cover
Contact Name
Shita Dewi
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jkki.fk@ugm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia
ISSN : 2089 2624     EISSN : 2620 4703     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 10, No 4 (2021)" : 7 Documents clear
Pola Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi Peserta JKN di FKTP Jawa Barat 2015-2016 Shuffi Galuh Aditiyanti; Yulia Sofiatin; Irvan Afriandi; Nita Arisanti; Budi Sujatmiko
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 10, No 4 (2021)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.64168

Abstract

Angka kejadian hipertensi di Jawa Barat sejak tahun 2013 hingga 2017 terus meningkat. Hipetensi merupakan salah satu penyakit kronis yang pengobatannya ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan (BPJS) Kesehatan. Pelayanan tingkat pertama yang diberikan BPJS Kesehatan yaitu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data tersier. Hasil dari penelitian ini, terdapat 80.840 pasien dengan diagnosis hipertensi, mayoritas perempuan dengan kelompok usia 55-64 tahun, dan segmen Pekerja Penerima Upah (PPU). Semua subjek dari penetian ini menjalani rawat jalan dengan dirujuk ke rumah sakit, sehingga pasien hipertensi yang berobat pada FKTP Kapitasi Jawa Barat merupakan pasien rujuk balik. Hipertensive Heart Disease merupakan salah satu komplikasi dari hipertensi esensial yang paling banyak ditemui pada penelitian ini (44,3%). Pelayanan faskes primer dapat berperan dalam pencegahan sekunder hipertensi untuk mencegah komplikasi. Layanan penunjang sederhana dilakukan secara tepat, cepat dan meningkatkan kualitas pelayanan agar pasien hipertensi merasa nyaman dan mempercayai kompetensi dokter pada layanan primer. Terutama pada penderita hipertensi dengan jenis kelamin perempuan di usia 55-64 tahun dan dari segmen PPU, karena angka kejadiannya yang tinggi dan untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR): Sebuah Kajian Literatur Muhammad Salman Ali Muzaky; Izzatul Arifah
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 10, No 4 (2021)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.67256

Abstract

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) diselenggarakan dengan tujuan untuk menyediakan pelayanan khusus yang berkualitas untuk remaja agar mampu menghindarkan remaja dari masalah kesehatan. Akan tetapi cakupan pemanfaatan pelayanan PKPR dinilai masih rendah. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan PKPR dan melihat cakupan/prevalensi pemanfaatan pelayanan PKPR. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah literatur review. Pencarian artikel dengan menggunakan kata kunci “PKPR”, “Adolescent”, “Health Service” pada mesin pencarian Google Scholar dengan kriteria inklusi artikel full teks terindeks minimal sinta 6 atau scopus, artikel bahasa indonesia/inggris yang terbit pada rentang tahun 2014-2020. Berdasarkan 5 artikel yang didapatkan dan dikaji, hasil análisis menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan PKPR adalah Faktor Predisposing (usia, pengetahuan, sikap, sosial budaya dan akseptabilitas), Faktor Enabling (variabel aksesibilitas, dukungan sekolah, dukungan keluarga, dukungan teman sebaya, peran petugas, tarif, fasilitas), dan Faktor Need factor (Variabel kebutuhan). Cakupan pemanfaatan layanan PKPR disetiap daerah masih < 50% yaitu dengan persentase terendah yaitu 26,4% dan persentase tertinggi yaitu 46,9%. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan untuk menggali faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan PKPR, terutama faktor petugas kesehatan dan dukungan sekolah yang belum banyak digali. Perlu pula dilakukan penelitian pada lingkup yang lebih luas.
Peran Tokoh Agama dalam Mencegah Covid-19 dan Mengurangi Stigma Covid-19 di Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Muhammad Munip
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 10, No 4 (2021)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.67634

Abstract

Latar belakang: Pandemi covid-19 saat ini masih mewabah diseluruh dunia termasuk di Negara Indonesia yang menyebabkan semua bergelut melawan Virus Covid-19, jumlah kasus covid-19 terus bertambah, sebagian dilaporkan sembuh, tetapi tidak sedikit yang dilaporkan meninggal dunia. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan oleh pemerintah dan Tim Satgas Covid-19 termasuk juga dengan melibatkan tokoh agama dalam pencegahan covid-19. Peran tokoh agama dimasyarakat dianggap mampu mempengaruhi dan mengajak masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari termasuk juga masalah stigma covid-19 dimasyarakat yang lebih berbahaya dibanding covid-19 itu sendiri.Tujuan: tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peran tokoh agama dalam mencegah dan mengurangi stigma Covid-19 di Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok BaratMetode: penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Partisipan atau informan dalam penelitian ini adalah para tokoh agama yang ada di Kecamatan Gunungsari berjumlah 6 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara langsung dengan informan. Analisa data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.Hasil: hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh agama secara aktif mengajak masyarakat melalui pendekatan religi untuk menerapkan protokol kesehatan. Selain itu tokoh agama juga aktif mengajak masyrakat untuk tidak melakukan stigma covid-19 dengan memberikan nasehat kepada masyarakat untuk tidak berburuk sangka kepada orang atau keluarga yang terpapar covid-19.Kesimpulan: dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tokoh agama memiliki peran dalam mencegah covid-19 dan mengurangi stigma covid-19 di Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat.
Perbedaan Tingkat Kepuasan Ibu Hamil Pendampingan Langsung dan Telemedicine Selama Pandemi Covid-19 Emi Widiarti Cahyati; Ayun Sriatmi; Eka Yunila Fatmasari
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 10, No 4 (2021)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.67645

Abstract

Pemerintah Kota Semarang membuat strategi pendampingan ibu hamil selama pandemi COVID-19 menggunakan dua model pendampingan yaitu pendampingan langsung dan telemedicine sebagai pencegahan terhadap penyebaran kasus COVID-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan kepuasan antara ibu hamil yang mendapatkan pendampingan langsung dan ibu hamil yang mendapatkan model telemedicine. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini terdiri dari 110 sampel ibu hamil yang dibagi menjadi dua kelompok secara merata baik untuk model pendampingan langsung maupun model telemedicine. Pengambilan data dilakukan melalui online menggunakan google form yang disebarkan secara personal kepada ibu hamil melalui whatsapp mesengger. Terdapat dua metode yang digunakan untuk menunjukan tingkat kepuasan dalam penelitian ini, yaitu analisis univariat dengan tabel frekuensi dan analisis bivariat menggunakan uji Mann-Whitney U. Analisis univariat menunjukan tingkat kepuasan yang lebih baik dari mereka yang menerima model telemedicine dibandingkan dengan model pendampingan langsung. Analisis bivariat menunjukan adanya perbedaan tingkat kepuasan antara dua kelompok sampel (sig. = 0,020), pada aspek hubungan petugas-ibu hamil (sig. = 0,013), aspek kenyamanan (sig. = 0,013), serta aspek pengetahuan dan kompetensi petugas (sig. = 0,008). Dengan demikian disarankan Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk melakukan mix model pendampingan, mengembangkan teknologi telemedicine, dan meningkatkan pendampingan model telemedicine untuk masa depan.
Faktor Predisposing yang Berhubungan dengan Persepsi Kebutuhan pada Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di SMKN 7 Surakarta Syalma Qurrotu&#039;aini Islami; Isnani Zahwa Azizah; Izzatul Arifah
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 10, No 4 (2021)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.67702

Abstract

ABSTRAK Melalui Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), remaja dapat memperoleh pengetahuan dan pelayanan kesehatan yang memperhatikan kebutuhan remaja di Puskesmas. Namun belum banyak remaja yang mengetahui dan memanfaatkan PKPR, berbagai faktor mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan salah satunya kebutuhan pada pelayanan kesehatan. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan antara jenis kelamin dan status sosial ekonomi orang tua dengan persepsi kebutuhan remaja pada PKPR. Jenis penelitian studi potong lintang yang dilaksanakan pada bulan Maret 2021. Sampel penelitian adalah 130 siswa dipilih dari 300 siswa Pekerja Sosial SMKN 7 Surakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling (proporsional di tingkat angkatan). Instrumen yang digunakan berupa angket daring melalui google form dan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas dengan nilai 0,619 (persepsi kebutuhan) dan 0,705 (sosial ekonomi). Analisis statistik menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara jenis kelamin (p-value 0,019) dan tidak ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua (p-value 0,394) dengan persepsi kebutuhan remaja pada PKPR. Provider Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja diharapkan dapat menggunakan pendekatan khusus dalam menjangkau remaja laki-laki untuk meningkatkan kebutuhan remaja pada pelayanan PKPR. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan untuk mengkaji faktor yang berhubungan dengan kebutuhan pelayanan PKPR.ABSTRACT Adolescent-Friendly Health Services (AFHS) facilitate adolescents to gain knowledge and access health services for adolescents. However, not many adolescents know and utilize AFHS. Various factors affect the use of health services, one of which is the need for health services. This study aims to analyze the relationship between gender and socioeconomic status of parents with the perception of adolescent needs for AFHS. This type of research is a cross-sectional study conducted in March 2021. The research sample was 130 students selected from 300 Social Worker students at SMKN 7 Surakarta. The sampling technique used was proportional random sampling (proportional at the grade level). The instrument used was an online questionnaire via google form and the questionnaire has been tested for validity and reliability with a value of 0.619 (perception of needs) and 0.705 (socio-economic). Statistical analysis used the chi-square test with a 95% confidence level. The results showed that there was a relationship between gender (p-value 0.019) and no relationship between the socioeconomic status of parents (p-value 0.394) with the perception of needs for AFHS. Provider of AFHS is expected to use a special approach in reaching boys to increase the needs of adolescents for AFHS services. Further research was needed to examine factors related to the need for PKPR services.
Implementasi Program Inovasi “Payung Penting” dan “Gaya Puspaku” di Puskesmas Pakem, Kabupaten Sleman Asmaripa Ainy; Yuni Masrona
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 10, No 4 (2021)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.68519

Abstract

Stunting merupakan keadaan gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis yang ditandai dengan kondisi tubuh lebih pendek. Menurut data Riskesdas tahun 2018 prevalensi balita stunting di Indonesia yaitu sebesar 30.8% sedangkan target WHO yaitu 20%. Puskesmas Pakem menciptakan inovasi program “Payung Penting” dan “Gaya Puspaku” untuk penanggulangan stunting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi program “Payung Penting” dan “Gaya Puspaku” di Puskesmas Pakem, Sleman. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa petugas pelaksana program merasa senang dan bersemangat dengan adanya program tersebut, petugas juga memiliki efikasi diri dan pemahaman yang baik terkait program. Program dinilai efektif karena angka stunting di Kecamatan Pakem mengalami penurunan. Akan tetapi masih terdapat kekurangan yaitu pada sarana dan prasarana yang kurang memadai, terdapat kesulitan ketika melakukan pendekatan dengan lintas sektor, serta hambatan dari masyarakat yang masih percaya akan mitos terkait imunisasi dan ASI eksklusif. Selain itu, kader mengalami kesulitan saat melakukan pendampingan karena sulit menemukan waktu yang sesuai, serta kader merasa bahwa peserta program tidak sepenuhnya menerima informasi yang diberikan oleh kader. Implementasi program “Payung Penting” dan “Gaya Puspaku” memberikan dampak positif dalam pencegahan stunting. Akan tetapi masih terdapat hambatan terkait sarana, kerja sama lintas sektor, dan pada proses pendampingan oleh kader.   
Pola Belanja Kesehatan Katastropik Peserta Jaminan Kesehatan di Kota Jambi Adila Solida
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 10, No 4 (2021)
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.68736

Abstract

Prevalensi penyakit tidak menular yang cenderung tinggi berpotensi menimbulkan kejadian katastropik di Kota Jambi, sementara kemampuan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan cukup terbatas. Studi ini bertujuan untuk menganalisis determinan yang mempengaruhi pola belanja kesehatan katastropik pada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mandiri di Kota Jambi. Studi dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui desain crosssectional. Instrumen penelitian menggunakan angket yang melibatkan 80 responden. Data dianalisis melalui uji chi-square dan uji regresi logistik berganda. Hasil studi bahwa pola belanja kesehatan masyarakat di Kota Jambi cenderung menimbulkan belanja katastropik sebesar 31.3%. Terdapat hubungan antara jenis kelamin, status pernikahan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anggota keluarga, pemanfaatan JKN, status sakit, rawat inap dan rawat jalan dengan pola belanja katastropik. Determinan pendapatan, jumlah anggota keluarga dan status sakit menjadi pencetus paling dominan dalam mempengaruhi pola belanja kesehatan katastropik. Perlu memprioritaskan peserta JKN mandiri terutama kategori pendapatan rendah atau rentan miskin, sebagai sasaran utama program kesehatan preventif dan promotif yang mengacu pada pola hidup sehat yang dapat melindungi keluarga dari belanja katastropik. 

Page 1 of 1 | Total Record : 7