cover
Contact Name
Dr. Wilda Hafni Lubis, drg., M.Si
Contact Email
wilda.hafny@usu.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
dentika_journal@usu.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Dentika Dental Journal
ISSN : 1693671X     EISSN : 2615854X     DOI : -
Core Subject : Health,
d e n t i k a DENTAL JOURNAL is one of the journals managed by TALENTA Universitas Sumatera Utara which first published in 2015. This is an online scientific journal that publishes articles and scientific work from Researches, Case Reports and Literature Reviews in Dentistry and Dental Science. The scopes are varied from Dental Surgery, Dental Forensics, Oral Biology, Oral Medicine, Dental Public Health and Preventive Dentistry, Paediatric Dentistry, Dental Materials and Technology, Conservative Dentistry, Orthodontics, Periodontics, Prosthodontics, to Dental Radiology.
Arjuna Subject : -
Articles 19 Documents
Search results for , issue "Vol. 17 No. 4 (2013): Dentika Dental Journal" : 19 Documents clear
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PREVALENSI ANGULAR CHEILITIS DI PANTI ASUHAN SOS CHILDRENS VILLAGE DAN PANTI ASUHAN AL-JAMIATUL WASLIYAH MEDAN: RELATIONSHIP BETWEEN NUTRITIONAL STATUS AND PREVALENCE OF ANGULAR CHEILITIS AT SOS CHILDRENS VILLAGE AND AL-JAMIATUL WASLIYAH ORPHANAGE MEDAN Rika Mayasari Alamsyah; Gema Nazri Yanti; Indah Pratiwi
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 4 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.032 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i4.1787

Abstract

Angular cheilitis adalah suatu keadaan inflamasi yang akut atau kronik pada kulit yang berdekatan dengan membran mukosa labial sudut mulut. Status pertumbuhan dan nutrisi anak pada masa pra sekolah dan sekolah dipengaruhi diet yang mereka konsumsi. Desain penelitian adalah studi cross sectional. Populasi adalah anak panti asuhan SOS Childrens Village dan panti asuhan Al-Jamiatul Wasliyah Medan yang berjumlah 262 anak. Jumlah sampel 174 orang dengan kriteria inklusi anak umur 6-12 tahun. Pengambilan data diperoleh dengan pemeriksaan Angular cheilitis pada sudut bibir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan prevelensi Angular cheilitis, uji statistik yang digunakan adalah chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 37,4% anak panti asuhan mengalami angular cheilitis, sebanyak 24,2% anak di panti asuhan berstatus gizi dibawah normal. Ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan prevalensi Angular cheilitis (p= 0,002). Kesimpulan, ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan prevalensi Angular cheilitis pada anak panti asuhan SOS Childrens Village dan panti asuhan Al-Jamiatul Wasliyah Medan.
PERBEDAAN SKOR PERIODONTAL PASIEN PNEUMONIA DAN TIDAK MENDERITA PNEUMONIA DI TIGA RUMAH SAKIT MEDAN : PERIODONTAL SCORE DIFFERENCE OF PNEUMONIA PATIENT AND WITHOUT PNEUMONIA IN THREE HOSPITALS MEDAN Lina Natamiharja; Handini Naibaho
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 4 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.013 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i4.1788

Abstract

Pneumonia merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru yang dapat terjadi akibat aspirasi bahan-bahan yang terdapat di nasofaring dan orofaring. Gigi dan jaringan periodontal dapat berperan sebagai tempat bermulanya infeksi pernafasan. Bakteri anaerob penyebab pneumonia banyak ditemukan pada plak dental, khususnya pada pasien dengan penyakit periodontal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rerata skor periodontal pasien pneumonia dan tidak menderita pneumonia. Rancangan penelitian adalah kasus kontrol. Populasi pada penelitian ini adalah pasien pneumonia yang sedang berobat di Poli Paru dan bukan pneumonia di Poli Mata RSUD dr. Pirngadi, RSUP H.Adam Malik dan RS Martha Friska. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, diambil sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah responden adalah 66 orang yakni 33 responden penderita pneumonia (kasus) dan 33 responden yang tidak menderita pneumonia (kontrol). Pengumpulan data tentang skor periodontal dilakukan dengan cara pemeriksaan klinis menggunakan Indeks Periodontal oleh Ramfjord. Analisis perbedaan rerata skor periodontal pasien pneumonia dan tidak menderita pneumonia dilakukan dengan uji t tidak berpasangan (t-test unpaired). Hasil penelitian menunjukkan rerata skor periodontal pasien penderita pneumonia adalah 2,73 ± 0,48 dan rerata skor periodontal pasien yang tidak menderita pneumonia adalah 1,37 ± 0,89. Rerata skor periodontal pasien yang menderita pneumonia lebih tinggi dari rerata skor periodontal pasien yang tidak menderita pneumonia. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata skor periodontal pasien pneumonia dan tidak menderita pneumonia (p= 0,014).
EFEK ANTIBAKTERI SEA CUCUMBER (STICHOPUS VARIEGATUS) SEBAGAI BAHAN MEDIKAMEN SALURAN AKAR TERHADAP BAKTERI ENTEROCOCCUS FAECALIS: EFFECT OF SEA CUCUMBER (STICHOPUS VARIEGATUS) AS A ROOT CANAL MEDICAMENT AGAINST ENTEROCOCCUS FAECALIS Gita Tarigan; Trimurni Abidin; Harry Agusnar
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 4 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.931 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i4.1789

Abstract

Tujuan perawatan endodonti adalah untuk mengeliminasi mikroorganisme dan beberapa produk saluran akar sehingga gigi dapat dipertahankan selama mungkin di dalam mulut. Banyak bakteri yang didapat dalam saluran akar, salah satunya adalah bakteri anaerob yaitu Enterococcus faecalis, bakteri ini umumnya yang paling banyak ditemukan dalam saluran akar. Umumnya bakteri ini didapat karena adanya kegagalan dalam perawatan saluran akar. Bahan medikamen yang umumya digunakan di klinik adalah kalsium hidroksida. Sea cucumber adalah salah satu bahan alam yang sudah banyak digunakan dibidang kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan efek Sea cucumber dalam membunuh bakteri Enterococcus faecalis. Efek Sea cucumber terhadap bakteri Enterococcus faecalis dilakukan pada konsentrasi (0,1%, 0,2%, 0,25%, 0,3%, 0,4%, 0,5%) dengan waktu (4, 6, 8, dan 24jam) dan dilakukan pengukuran viabilitas dengan menggunakan 3-(4,5- dimethythiazol-2-yl)-2,5-diphenyl tetrazoliun bromide (MTT) assay dan dibaca dengan microplate reader panjang gelombang 650 nm. Hasil penelitian menunjukkan Sea cucumber memiliki efek terhadap Enterococcus faecalis dari waktu 4jam sampai 6 jam dengan konsentrasi yang terbaik adalah 0,3%, sedangkan pada waktu 8 jam konsentrasi yang terbaik dalam membunuh bakteri Enterococcus faecalis adalah 0,5%. Konsentrasi yang paling kecil yaitu 0,2% didapat pada waktu 24 jam. Secara statistik Sea cucumber memiliki efek terhadap Enterococcus faecalis dengan hasil yang signifikan (p< 0,05). Sebagai kesimpulan, Sea cucumber efektif terhadap Enterococcus faecalis.
PENGARUH PEMBERIAN KALSIUM SITRAT TERHADAP JUMLAH OSTEOKLAS DAN LUAS PERMUKAAN YANG TERESORPSI PADA GIGI KELINCI YANG DIGERAKKAN SECARA ORTODONTI : EFFECT OF CALCIUM CITRATE ON OSTEOCLASTS NUMBER AND THE WIDTH OF RESORPTED AREA ON RABBIT TOOTH DUE TO ORTHODONTIC TOOTH MOVEMENT Sandra Mega; Ameta Primasari
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 4 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.192 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i4.1790

Abstract

Resorpsi akar merupakan efek samping dalam perawatan ortodonti yang ditandai dengan adanya osteoklas yang berbentuk fagosit dan multinuklear. Faktor yang mempengaruhi kadar resorpsi akar termasuk level kalsium sistemik, karena kalsium merupakan mineral utama pembentuk tulang dan gigi. Pemberian kalsium dapat berperan dalam pembentukan dan stabilitas tulang alveolar dan gigi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh kalsium sitrat terhadap jumlah osteoklas dan luas permukaan area yang teresorpsi pada gigi yang digerakkan dengan kekuatan mekanik. Subyek penelitian adalah 13 ekor kelinci jantan yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 1 ekor kelinci yang tidak diberi perlakuan sebagai kelompok normal, sisanya dibagi menjadi 2 kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 ekor kelinci yang dipasangkan closed coil spring sepanjang 9 mm yang terhubung dari molar pertama ke insisivus mandibula dengan kekuatan 60 gr dengan dan tanpa pemberian kalisum sitrat selama 7, 21, dan 35 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat jumlah osteoklas yang lebih sedikit dan luas area yang teresorpsi lebih kecil pada kelompok pemberian kalsium sitrat (p< 0,05) dan terdapat hubungan antara jumlah osteoklas dengan luas permukaan area yang teresorpsi (r= 0,993). Artinya peningkatan jumlah osteoklas sejalan dengan penambahan luas area yang teresorpsi. Dapat disimpulkan bahwa pemberian kalisum sitrat akan mengurangi luas permukaan area yang teresorpsi pada gigi yang digerakkan dengan kekuatan mekanik.
COMPREHENSIVE ORTHODONTIC TREATMENT OF PALATALLY IMPACTED MAXILLARY CANINES: PERAWATAN ORTODONTI KOMPREHENSIF KASUS IMPAKSI KANINUS DI REGIO PALATAL Ervina Sofyanti
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 4 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.686 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i4.1791

Abstract

Comprehensive orthodontic treatment among adult patients that required multidisciplinary approaches has been increased since a lot of them could not avail themselves with any treatment decades ago. Treatment of impacted canine in adult orthodontic patient needs to be integrated into the overall orthodontic treatment scheme. The following case report described an orthodontic treatment of 33-year-old woman with convex profile, palatally impacted of left maxillary canines and single dental crossbite. Dental midline shift associated with narrow arch form of upper arch and asymmetric tooth amount. Management of this case was started by extraction of first upper premolars in the opposite site from impacted maxillary in order to overcome dental discrepancy problem. Surgical exposure allowed the potency natural eruption of the impacted tooth. After 24-months of treatment, the impacted maxillary canines took place as integral elements in dentition and Class I Canine relationship was achieved. The success of this comprehensive orthodontic treatment also considered biomechanical and periodontal condition during treatment based on proper evaluation and good prognostic of the impacted tooth position. Providing adequate space and surgical exposure during levelling aligning phase followed by orthodontic traction and gingivectomy, were the multidisciplinary approaches of this following case. In conclusion, biomechanical orthodontic treatment related to periodontal condition must be considered in comprehensive orthodontic treatment of adult patient.
PERAWATAN SALURAN AKAR INSISIVUS CENTRALIS RAHANG BAWAH PADA ANAK CLEIDOCRANIAL DYSPLASIA: ROOT CANAL TREATMENT OF THE LOWER CENTAL INCICORS IN PATIENT WITH CLEIDOCRANIAL DYSPLASIA Harun Achmad; Sri Ramadany; Hendrastuti Handayani
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 4 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.753 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i4.1793

Abstract

Cleidocranial dysplasia adalah sindrom yang ditandai oleh aplasia/hipoplasia klavikula dengan karakteristik malformasi kraniofasial dan adanya gigi berlebih (gigi supernumerary). Etiologi dan patogenesis sindroma ini belum diketahui secara pasti. Penyakit ini merupakan suatu manifestasi dominan atau resesif turunan. Terjadi dalam frekuensi yang sama antara pria dan wanita, serta tidak ada predileksi ras. Tujuan penulisan ini adalah untuk menjelaskan perawatan saluran akar gigi insisivus sentralis rahang bawah pada pasien dengan Cleidocranial dysplasia. Kasus; Seorang anak laki-laki, umur 5 tahun datang ke Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak FKG UNHAS dengan keluhan rasa sakit pada gigi anterior rahang bawah, diagnosa klinis pada kedua gigi insisivus sentralis rahang bawah adalah pulpitis irreversible. Hampir semua gigi yang telah erupsi mengalami anomali secara anatomis. Pada gambaran radiografi panoramik, tampak kelainan berupa erupsi beberapa gigi yang tertunda (delayed eruption) dan terdapat beberapa gigi berlebih (supernumerary teeth). Pada pasien ini dilakukan perawatan saluran akar pada kedua gigi Insisivus sentralis permanen rahang bawah. Sebagai kesimpulan, perawatan saluran akar pada kedua gigi Insisivus sentralis rahang bawah pada pasien sangat penting dilakukan untuk mempertahankan fungsi pengunyahan serta memperbaiki nilai estetik.
PERAN DOKTER GIGI DALAM MENGHENTIKAN KEBIASAAN MEROKOK: ROLE OF DENTIST IN SMOKING CESSATION Florenly; Suci Erawati; Molek
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 4 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.302 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i4.1794

Abstract

Merokok adalah penyebab kondisi tidak sehat dan kematian yang dapat dicegah. Di negara berkembang termasuk Indonesia, prevalensi perokok cukup tinggi. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan tentang efek merokok terhadap rongga mulut dan metode yang dapat digunakan untuk menghentikan kebiasaan merokok. Keinginan untuk berhenti merokok meningkat secara drastis dalam beberapa tahun terakhir ini. Dokter gigi diharapkan memiliki peran penting dalam mengupayakan strategi berhenti merokok. Metode 5A (Ask, Advise, Asses, Assist, Arrange) merupakan metode panduan yang dapat digunakan untuk kegiatan berhenti merokok. Strategi ini secara khusus dapat membantu pasien agar termotivasi untuk berhenti merokok dan merekomendasikan yang harus dilakukan selanjutnya.
PATOFISIOLOGI BARODONTALGIA PADA PENERBANGAN SIPIL : PATHOPHYSIOLOGY OF BARODONTALGIA ON CIVIL AVIATION Cecilia Monika Shinta Nova Andarmawanti; Achmad Hidayat; Nurtami Soedarsono
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 4 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.518 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i4.1795

Abstract

Barodontalgia merupakan nyeri gigi yang disebabkan oleh perubahan tekanan barometrik akibat perubahan ketinggian. Sebagai individu yang biasa hidup didarat, saat terbang diketinggian selama penerbangan sipil akan memungkinkan mengalami keluhan nyeri pada gigi akibat perubahan tekanan barometrik. Barodontalgia adalah suatu gejala pada suatu kondisi patologis, dan pada kebanyakan kasus merupakan hal yang erat hubungannya dengan kondisi patologis gigi yang sudah ada sebelumnya. Kondisi patologis yang paling sering dilaporkan sebagai penyebab barodontalgia adalah karies gigi, pulpitis, nekrosis pulpa, adanya tambalan yang rusak atau tidak sempurna serta impaksi gigi molar ketiga, namun patofisiologi barodontalgia belum sepenuhnya dipahami. Intensitas dan saat terjadinya barodontalgia dapat berbeda-beda pada tiap individu tergantung pada kondisi patologis yang ada dan fase saat terbang (ascent, descent atau cruise). Dalam artikel ini akan mengulas mengenai pengertian,etiologi dan patofisiologi barodontalgia serta hubungan antara faktorfaktor patofisiologis dari gigi penyebab barodontalgia dengan perubahan tekanan yang terjadi pada ketinggian selama penerbangan sipil.
IMPLAN ZIRKONIA TIPE Y-TZP SEBAGAI PIRANTI ALTERNATIF PILIHAN SELAIN IMPLAN TITANIUM : TYPE Y-TZP ZIRCONIA IMPLANT AS AN ALTERNATIVE CHOICE BESIDES TITANIUM IMPLANT Dewi Puspitasari; Ellyza Herda
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 4 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.395 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i4.1796

Abstract

Penggunaan implan dalam bidang kedokteran gigi telah berkembang sejak lama saat pertama kali implan berbahan dasar titanium digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang. Sejak saat itu titanium menjadi material pilihan untuk penggunaan implan karena biokompatibilitas dan sifat mekaniknya yang baik. Adanya efek yang tidak diinginkan dari implan titanium, menjadikan material lain yaitu zirkonia sebagai material pilihan alternatif selain titanium. Keuntungan zirkonia sebagai implan antara lain biokompatibilitas dan sifat mekaniknya yang baik terutama resistensi terhadap fraktur melalui mekanisme “toughening transformation”. Mekanisme “toughening transformation” terjadi pada zirkonia yang telah distabilisasi dengan oksida yttria (Y-TZP), sehingga stress yang terjadi pada permukaan zirkonia akan menghasilkan perubahan volumetrik pada struktur kristal dari fasa tetragonal menjadi fasa monoklinik. Sebagai kesimpulan, material keramik zirkonia terutama Y-TZP (tetragonal zirconia polycrystal) dapat digunakan sebagai material implan kedokteran gigi yang sebanding dengan implan titanium.

Page 2 of 2 | Total Record : 19