cover
Contact Name
Melki
Contact Email
melki@unsri.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalmaspari@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Maspari Journal
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : 20870558     EISSN : 25976796     DOI : -
Maspari Journal : Marine Science Research with eISSN: 2597-6796 (SK no. 0005.25976796/JI.3.1/SK.ISSN/2017.09 - 13 September 2017) publish by Marine Science Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Sriwijaya, particularly focuses on the marine science areas as follows: 1). Marine Biology, 2). Marine Ecology, 3). Marine Acoustic, 4). Oceanography, 5). Environment, 6). Maritime Law, 7). Marine Microbiology and Biotechnology, 8). Marine Culture, 9). Coastal Management, and 10). Marine Social Science.
Arjuna Subject : -
Articles 236 Documents
Tingkat Pertumbuhan dan Biomassa Bibit Rhizophora apiculata di Perairan Delta Upang Banyuasin Sumatera Selatan Herpinawati .; Zulkifli Dahlan; Sarno .
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 1, No 1 (2010): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.301 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v1i1.1116

Abstract

The research about growth level and seed biomass of Rhizophora apiculata was conducted on September to November 2009 in Upang Delta area, Banyuasin Regency, Province of South Sumatera. The observation location was divided into 3 stations. The  growth level of Rhizophora apiculata seed was measured in each monitorings for three months after planting. Calculation and measured were done conducted consist of living percentage, seed growing, total of leaves and diameter of tree. Calculation biomass of Rhizophora apiculata seed was conducted by cutting seed then it was dried on the oven with temperature 105 oC for 24 hours. The living percentage of R. Apiculata was range between 46,67-73,33%. The increase height average of bud weas 0,45-0,74 cm. The average diameter of bud which have been planting for 3 months were 0,02-0,04 peaces. Biomass of R. apiculata feed lings 3 months were 21,622-33,729 gr. Keywords: Biomass, Growth level, Rhizophora apiculata, The Delta of Upang.   Penelitian tingkat pertumbuhan dan biomassa bibit Rhizophora apiculata dilakukan pada bulan September sampai November 2009 di Delta Upang Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan. Lokasi pengamatan dibagi menjadi 3 stasiun. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan bibit R. apiculata dilakukan pengukuran pada setiap kali pengamatan selama tiga bulan setelah penanaman. Perhitungan dan pengukuran yang dilakukan meliputi persentase kehidupan , pertumbuhan tunas, jumlah daun serta ukuran diameter batang. Perhitungan biomassa bibit R. apiculata dilakukan dengan memotong bibit kemudian dikeringkan ke dalam oven pada suhu 105oC selama 24 jam. Tingkat persentase hidup R. apiculata yaitu berkisar antara 46,67-73,33%. Pertambahan tinggi tunas rata-rata bibit yaitu 0,45-0,74 cm. Diameter rata-rata selama tiga bulan penanaman berkisar antara 0,02-0,04 mm dan jumlah daun rata-rata selama tiga bulan penanaman yaitu 2-3 helai. Biomassa yang didapatkan setelah tiga bulan pengamatan yaitu 21,622-33,729 gr. Kata kunci : Biomassa, Delta Upang, Rhizophora apiculata, Tingkat pertumbuhan
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN Beta Susanto Barus
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 9, No 1 (2017): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.875 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v9i1.4228

Abstract

Banyaknya aktifitas antropogenik di daerah perairan Muara Sungai Banyuasin akan menghasilkan logam berat di perairan dan akan terakumulasi ke dasar perairan di dalam sedimen. Penelitian ini membahas tentang kandungan logam berat Cd dan Hg di air dan sedimen perairan Muara Banyuasin. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 di wilayah perairan Muara Banyuasin. Proses pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan melihat hasil pengukuran beberapa parameter perairan dan hasil uji sampel air di laboratorium dengan membandingkan baku mutu sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor51 Tahun 2004, untuk biota dimana konsentrasi kandungan logam berat Cd dan Hg < 0,001 mg/L. Sedangkan untuk uji sampel sedimen di laboratorium dibandingkan dengan baku mutu konsentrasi logam berat dalam sedimen IADC/CEDA Tahun 1997. Hasil konsentrasi logam berat Cd di air permukaan berkisar 0,002-0,062 mg/l, konsentrasi logam berat kadmium pada air kedalaman 5 meter memiliki kisaran 0,008-0,057 mg/l. Hasil pengukuran konsentrasi merkuri pada air permukaan memiliki kisaran <0,001-0,002 mg/l,sedangkan konsentrasi merkuri pada air kedalaman 5 meter berkisar <0,001-0,012 mg/l. Nilai konsentrasi logam berat kadmium di sedimen berkisar 0,008-0,062 mg/l. Sedangkan merkuri di sedimen berkisar <0,001-0,011 mg/l. Dari hasil analisis, korelasi antarakonsentrasi logam berat di air dengan di sedimen memiliki hubngan yang cukup erat untuk logam kadmium dan merkuri.KATA KUNCI : kadmium (Cd), kualitas air, merkuri (Hg), muara Banyuasin, sedimen
Pembuatan Biogas dari Rumput Laut Jenis Caulerpa racemosa dan Sargassum duplicatum sebagai Bahan Energi Alternatif Andrian Saputra; Wike Ayu Eka Putri; Riris Aryawati
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 3, No 2 (2011): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.118 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v3i2.1316

Abstract

Seaweed has economic value that is very important for humans. Several years ago, only seaweed used as human food ingredients. Given the many types of seaweed are still not popular yet widely used and Along with the progress of science and technology, utilization of seaweed has expanded in various fields, including one uses seaweed as an ingredient of biogas alternative energy. The purpose of this study was to determine the potential of seaweed species Sargassum duplicatum and Caulerpa racemosa for the manufacture of biogas as a new alternative energy sources and to know the pressure of gas contained in a type of seaweed Sargassum duplicatum and Caulerpa racemosa as a new alternative energy sources. This research was conducted in June-September 2010. Samples were taken in waters around Lampung Marine Aquaculture Development Center. Making biogas process is conducted at the Laboratory of Marine Science. Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sriwijaya University. The method used is a laboratory experimental methods. Making biogas is done by collecting seaweed and beach sediments as seedman making, preparation of the digester and the making of starter and stuffing, were examined by using biogas pressure manometer U for three months, analyze the data descriptively biogas pressure. Based on the results of research in getting the peak pressure for this type of seaweed Sargassum duplicatum is 15.47 psi, 16.05 psi and 16.43 while to get the type of Caulerpa racemosa in the peak pressure of 15.42 psi, 15.88 psi and 16, 43 psi. Keywords: Seaweed, Biogas, Sargassum duplicatum, Caulerpa racemosa,  Biogas pressure. ABSTRAK Rumput laut memiliki nilai ekonomis yang sangat penting bagi manusia. Beberapa tahun yang lalu, rumput laut hanya dimanfaatkan sebagai bahan makanan manusia. Mengingat masih banyaknya jenis rumput laut tidak popular yang belum banyak dimanfaatkan dan sering dengan kemajuan sains dan teknologi, pemanfaatan rumput laut telah meluas di berbagai bidang, termasuk salah satunya pemanfaatan rumput laut sebagai bahan energi alternatif yaitu biogas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi rumput laut jenis Sargassum duplicatum dan Caulerpa racemosa untuk pembuatan biogas sebagai sumber energi alternatif  baru serta mengetahui tekanan gas yang terdapat dalam rumput laut jenis Sargassum duplicatum dan Caulerpa racemosa sebagai sumber energi alternatif baru. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – September 2010. Pengambilan sampel dilakukan di  sekitar perairan Balai Pengembangan Budidaya Laut Lampung. Proses Pembuatan biogas itu sendiri dilakukan di Laboratorium Dasar Ilmu Kelautan. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental laboratoris. Pembuatan biogas ini dilakukan dengan cara pengumpulan rumput laut dan pengambilan sedimen pantai sebagai penyemai, penyiapan digester serta pembuatan starter dan isian. Dilakukan pengamatan tekanan biogas dengan menggunakan manometer U selama tiga bulan. Analisa data tekanan biogas dilakukan secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan tekanan puncak untuk jenis rumput laut
BIOAKUMULASI LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) PADA KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MUARA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR SUMATERA SELATAN Rachmat Adi Filipus; Anna Ida Sunaryo Purwiyanto; Fitri Agustriani
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 10, No 2 (2018): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.427 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v10i2.5870

Abstract

Muara Sungai Lumpur merupakan salah satu kawasan pesisir yang memiliki posisi strategis sebagai pusat kegiatan masyarakat dalam hal pengembangan perdagangan, pertanian, perikanan, lalu lintas berbagai jenis kapal. Banyaknya aktivitas yang dilakukan di perairan Muara Sungai Lumpur tersebut tentu akan menghasilkan limbah dan berdampak pada ekosistem kerang darah sekitar. Salah satu logam berat yang dapat mencemari biota perairan yaitu tembaga (Cu) yang dikenal dengan logam esensial. Logam berat tembaga (Cu) pada konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan masalah terganggunya proses pertumbuhan serta kelestarian kerang darah itu sendiri serta masalah kesehatan bagi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bioakumulasi logam berat pada kerang darah dan menganalisis konsentrasi logam berat pada sedimen, air dan kerang darah (anadara granosa). Metode yang digunakan untuk mengetahui kandungan logam berat adalah Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Konsentrasi Cu dalam rentang air 0,04-0,021 ppm, konsentrasi Cu dalam sedimen berkisar 3,25-3,93 ppm dan konsentrasi Cu di kerang darah berkisar 0,36-0,73 ppm. Faktor bioakumulasi (BAF) kerang darah pada air berkisar 30,5- 104,3 telah melewati batas yang telah ditetapkan oleh FAO. Sedangkan untuk BSAF kerang darah pada sedimen dinyatakan rendah karena nilai BSAF < 1.
Analisis Kualitas Perairan Muara Sungai Way Belau Bandar Lampung Nidia Nova Riena; Wike Ayu Eka Putri; Fitri Agustriani
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 4, No 1 (2012): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.927 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v4i1.1436

Abstract

Estuary Way Belau is a residential area with high population. Utilization of Way Belau River diverse enough so that water river estuary Way Belau has decreased the quality of the water environment as reflected in the black color tends to muddy the water and the high sedimentation rate. The purpose of this research was to determine the water quality (water and sediment) in terms of physical and chemical parameters Estuary Way Belau Bandar Lampung. The research in the Estuary Way Belau of Bandar Lampung had been held in June 2010 to August 2010. The results showed that the measurement of physical and chemical conditions generally still in quality standard (Kepmen No. 51/MENLH/2004) and marine water quality management and pollution control (PP No. 82 Tahun 2001). Characteristics of the fraction of sediment in the estuary Way Belau fraction is dominated by sand with organic matter content of the total average in research stations ranged from 0.68 to 5.41%, the average nitrate content ranged from 2.4 to 14.4 ppm and the sediment pH ranged from 6.58 to 7.47.   Key words : estuary Way Belau,  sediment, water quality   ABSTRAK Muara Sungai Way Belau adalah daerah pemukiman dengan jumlah penduduk yang tinggi. Pemanfaatan sungai Way Belau cukup beragam sehingga perairan muara Sungai Way Belau mengalami penurunan kualitas lingkungan perairan yang tergambar dari warna perairan keruh cenderung hitam serta tingkat sedimentasi yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas perairan (air dan sedimen) ditinjau dari parameter fisika dan kimia muara Sungai Way Belau Bandar Lampung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2010 di perairan muara Sungai Way Belau Bandar Lampung. Hasil penelitian menunjukan Pengukuran kondisi fisika dan kimia secara umum masih memenuhi standar baku mutu untuk biota laut (Kepmen No. 51/MENLH/2004) dan standar pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran (PP No. 82 Tahun 2001). Karakteristik fraksi sedimen di muara Sungai Way Belau didominasi oleh fraksi pasir dengan kandungan bahan organik total rata-rata pada stasiun penelitian berkisar 0,68 - 5,41 %, kandungan nitrat rata-rata berkisar antara 2,4 - 14,4 ppm dan pH sedimen berkisar antara 6,58 - 7,47.   Kata Kunci : kualitas air, muara sungai Way Belau, sedimen
Strategy of Nannochloropsis Against Environment Starvation: Population Density and Crude Lipid Contents Siti Hudaidah; Moh Muhaemin; Rosdinar .
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 5, No 2 (2013): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.741 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v5i2.2498

Abstract

Nannochloropsis sp., an unicellular marine microalgae, has potential function as a food source for fish larvae and in chemical industry. Microenvironmental conditions, especially nitrogen and salinity stress in marine ecosystems, became major factor affecting the growth of Nannochloropsis sp.The aim of the experiment was to study effect of different salinities and nitrogen dosages to the growth and lipid contents of Nannochloropsis sp. cells.The experiment was arranged in factorial with three replicates. The first factor was salinity (28 ppt and 38 ppt), and the second factor was nitrogen dosage (100% and 50%). Results of the experiments indicated that nitrogen starvation and high saline concentration affected cell density of Nannochloropsis sp. in different level. The results showed that combination treatments of nitrogen starvation and salinity reduced cell density (treatmant A, B, and D), except in treatment C. Combination of high salinity and high N dosages resulted ini steady growth of Nannochloropsis sp. These results suggest that Nannochloropsis sp. are able to overcome salinity stress (38 ppt) in the presence of optimum concentration of nitrogen in the growth cultures.The results also shows that there were no significant differences of crude lipid content between treatments and no correlation between population density and crude lipid content. These results suggest that no simple correlation between population density and crude lipid concentration. On the other hand, population density was not the only factor affected crude lipid concentration in the microalgae cell.Keyword: Nannochloropsis, population, crude lipid
ANALISIS PERBANDINGAN AKURASI MODEL PREDIKSI PASANG SURUT: STUDI KASUS DI SELAT LARANTUKA, FLORES TIMUR, NUSA TENGGARA TIMUR Hendry Syahputra; R Bambang Adhitya Nugraha
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 8, No 2 (2016): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (922.681 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v8i2.3488

Abstract

Sebagai negara maritim, informasi hidro-oseanografi sangatlah penting dalam mendukung segala aktivitas kelautan dan perikanan di Indonesia. Salah satu data dan informasi yang sangat  penting  adalah  parameter  pasang  surut. Ketersediaan  data  pasang  surut  hasil pengukuran di lapangan yang baik sangat minim  jika dibandingkan dengan luas wilayah lautan Indonesia. Model numerik  pasang surut  menjadi  salah satu solusi untuk  memberi gambaran perubahan  elevasi  muka  air  suatu  perairan.  Saat  ini  telah  banyak modul prediksi pasang surut yang mampu memberikan informasi  fluktuasi muka air laut  suatu perairan  dengan  tingkat  keakurasian  dan  error  yang berbeda.  Penelitian  ini  bertujuan untuk membandingkan  tingkat keakurasian model pasut dari NAOTIDE, LePROVOST, TMDTPXO  7.1  dan  MIKE21.  Pasang surut  perairan  Selat  Larantuka,  Nusa  Tenggara  Timur digunakan  sebagai lokasi  percontohan  untuk  uji  akurasi  model  tipe  perairan  selat di Indonesia.  Hasil  analisis  menunjukkan  bahwa  untuk  tipe  perairan  selat, model  prediksi pasang  surut  NaoTide  memberikan  keakuratan  lebih  baik dengan  persentase  error sebesar 1,79 % dibandingkan dengan model pasut lainnya.KATA KUNCI:   Leprovost,  MIKE21,  model  prediksi  pasang  surut,  NaoTide, Selat Larantuka, tidal model driver (TMD) TPXO 7.1.
Penentuan Indeks Kerentanan Pantai Akibat Kenaikan Muka Laut di Pantai Bagian Barat Provinsi Banten Romega Sinaga; Heron Surbakti; R. Bambang Aditya Nugraha
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 5, No 1 (2013): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.894 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v5i1.1296

Abstract

ABSTRAKPantai (shore) merupakan daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah  Kerentanan suatu pantai dapat ditentukan dengan memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya adalah perubahan garis pantai, kenaikan muka laut relatif, tinggi gelombang signifikan, kisaran pasang tertinggi dan pasang terendah, elevasi dan penggunaan lahan. Keenam faktor tersebut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kerentanan pantai akibat terjadinya kenaikan muka laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kerentanan wilayah disepanjang lokasi kajian. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain data citra Landsat TM tahun 1997 dan Landsat ETM+ tahun 2009, peta penggunaan lahan, SRTM (Shuttle Radar Topography Mission), pasang surut, tinggi gelombang signifikan, kenaikan muka laut relatif, peta Batimetri.  Metode yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan menganalisa beberapa data sekunder yang menghasilkan indeks kerentanan pantai dari segi fisik di wilayah kajian dengan data yang di olah mulai dari tahun 1997-2009. Hasil analisis data menunjukkan bahwa berdasarkan indeks kerentanan pantai, wilayah di sepanjang Pantai Barat Banten yang termasuk kategori sangat rentan adalah Desa Cikoneng dan yang sangat tidak rentan adalah Desa Pasauran, Carita, Caringan dan Margagiri. Kata kunci : Kenaikan Muka Laut, Kerentanan, Pantai, Provinsi BantenABSTRACTShore is the area in side water and still have influence from tidal highest and lowest water. Shore vulnerability can decided with to look some factor which to influence, that is shoreline change, relative sea level, mean wave height, tidal range, coastal slope and geomorphology. Sixth factor’s above were factor’s which to influence shore vulnerability to sea level rise. This research aim was to know area vulnerability level in research location. Data’s which used in this research was Landsat TM 1997 and Landsat ETM+ 2009, Landuse map, SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) Data, Tide, signifikan wave height, sea level rise relative, map batimetri. Metode which used in this research is with to analysis some data for  to give result shore vulnerability index from aspect physical in research location with the data start from year 1997-2009. The result showed that based shore vulnerability index, area in the along shore part of west banten which include to very high category is cikoneng village and which include to very low category is Pasauran, Carita, Caringin, and Margagiri Village.Key Words : Sea Level Rise, vulnerability, Shore, Province Banten
SISTEM INFORMASI UNTUK PENDUGAAN STOK PERIKANAN MENGGUNAKAN MODEL PRODUKSI SURPLUS (STUDI KASUS DATA TANGKAPAN CUMI-CUMI DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN) Amar Mustaqim; Andi Agussalim; Isnaini .
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 10, No 1 (2018): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.636 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v10i1.5783

Abstract

Sumberdaya perikanan di Indonesia masih belum bisa dikelola dan dimanfaatkan secaraoptimal dan lestari. Selain itu, hampir seluruh wilayah di Indonesia mengarah pada kondisiover fishing. Minimnya informasi tentang sumberdaya perikanan, menyebabkan kurangoptimumnya pemanfaatan sumberdaya perikanan yang ada. Sehingga, diperlukan adanyapemanfaatan teknologi informasi. seperti, pengembangan sistem informasi untukpendugaan stok perikanan menggunakan model produksi surplus. Untuk mencapai hal itupeneliti merancang sebuah sistem informasi agar efisien dan terorganisir dalammenghasilkan dan menampilkan data stok nilai potensi perikanan (Maksimum SuisbtainableYield) dengan menggunakan model produksi surplus. Pembuatan sistem informasiperikanan dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 – April 2015. Pengembangan SistemInformasi perikanan dilaksanakan di laboratorium Pengideraan Jauh dan SIG, ProgramStudi Ilmu Kelautan, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya. Dengan sistem ini diharapkanmampu memberikan alternatif solusi bagi para pengambil keputusan, instansi untukmenentukan potensi lestari perikanan. Pembangunan sistem ini, penulis menggunakanmodel produksi surplus, sedangkan tools yang pengembangan digunakan yaitu Visualbasic.net dan SQL server. Perangkat lunak sistem informasi tersebut diberi nama SIPSP1,SIPSP1 dapat memberikan informasi tentang Maksimum substansi yield (MSY), Fmsy danAlat tangkap baku sumberdaya perikanan di suatu daerah dengan mengunakan modelproduksi surplus. Nilai potensi lestari cumi menggunakan model scheafer (SIPSP1) (MSY)adalah 11.408,657 ton dan upaya optimum (Fopt) (5.464,94 trip) dan alat tangkap bakuPancing Cumi (Squid Jigging)Kata Kunci : Potensi Perikanan, Sistem Informasi, Surplus Produksi, Visual Basic Net
Karakteristik dan Morfologi Liang Bioturbasi Kepiting di Kawasan Reklamasi Mangrove Muara Angke Kapuk - Jakarta Anna Ida Sunaryo
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 4, No 2 (2012): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.855 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v4i2.1388

Abstract

ABSTRACTBioturbation organism activity that caused in displacement of sediment. This activity is not only the activities that are part of the natural organism behavior, but has an important contribution to the sustainability of ecosystems. Therefore this study was conducted to identify the physical characteristics of crab bioturbation burrows on reclaimed mangrove ecosystems, such as shape, depth, and hole diameter. The results showed there were 4 characters of burrows from 20 resin cast, which are single (50%), Y-shaped (25%), U-shaped (5%), and complex (20%) characteristics, with the dominance of the single character. SD (surface diameter) variable ranging from 0.4 to 1.8 cm and the AW (arm width) ranged from 1.1 to 2.9 cm, DO (distance opening) ranged from 3.5 to 31 cm and the UD (U-depth) and the CS (central shaft) range 3-7 cm and 5-14 cm. The total hole depth (TD) ranged from 4.5 to 19.5 cmKeywords : morphology characteristics, crab bioturbation burrows, Muara Angke KapukABSTRAKBioturbasi merupakan suatu aktifitas yang dilakukan organisme sehingga menyebabkan terjadinya perubahan letak (displacement) sedimen.Aktifitas ini bukan hanya aktifitas yang memang bagian dari tingkah laku biota secara alami, namun memiliki kontribusi yang penting bagi keberlangsungan ekosistemnya. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik fisik liang bioturbasi kepiting pada ekosistem reklamasi mangrove, seperti bentuk, kedalaman, dan diameter lubang. Hasil penelitian menunjukkan dari 20 cetakan terdapat 4 karakter yaitu single (50%), Y-shaped (25%), U-shaped (5%), dankompleks(20%), dengan dominasi pada karakter single. Variable SD berkisar 0,4-1,8 cm dan AW berkisar 1,1-2,9 cm, DO berkisar 3,5-31 cm dan UD dan CS berkisar 3-7 cm dan 5-14 cm. Kedalaman liang secara total (TD) dari 20 cetakan berkisar 4,5-19,5 cmKatakunci : karakteristik morfologi, liang bioturbasi kepiting, Muara Angke Kapuk

Page 1 of 24 | Total Record : 236