cover
Contact Name
Wildan Insan Fauzi
Contact Email
wildaninsanfauzi@upi.edu
Phone
+6285221045707
Journal Mail Official
historia@upi.edu
Editorial Address
Gedung Numan Soemantri, FPIPS UPI, Laboratorium Prodi Pendidikan Sejarah, Lantai 4, Jl. Dr. Setiabudhi No 229 Bandung, 40154
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah
ISSN : 26204789     EISSN : 26157993     DOI : https://doi.org/10.17509/historia.v5i1
Focus and Scope 1. Learning History at school 2. Learning History in college 3. History education curriculum 4. Historical material (local, national, and world history) 5. History of education 6. Historical material in social studies
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2021): Pengayaan Materi Pembelajaran Sejarah" : 10 Documents clear
Diskrepansi Konstruksi Ilmu Pendidikan Sejarah Di Indonesia dan United Kingdom Lestari, Dea
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 4, No 2 (2021): Pengayaan Materi Pembelajaran Sejarah
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.048 KB) | DOI: 10.17509/historia.v4i2.25727

Abstract

Berkaitan dengan konstruksi ilmu pendidikan sejarah, pertanyaan awal adalah apakah benar bahwa pendidikan sejarah merupakan sebuah ilmu pengetahuan? Lalu apa bedanya dengan ilmu sejarah? Karena ilmu pendidikan sejarah lebih dekat kepada bagian dari ilmu-ilmu pendidikan sama seperti ilmu pendidikan lainnya seperti pendidikan sosiologi, pendidikan geografi, dan lain-lain. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk menjelaskan perbedaan dari konstruksi ilmu pendidikan sejarah di Indonesia dan United Kingdom. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data banyak dilakukan pada kajian lietarur. Tulisan ini mengungkapkan hakekat pendidikan menempatkan manusia sebagai fokus utamanya. Kesadaran manusia akan sejarah menjadi hal yang perlu dibangun demi menjaga eksistensi pribadi, masyarakat ataupun bangsa. Perbedaan dari ilmu sejarah dan pendidikan sejarah dan dalam tulisan ini juga menjelaskan apakah terdapat perbedaan kedudukan ilmu pendidikan sejarah di Indonesia dan di Eropa.
Peran Intelijen dan Perang Psikologis pada Agresivitas Kampanye Militer Kekaisaran Genghis Khan Asmoro, Novky; Anwar, Syaiful; Maarif, Syamsul
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 4, No 2 (2021): Pengayaan Materi Pembelajaran Sejarah
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.759 KB) | DOI: 10.17509/historia.v4i2.32879

Abstract

The Mongol Empire, which prevailed in the 13th to 14th centuries, was one of the largest empires known in the history of world conquest. The stretch of the empire formed by Genghis Khan almost covers all of Eurasia, whose success story cannot be separated from the exploits of intelligence and psychological warfare that have been applied just like modern wars centuries after. Historical Research analysis in this article will try to juxtapose intelligence theories and Psychological Warfare so that the story of the Mongolian empire can be a valuable lesson for the study of strategy and philosophy of war as a reference for modern military strategy. The existence of a military campaign strategy is actually required to be adaptive in accommodating various war philosophies from any era in order to be able to support the success of each mission and operation.Keywords: Mongol Empire, Genghis Khan, Intelligence, Psychological Warfare, Defense Strategy, Military Campaign
Perancangan Aplikasi Virtual Reality Cagar Budaya untuk Pembelajaran Sejarah Lokal Utari, Shela Dwi; Agustin, Maya Luthfia; Dzikri, Adam Maulana; Ayundasari, Lutfiah
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 4, No 2 (2021): Pengayaan Materi Pembelajaran Sejarah
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.286 KB) | DOI: 10.17509/historia.v4i2.25740

Abstract

Sejarah lokal merupakan bagian dari historiografi sejarah nasional yang tidak dapat dipisahkan. Adanya sejarah lokal memberikan gambaran berbagai peristiwa nasional dari berbagai sudut pandang. Seiring berkembangnya zaman teknologi berkembang dengan sangat pesat, hal ini juga berdampak pada bidang pendidikan. Teknologi digunakan dalam penggunaan bahan ajar, dan media pembelajaran. Hal ini juga berpengaruh pada pembelajaran sejarah lokal di satuan pendidikan menengah. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan media pembelajaran sejarah lokal berbasis digital yaitu virtual reality mengenai cagar budaya di Pasuruan. Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini yaitu RAD (Rapid Application Development) meliputi requirements plannning (persiapan), design and testing, dan implementation (tahap pelaksanaan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan ajar dengan basis digital dapat menghadirkan secara nyata objek cagar budaya di Pasuruan. Hal ini bertujuan agar siswa tidak hanya terbayang dengan teori tapi juga mengetahui wujud tiga dimensi dari cagar budaya. Pembelajaran sejarah lokal menggunakan aplikasi virtual reality ini memberikan pemahaman yang lebih baik utamanya terkait cagar budaya di Pasuruan. Aplikasi ini tidak hanya berisi gambar tiga dimensi tapi juga terdapat penjelasan singkat berupa audio dan teks.
The authority of the Queen of Aceh and the Sultan of Perak in tin trade negotiations with the Dutch 1640-1670 Badri, Khairul Nizam Bin Zainal
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 4, No 2 (2021): Pengayaan Materi Pembelajaran Sejarah
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.632 KB) | DOI: 10.17509/historia.v4i2.32842

Abstract

Aceh reached its zenith, during the reign of Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam. However he died at a young age, leaving an heir and legacy of enormous ruling power. Its main enemy, both in the military and in trade, is the European power in the Straits of Malacca. The Ruler of Aceh after his death had to deal with the Dutch colonialists who are interested in tin mining in the state of Perak in the Malay Peninsula. Perak at the time was under the auspices of Aceh. The main goal of this paper is to review the role and authority of the ruler of Aceh and Perak, when dealing with a Dutch ploy to monopolize the quarry. This study uses a qualitative method, with a fully literature approach. Based on the data analyzed, it was found that the Queen of Aceh and the Sultan of Perak managed to maintain the tin in Perak, from completely monopolized by the Dutch. The attitude of Queen of Aceh, and Sultan Perak's patience and diplomacy to treat the ills of the Dutch; finally resulted in the Dutch themselves have to bear the losses because of their greed by blockading the port of Aceh and Perak, who angered local merchants and foreigners.
Representasi Filosofi Cageur, Bageur, Bener, Pinter, tur Singer terhadap Upaya Penguatan Karakter Peserta Didik dalam Pembelajaran Sejarah Setyo Nur Utami, Kharista
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 4, No 2 (2021): Pengayaan Materi Pembelajaran Sejarah
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.246 KB) | DOI: 10.17509/historia.v4i2.25952

Abstract

This research is motivated by the weak character of students who do not know the local wisdom of their own region. The purpose of this study is to make students of good character, maintain the values of local wisdom and can have a variety of life skills needed to survive in their lives through learning based on local wisdom Sunda Cageur, Bageur, Bener, Pinter,  tur Singer of History Learning. The results of this study that learning history by using the approach of local wisdom can foster historical locality of the younger generation which is a form of identity or identity of one's life and the main can strengthen the character of students who can be implemented in everyday life. So that learning history is not limited to memorizing about facts but can be meaningful.
Pemberontakan Jawara Banten Pada Masa Awal Kemerdekaan Tahun 1945 – 1946 Syadeli, Syadeli
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 4, No 2 (2021): Pengayaan Materi Pembelajaran Sejarah
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.2 KB) | DOI: 10.17509/historia.v4i2.30410

Abstract

“Jawara”is part of the subculture apart from “Kiai” and “ulama” which has a position in the eyes of the people of Banten.this position is not a formal labelling but an informal label which is formed by the community itself, where the “jawara” is a group that has a strong influence while penetrating the boundaries of the rural hierarchy in Banten. In the early days of independence, the “jawara” were involved in heroistic events with the people of Banten fighting to regain independence from the Dutch colonial government. In the midst of this struggle there was an act of rebellion carried out by the “jawara”, where this rebellion reflected the social action of the “jawara” to oppose the situation at that time. This event is interesting to study to provide an overview of the socio-political dynamics among the people of Banten during this period. The method used in this research is to use the historical method by following the research steps, namely heuristics, criticism, interpretation and historiography. Based on the results of the study, it can be concluded that the action in each rebellion that is carried out by “jawara”has its own characteristics, namely by committing various acts of violence that describe bandits. This violence is directed against people he does not like and will deter the ends of his interests. The acts of violence they commit such as kidnapping, intimidation, robbery and murder are the characteristics of the “jawara” style. 
Dugaan Penyelewengan Program Ekonomi Benteng Untuk Kepentingan Pemilihan Umum 1955 Mahardika, Moch. Dimas Galuh; Ramadhan, Fahmi Nur
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 4, No 2 (2021): Pengayaan Materi Pembelajaran Sejarah
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.063 KB) | DOI: 10.17509/historia.v4i2.28697

Abstract

Setelah diproklamirkannya kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, pemerintah mulai berbenah membangun negeri. Prioritas utama pemerintah saat itu adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat, salah satunya dengan memperbaiki sektor ekonomi. Berbagai usaha dilakukan oleh pemerintah dengan salah satunya menerapkan Program Ekonomi Benteng. Kebijakan ekonomi benteng diprioritaskan untuk pedagang pribumi, dengan tujuan menciptakan kalangan pengusaha pribumi yang berkualitas. Tujuan tersebut bertolak belakang di dalam praktik pelaksanaannya, program ekonomi benteng justru dijadikan salah satu medium untuk meraup keuntungan. Hal ini dikuatkan dengan beberapa posisi strategis dalam struktur pemerintahan yang diisi oleh mayoritas anggota PNI. Beberapa kedudukan yang strategis dalam kabinet dan pemerintahan yang dipegang oleh PNI, yaitu Menteri Luar Negeri (Mr. Sunario), Menteri Keuangan (Dr. Ong Eng Die), Menteri Perekonomian (Mr. Iskaq Tjokrohadisoerjo). Selain itu, hal lain yang menguntungkan adalah bahwa pada tanggal 4 November 1953, kabinet membentuk Panitia Pemilihan Indonesia (PPI) yang diketuai oleh S. Hadikusumo yang juga seorang kader PNI. Artikel ini ditulis dengan menggunakan metode historis untuk memberikan penjelasan terkait dengan dugaan penyelewengan Program Ekonomi Benteng untuk kepentingan Partai Nasional dalalm Pemilihan Umum 1955.
Perkumpulan Sekar Rukun: Perjuangan Pemuda Sunda Masa Pergerakan Nasional (1919-1931) Ar Razy, Mohammad Refi Omar
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 4, No 2 (2021): Pengayaan Materi Pembelajaran Sejarah
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.499 KB) | DOI: 10.17509/historia.v4i2.32045

Abstract

This study aims to analyze the kirprah of the Sekar Rukun Association during the National Movement (1919-1931) which includes the formation, form of struggle, and the process of merging with the Young Indonesia organization. The research method used is the historical method which consists of heuristic, source criticism, interpretation, and historiography stages. Through this research, it can be seen that, first, the Sekar Rukun Association was formed by Sundanese figures who attended school in Batavia, such as Doni Ismail, Iki Adiwidjaja, Djuwariah, Hilman, Moh. Sapii, Mangkudiguna, Soetisna Sendjaja and Iwa Kusumasumantri before finally Dr. Husein Djajadiningrat was involved in the Sekar Rukun Association. Second, the form of struggle for the Sekar Rukun Association is by working with youth organizations similar to that during the National Movement such as Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Jong Bataks and so on. One form of the struggle of the Sekar Rukun Association together with other youth organizations was to hold Youth Congresses I and II in 1926 and 1928. The 2nd Youth Congress in 1928 was known as the Youth Pledge event. Third, as a form of unity and integrity, the Sekar Rukun Association merged with the other youth organizations mentioned above to form an organization called Young Indonesia in 1931.
Fatmawati: Dari Muhammadiyah untuk Negara Pradita, Silvy Mei
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 4, No 2 (2021): Pengayaan Materi Pembelajaran Sejarah
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.127 KB) | DOI: 10.17509/historia.v4i2.24834

Abstract

Fatmawati: From Muhammadiyah to the Country. This study aims to describe the travel history of a Fatmawati, son of a Muhammadiyah figure in Bengkulu. This study uses the Historical method with four stages, namely data collection (heuristic), source selection (verification), data interpretation (interpretation), and writing history (historiography). The results of this study are Fatmawati is the son of a Muhammadiyah figure in Bengkulu, Fatmawati's childhood almost lost her happiness because of a fight that occurred with her parents due to a married woman who liked her father. But these problems could be overcome because Hassan Din assured Siti Chadijah that he would not remarry. Since she was a teenager, Fatmawati was active in Muhammadiyah through Nasyiatul Aisyiyah (NA), until finally Fatmawati was able to win the heart of a Sukarno and marry her in June 1943. As Sukarno's wife, Fatmawati was indirectly involved and played an important role in Indonesia's independence struggle. One of them was when he sewed the red and white flag which was used as the national flag of the Republic of Indonesia.
Asal Muasal Wong Jonegoro: Tinjauan Historis Hubungan Wong Kalang dan Masyarakat Samin Bojonegoro Liani, Ita Fajar April; Fadilla, Firza Azzam; Danugroho, Agus
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 4, No 2 (2021): Pengayaan Materi Pembelajaran Sejarah
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.387 KB) | DOI: 10.17509/historia.v4i2.32751

Abstract

Artikel ini bertujuan menganalisis hubungan antara Wong Kalang dan Masyarakat Samin di Bojonegoro. Wong Kalang dan Masyarakat Samin merupakan sejarah asal muasal warga lokal Bojonegoro. Metode yang penulis gunakan adalah metode sejarah terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa adanya dua asumsi tentang keterikatan antara Wong Kalang dan Masyarakat Samin Bojonegoro. Asumsi pertama mengatakan adanya keterikatan antara Wong Kalang dan Masyarakat Samin. Asumsi ini dilandasi dengan budaya, ajaran, tingkah laku, dan karakteristik tempat tinggal keduanya. Sedangkan asumsi kedua mengatakan bahwa tidak ada hubungan dan keterikatan antara Wong Kalang dan Masyarakat Samin di Bojonegoro. Asumsi ini berlandaskan bahwa Kubur Kalang merupakan bukti perbedaan sistem religi pemakaman diantara Wong Kalang dan Masyarakat Samin Bojonegoro.

Page 1 of 1 | Total Record : 10