cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UNTAN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 111 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar" : 111 Documents clear
EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI GEL ANTISEPTIK EKSTRAK METANOL KULIT BATANG TANJUNG ( Mimusops elengi L.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus ., Oktabimasakti
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.858 KB)

Abstract

Escherichia coli dan Staphylococcus aureus adalah salah satu bakteripemicu terjadinya diare dan penyakit pada kulit. Salah satu tanaman yang telahbanyak diteliti sebagai antibakteri adalah tanaman Tanjung (Mimusops elengi L).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi sediaan gelantiseptik ekstrak metanol kulit batang tanjung yang memberikan efektivitasantibakteri paling baik terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus.Ekstraksi kulit batang menggunakan metode sokletasi dengan pelarut metanol.Hasil ekstraksi kulit batang tanjung akan diformulasikan dalam bentuk gel dengankonsentrasi 15, 30 dan 60 mg/mL. Sediaan gel ekstrak metanol kulit batangtanjung diuji efektivitas antibakterinya menggunakan metode disc diffusion (tesKirby-Bauer). Kontrol negatif berupa basis gel dan kontrol positif menggunakan“Dettol” juga diuji efektivitas antibakterinya. Kemampuan antibakteri keselurahansampel berupa zona hambat dianalisis menggunakan SPSS 17.0 Trial denganANOVA dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Test Multiple Comparrison Tukey.Hasil analisis menunjukan gel ekstrak metanol kulit batang tanjung, kontrolnegatif dan kontrol positif memiliki kemampuan efektivitas antibaktri yangberbeda secara signifikan. Kata Kunci : Ekstrak metanol kulit batang tanjung, Escherichia coli,Staphylococcus aureus, gel.
OPTIMASI FORMULA LOSIO DENGAN KOMBINASI ZAT AKTIF VITAMIN C DAN VITAMIN E SEBAGAI ANTIPENUAAN KULIT SERTA UJI STABILITAS LOSIO ., Kartini Nauli Silalahi
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.634 KB)

Abstract

Radikal bebas adalah salah satu faktor penyebab terjadinya penuaan dini. Radikal bebasdapat dihambat dengan antioksidan. Senyawa kimia yang memiliki aktivitas antioksidan danbersifat non-karsinogenik adalah Vitamin C dan Vitamin E. Vitamin C membantu meregenerasivitamin E dari bentuk teroksidasi, sehingga meningkatkan kapasitas antioksidan. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui proporsi campuran zat aktif Vitamin C dan Vitamin E yang digunakanuntuk menghasilkan sifat fisikokimia yang optimal menggunakan metode Desain Faktorial denganperangkat lunak Design Expert versi 9.0.3.1 trial. Sifat fisikokimia yang dihasilkan oleh losiodengan variasi Vitamin C dan Vitamin E memiliki rentang daya lekat 14-48; pH 7,1-7,88; danviskositas 9-46. Komposisi Vitamin C dan Vitamin E formula optimum hasil prediksi desainfaktorial adalah 0,02% Vitamin C dan 1% Vitamin E. Losio formula optimum yang diuji memilikidaya lekat 39; pH 7,606; dan viskositas 46. Hasil uji beda menunjukkan bahwa sifat fisikokimiahasil percobaan tidak berbeda signifikan dengan hasil prediksi desain faktorial (p>0,05). Hasilpengukuran secara spektrofotometri menunjukkan bahwa losio formula optimum memilikiaktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC 3,378 ppm. Losio formula optimummengalami oksidasi dengan terjadinya perubahan warna pada siklus ke-4 cycling test dan jugatidak stabil untuk penyimpanan selama setahun setelah diuji dengan mechanical test.Kata kunci: Vitamin C, Vitamin E, Desain Faktorial, Antioksidan, Stabilitas
UJI AKTIVITAS SALEP FASE MINYAK EKSTRAK IKAN TOMAN (Channa micropeltes) TERHADAP LUKA SAYAT PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR ., Udi Wijaya
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.684 KB)

Abstract

Ikan gabus (Channa striata) telah terbukti memiliki aktivitas penyembuhan luka sayat. Ikan toman (Channa micropeltes) merupakan familiterdekat ikan gabus dan memiliki kandungan zat aktif yang sama dengan ikangabus. Ikan toman diekstrak dengan cara pengukusan dan pengepresan, Faseminyak yang didapat diuji aktivitasnya dan diformulasi ke dalam bentuk sediaansalep. Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan menunjukkan salep faseminyak ekstrak ikan toman  memiliki aktivitas penyembuhan luka, dimanaseluruh kelompok perlakuan berbeda secara signifikan (p<0,05) dengan kelompokkontrol negatif. Kelompok perlakuan salep fase minyak ekstrak ikan tomandengan konsentrasi paling efektif adalah konsentrasi 5% karena memiliki efekpenutupan luka sayat yang menyamai (p>0,05) kemampuan salep konsentrasi10%, 20% dan kontrol positif pada hari ke-3. Sedangkan salep fase minyakekstrak ikan toman yang memiliki aktivitas terbaik adalah salep konsentrasi 10%,karena pada hari ke-7 kelompok perlakuan salep konsentrasi 10% luka telahmenutup 100% menyamai kemampuan salep konsentrasi 20% dan kontrol positif.Salep fase minyak ekstrak ikan toman konsentrasi 10% memiliki warna kuning,homogen, tidak berasa, sedikit berbau amis dan berbau jeruk, dengan nilai rataratadayasebar 1,528 cm2, daya lekat 25,493 detik, pH 6,682. Salep fase minyakekstrak ikan toman memiliki potensi penyembuhan luka yang menyamai salepoptimal minyak ikan gabus sebagai kontrol positif. Kata kunci : Ikan toman, salep, fase minyak ekstrak, penyembuhan luka sayat,Macbiophotonic image J.
ANALISIS POTENSI INTERAKSI ANTIDIABETIK INJEKSI INSULIN PADA PERESEPAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA ASKES RUMAH SAKIT DOKTER SOEDARSO PONTIANAK PERIODE APRIL – JUNI 2013 ., Erlisa Mayasari
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.12 KB)

Abstract

Kasus polifarmasi sering terjadi pada pasien diabetes yang disebabkan komplikasi diabetes. Polifarmasi merupakan salah satu penyebab terjadinya interaksi obat. Interaksi obat adalah perubahanefek obat utama oleh pemberian obat lain sebelumnya atau secara bersamaan. Hal ini dapatmeningkatkan toksisitas atau mengurangi efektivitas obat utama. Penelitian ini bertujuan untukmenetapkan ada atau tidaknya potensi interaksi antidiabetik injeksi insulin dalam peresepan,menetapkan jumlah potensi interaksi yang terjadi, menetapkan jenis mekanisme interaksi yang terjadi,menetapkan jenis mekanisme interaksi yang paling banyak terjadi, dan menetapkan obat yang palingberpotensi mengalami interaksi dengan antidiabetik injeksi insulin. Penelitian dilakukan di RumahSakit Dokter Soedarso Pontianak, dan pola peresepan yang diambil pada periode April-Juni 2013.Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan analisis deskriptif yang bersifatretrospektif. Sampel pada penelitian ini yaitu lembar resep pasien yang mendapat antidiabetik injeksiinsulin. Potensi interaksi obat terjadi sebanyak 20% pada pada resep yang menerima <5 jenis obat dan46% pada resep yang menerima ≥5 jenis obat dari total resep 240 lembar. Penelitian ini menemukan107 kejadian interaksi obat dengan mekanisme interaksi farmakokinetik 3,74%; farmakodinamik59,81%; dan tidak diketahui 36,45%. Mekanisme interaksi farmakodinamik merupakan jenis interaksiyang paling sering terjadi, dan obat yang paling sering berinteraksi dengan insulin adalah aspirin. Kata kunci : interaksi obat, antidiabetik injeksi insulin, resep, Rumah Sakit Dokter Soedarso
EFEKTIVITAS MEDIA KOMIK TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS DI PERKOTAAN PADA SWAMEDIKASI DEMAM ., Mykle Jeky Lala
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Self medication is defined as usage of drugs in community to relieve symtomps of minor illnesses without doctor intervention. Health education can bedone using comic. Comic is the mass media that using a colourfull picture includethe texts for carrying the information. The research design was a quasyexperimental design with one group pretest-posttest design. The samples in thisstudy were 30 respondents as experiment group from SMAN 3 Singkawang usepurposive sampling tehnique. Research instrument use questionaires and comic.The results of the study use statistic analyze by using paired sample t-test test witha value of α= 0,05 that showed on experiment group  the comic was effective forknowledge improvement (p = 0,007) and for attitude improvement (p = 0,000).Keyword : self medication, health education, comic
UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA FASE AIR EKSTRAK IKAN TOMAN (Channa micropeltes) PADA TIKUS PUTIH JANTAN WISTAR YANG DIBERI LUKA SAYAT ., Welly Febri Irwanda
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.212 KB)

Abstract

Ikan toman (Channa micropeltes)mengandung protein (albumin) yangdapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka sayat. Tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui efek fase air ekstrak ikan toman peroral terhadapproses penyembuhan luka dan konsentrasi yang memberikan efek terbaik. Sampelikan toman sebanyak 13 ekor (11 kg) dan hewan uji 12 ekor tikus jantan wistaryang diberi luka sayat pada punggung dengan panjang 2 cm dan kedalaman 2 mm,tikus terbagi atas 4 kelompok, yaitu kelompok 1 (kontrol negatif), kelompok 2(3,9 mL/kg BB tikus), kelompok 3 (7,85 mL/kg BB tikus), dan kelompok 4 (15,7mL/kg BB tikus). Adapun pengamatan fase air ekstrak dilakukan pada hari ke-1,3, 5, dan 7. Pengukuran luas area luka menggunakan program MacbiophotonicImage J. Analisis data menggunakan program SPSS 17 for windows. Kelompok 4(95,69%) memiliki efek terbaik dalam mempercepat proses penyembuhan lukasayat daripada kelompok 2 (69,74%) dan kelompok 3 (82,10%). Hal inimembuktikan bahwa ekstrak ikan toman memiliki efek penyembuhan luka sayat.Kata kunci : Ikan toman, fase air ekstrak ikan toman, luka sayat, albumin.
PENGGUNAAN SPAN 40 SEBAGAI PENYUSUN NIOSOM NATRIUM ASKORBIL FOSFAT DALAM SEDIAAN GEL TERHADAP PENETRASINYA SECARA IN VITRO ., Veni Lestiawati
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.853 KB)

Abstract

Sodium ascorbyl phosphate is a hydrophilic compound that is difficult to pass through the stratum corneum. One of the efforts to increase the penetration of the drug through the stratum corneum is to develop in niosome system. This research aims to determine the optimal concentration of span 40 to improve the entrapment efficiency of niosome sodium ascorbyl phosphate that formulated in gel and determine the stability and penetration ability of gel formulas. Concentration of span 40 varied into three formulas: F1 (100 µmol), F2 (150 µmol) and F3 (200 µmol). Gel formulation was made in two formulas used gel base viscolam MAC 10: G1 (sodium ascorbyl phosphate in niosome system) and G2 (sodium ascorbyl phosphate without niosome system). The stability tests performed for 28 days includes organoleptic, pH and determination of levels of sodium ascorbyl phosphate in gel. Penetration test performed by in vitro test using shed snake skin membrane. The result showed F1 formula has an optimum entrapment efficiency were 99,13%±0,099%. G1 formula has the most stable for 28 days of storage than G2 formula. The used of span 40 as niosome composer can be increased penetration of sodium ascorbyl phosphate in gel formulation were 89,04%±0,006%.
PENGARUH PEMBERIAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN AKSEPTOR MENGENAI KONTRASEPSI SUNTIKAN PROGESTIN DI PUSKESMAS SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2015 ., Herwita Saftarini
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.431 KB)

Abstract

Pengetahuan sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang. Salah satu upaya memotivasi akseptor kontrasepsi suntikan progestin agar tercapai program penundaan kehamilannya yaitu dengan pemberian informasi melalui leaflet. Tujuan penelitian ini untuk menentukan pengaruh pemberian leaflet terhadap pengetahuan akseptor mengenai kontrasepsi suntikan progestin di Puskesmas Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya tahun 2015. Metode penelitian ini adalah metode quasi experiment,dengan rancangannon randomized control group pretest posttest design. Sampel yang digunakan sebanyak 62 akseptor ditentukan secara purposive sampling dan terbagi dua kelompok yaitu 31 akseptor kelompok kontrol dan 31 kelompok leaflet. Pemberian leaflet pada kelompok leaflet dilakukan setelah pretest, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Setelah 1 bulan dilakukan post-test pada kedua kelompok. Analisis data menggunakan uji Chi-Square tabel 2x2. Hasil penelitian menunjukkan jumlah responden pada kelompok kontrol dengan pengetahuan baik sebanyak 58,06% pada saat pretest, menurun sebesar 54,84% pada saat post-test. Responden kelompok leaflet yang memiliki pengetahuan baik pada saat pretest sebanyak 58,06% dan meningkat sebesar 74,19% pada saat posttest. Hasil uji Chi-Square tabel 2x2 menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pemberian leaflet dengan pengetahuan responden  mengenai kontrasepsi suntikan progestin (p value=0,000). Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa pemberian leaflet memberikan pengaruh terhadap pengetahuan akseptor mengenai kontrasepsi suntikan progestin.   Kata Kunci :Leaflet, Kontrasepsi Suntikan Progestin, Pengetahuan
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura ., Wina Laili Maulida
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pola pembayaran pelayanan kesehatan dapat dilakukan melalui asuransi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) dan fee for service. Adanya perbedaan dua pola pembayaran yang dilakukan, diduga akan memberikan perbedaan besaran biaya pengobatan yang dikeluarkan oleh pasien DBD. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan biaya pengobatan DBD pada pasien peserta BPJS dan Non BPJS di RSUD Dokter Agoesdjam Kabupaten Ketapang. Penelitian yang dilakukan bersifat observasional dengan menggunakan rancangan analisis cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif yaitu mengumpulkan data sekunder dari rekam medis pasien, dan resep obat  pasien DBD usia <12 tahun yang dirawat inap di RSUD Dokter Agoesdjam Kabupaten Ketapang periode September-Desember 2014. Jumlah sampel di penelitian ini adalah 84 pasien DBD yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan dipisahkan kedalam 2 kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata biaya rawat inap pasien peserta BPJS dan Non BPJS adalah Rp 1.247.231,5 dan Rp 1.291.683,93, rata-rata lama rawat inap 5,29 hari dan 5,38 hari, sedangkan biaya tertinggi yang dikeluarkan untuk pengobatan DBD adalah biaya perawatan di ruangan sebesar Rp 456.955,36 dan Rp 502.416,67. Kesimpulan, rata-rata biaya rawat inap dan lama rawat inap pada pasien BPJS dan Non BPJS berbeda. Kata Kunci: Anak, Biaya, BPJS, DBD
PENGARUH PERBEDAAN JENIS TERAPI ANTIPSIKOTIK TERHADAP LAMA RAWAT INAP PASIEN SKIZOFRENIA FASE AKUT DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SUNGAI BANGKONG PERIODE JANUARI – DESEMBER 2014 ., Rizka Annur Putri
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.365 KB)

Abstract

Skizofrenia adalah salah satu gangguan jiwa berat yang mempengaruhi seseorang dalam berpikir, merasa, dan bertindak. Prevalensi skizofrenia di Kalimantan Barat pada tahun 2013 adalah 0,7 per 1000 penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan ada atau tidaknya perbedaan lama rawat inap pasien antar jenis terapi antipsikotik yang diberikan kepada pasien skizofrenia fase akut di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Sungai Bangkong periode Januari – Desember 2014. Desain penelitian berupa analisis cross-sectional dengan metode pengumpulan data secara retrospektif. Penelitian ini dilakukan terhadap 98 rekam medik pasien yang menerima terapi antipsikotik. Data dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat memberikan gambaran karakteristik pasien, sedangkan analisis bivariat bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan lama rawat inap pasien antar jenis terapi antipsikotik yang diberikan. Hasil penelitian didapatkan bahwa jenis antipsikotik dan adjuvant yang paling banyak digunakan pasien adalah risperidon dan triheksifenidil dengan frekuensi pemakaian masing-masing sebanyak 446 kali (25,32%) dan 340 kali (65,89%). Hasil analisis menggunakan One-Way ANOVA menunjukkan bahwa lama rawat inap pasien skizofrenia fase akut yang mendapatkan terapi antipsikotik tunggal tipikal, tunggal atipikal, dan kombinasi tidak mengalami perbedaan yang signifikan (p>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa lama rawat inap antar jenis terapi antipsikotik tidak berbeda sehingga dapat disimpulkan jenis terapi antipsikotik yang diberikan tidak mempengaruhi perbedaan lama rawat inap pasien.

Page 1 of 12 | Total Record : 111