cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Management of Aquatic Resources Journal (Maquares)
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 27216233     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Management of Aquatic Resources diterbitkan oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Jurnal Management of Aquatic Resources menerima artikel-artikel mengenai bidang perikanan, manajemen sumberdaya perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 4 (2019): MAQUARES" : 14 Documents clear
ASPEK BIOLOGI UDANG Metapenaeus tenuipes DI PERAIRAN PEMALANG, JAWA TENGAH Biological Aspect Assessment of Metapenaeus tenuipes Shrimp on Pemalang, Central Java Yulianti, Aida Tri; Solichin, Anhar; Saputra, Suradi Wijaya
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 4 (2019): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.244 KB)

Abstract

Kabupaten Pemalang merupakan wilayah yang memiliki potensi perikanan, salah satunya udang Metapenaeus tenuipes. Meningkatnya penangkapan dengan jaring Arad akan mengancam kelestariannya. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui aspek biologi udang M. tenuipes dan status sumberdayanya seperti struktur ukuran, sifat pertumbuhan, dan aspek reproduksi. Metode yang digunakan yaitu metode survei. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah systematic random sampling. Pengambilan sampel dilakukan empat kali dari bulan Mei-Agustus 2016. Tempat pengambilan sampel di TPI Tanjungsari dan TPI Asemdoyong. Hasil penelitian menunjukkan nilai L50% M. tenuipes jantan 71 mm dan betina 81 mm, ½ L∞ jantan yaitu 60 mm dan betina 75 mm. L50% > 1/2 L∞ berarti ukuran udang yang tertangkap sudah cukup besar sehingga layak tangkap. Sifat pertumbuhan udang jantan dan betina yaitu alometrik negatif (pertumbuhan panjang lebih cepat dibandingkan berat). Nilai faktor kondisi M.tenuipes menunjukan udang betina lebih montok. Tingkat Kematangan Gonad udang M. tenuipes jantan dan betina tebanyak terdapat pada tingkatan I. Perbandingan nisbah kelamin M. tenuipes di Pemalang 1 : 1,33 dengan nisbah tersebut proses reproduksi akan berjalan baik Pemalang is area that has potential one of fishery Metapenaeus tenuipes. Increased netting Arad would threaten its sustainability. The purpose of the research to know biological aspects of M. tenuipes and resourch status, size of structure, growth, and reproduction aspects. The method used is a survey method. The sampling method used was systematic random sampling. Sampling was carried out four times from May-August 2016. The sampling sites were at TPs Tanjungsari and TPI Asemdoyong. The results showed that the L50% value of M. tenuipes was 71 mm in males and 81 mm in females, ½ L in males in 60 mm and 75 mm in females. L50%> 1/2 L∞ means that the size of the shrimp caught is large enough to be suitable for capture. The growth characteristic of male and female shrimp is negative allometrics (long growth is faster than weight). The factor value of M.tenuipes shows that female shrimp are more plump. Maturity Levels of male and female M. tenuipes shrimp found in level I. Comparison of M. tenuipes genital ratio in Pemalang 1: 1,33 with that ratio will reproduce well. 
ANALISIS FOOD HABIT TERIPANG HITAM (Holothuria atra) DI PERAIRAN PANTAI ALANG-ALANG TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA Analysis Food Habit of Black Sea Cucumber (Holothuria atra) in The Coastal Waters of Alang-Alang Karimunjawa National Park Anjani, Putri Dewi; Sulardiono, Bambang; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 4 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (914.764 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i4.26484

Abstract

Teripang merupakan salah satu sumberdaya pesisir yang melimpah di perairan Indonesia. Teripang merupakan komponen penting di perairan pada berbagai tingkat struktur pakan (trophic level) dalam rantai makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui food habit teripang hitam (Holothuria atra) dan bahan organik sedimen pada ekosistem lamun di Perairan Pantai Alang-Alang Taman Nasional Karimunjawa. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Pengambilan data menggunakan metode systematic random sampling. Penelitian ini dilakukan pada tiga titik pengamatan pada ekosistem lamun. Hasil pengamatan kelimpahan teripang sebanyak 25 ekor teripang hitam (Holothuria atra) ditemukan dengan nilai kelimpahan relatif (KR) di titik sampling 1 sebesar 32%, titik sampling 2 sebesar 48% dan di titik sampling 3 sebesar 20%. Nilai IP (Index of Preponderance) tertinggi sebesar 40,08% pada jenis makanan Rhizosolenia spp dan nilai IP terendah sebesar 0,21% pada jenis makanan Iasis spp dan Triceratium spp. Kandungan bahan organik sedimen di titik sampling 1 sebesar 5,426%, titik sampling 2 sebesar 19,917% dan di titik sampling 3 sebesar 14,584%. Hubungan kelimpahan teripang hitam (Holothuria atra) dengan bahan organik sedimen menunjukkan hubungan yang positif dengan persamaan regresi y = 0,2104x + 5,5327. Nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,439 dengan kategori cukup atau sedang dan nilai koefisien determinasi (R2) 0,1929 dengan kategori buruk. ABSTRACT  Sea cucumber is one of the abundant coastal resources in Indonesian waters. Sea cucumber is an important component in the water at various trophic levels in the food chain. The purpose of this research is to find out the black sea cucumber (Holothuria atra) food habit and sedimentary organic material in seagrass ecosystem in the coastal waters of Alang-Alang Karimunjawa National Park. The method used in the research is descriptive method. The sampling method used is systematic random sampling technique. This research is conduct at three observation locations in seagrass ecosystem. The result of observations of the abundance of sea cucumber were found 25 sea cucumbers with a relative abundace value at the first observation location of 32%, second observation location of 48% and third observation location of 20 The highest IP value (Index of Preponderance) at 40,08% is Rhizosolenia spp and the lowest IP value at 0,21% is Iasis spp and Triceratium spp.Sedimentary organic material content at the first observation location of 5,426%, second observation location of 19,917% and third observation location of 14,584%. The relation between abundance of black sea cucumber (Holothuria atra) with sedimentary organic material shows positive relation which is regression equation y = 0,2104x + 5,5327. The correlation of coefficient value is 0,439 in moderate category and determination of coefficient value (R²) is 0,1929 in bad category.
PROFIL BAKTERI TOTAL BERDASARKAN KEDALAMAN WADUK JATIBARANG SEMARANG Profile of Total Bacteria Base On Depth in the Jatibarang Reservoir, Semarang Widya, Devita Aristya Sri; Suprapto, Djoko; Ain, Churun
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 4 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (873.988 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i4.26551

Abstract

Perairan waduk memiliki karakteristik secara vertikal yang dipengaruhi oleh masuknya sinar matahari ke perairan.  Karateristik ini memberikan pengaruh terhadap kualitas air. Salah satu yang mendapatkan pengaruh adalah keberadaan bakteri di perairan. Bakteri adalah mikroorganisme air yang berperan dalam proses dekomposisi di perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui total dan profil bakteri di Waduk Jatibarang berdasarkan kedalaman. Penelitian dilakukan pada 27 Maret 2019. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yang dilakukan di tujuh stasiun dengan tiga titik kedalaman (permukaan, tengah dan dasar). Perhitungan bakteri total dilakukan berdasarkan SNI Nomor 2332.3.2015 tentang Uji Mikrobiologi-bagian 3: Penentuan Angka Lempeng Total (ALT). Pengelolaan data menggunakan aplikasi SPSS 20 dan analisis sebaran menggunakan Ocean Data View 4. Berdasarkan perhitungan bakteri total di Waduk Jatibarang, total bakteri di permukaan waduk berkisar antara 1,9 × 103 – 1,5 × 105 CFU/ml, pada tengah yaitu 1,3 × 102  – 1,5 × 104 CFU/ml dan pada dasar 1,5 × 103  – 2,7 × 104 CFU/ml. Analisa sebaran bakteri total di Waduk Jatibarang menunjukkan bahwa terdapat kecondongan perbedaan stratifikasi secara vertikal.Reservoir have vertical characteristic be affected by entering sunlight in to waters. This characteristic effected to water quality, such as total bacteria. Bacteria is water microorganism that being a decomposer in the decomposition process. The purpose of this research is to know the consentration and profile of total bacteria base on depth in the Jatibarang Reservoir. The research was conducted on March 27th 2019. The research methods use descriptive methods with case study, and technical sampling methods using purposive sampling in seven stations with three points of depth water (surface, middle, and bottom). Accounting of total bacteria is base on the Standard National of Indonesia Number 2332.3.2015 about Microbiology Analisis-Chapter 3: Plate Number Determintion. Data processing use software SPSS 20 and distribution analysis with Ocean Data View 4. Base on the results, total bacteria in the surface level is 1,9 × 103 – 1,5 × 105 CFU/ml, in the middle is 1,3 × 102  – 1,5 × 104 CFU/ml. Total bcteria in the bottom level is  1,5 × 103  – 2,7 × 104 CFU/ml. Distribution analisis total bacteria in the Jatibarang reservoir show that there is different stratification of total bacteria in tendency vertically.  
ASPEK BIOLOGI UDANG Metapenaeus conjunctus DI PERAIRAN PEMALANG, JAWA TENGAH Biological Aspects of Metapenaeus conjunctus Shrimp in the Pemalang Water, Central Java Siraj, Ahmad Zhafran; Saputra, Suradi Wijaya; Rudiyanti, Siti
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 4 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (910.168 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i4.26556

Abstract

Penangkapan udang Metapenaeus conjunctus secara intensif serta tidak berpedoman kepada pendekatan pembangunan berkelanjutan dapat menyebabkan sumber daya M. conjunctus terkuras dan juga tingkat eksploitasinya menjadi tidak efisien. Tujuan dari penelitian ini yaitu pengkajian kepada aspek-aspek biologi udang M. conjunctus seperti: komposisi hasil tangkapan, struktur ukuran, nisbah kelamin, ukuran pertama kali udang tertangkap (L50%), sifat pertumbuhan, faktor kondisi, dan Tingkat Kematangan Gonad. Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan April sampai Juni 2017. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survey. Sampel udang M. conjunctus diambil 1 kali setiap bulan dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Asemdoyong dan Tanjungsari di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Setiap bulan dilakukan satu kali pengambilan sampel. Sampel udang diambil dari total hasil tangkapan salah satu perahu pada setiap TPI. Jumlah sampel udang M. conjunctus yang diteliti yaitu 898 ekor.  Hasil penelitian menunjukkan modus panjang karapas udang bulan April 114-129 mm, bulan Mei 82-97 mm, bulan Juni 66-81 mm. Udang M. conjunctus jantan memiliki sifat pertumbuhan isometrik, dan pada udang betina allometrik positif. Nilai faktor kondisi udang jantan adalah 1, sedangkan udang betina 1,15 yang berarti udang betina lebih montok. Ukuran pertama kali tertangkap (L50%) udang jantan 95 dan 92 mm pada udang betina. Tingkat Kematangan Gonad udang pada bulan April didominasi TKG II 47% udang jantan dan 50% udang betina, bulan Mei didominasi TKG I 76%, bulan Juni didominasi TKG I sebesar 75%. Perbandingan nisbah kelamin udang M. conjunctus jantan dan betina yaitu 1:1,99. Konsep pengelolaan udang M. conjunctus di perairan Kabupaten Pemalang penggunaan alat tangkap selektif dengan mesh size yang sesuai, dan operasi penangkapan dilakukan jauh dari bibir pantai. Hal tersebut sesuai dengan prinsip pengelolaan perikanan berkelanjutan. The intensive catching of Metapenaeus conjunctus shrimp and not guided by the sustainable development approach can cause M. conjunctus resources to be drained and also the level of exploitation becomes inefficient. The purpose of this study is to study the biological aspects of M. conjunctus shrimp such as catch composition, size structure, sex ratio, size of the first time the shrimp was caught (L50%), growth characteristics, condition factors, and Gonad Maturity Level. The research was conducted from April to June 2017. The research method used was the survey method. M. conjunctus shrimp samples were taken once a month from Asemdoyong and Tanjungsari Fish Auction Sites in Pemalang District, Central Java. Every month sampling is done. Shrimp samples were taken from the total catch of one boat at each TPI. The number of samples of M. conjunctus shrimp studied was 898. The results showed the long mode of shrimp carapace in April 114-129 mm, in May 82-97 mm, in June 66-81 mm. Male M. conjunctus shrimp have isometric growth properties, and in allometric positive shrimp. The value of the condition factor of male shrimp is 1, while female shrimp is 1.15, which means female shrimp is plumper. The first size caught (L50%) was 95 and 92 mm male shrimp in female shrimp. Maturity Level of shrimp in April was dominated by TKG II 47% male shrimp and 50% female shrimp, in May dominated TKG I 76%, in June dominated TKG I by 75%. A comparison of male and female M. conjunctus shrimp sex ratio is 1: 1,99. The concept of management of M. conjunctus shrimp in Pemalang Regency waters uses selective fishing gear with an appropriate mesh size, and fishing operations are carried out far from the shoreline. This is by following the principles of sustainable fisheries management.
HUBUNGAN KANDUNGAN NITRAT DAN FOSFAT PADA AIR DAN SEDIMEN TERHADAP KERAPATAN LAMUN DI PANTAI PRAWEAN BANDENGAN, JEPARA Relationship The Content of Nitrates and Phosphates in Water and Sediment to The Density Seagrass at Prawean Bandengan Beach, Jepara Setiani, Heny; Solichin, Anhar; Afiati, Norma
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 4 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.366 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i4.26485

Abstract

Zat hara nitrat dan fosfat merupakan unsur kimia yang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan lamun. Penyerapan nutrien pada kolom air dilakukan oleh daun sedangkan penyerapan nutrien dari sedimen dilakukan oleh akar. Ketersediaan nitrat dan fosfat pada air dan sedimen dipengaruhi oleh ketersediaan bahan organik yang berasal dari aktivitas manusia maupun dari perairan itu sendiri. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2019. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan kerapatan lamun, kandungan nitrat dan fosfat pada air dan sedimen serta hubungannya terhadap kerapatan lamun. Metode yang digunakan yaitu metode survei dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan IBM SPSS Statistics 23. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 5 jenis lamun di Pantai Prawean dengan kerapatan berkisar antara 277 – 421 tegakan/m2 yang masuk dalam kategori sedang hingga rapat. DO berkisar 3,4-5,8 mg/l dan rata-rata bahan organik berkisar 6,34-6,64 mg/l. Rata-rata kandungan nitrat dan fosfat sedimen lebih tinggi dibanding pada air yakni masing-masing berkisar 0,43-0,88 mg/l dan 0,12-0,27 mg/l. Kandungan nitrat dan fosfat pada sedimen memiliki korelasi kuat terhadap kerapatan lamun dengan angka korelasi masing-masing sebesar 0,875 dan 0,718. Hubungan antara nitrat dan fosfat sedimen dengan kerapatan lamun mempunyai angka determinansi regresi (R2) sebesar 0,767 yang berarti kedua nutrien mempunyai pengaruh sebesar 76,7 % terhadap kerapatan lamun. ABSTRACT Nitrate and phosphate are very important chemical elements to support the growth and development of seagrass. Nutrient absorption in the water column is carried out by leaves while absorption of nutrients from sediments is carried out by the roots. The availability of nitrate and phosphate in the water and sediments is influenced by the availability of organic materials derived from human activities as well as from the waters themselves. The research was conducted in May 2019. The purpose of this study was to determine the type and density of seagrass, the content of nitrate and phosphate in water and sediments and their relationship to seagrass density. Survey method with purposive sampling technique were used. Data analysis using IBM SPSS Statistics 23. The results of this study are that there are 5 types of seagrasses on Prawean Beach with densities ranging from 277 - 421 ind/m2 in the medium to tight category. DO ranges from 3.4-5.8 mg/l and the average organic matter ranges from 6.34 to 6.64 mg/l. The average sediment content of nitrate and phosphate is higher than in water, each of which ranges from 0.43-0.88 mg/l and 0.12-0.27 mg/l. The content of nitrate and phosphate in sediments has a strong correlation with seagrass density with correlation factor of 0.875 and 0.718 respectively.  The relationship between nitrate and phosphate sediment with seagrass density has a regression determinant (R2) of 0.767 which means that both nutrients have an effect of 76.7% on seagrass density. 
HUBUNGAN PANJANG BERAT DAN FAKTOR KONDISI TERIPANG HITAM (Holothuria atra) DI KAWASAN TAMAN NASIONAL LAUT KARIMUNJAWA Length-Weight Relationship and Condition Factor of Black Sea Cucumber (Holothuria atra) in Karimunjawa National Marine Park Area Panuluh, Citraningrum Mawa; Sulardiono, Bambang; Latifah, Nurul
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 4 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.527 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i4.26552

Abstract

Teripang Hitam (H. atra) merupakan jenis biota laut yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis di perairan Taman Nasional Laut Karimunjawa. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan panjang berat, faktor kondisi dan analisis perbedaan antara Holothuria atra(teripang hitam) yang hidup di zona perairan budidaya dan wisata dengan yang hidup di zona rehabilitasi. Pengambilan sampel teripang dilakukan pada siang hari di 3 stasiun zona budidaya dan wisata yaitu Menjangan Kecil, Menjangan Besar dan perairan sekitar Wisma Apung serta 1 stasiun zona rehabilitasi yaitu di Perairan Alang-alang. Pengamatan sampel teripang dilakukan secara sensus. Total sampel yang diperoleh di Alang-alang sebanyak 30 individu dengan kisaran panjang 13-43 cm, berat 49-514 g, Sampel di Menjangan kecil sebanyak 17 individu dengan kisaran panjang 9-26 cm, berat 20-260 g, sampel Menjangan Besar sebanyak 5 individu kisaran panjang 16-23 cm berat 66-193 g dan sampel di perairan sekitar Wisma Apung sebanyak 17 sampel kisaran panjang 14-28 cm berat 23-260 g. Pertumbuhan teripang di masing-masing perairan menunjukkan pola pertumbuhan allometrik negatif yang artinya penambahan panjang lebih cepat daripada penambahan bobot. Nilai faktor kondisi Fulton teripang hitam di Alang-alang 1,34, Menjangan Kecil 1,91, Menjangan Besar 1,89, serta perairan sekitar Wisma Apung 1,37, menunjukkan teripang hitam di perairan yang banyak pengunjung lebih gemuk daripada teripang hitam di Alang-alang yang sepi pengunjung, serta faktor kondisi berat relatif alang-alang 104,27, Menjangan Kecil 104,25, Menjangan Besar 105,59 dan Wisma Apung 108,22 masing-masing perairan semua diatas 100 menunjukkan perairan tersebut menyediakan surplus makanan yang cukup.  Black Sea Cucumber (H. atra) is a type of marine biota that has ecological and economic value in the waters of the Karimunjawa Marine National Park. The purpose of this study was to analyze the relationship length-weight, condition factor and analysis of differences between Holothuria atra (black sea cucumbers) that live in cultivation and tourism zones and those that live in rehabilitation zones. Sea cucumber sampling is conducted at noon in 3 stations of the cultivation and tourism zones, namely Menjangan Kecil, Menjangan Besar and the waters around Wisma Apung and 1 rehabilitation zone station in Alang-alang. Observation of sea cucumber samples is done by census. Total samples obtained in Alang-alang were 30 individuals with a range of length 13-43 cm, weight 49-514 g, sampel in Menjangan Kecil were 17 individuals with a range of length 9-26 cm, weight 20-260 g, sampel in Menjangan Besar were 5 individuals with a range of length 16-23 cm, weight 66-193 g, and last sampel in waters around Wisma Apung were 17 individuals with a range of length 14-28 cm weight 23-260 g. The growth of sea cucumbers in each waters shows a negative allometric growth pattern which means that the addition of the length is faster than the addition of the weight. Fulton’s condition factor values of black sea cucumber in Alang-alang 1.34, Menjangan Kecil 1.91, Menjangan Besar 1.89, and waters around Wisma Apung 1.37, shows that black sea cucumbers in the waters that many visitors are fatter than black sea cucumbers in the Alang-alang which deserted visitors, and the relative weight condition factors of Alang-alang 104.27, Menjangan Kecil 104.25, Menjangan Besar 105.59 and Wisma Apung 108.22 each of the waters above 100 indicates that these waters provide sufficient food surplus.
HUBUNGAN NITRAT DAN FOSFAT DENGAN KLOROFIL-A DI WADUK JATIBARANG Relations Nitrate and Phosphate with Chlorophyll in Jatibarang Reservoir Fajrin, Alifia Nirwana; Ain, Churun; Purnomo, Pujiono Wahyu
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 4 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.973 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i4.26557

Abstract

Salah satu hal penting perairan untuk peruntukan aspek perikanan yaitu dengan melakukan pengukuran klorofil-a. Klorofil-a yang dipengaruhi oleh unsur hara (N,P) menjadi elemen penting berlangsungnya proses fotosintesis. Tujuan penelitian yakni mengetahui hubungan nitrat dan fosfat terhadap klorofil-a. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Analisis Deskriptif dan Kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan metode Purpossive sampling. Pengambilan air sampel diambil pada area inlet, center, dan outlet Waduk Jatibarang. Analisis data menggunakan uji regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan Software SPSS 16. Pengambilan sampel dilakukan di tujuh stasiun dan tiga titik kedalaman berbeda dilaksanakan sebanyak 2 kali, pagi dan siang selama satu hari. Dari hasil penelitian didapatkan r sebesar 0,297 yang artinya tingkat keterikatan hubungan nitrat dan fosfat terhadap klorofil-a termasuk kategori sangat rendah. Nitrat dan fosfat memiliki pengaruh sebesar 0,8 % terhadap klorofil-a, sedangkan sisanya tidak berpengaruh. One of the important things in the waters ecosystem is measuring the chlorophyll-a. Chlorophyll-a which transferred nutrients (N,P) becomes an important element in the process of photosynthesis. The research objective is to find out the relations of nitrate and phosphate on chlorophyll-a. The research method used in the study is descriptive and quantitative analysis method. Sampling used the Purpossive sampling method. Sampling was taken in the inlet, center and outlet area of the Jatibarang Reservoir. Was analysis used multiple linear regression tests were carried out with the help of SPSS 16. The sampling was carried out at seven stations and three different depth points were carried out in 2 times, namely in the morning and in the afternoon for one day. Study results, found that r of 0,0297 which means the level of relations nitrate and phosphate to chlorophyll-a is very low. Nitrate and phosphate affect of 0.8% on the presence of chlorophyll-a, while the rest not affect.
HUBUNGAN ZAT HARA (HNO3-DAN PO4-) SEDIMEN TERHADAP KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI SUNGAI BANJIR KANAL BARAT, SEMARANG Relationship between Sediment Fertility and Macrozoobenthos Abundance and Diversity in the Banjir Kanal Barat River, Semarang Ariawan, Febio; Haeruddin, Haeruddin; Rahman, Arif
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 4 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (917.625 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i4.26548

Abstract

Sungai Banjir Kanal Barat membutuhkan perhatian serius dari berbagai elemen masyarakat, dikarenakan sungai ini banyak digunakan oleh masyarakat. Kandungan nutrien yang ada di sedimen berpengaruh terhadap keanekaragaman dan kelimpahan makrozoobentos jika semakin berlimpah dan beranekaragam maka sungai itu memiliki kesuburan yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tekstur, konsentrasi nitrat dan fosfat pada sedimen, kelimpahan dan keanekaragaman makrozoobentos serta hubungan antara kesuburan pada sedimen dengan kelimpahan dan keanekaragaman makrozoobentos di Sungai Banjir Kanal Barat, Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2019 menggunakan teknik purposive sampling dengan total 5 stasiun. Sampel yang diambil berupa sedimen dan makrozoobentos. Metode penentuan sedimen menggunakan metode pemipetan, nitrat fosfat menggunakan spektrofotometri, untuk mengetahui hubungan antara kesuburan dengan kelimpahan dan keanekaragaman menggunakan metode PCA. Hasil penelitian yang telah dilakukan menerangkan bahwa fraksi sand berkisar 10,84-92,04%; fraksi silt berkisar antara 0-70%; fraksi clay berkisar antara 2,80-25,48%. Genus makrozoobentos yang ditemukan dikelompokan menjadi 2 kelas yaitu: Gastropoda (Afropomus sp., Melanoides sp., Terebia sp., Terebra sp., Urosalpinx sp.) dan Bivalvia (Anadara sp., Corbicula sp., Leiosolenussp.). Keanekaragaman jenis makrozoobentos berkisar antara 0,45-1,96 dan termasuk dalam kategori rendah. Kelimpahan individu berkisar antara 15200-42800 ind/m³ dan kelimpahan tertinggi terdapat pada stasiun IV dan stasiun II merupakan kelimpahan terendah. Konsentrasi nitrat dan fosfat sedimen berkisar antara 0,04-0,60 mg/l untuk nitrat lalu konsentrasi fosfat berkisar antara 0,03-1,33 mg/l. Analisis PCA menyatakan konsentrasi nitrat pada sedimen berpengaruh terhadap makrozoobentos. konsentrasi nitrat di sedimen cukup berpengaruh dengan keanekaragaman jenis dan kelimpahan makrozoobentos yang ada diperairan, dan memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,99 dan 0,87. The Banjir Kanal Barat River needs serious attention from various elements of the community, because the river is widely used by the community. Nutrient content in sediments affects the diversity and abundance of macrozoobenthos. The concentration of nitrate and phosphate in the sediment are used phytopentos, phytopentos is benthic food. macrozoobenthos is a bioindicator of water, if it is more abundant and diverse, the river has high fertility. The purpose of this study was to determine the texture, nitrate and phosphate concentrations in sediments, abundance and diversity of macrozoobenthos and the relationship between fertility in sediments with abundance and diversity of macrozoobenthos in the West Flood River Canal, Semarang. This research was conducted in April-May 2019 using a purposive sampling technique with a total of 5 stations. Samples taken in the form of sediments and macrozoobenthos. The results of the research that have been done explained that the sand fraction ranged from 10.84 to 92.04%; silt fraction ranges from 0-70%; clay fraction ranged from 2.80-25.48%. The macrozoobenthos genus found was classified into 2 classes, namely: Gastropods (Afropomus sp., Melanoides sp., Terebia sp., Terebra sp., Urosalpinx sp.) And Bivalvia (Anadara sp., Corbicula sp., Leiosolenus sp.). Diversity of macrozoobenthos types ranged from 0.45 to 1.96 and included in the low category. Individual abundances ranged from 15200 to 42800 ind / m³ and the highest abundances were at station IV and station II was the lowest abundance. Nitrate and phosphate sediment concentrations ranged from 0,04 to 0,60 mg / l for nitrates and then phosphate concentrations ranged from 0,03 to 1,33 mg / l. PCA analysis resulted that the concentration of nitrate in the sediment affected macrozoobenthos. Nitrate concentration in sediments is quite influential with the diversity of species and abundance of macrozoobenthos in the water, and has a correlation coefficient of 0,99 and 0,87. 
KELIMPAHAN TERIPANG (HOLOTHUROIDEA) BERDASARKAN KERAPATAN LAMUN DI PANTAI PRAWEAN DESA BANDENGAN, JEPARA Sea Cucumber(Holothuroidea) Abundance Based on Seagrass Density in Prawean Beach Bandengan Village, Jepara Laksana, Mahalani Jati; Sulardiono, Bambang; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 4 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.95 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i4.26553

Abstract

Teripang (Holothuroidea) hidup sebagai hewan bentik pada ekosistem terumbu karang dan asosiasinya, di antaranya adalah ekosistem padang lamun. Padang lamun menyediakan nutrient bagi pertumbuhan mikro yang berfungsi sebagai makanannya, sehingga ekosistem padang lamun menyediakan habitat yang baik bagi teripang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2019 di Pantai Prawean Desa Bandengan, Jepara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan teripang dengan tingkat kerapatan lamun yang berbeda, mengetahui jenis sedimen beserta bahan organik yang terkandung pada sedimen, dan mengetahui hubungan kelimpahan teripang dengan kerapatan lamun. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel teripang dan perhitungan kerapatan lamun yaitu purposive sampling dengan teknik garis dan transek. Pengambilan sedimen menggunakan sediment core. Hasil dari penelitian menunjukan pada Stasiun 1 (kerapatan padat) yaitu 33 individu meliputi 25 individu H. atra dan 8 individu H. scabra. Stasiun 2 (kerapatan sedang) yaitu 13 individu meliputi 10 individu H. atra dan 3 individu H. scabra. Stasiun 3 (kerapatan jarang) yaitu 5 individu meliputi 4 individu H. atra dan 1 individu H. scabra. Kandungan bahan organik pada lokasi penelitian berkisar 7,25-13,15% dengan fraksi sedimen berupa pasir halus. Hasil analisis regresi linear sederhana dari hubungan kelimpahan teripang dengan kerapatan lamun didapatkan persamaan y = 0,0091x – 2,2275. Nilai korelasi (r) yang didapatkan yaitu 0,80 menunjukan hubungan yang kuat dan nilai determinasi (R2) yaitu 0,641 yang berarti bahwa 64,1% kelimpahan teripang dipengaruhi oleh kerapatan lamun. Sea cucumbers (Holothuroidea) live as benthic animals in coral reef ecosystems and their associations, among them are seagrass ecosystems. Seagrass beds provide nutrients for micro-growth that function as food, so seagrass ecosystems provide good habitat for sea cucumbers. This research was conducted in May 2019 at Prawean Beach Bandengan Village, Jepara. The purpose of this study was to determine the abundance of sea cucumbers with different seagrass density levels, determine the type of sediment and organic material contained in the sediment, and determine the relationship of sea cucumber abundance with seagrass density. The method used in cucumber sea taking and seagrass density calculation is purposive sampling with line and transect techniques. Intake of sediment using sediment core. The results of the study showed at Station 1 (solid density) that is 33 individuals including 25 individuals of H. atra and 8 individuals of H. scabra. Station 2 (medium density) is 13 individuals including 10 individuals of H. atra and 3 individuals of H. scabra. Station 3 (rare density) is 5 individuals including 4 H. atra individuals and 1 H. scabra individual. The content of organic matter in the study area ranged from 7.25 to 13.15% with a sedimentary fraction in the form of fine sand. The results of simple linear regression analysis of the relationship of sea cucumber abundance with seagrass density obtained the equation y = 0.0091x - 2.2275. Correlation value (r) obtained is 0.80 showing  a strong relationship and the value of determination (R2) is 0.641 which mean that 64,1% sea cucumber abundance is influenced by seagrass density.  
ANALISIS KELIMPAHAN BAKTERI DI PERAIRAN BERMANGROVE DAN TIDAK BERMANGROVE DI PERAIRAN PANTAI UJUNG PIRING, JEPARA Mahrus, Ilham Hauzan; Widyorini, Niniek; Taufani, Wiwiet Teguh
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 8, No 4 (2019): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.644 KB) | DOI: 10.14710/marj.v8i4.26482

Abstract

ABSTRAKEkosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem penting yang terdapat disepanjang garis pantai perairan tropis. Ekosistem mangrove memiliki peranan ekologi yang sangat penting, salah satunya yaitu tempat berlangsungnya proses dekomposisi. Bakteri sebagai dekomposer memiliki peran penting, sehingga kelimpahan bakteri pada perairan dapat dijadikan indikator kualitas lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan bakteri, hubungannya dengan bahan organik dan mengetahui perbedaan total bakteri pada kawasan bermangrove dan tidak bermangrove. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2019 di perairan Pantai Ujung Piring, Jepara dan analisis total bakteri dilaksanakan di Laboratorium Manajemen Kesehatan Hewan Akuatik (MKHA), Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Penanaman bakteri dilakukan menggunakan metode spread plate. Perhitungan total bakteri menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Analisis data menggunakan T-test dan Principal Component Analysis (PCA). Mangrove pada lokasi penelitian mayoritas jenis Rhizophora apiculata kemudian kelimpahan bakteri yang didapat pada kawasan bermangrove yaitu 2,5 x 103 CFU/ml sampai dengan 8,0 x 103 CFU/ml. Sedangkan tidak bermangrove 1,4 x 103 CFU/ml sampai dengan 4,6 x 103 CFU/ml. Kesimpulan dari penelitian ini adalah nilai total bakteri termasuk kategori rendah, kemudian terdapat hubungan yang kuat antara total bakteri dengan bahan organik dan terdapat perbedaan nilai kelimpahan bakteri pada kawasan bermangrove dan tidak bermangrove. ABSTRACTMangrove ecosystem is one of the important ecosystems along the tropical coastline. Mangrove ecosystems have a very important ecological role which is the place where decomposition takes place. Bacteria as decomposer have an important role , therefore total bacteria in the waters can be used as indicator of environmental quality. The purpose of this study was to determine the total bacteria, its relationship with organic matter and to know the difference in total bacteria in mangrove and non-mangrove areas. This research was conducted in April 2019 at Ujung Piring Beach, Jepara and a total bacterial analysis was carried out at the Laboratory of Aquatic Animal Health Management (MKHA), Brackishwater Aquaculture Center, Jepara. Sampling used purposive sampling method, bacterial planting used Spread Plate Method, total bacterial calculation used the Total Plate Count (TPC) method, data analysis used T-test and Principal Component Analysis (PCA). the majority of mangrove species are Rhizophora apiculata then total bacteria obtained in the mangrove area were 2.5 x 103 CFU/ml to 8.0 x 103 CFU/ml. While in the non-mangrove area were 1.4 x 103 CFU/ml to 4.6 x 103 CFU/ml. The conclusion is that the total bacterial value is in the low category, then there is a strong relationship between total bacteria and organic matter and there are differences in total bacteria among mangrove and non- mangrove area. 

Page 1 of 2 | Total Record : 14