Bedono mengalami abrasi yang mengakibatkan hilangnya lahan pemukiman dan lahan pertambakan. Kondisi tersebut berdampak pada hewan biota yang ada di dalamnya termasuk salah satunya hewan makrozoobenthos. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis tekstur sedimen, kandungan bahan organik, kelimpahan makrozoobentos, hubungan antar fraksi sedimen, kandungan bahan organik, dan makrozoobenthos. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2017 di kawasan mangrove Desa Bedono. Penentuan lokasi sampling menggunakan purposive sampling method pada 12 stasiun. Variabel yang diukur adalah kelimpahan makrozoobenthos, bahan organik dan tekstur sedimen. Hasil penelitian menunjukkan tekstur sedimen pada fraksi sand berkisar antara 5,33% - 82,11%; fraksi silt berkisar antara 3,59% - 53,47% dan fraksi clay berkisar antara 5,14% - 83,83%. Makrozoobentos yang ditemukan dikelompokkan dalam 3 kelas, yaitu: Gastropoda (Cerithidea sp, Nasarius sp, Littorina sp, Terebralia sp), Bivalvia (Anadara sp, Tellina sp, Perna sp, Solen sp), dan Polychaeta (Capitella sp, Nereis sp). Kelimpahan individu tertinggi terdapat pada stasiun 1 sebesar 12738 ind/m3, sedangkan kelimpahan individu terendah terdapat pada stasiun 3 sebesar 4246 ind/m3. Kandungan bahan organik berkisar antara 13,47% - 17,75%. Hubungan tesktur sedimen dengan kelimpahan makrozoobenthos tidak ada yang memiliki hubungan keeratan yang kuat antara pasir, liat, dan lumpur. Hubungan bahan organik dengan kelimpahan makrozoobenthos menunjukkan keeratan yang kuat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,768. Hubungan bahan organik dengan tekstur sedimen tidak memiliki hubungan keeratan antara pasir, lumpur, dan liat. Village of Bedono had an impact of abrasion resulting in the loss of residental and settlemant area. This condition would impact to animal that one of them is Macrozoobenthos. The aim of the research is to recognise type of sediment texture, the content of organic material, abundance of Macrozoobentos, relationships among sediment fraction. This reasearch used decriptive method done in September – Oktober 2017, mangrove plantation in Village of bedono. The desicion of Sampling location used purposive sampling method in 12 stations. Measured variable was the abundance of Macrozoobenthos, organic materials, and sediment texture. The result of research showed that sediment texture. Sediment texture on fractioned sand was about 6,15% - 82,11%; fractioned slit was about 3,59% - 53,47% and fractioned clay was about  5,63% - 83,83%. Macrozoobenthos that is found, was grouped into three classes; they are Gastropods (Cerithidea sp, Nasarius sp, Littorina sp, Terebralia sp), Bivalves (Anadara sp, Tellina sp, Perna sp, Solen sp), and Polychaeta (Capitella sp, Nereis sp). The highest individual abundance was gained at station 1 with 12.738 ind/m3, while The lowest individual abundance was gained at station 3 with  4.246 ind/m3. The content of organic material was about 13,47% - 17,75%. The relationships of sediment texture with macrozoobenthos abundancehas no strong tightness among sand, clay sand and muddy sand. The relationships organic materials with macrozoobenthos abundance was showing that strong tightness with koefisient value of correlation of 0,768. The relationships of organic materials with sediment texture has no tightness among sand, clay sand and muddy sand.
STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN KONSERVASI MANGROVE SECARA TERPADU DI DESA BEDONO, DEMAK Fatima, Shintia Nurul; Anggoro, Sutrisno; Sulardiono, Bambang
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 2 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.975 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i2.22544

Abstract

Strategi  yang  tepat  sangat  dibutuhkan  oleh  Kelompok  Mangrove  Bahari  dalam   mengembangkan  kawasan  konservasi  mangrove. Sifat  mangrove  yang  rentan  terhadap   lingkungan  menyebabkan   mangrove  mudah  rusak  dan setiap  tahunnya  semakin  berkurang  jika tidak  ada strategi  yang tepat  yang dilakukan. Potensi  yang dapat  dikembangkan  antara lain  sumberdaya  dan jasa yang dapat  meningkatkan  perekonomian  masyarakat  sekitar. Tujuan dari penelitian  ini adalah  mengetahui partisipasi dan presepsi;  mengetahui Kelompok Mangrove Bahari; dan  merumuskan  alternatif  strategi  pengembangan  konservasi mangrove. Metode penelitian  menggunakan   studi kasus dengan  analisis deskriptif. Pengambilan data  melalui  wawancara  dan  observasi.  Analisa SWOT digunakan  untuk mengkaji  faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam penetapan strategi kebijakan. Hasil  yang didapatkan partisipasi masyarakat masih rendah sedangkan presepsi masyarakat dan pengunjung sudah cukup mengetahui tentang kawasan konservasi mangrove; peran Kelompok Mangrove Bahari masih kurang; dan alternatif strategi  yang  terpilih adalah pengembangkan konservasi melalui penjagaan dan peningkatan kelestarian mangrove dengan melakukan koordinasi dengan masyarakat, lembaga, dan pemerintah; peningkatkan pemberdayaan masyarakat dan mengoptimalkan  fasilitas kawasan konservasi mangrove;  peningkatkan keterlibatan stakeholder mengembangkan konservasi dengan mengefektifkan penegakan peraturan perlindungan mangrove; dan peningkatkan peran  pemerintahi  pengelola untuk  meminimalkan abrasi  dan mengoptimalkan pengelolaan kebersihan  serta menambah fasilitas kawasan konservasi mangrove.  The correct  strategy is  needed by  Kelompok Mangrove Bahari  to develop the mangrove conservation area. The nature of mangrove that is vulnerable to the environment causes mangrove easily damaged and annually diminished if no proper strategy is done. The potential that can be developed includes  resources and services  they  can improve the economics matters of community. The purpose of this research is to find out know participation and perception; to know the Kelompok Mangrove Bahari; and to formulate  the alternative strategies in  the conservation of mangrove. The research method used by the writer case study with descriptive analysis. The  data are collected by  interviews and observation.  The SWOT analysis is used to assess internal and external factors that influence the determination of policy strategies. The results obtained community participation is still low while the perception of the community and visitors is enough to know about the mangrove conservation area; the role of the Kelompok Mangrove Bahari is still lacking  and the chosen strategy alternative is to is the development of conservation through guarding and improving the sustainability of mangroves by coordinating with community, institution and government;to  improve the community empowerment and  to  optimize the  mangrove conservation area facilities; increase the involvement of institutions, communities in developing conservation by streamlining the enforcement of mangrove protection regulation; and  increase the role of managing agencies to minimize abrasion and  to optimize hygiene management as well as adding mangrove conservation area facilities. 
DISTRIBUSI SPASIAL AMONIA, NITRIT DAN Escherichia coli DARI LIMBAH INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) TANGGUNG REJO, KOTA SEMARANG Dewa Restu Rianto; Haeruddin Haeruddin; Sigit Febrianto
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 2 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (927.425 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i2.22540

Abstract

Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Tanggung Rejo berada bersebelahan langsung dengan Muara Sungai Tambak Rejo, Kota Semarang. Adanya masukan air limbah IPLT Tanggung Rejo ke perairan berpotensi adanya kandungan amonia, nitrit dan jumlah bakteri Escherichia coli yang berlebih. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi dan peta sebaran dari amonia, nitrit, dan kelimpahan E. coli pada Muara Sungai Tambak Rejo Kota Semarang. Waktu penelitian dilakukan pada bulan November hingga Desember 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling pada 4 stasiun. Analisis sebaran spasial dengan menggunakan metode IDW. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa indikator pencemaran perairan amonia berkisar antara 0,3 – 7,31 mg/L, nitrit berkisar antara 0,004 – 0,144 mg/L, dan jumlah E. coli berkisar antara 1 – 270000 MPN, dimana nilai amonia, nitrit dan E. coli tersebut diatas nilai baku mutu.  The installation of the Fecal Sludge Processing (IPLT) Tanggung Rejo location is directly adjacent to Tambak Rejo estuary, city of Semarang. The supply wastewater from IPLT Tanggung Rejo to the estuary has the potensial the presence of ammonia, nitrite and Escherichia coli bacteria. The purpose of this research was to know the concentration and distribution of ammonia, nitrite, and E. coli abundance at estuary. The research was conducted November until December 2017. The methods used in this research were survey and technical sampling methods using purposive sampling in 4 stations. Spasial distribution analysis using IDW method. The results of the measurements indicate that the ammonia waters pollution indicator ranged between 0.3 – 7.31 mg/L, nitrite ranged from 0.004 – 0.144 mg/L, and the amount of E. coli was in the range 1 – 270000 MPN, where the value of ammonia, nitrite, and E. coli is above the standard value. 
ANALISIS LOGAM BERAT CU DAN PB PADA AIR DAN SEDIMEN DENGAN KERANG HIJAU (P. VIRIDIS) DI PERAIRAN MOROSARI KABUPATEN DEMAK Falah, Suudul; Purnomo, Pujiono Wahyu; Suryanto, Agung
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 2 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.587 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i2.22545

Abstract

Kawasan perairan Morosari mempunyai jarak yang dekat dengan Teluk Semarang yang dicirikan dengan adanya pelabuhan, kegiatan industri disekitar perairan, irigasi dari kegiatan perkotaan dan limbah kegiatan pertanian. Wilayah ini terindikasi pencemaran logam berat. Kadar logam berat pada perairan dan sedimen dapat dapat berpengaruh pada biota yang hidup di dalamnya terutama Perna viridis L. yang dibudidayakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dari perairan morosari dan status pada perairan, sedimen dan biota (P.viridis). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi yang didesain dalam bentuk survey. Data yang diamati adalah logam Cu dan Pb, suhu, salinitas, pH, arus, kedalaman, kecerahan yang diambil dari 3 titik yang berbeda dan dilakukan sebanyak 2 kali pengulangan di masing-masing titik. Hasil analisis menunjukkan kandungan logam berat pada perairan adalah berkisar antara dari 0,016 - 0,063 mg/l untuk Cu dan 0,224 - 0,351 mg/l untuk Pb, kedua logam tersebut telah melebihi ambang batas aman atau sudah tercemar. Logam berat pada P.viridis untuk Cu berkisar antara 3,761 ­- 30,167 mg/kg sedangkan logam Pb memiliki kisaran nilai 2,790 - 26,667 mg/kg, hasil pengukuran tersebut menunjukan bahwa kandungan logam berat pada kerang hijau bervariasi mulai dari dibawah baku mutu hingga melebihi ambang batas baku mutu.    The Morosari waters area has close range to Semarang Bay which is characterized by the harbor, industrial activities around the water, irrigation of urban activities and agricultural waste. This region is indicated by heavy metal contamination. Heavy metal concentrations in waters and sediments can have an effect on the living biota, especially the cultured Perna viridis L. This study means to determine the water quality, sediment and green sheal of morosari. The method used in this research is description method designed by survey. The observed data are Cu and Pb metals, temperature, salinity, pH, current, depth, brightness taken from 3 different points and performed 2 repetitions at each. The results showed that the heavy metal content in the waters was in the range of 0.016-0.063 mg/l for Cu and 0.224 0.351 mg/l for Pb, both metals had exceeded the safe or contaminated threshold. Heavy metals in P.viridis for Cu ranged from 3.761 30.167 mg / kg whereas metal Pb has a range of values 2,790 26,667 mg/kg, the measurement results show that the heavy metal content in green shells varies from below to exceed the quality standard threshold. 
PERBEDAAN JUMLAH BAKTERI DALAM SEDIMEN PADA KAWASAN BERMANGROVE DAN TIDAK BERMANGROVE DI PERAIRAN DESA BEDONO, DEMAK Tyas, Diani Estining; WIdyorini, Niniek; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 7, No 2 (2018): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.687 KB) | DOI: 10.14710/marj.v7i2.22541

Abstract

Mangrove adalah salah satu ekosistem pesisir yang unik dan rawan serta termasuk tempat terjadinya proses dekomposisi. Bakteri sebagai dekomposer memiliki peran yang besar terhadap proses dekomposisi bahan – bahan organik sedimen. Oleh sebab itu total bakteri pada sedimen dapat dijadikan indikator kualitas lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui total bakteri dalam sedimen pada kawasan bermangrove dan tidak bermangrove dan untuk mengetahui perbedaan total bakteri sedimen pada kedua kawasan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada 8 – 22 November 2017 untuk pengambilan sampel sedimen di Perairan Desa Bedono, Demak dan analisis total bakteri sedimen dilaksanakan di Laboratorium Tropical Marine Biotechnology, Universitas Diponegoro selama November hingga Desember 2017. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei, isolasi bakteri dilakukan dengan metode pour plate dan metode yang digunakan dalam perhitungan total bakteri adalah Total Plate Count (TPC). Jumlah bakteri yang didapat pada kawasan bermangrove sebesar 0,26 x 104 hingga  0,80 x 104 CFU/gr. Pada area tidak bermagrove total bakteri yang didapat sebesar 0,84 x 104 hingga 1,35 x 104 CFU/gr. Kesimpulan penelitian ini adalah dengan uji Mann – Whitney diketahui adanya perbedaan jumlah bakteri sedimen pada kawasan bermangrove dan tidak bermangrove. Mangrove is one of the unique prone coastal ecosystems and it belongs to the place of the decomposition process. Bacteria as decomposers have a major role in the decomposition process of sedimentary organic materials. Therefore, the total bacteria in sediment can be used as an indicator of environmental quality. The purposes of this research are to know the total sedimentary bacteria  in mangrove and non-mangrove area and to know the differences of total sedimentary bacteria in both areas. The research was conducted from 8 to 22 November 2017 for the sampling of sediments in the waters of Bedono Village, Demak and total analysis of sediment bacteria was conducted in the Tropical Marine Biotechnology Laboratory, Diponegoro University during November to December 2017. The method used in this research was survey method, bacterial isolation was done by pour plate method and the method used in total calculation of bacteria was Total Plate Count (TPC). The total bacteria which gained in the mangrove area are 0.26 x 104 to 0.80 x 104 CFU / gr. While in the non-mangrove area the total bacteria which gained are 0.84 x 104 to 1.35 x 104 CFU / g. The conclusion of this research, by Mann - Whitney test, is known there are the differences of total sedimentary bacteria in the mangrove area and non-mangrove area.

Page 1 of 1 | Total Record : 8