cover
Contact Name
Wahyu Wiji Astuti
Contact Email
ahyu_wiji@yahoo.com
Phone
+6281375372028
Journal Mail Official
wahyu_wiji@yahoo.com
Editorial Address
Medan tembung
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
BAHAS
ISSN : 24427594     EISSN : 24427594     DOI : https://doi.org/10.24114/bhs.v32i1
Jurnal BAHAS memuat kajian-kajian tentang bahasa, sastra, seni dan budaya. Jurnal ini dikelola oleh Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Medan.
Articles 18 Documents
Search results for , issue "Vol 26, No 2 (2015): BAHAS" : 18 Documents clear
ISU-ISU KRITIS DALAM PENDIDIKAN MENGENAI KOMPETENSI GURU/DOSEN PADA ABAD 21 Danny Ivanno Ritonga
BAHAS Vol 26, No 2 (2015): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v26i2.5577

Abstract

Masa depan bangsa, salah satunya sangat ditentukan oleh guru/dosen. Tidaklah heran, dulu, ketika Hiroshima hancur lebur dibombardir Amerika Serikat, hanya satu pertanyaan yang keluar dari mulut Kaisar Jepang, “Berapa banyak guru/dosen yang masih hidup?”. Luar biasa, betapa saat itu, Sang Kaisar memikirkan nasib bangsa dengan menggantungkannya pada peran guru/dosen. Untuk menghasilkan guru/dosen yang professional dan kompeten juga adalah tantangan yang sangat berat. Mengacu pada pendapat dan teori sebagai landasan yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam rangka membangun bangsa melalui pendidikan, khususnya dalam meningkatkan peran guru/dosen didalamnya. Tujuan pendidikan sebagai upaya memanusiakan manusia secara utuh, bukan hanya membangun keterampilan menghapal, menuntut profesionalitas dan kompetensi guru/dosen yang sangat tinggi. Oleh karena itu, guru/dosen memainkan peranan yang sangat penting dalam upaya membangun bangsa yang maju.   Kata Kunci:     Kompetensi Guru/Dosen, Tanggung Jawab Guru/Dosen, Posisi Guru/Dosen Abad 21  
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENGUNGKAPKAN PENDAPAT TERHADAP PUISI PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE) DI KELAS X-6 SMA NEGERI 12 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Khairiah Khairiah
BAHAS Vol 26, No 2 (2015): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v26i2.5560

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbahasa siswa dengan menggunakan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) pada Pelajaran Bahasa Indonesia di kelasX-6. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Objek penelitian dalam skripsi ini adalah antusias siswa dalam kegiatan pembelajaran, pelafalan bunyi bahasa, ketepatan intonasi, pemilihan kata, penyusunan kalimat, ketenangan, kesopanan, kekompakan dan  topik pembicaraan. Subjek penelitian sebanyak 41 orang siswa. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yang dilakukan pada siswa.               Berdasarkan Observasi hasil penelitian persentase tingkat kemampuan berbahasa siswa meningkat dari 41 orang siswa terdapat 24,4% siswa yang memiliki kemampuan berbahasa sangat baik, 61% siswa yang memiliki kemampuan berbahasa baik dan  14,6 siswa tingkat kemampuan berbahasa cukup. Persentase hasil tingkat ketuntasan kemampuan berbahasa siswa dari 41 orang siswa pada siklus I pertemuan I mencapai 24,4% siswa yang tuntas dan 75,6% siswa tidak tuntas. Siklus I pertemuan II terdapat 41,5% siswa yang tuntas dan 58,5% siswa yang tidak tuntas. Pada siklus II pertemuan I terdapat 58,5% siswa yang tuntas dan 41,5% siswa yang tidak tuntas sedangkan pada siklus II pertemuan II meningkat menjadi 100% atau 41 orang siswa yang tuntas. Dengan demikian dengan menggunakan model pembelajaran TPS dapat meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Kata Kunci : model pembelajaran TPS dan  kompetensi mengungkapkan pendapat terhadap puisi
SECOND LANGUAGE DEVELOPMENT OF INDONESIAN LEARNERS OF ENGLISH Maya Oktora
BAHAS Vol 26, No 2 (2015): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v26i2.5568

Abstract

Setiap individu memperoleh bahasa kedua dengan caranya sendiri-sendiri. Pemerolehan bahasa kedua yang terjadi secara alamiah adalah cara terbaik dalam pemerolehan bahasa kedua/asing, yang terjadi dalam komunikasi sehari-hari, bebas dari pengajaran atau pimpinan maupun guru. Tidak ada keseragaman cara, melalui interaksi spontan yang terjadi dalam komunikasi sehari-hari, bebas dari pimpinan sistematis yang disengaja. Interaksi ini memicu komunikasi bahasa dan mendorong pemerolehan bahasa kedua. Faktor-faktor afektif berperan sebagai penentu akuisisi input di mana lingkungan formal lebih banyak memberikan peranan dalam proses pemerolehan bahasa kedua daripada lingkungan informal. Kata Kunci: pemerolehan bahasa kedua, input, interaksi, lingkungan pemerolehan bahasa.
BERBEDA DUNIA, BERBEDA BUDAYA DAN BERAGAM BAHASA I. Wy. Dirgeyasa
BAHAS Vol 26, No 2 (2015): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v26i2.5556

Abstract

Studi tentang bahasa dan budaya selalu menarik dan menantang bagi ahli bahasa,  pengajar bahasa, praktisi bahasa dan juga pemerhati bahasa. Hal ini terjadi karena topik bahasa dan budaya selalu berkembang dan berubah sesuai dengan pekembangan dan peradaban manusia. Di samping itu,  realitas bahasa dan budaya juga merupakan bagian aktivitas manusia  sehari-hari. Beragam bahasa dan berbeda budaya menjadikan kajian budaya dan bahasa semakin kompleks dan unik.  Keberagaman bahasa dan budaya mencerminkan keunikan dan diferensiasi masyarakat bahasa yang satu dengan masyarakat bahasa yang lainnya. Dengan bahasa yang digunakan oleh masyarakat bahasa tertentu kita dapat mengetahui sistem nilai, tradisi, karatkter masyarakat tertentu. Sebaliknya dengan budaya, kita juga dapat memahami realitas bahasa masyarakat tertentu. Dengan demikian hubungan bahasa dan budaya bersifat asimetris. Kata Kunci: Bahasa, budaya dan  masyarakat bahasa
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA PRANCIS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN DI KELAS X-9 SMA NEGERI 12 MEDAN TA. 2012 – 2013 Nurdiati Br.Ginting
BAHAS Vol 26, No 2 (2015): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v26i2.5561

Abstract

Subjek penelitian sebanyak 30 orang siswa. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yang dilakukan pada siswa. Berdasarkan Observasi yang dilakukan oleh guru : Rata – rata skor peningkatan kemampuan keterampilan berbicara siswa secara individual terus meningkat selama 2 siklus (4 Pertemuan). Pada siklus I pertemuan I dari 46 orang siswa terdapat 8,7% siswa tingkat kemampuan keterampilan berbicara  sangat baik, 19,6% siswa memiliki tingkat kemampuan keterampilan berbicara siswa baik, siswa memiliki tingkat kemampuan keterampilan berbicara  cukup dan 63,4%siswa memiliki tingkat kemampuan keterampilan berbicara kurang. Pada siklus I pertemuan 2 dari 46 orang siswa terdapat 10,9% siswa tingkat kemampuan keterampilan berbicara sangat baik, 28,3% siswa memiliki tingkat kemampuan keterampilan berbicara baik, 23,9% siswa memiliki tingkat kemampuan keterampilan berbicara cukup dan 36,9% siswa memiliki tingkat kemampuan keterampilan berbicara kurang. Pada siklus II pertemuan 1 dari 46 orang siswa terdapat 13% siswa tingkat kemampuan keterampilan berbicara sangat baik,32,6% siswa memiliki tingkat kemampuan keterampilan berbicara siswa baik, 28,3% siswa memiliki tingkat kemampuan keterampilan berbicara cukup dan 26,1% siswa memiliki tingkat kemampuan keterampilan berbicara kurang. Dan pada siklus II pertemuan 2 persentase tingkat kemampuan keterampilan berbicara. siswa meningkat dari 46 orang siswa terdapat 15,2% siswa tingkat kemampuan keterampilan berbicara siswa   sangat baik, 84,8% siswa tingkat kemampuan keterampilan berbicara baik   Kata Kunci :  model teknik permainan dan kompetensi keterampilan berbicara bahasa prancis
KATA MAJEMUK BAHASA INDONESIA SUATU KAJIAN LINGUISTIK TRANSFORMASIONAL GENERATIF Basyaruddin Basyaruddin
BAHAS Vol 26, No 2 (2015): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v26i2.5549

Abstract

Morfologi adalah ilmu bahasa yang memperbincangkan proses pembentukan kata. Di dalam Bahasa Indonesia, ada tiga cara pengembangan pembentukan kata, yaitu afiksasi, reduplikasi dan komposisi. Komposisi sebagai unsur pembentukan kata lebih dikenal dengan pemajemukan atau kata majemuk. Pemajemukan adalah suatu proses pembentukan kata-kata baru dengan menggabungkan dua kata atau lebih. O’Grady dan Dobrovolsky (dalam Ba’dulu dan Herman, 2005:30)  mengatakan bahwa pemajemukan adalah suatu proses yang mencakup penggabungan dua kata (dengan atau tanpa afiks) untuk menghasilkan suatu kata baru. Konsep pemajemukan menurut ahli di atas inilah yang dikenal dengan nama kata majemuk.  Menurut Baeur (1983:201), cara yang biasa digunakan untuk mengkasifikasikan kata majemuk ialah berdasarkan fungsi yang dimainkannya dalam kalimat sebagai nomina, verba, adjektiva dan  sebagainya. Berdasarkan ujudnya yang terdiri dari dua kata, hampir  tidak dapat dibedakan antara kata mejemuk dengan frasa. Untuk itu di dalam tulisan ini dipaparkan analisis kata majemuk dalam bahasa Indonesia menurut kajian Linguistik Transformasional Generatif.   Kata Kunci: Kata Majemuk, Linguistik Transformasional Generatif
PENCIPTAAN MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENUMBUHKAN KEBERANIAN DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT SERTA PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAGI PEKERJA DI KABUPATEN BATU BARA Elisa B. Manullang; Yeni Erlita
BAHAS Vol 26, No 2 (2015): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v26i2.5570

Abstract

Mempelajari sebuah bahasa asing seperti bahasa Inggris tidaklah sulit dan tidak juga gampang bagi orang-orang yang sudah bekerja dan tentu saja tidak melatarbelakangi bahasa Inggris. Hal ini suatu masalah besar bagi mereka di mana para pekerja tersebut sangat dituntut untuk menguasai dan mampu mengkomunikasikan bahasa Inggris tersebut untuk meningkatkan prestasi dan kredibilitas pekerjaan mereka di Perusahaan Eksport-Import yang ada di Kabupaten Batu Bara. Untuk itu dilakukan berbagai upaya untuk merangsang daya tarik para pekerja (siswa) dalam menciptakan media pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan seperti watching, game playing, discussion and singing. Dengan bertujuan supaya para pekerja (siswa) dapat memberanikan diri mengeluarkan ide serta menjadikan bahasa Inggris sebagai budaya komunikasi di lingkungan perusahaan. Sebab daerah yang menjadi central topik tulisan ini merupakan daerah yang sangat maju perkembangan pembangunannya disebabkan karena akan adanya rencana Pemerintah setempat menjadikan sebuah Pelabuhan Internasional nantinya dan tentu saja sangat dibutuhkan sekali pengetahuan akan bahasa Inggris tersebut.   Kata Kunci :         Bahasa Inggris, Mengemukakan Pendapat, Sarana Komunikasi, Media Pembelajaran, Perkembangan Perusahaan Eksport-Import  
MULTIFUNGSI KATA ‘TOUT’ DALAM BAHASA PRANCIS Pengadilen Sembiring
BAHAS Vol 26, No 2 (2015): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v26i2.5557

Abstract

Kosa kata dan sistem tata bahasa Prancis memiliki keunikan dan kesederhaan yang tidak dimliki oleh bahasa-bahasa lainnya di dunia. Keunikan dan kesederhanaan kosa kata dan sistem tata bahasa tersebut dapat dilihat melalui keberadaan beberapa kata yang memiliki bentuk ortograf yang sama namun memiliki fungsi yang berbeda ketika kata tersebut digunakan dalam sebuah kalimat. Salah satu kata yang multifungsi tersebut adalah ‘tout’. Tout dalam bahasa Prancis dapat berfungsi sebagai, adjektiva, pronomina atau adverbia. Untuk dapat memahami multifungsi yang dimiliki oleh kata ‘tout’ tersebut, dalam tulisan ini akan dijelaskan secara gamblang mengenai kata tersebut.   Kata Kunci: Tout, adjektiva,  adverbia dan  pronomina.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENGUNGKAPKAN INFORMASI SECARA LISAN TENTANG KELUARGA PELAJARAN BAHASA PRANCIS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE) DI KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 12 MEDAN TAHUN AJARAN 20 Sri Palupi
BAHAS Vol 26, No 2 (2015): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v26i2.5563

Abstract

Subjek penelitian sebanyak 41 orang siswa. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah observasi yang dilakukan pada siswa. Berdasarkan Observasi hasil penelitian persentase tingkat kemampuan berbahasa siswa meningkat dari 41 orang siswa terdapat 24,4% siswa yang memiliki kemampuan berbahasa sangat baik, 61% siswa yang memiliki kemampuan berbahasa baik dan  14,6 siswa tingkat kemampuan berbahasa cukup. Persentase hasil tingkat ketuntasan kemampuan berbahasa siswa dari 41 orang siswa pada siklus I pertemuan I mencapai 24,4% siswa yang tuntas dan 75,6% siswa tidak tuntas. Siklus I pertemuan II terdapat 41,5% siswa yang tuntas dan 58,5% siswa yang tidak tuntas. Pada siklus II pertemuan I terdapat 58,5% siswa yang tuntas dan 41,5% siswa yang tidak tuntas sedangkan pada siklus II pertemuan II meningkat menjadi 100% atau 41 orang siswa yang tuntas. Dengan demikiandengan menggunakan model pembelajaran TPS dapat meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Kata Kunci : model pembelajaran TPS dan mengungkapkan informasi secara lisan
KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW Syamsul Arif
BAHAS Vol 26, No 2 (2015): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v26i2.5552

Abstract

Abstrak   Kesantunan berbahasa  merupakan hal yang penting dalam kegiatan berkomunikasi. Politisi merupakan salah satu kelompok yang harus memperhatikan kesantunan berbahasa. Salah satu acara yang menayangkan politisi berbahasa adalah talk show. Kesantuan berbahasa politisi dikaji dengan teori dari Leech (maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan dan  maksim kesimpatian). Kesantunan berbahasa juga memiliki peran yang penting dalam penerapan kurikulum 2013.   Kata Kunci: Kesantunan berbahasa, politisi.

Page 1 of 2 | Total Record : 18


Filter by Year

2015 2015


Filter By Issues
All Issue Vol 34, No 1 (2023): BAHAS Vol 33, No 4 (2022): BAHAS Vol 33, No 3 (2022): BAHAS Vol 33, No 2 (2022): BAHAS Vol 33, No 1 (2022): BAHAS Vol 32, No 4 (2021): BAHAS Vol 32, No 3 (2021): BAHAS Vol 32, No 2 (2021): BAHAS Vol 32, No 1 (2021): BAHAS Vol 31, No 4 (2020): BAHAS Vol 31, No 3 (2020): BAHAS Vol 31, No 2 (2020): BAHAS Vol 31, No 1 (2020): BAHAS Vol 30, No 4 (2019): BAHAS Vol 30, No 3 (2019): BAHAS Vol 30, No 2 (2019): BAHAS Vol 30, No 1 (2019): BAHAS Vol 29, No 4 (2018): BAHAS Vol 29, No 3 (2018): BAHAS Vol 29, No 2 (2018): BAHAS Vol 29, No 1 (2018): BAHAS Vol 28, No 4 (2017): BAHAS Vol 28, No 3 (2017): BAHAS Vol 28, No 2 (2017): BAHAS Vol 28, No 1 (2017): BAHAS Vol 27, No 4 (2016): BAHAS Vol 27, No 3 (2016): BAHAS Vol 27, No 2 (2016): BAHAS Vol 27, No 1 (2016): BAHAS Vol 26, No 4 (2015): BAHAS Vol 26, No 3 (2015): BAHAS Vol 26, No 2 (2015): BAHAS Vol 26, No 1 (2015): BAHAS Vol 25, No 4 (2014): BAHAS Vol 25, No 3 (2014): BAHAS No 89 TH XL (2014): BAHAS No 86 TH 39 (2013): BAHAS No 85 TH 39 (2013): BAHAS No 85 TH 37 (2012): bahas No 84 TH 38 (2012): BAHAS No 83 TH 38 (2011): BAHAS No 82 TH 38 (2011): BAHAS No 81 TH 38 (2011): BAHAS No 80 TH 38 (2011): BAHAS No 80 TH 37 (2011): BAHAS No 79 TH 37 (2010): BAHAS No 78 TH 37 (2010): BAHAS No 77 TH 37 (2010): BAHAS No 76 TH 37 (2010): BAHAS No 75TH XXXVI (2009): BAHAS No 74TH XXXVI (2009): BAHAS No 73TH XXXVI (2009): BAHAS No 72TH XXXVI (2009): BAHAS No 69TH XXXV (2008): BAHAS No 65TH XXXIV (2007): JURNAL BAHAS More Issue