cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Intuisi
ISSN : 25412965     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah is the scientific publication media to accommodate ideas and innovation research results of psychology academicians and other experts who are interested in the field of Psychology. Vision intuition is to encourage the development of science-based psychology, indigenous psychology.
Arjuna Subject : -
Articles 20 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 1 (2019): Maret 2019" : 20 Documents clear
Mengurangi Prasangka Negatif Terhadap Transpuan dengan Metode Kontak Imajiner Melalui Photovoice Kepada Orang Muda di Tangerang, Indonesia Debineva, Ferena; Pelupessy, Dicky
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 11, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v11i1.20113

Abstract

Abstrak. Tingginya kekerasan dan kebencian berdasarkan identitas (minoritas) tertentu semakin meningkat di Indonesia, terutama kepada kelompok transpuan. Karenanya perlu dilakukan intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan toleransi terhadap kelompok identitas gender minoritas. Untuk itu, digunakan intervensi kuasi-eksperimental terhadap kontak imajiner dengan metode photovoice. Hasil penelitian dengan paired sample t-test menunjukkan terdapat penurunan prasangka negatif terhadap transpuan secara signifikan sig (24) = 2.78, p < .01 (one-tailed) dimana sikap terhadap transpuan lebih positif pada kelompok setelah diberikan intervensi imagined contact (M = 55.32, SD = 17.18, n = 25) dibandingkan sebelum intervensi (M = 62.68, SD = 14.99, n = 25).Kata Kunci : Kontak, Imagined Contact, Prasangka, Transpuan  Abstract. The high level of violence and hatred based on certain (minority) identities is increasing in Indonesia, especially to transwomen. Therefore, it is necessary to conduct interventions aimed at increasing tolerance for minority gender identity groups. For this reason, the use of quasi-experimental imaginary contact with the photovoice method. The results of the study with the paired sample t-test showed a significant decrease in prejudice towards transwomen (24) = 2.78, p <.01 (one-tailed) where the attitude was more positive in the group after imagined contact intervention (M = 55.32, SD = 17.18, n = 25) rather than before the intervention (M = 62.68, SD = 14.99, n = 25). Keyword: Contact, Imagined Contact, Prejudice, Transwomen.
Perilaku Prososial Masyarakat Arab yang Berelasi dengan Masyarakat Jawa Hilmy, Haidar Farras; Stanislaus, Sugiyarta; Mabruri, Moh. Iqbal
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 11, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v11i1.20119

Abstract

Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fenomena Perkampungan Arab di wilayah Pemalang, Jawa Tengah. Seperti wilayah Jawa pada umumnya, penduduk pribumi Pemalang adalah etnis Jawa. Akan tetapi karena banyaknya etnis Arab yang bermukim di wilayah tersebut sehingga wilayah tersebut dinamakan “Kampung Arab”. Warga etnis Arab, dalam kesehariannya menunjukkan perilaku yang gemar menolong dengan siapapun, tidak terbatas hanya dengan sesame warga etnis Arab. Maka dari itu peneliti ingin meneliti bagaimana Perilaku Prososial Etnis Arab yang tinggal berdampingan dengan mayoritas Etnis Jawa di Pemalang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perilaku Prososial Masyarakat Arab di Pemalang yang berinteraksi dengan Masyarakat Jawa di Pemalang serta faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada 4 Subjek Masyarakat Keturunan Arab yang tinggal di desa X Pemalang. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara yang selanjutnya di transkrip. Berdasarkan hasil penelitian secara umum bahwa Masyarakat Keturunan Arab yang berelasi ditengah Masyarakat Jawa di Pemalang memiliki Perilaku Prososial yang baik. Dari cara Subjek membaur, membantu dan berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya juga tidak ada masalah.Kata Kunci : Perilaku Prososial, Etnis Arab Abstract. This research was motivated by the existence of the Arab Village phenomenon in the Pemalang area, Central Java. Like Java in general, the Pemalang indigenous population is Javanese. However, because of the large number of ethnic Arabs who settled in the area, the area was called "Kampung Arab". Ethnic Arabs, in their daily lives, show behavior that likes to help anyone, not only with fellow ethnic Arabs. Therefore the researcher wants to examine how the Ethnic Prosocial Behavior of Arabs who live side by side with the majority of Javanese ethnicity in Pemalang. This study aims to determine the Prosocial Behavior of Arab Communities in Pemalang who interact with the Javanese Society in Pemalang and the factors that influence the prosocial behavior. This type of research is qualitative research. This research was conducted on 4 subjects of Arab descent who lived in village X Pemalang. Data collection uses interview techniques which are then transcribed. Based on the results of research in general that the Arab descent community that is related in the middle of the Javanese Society in Pemalang has good Prosocial Behavior. From the way the subject blends, helps and interacts with the surrounding community there is also no problem.Keywords: Prosocial Behavior, Arabic
Kontrol Diri dan Kecenderungan Narsistik Pada Pengguna Media Sosial Instagram Kusuma, Annisa Bella; Setyanto, Arif Tri; Khasan, Mohammad
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 11, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v11i1.20114

Abstract

Abstrak. Perkembangan media sosial yang pesat mampu mempengaruhi perkembangan remaja, salah satunya adalah Instagram yang menempati urutan teratas sebagai platfrom media sosial paling banyak menunjukkan sisi narsistik. Salah satu yang mempengaruhi kecenderungan narsistik adalah kontrol diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan kecenderungan narsistik pada pengguna media sosial Instagram di SMA Negeri 7 Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, pengambilan sampel dengan teknik cluster random sampling. Subjek dari penelitian ini merupakan siswa-siswi IPS kelas XII dengan jumlah 62 orang. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala kontrol diri dan Narcisisstic Personality Inventory. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan negatif antara kontrol diri dengan kecenderungan narsistik. Metode yang digunakan untuk analisis data adalah korelasi Product Moment dari Karl Pearson dengan bantuan SPSS 21.0 for windows. Hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi sebesar rxy = -0,358 dengan p = 0,04 (p < 0,05). Hipotesis dalam penelitian ini diterima dengan adanya hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan kecenderungan narsistik.Kata Kunci : Kontrol Diri, Kecenderungan Narsistik. Abstract. The rapid development of social media can influence youth development , one of which is Instagram, which occupies the top position as a social media platform, which shows a lot of narcissism side. One factor contributing to narcissistic predisposition is self-control. The objective of research was to find out the relationship between self-control and narcissistic predisposition in Instagram social media users in SMA Negeri 7 Surakarta. This research employed a quantitative method with cluster random sampling being the sampling technique.The subject of research was the 12th Social Science graders, consisting of 62 students. The measuring instrument used in this research is : self-control and Narcissistic Personality Inventory. Hypothesis proposed was that there is a negative relationship between self-control and narcissistic predisposition. The method of analyzing data employed was Karl Pearson’s Product Moment correlation with SPSS 21.0 for windows help. The result of analysis showed coefficient of correlation rxy = - 0.358 with p = 0.04 (p < 0.05). Hypothesis proposed in this research was supported by the existence of a negative significant relationship between self-control and narcissistic predisposition.Keywords : Self-Control, Narcissistic Predisposition 
Memahami Self-Compassion Remaja Akhir Berdasarkan Trait Kepribadian Big Five Swaraswati, Yogi; Sugiariyanti, Sugiariyanti; Rizki, Binta Mu’tiya; Figi, Figi
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 11, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v11i1.20120

Abstract

Abstrak. Remaja akhir seringkalimenghadapi tekanan akademis, keluarga, relasi interpersonal, dan intrapersonal. Tekanan-tekanan ini mungkin membuat individu merasa tidak mampu dan mengkritik diri sendiri selama mengalami kesulitan. Berkaitan dengan hal tersebut, self-compassion dapat membantu individu-individu ini untuk mengatasi keadaan sulit dengan cara menghargai diri sendiri dan memahami segala bentuk penderitaan sebagai bagian dari hidup setiap manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahamigambaran self-compassionremaja akhir dari perspektif trait kepribadian Big Five.Skala self-compassion dan The Big Five Inventory (BFI)digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional.Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi Product Moment dari Pearson dan hierarchical multiple regression.Selanjutnya, untuk menentukan sampel, penelitian ini memilih teknik cluster random sampling. Subjek dalam penelitian berjumlah 494 mahasiswa dengan rentang usia 18 sampai 21 tahun (203 laki-laki dan 291 perempuan).Hasil penelitian menunjukkan bahwatrait kepribadian Big Five secara bersama-sama memprediksiself-compassion pada remaja akhir setelah mengontrol faktor usia dan jenis kelamin (R=0.541, F=39.616, p=0.00). Analisis korelasi juga mengungkap bahwa ada hubungan antara setiap trait kepribadian Big Five dengan self-compassion, yaitu; extraversion (r=0.199, p=0.00), agreeableness (r=0.361, p=0.00), conscientiousness (r=0.330,p=0.00), neuroticism (r=-0.408, p=0.00), dan openness (r=0.185, p=0.00). Berdasarkan analisis hierarchical multiple regression, hanya agreeableness, conscientiousness, dan neuroticism yang mampu menjelaskan secara signifikan gambaran self-compassion pada remaja akhir. Implikasi dari trait kepribadian Big Five dalam memberikan kontribusi terhadap self-compassion pada remaja akhir akan dibahas lebih lanjut. Kata Kunci: Self-compassion, Big Five, Remaja Akhir, Mahasiswa Abstract. Late adolescents are often facing academic, family, interpersonal relationships, and intrapersonal pressures.These constraints may make an individual feel incapable and self-criticize while experiencing difficulties.In this regard, self-compassion may help these people surmounting difficult situations by respecting themselves and understanding suffering as part of every human life. The current study aimed to understand self-compassion among late adolescents from the Big Five personality traits perspective. A self-compassion scale and the Big Five Inventory (BFI) were used to measures of the study. This investigation used a quantitative correlational approach. The data were analyzed using Pearson Product Moment correlation and hierarchical multiple regression. Then, to determine the samples, this study selecting cluster random sampling technique. Four hundred and ninety-four undergraduate students ranging in age from 18 to 21 years old (203males dan 291females)haveparticipated. The results indicated that the Big Five personality traits simultaneously predicted self-compassion in late adolescents after controlling for age and gender (R=0.541, F=39.616, p=0.00). Correlation analysis also revealed that there was association between each Big Five personality trait with self-compassion, namely; extraversion (r=0.199, p=0.00), agreeableness (r=0.361, p=0.00), conscientiousness (r=0.330, p=0.00), neuroticism (r=-0.408, p=0.00), and openness (r=0.185, p=0.00). Based on hierarchical multiple regression analysis, only agreeableness, conscientiousness, and neuroticism emerged as the predictors of self-compassion in late adolescents significantly. Implications of the Big Five personality traits in contributing to self-compassion among late adolescents are discussed. Keywords: Self-compassion, Big Five, Late Adolescents, Undergraduate Students
Gambaran Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak (Paternal Involvement) di Jabodetabek Asy’ari, Hasyim; Ariyanto, Amarina
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 11, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v11i1.20115

Abstract

Abstrak. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak (paternal involvement) merupakan salah satu faktor penting dalam proses tumbuh kembang anak. Hasil penelitian oleh para ahli psikologi menunjukkan bahwa anak-anak yang ayahnya terlibat secara positif dalam pengasuhan, akan terlihat lebih cerdas secara moral dan emosi pada saat mereka tumbuh dewasa. Dikatakan oleh Sundari (2013) dalam sebuah prosiding seminar National Parenting di Indonesia, bahwa banyak anak-anak di Indonesia yang mengalami fatherlessatau tumbuh tanpa pendampingan seorang ayah. Lebih lanjut peneliti melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak di Jabodetabek. Selain itu untuk mengetahui perbedaan keterlibatan ayah dalam pengasuhan dilihat dari latar belakang pendidikan ayah dan usia anak (2-4 tahun dan 5-12 tahun). Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan responden penelitian sebanyak 229. Kriteria responden adalah ayah yang memiliki anak usia 2-12 tahun, tinggal dan menetap di Jabodetabek. Variabel pengukuran paternal involvement terdiri dari 6 dimensi hasil rekategorisasi peneliti terhadap beberapa dimensi teori paternal involvement. Ke 6 dimensi ini disebut dengan istilah dimensi Paternal CRITSM (communication, responsibility, interaction, teaching, social competence dan monitoring). Hasil penelitian dengan menggunakan uji statsitik ANOVA menunjukkan bahwa tingkat keterlibatan ayah dalam 6 dimensi pengasuhan anak diatas cenderung rendah, yaitu dari skala 1-5 diperoleh rata-rata 3,4. Sementara tingkat keterlibatan ayah dalam  pengasuhan berdasarkan latar belakang pendidikan menunjukkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 artinya tidak terdapat perbedaan. Hasil analisis tingkat keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak pada ayah yang memiliki anak usia 2-4 tahun signifikan lebih tinggi yaitu (M=3.4, SD=0,350) dibandingkan dengan ayah yang memiliki anak usia 5-12 tahun yaitu (M=3.3, SD=0,206). Kata Kunci:  anak, ayah, keterlibatan pengasuhan Abstract. Paternal involvement is one of the important factors in the child development. Based on the results of research by psychologists showed that children whose fathers are positively involved in parenting, the children will  have moral and emotional intelligence.  Sundari (2013) said in a National Parenting seminar proceeding in Indonesia, that many children in Indonesia are fatherless or grow up without  father involvement. The goal of this study is to understand and describe paternal involvement. Also to examine the difference of paternal involvement from the role of father's education background and difference of paternal  involvement for father who have children aged 2-4 years old and fathers who have children aged 5-12 years old. The method used in this research is quantitative approach with sample size of 229 respondents. The criterion of respondents are father, having children age 2-12 years old and lives in Jabodetabek. The measurement paternal involvement by questionnaire that is contructed  based on some of paternal involvement’s theories and  the variable measurement is called CRITISM that consists of 6 dimensions namely communication, responsibility, interaction, teaching, social competence and monitoring. Data analysis is conducted using ANOVA showed that the level of paternal involvement is low tendency, ie from a scale of 1-5 having an average mean of 3,4. There is no difference of paternal involvement beetween low and high education father’s background, this is indicated by the number of significance ≥ 0.05. Meanwhile the results of the analysis of the level of paternal involvement for fathers who have children aged 2-4 years old are higher (M=3.4, SD=0,350)  compared to fathers who have children aged 5-12 years old (M=3.3, SD=0,206). Keyword : children, father, paternal involvement
Kajian Psikologi Konservasi untuk Pengembangan SDM melalui Program Go Green (Studi Kasus Pada Mahasiswa Penghuni Rusunawa UNNES) Azis, Abdul
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 11, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v11i1.20121

Abstract

Unnes adalah kampus konservasi yang menjunjung prinsip-prinsip konservasi atau pelestarian alam dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan psikologi konservasi dalam pengembangan SDM di UNNES. Dalam perspektif psikologi konservasi, ada pertemuan antara nilai pelestarian alam dan komitmen untuk memajukan kesejahteraan mental dan perilaku manusia. Mengingat peran aktif dan keterlibatan mahasiswa dalam program-program konservasi, penelitian ini menyorot mahasiswa sebagai SDM yang penting untuk dikaji. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, khususnya studi kasus dengan populasi mahasiswa penghuni rusunawa Unnes dan sampel sebanyak 30 mahasiswa. Data diperoleh dengan teknik wawancara dan dianalisis secara tematik. Untuk memperole kredibiltas data, penulis menggunakan triangulasi. Dengan menerapkan konsep psikologi konservasi pada mahasiswa penghuni rusunawa Unnes dengan program innovasi Go Green, hasil riset ini mengkonfirmasi bahwa pilar-pilar konservasi yang dicetuskan mampu membuat komitmen perilaku yang lebih simpatik terhadap pelestarian alam, atau berpengaruh ke aspek psikologis.UNNES is a conservation university that upholds the principles of natural and cultural conservation. This research aims to study the application of conservation psychology in developing human resources in UNNES. In the perspective of conservation psychology, there is an intersection between the values of natural conservation and the commitment to nurture mental health, well-being and human behaviors. Given the active on-going contribution of conservation programmes. This descriptive qualitative research by studying the case of students staying at Unnes boarding house as its population, with a sample of 30 students. Data is collected through interviews and is analyzed thematically. To obtain data credibility, authors use triangulation. By implementing conservation psychology on the students staying at Unnes boarding house, this study confirms that the pillars of conservation proposed by Unnes have been able to render the students more committed in taking care of their environment, and/or influencing their psychological aspects.
The Role of Organizational Citizenship Behavior as a Mediator in the Relationship between Job Satisfaction and Turnover Intentions Risa, Tiara Dean; Purba, Debora
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 11, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v11i1.20111

Abstract

This study was conducted to investigate the mediating effect of organizational citizenship behavior (OCB) in the relationship between job satisfaction & turnover intentions. Drawing on social exchange theory, it is expected that individuals with high job satisfaction, indicated by positive emotions towards aspects of work, will show high levels of OCB by helping their coworkers and the organization, and in turn show low turnover intentions. Data were taken from teachers in an International School in Jakarta (N = 80). Result showed that OCB was found to fully mediate the relationship between job satisfaction and turnover intentions, indicating that all variance of job satisfaction was translated into turnover intentions via OCB. Theoretical and practical implications were further discussed. 
Peran Kepribadian Proaktif terhadap Adaptabilitas Karier pada Mahasiswa Tingkat Akhir Ulfah, Faizah; Akmal, Sari Zakiah
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 11, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v11i1.20117

Abstract

Abstrak. Mahasiswa tingkat akhir berada pada masa transisi dari dunia perkuliahan ke dunia kerja. Dalam mengatasi masa transisi atau perubahan kondisi tersebut, mahasiswa tingkat akhir perlu memiliki kemampuan beradaptasi di lingkungan pekerjaan. Salah satu faktor yang diprediksi dapat mempengaruhi kemampuan adaptasi individu adalah kpribadian, khususnya kepribadian proaktif. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan kepribadian proaktif terhadap adaptabilitas karier pada mahasiswa tingkat akhir. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 270 mahasiswa tingkat akhir, setiap wilayah di Jabodetabek diwakili oleh 30 subjek. Sampel direkrut dengan menggunakan teknik quota sampling. Penelitian ini menggunakan alat ukur Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) dan Proactive Personality Scale (PPS) yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Data penelitian diolah dengan menggunakan teknik analisa regresi sederhana. Ditemukan bahwa terdapat peran kepribadian proaktif terhadap adaptabilitas karier pada mahasiswa tingkat akhir sebesar 39,3% dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05). Dengan demikian, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan adaptabilitas karier adalah dengan mengembangkan kepribadian proaktif pada mahasiswa. Kata Kunci: Adaptabilitas Karier, Kepribadian Proaktif, Mahasiswa Tingkat Akhir Abstract: The final year students are in a transitions period from the college life into a real life one like working. In order to overcome their transition or life-changing period, the final year student need the ability to adapt in their new working environment. One of the factor that is predicted could be affecting the ability to adapt is personality, more specifically proactive personality. This study aims to investigate the role of proactive personality toward career adaptability among the final year student. The participant of the study is 270 final year students which are represented by 30 subjects from each JABODETABEK. The sample is recruited by using quota sampling. The measures of this study is using Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) and Proactive Personally Scale (PPS) which translated into Bahasa Indonesia. The data of the study is processed by the analysis technique called simple regression technique analysis. It is found that there is a role of proactive personality to the career adaptability in the final year students as much as 39, 3%, with the significance 0,000 (p<0, 05). So, one of a way to increase the career adaptability is by developing proactive personality in the final year students.  Keywords: Career Adaptability, Proactive Personality, Final Year College Student
Pelatihan Self-Esteem Pada Remaja di Panti Asuhan “X” Surabaya Syanti, Wanda Rahma
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 11, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v11i1.20112

Abstract

Abstrak. Sebagian besar anak yang tinggal di panti asuhan memiliki dinamika psikologis yang berbeda dengan anak lain pada umumnya. Permasalahan, pergesekan antara teman di dalam panti, dan ketiadaan peran orang tua lengkap dalam hidup anak akan menimbulkan perasaan inkompeten jika dibandingkan dengan anak lain dan muncul pula perasaan tidak berharga. Dua aspek ini akan mempengaruhi self-esteemyang dimiliki anak.Self-esteem sangat dibutuhkan oleh anak.Self-esteem yang baik dikaitkan dengan regulasi diri yang baik, kesehatan mental dan tingginya psychology wellbeing. Sebaliknya, anak yang memiliki self-esteem rendah dikaitkan dengan rendahnya prestasi akademik, rendahnya motivasi belajar bahkan kecenderungan depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelatihan self-esteem untuk meningkatkan self-esteem pada remaja di panti asuhan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif eksperimen dengan desain one group pretestposttest design dengan 1 kalipretestdan 1 kali posttest. Teknik sampling menggunakanpurposive sampling. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian Pelatihan Self-esteem. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan Rosenberg Self-esteem Scale (RSES) dari Rosenberg. Analisis uji hipotesis menggunakan wilcoxon signed rank test dengan bantuan softwarepengolah data. Berdasarkan hasil dari perhitungan Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan hasil positive ranks 14 dengan nilai z didapat -3.277 dengan p value (asymp sig 2 tailed) 0,001(< 0,05). Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara skor self-esteem sebelum dan setelah adanya treatment. Positive ranks menunjukkan sampel nilai kelompok kedua (posttest) lebih tinggi dibandingkan nilai kelompok pertama (pretest). Dapat disimpulkan bahwa pelatihan self-esteem dapat meningkatkan self-esteem pada remaja di Panti Asuhan “X” Surabaya. Kata Kunci : Self-esteem, Remaja, Panti asuhan Abstract.Most children who live in orphanages have psychological dynamics that are different from other children in general. Problems, friction between friends in the orphanage, and the absence of a complete parent role in a child's life will lead to feelings of incompetence when compared with other children and feelings of worthlessness arise. These two aspects will affect children's self-esteem. Self-esteem is needed by children. Good self-esteem is associated with good self regulation, mental health and high psychology wellbeing. Conversely, children who have low self-esteem are associated with low academic achievement, low motivation to learn and even a tendency to depression. This study aims to determine the effectiveness of self-esteem training to improve self-esteem in adolescents in orphanages. This study uses a type of quantitative research experiment with the design of one group pretest posttest design with 1 pretest and 1 posttest. The sampling technique uses purposive sampling. The treatment given is the provision of Self-esteem Training. The research data was collected using Rosenberg Self-esteem Scale (RSES) from Rosenberg. Hypothesis analysis uses the Wilcoxon-marked rank test with the help of data processing software. Based on the results of the calculation of the Wilcoxon Signed Rank Test obtained a positive ranking of 14 results with z values obtained -3,277 with p values (asymp sig 2 tailed) 0.001 (<0.05). This shows a significant difference between self-esteem scores before and after treatment. Positive rating shows the sample value of the second group (posttest) is higher than the value of the first group (pretest). Can increase the contribution of self-esteem can increase self-esteem in adolescents at the "X" Orphanage in Surabaya Keywords : Self-esteem, Adolescence, Orphanage
Social Loafing Dalam Mengerjakan Tugas Kelompok Ditinjau dari The Big Five Personality Traits pada Mahasiswa Atikah, Atikah; Hariyadi, Sugeng
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 11, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v11i1.20118

Abstract

Abstrak. Salah satu sisi negatif tugas kelompok adalah adanya kecenderungan anggota kelompok untuk mengurangi usaha (social loafing). Social loafing terjadi karena berbagai faktor salah satu diantaranya adalah faktor kepribadian. Kepribadian bersifat unik dan konsisten sehingga dapat digunakan untuk membedakan antara individu satu dengan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah perbedaan social loafing dalam mengerjakan tugas kelompok ditinjau dari the big five personality traits pada mahasiswa UNNES. Penelitian ini merupakan penelitian komparasi. Sampel penelitian berjumlah 414 mahasiswa UNNES dengan teknik sampling yang digunakan adalah proportional stratified cluster random sampling. Data penelitian diambil menggunakan dua skala, yaitu skala social loafing yang terdiri dari 44 aitem valid dan skala adaptasi the big five inventory yang terdiri dari 59 aitem valid. Koefisien reliabilitas skala social loafing yaitu sebesar 0,883 dan koefisien reliabilitas pada tiap-tiap trait kepribadian sebesar 0,851 (extraversion), 0,737 (agreeableness), 0,853 (consccientiousness), 0,796 (neuroticism) dan 0,813 (opennes). Metode analisis data yang digunakan yaitu ANAVA satu arah. Hasil olah data menunjukan terdapat perbedaan social loafing ditinjau dari the big five personality traits. Analisis lebih lanjut menemukan, pertama ada perbedaan social loafing pada trait kepribadian extraversion dengan trait kepribadian neuroticism dengan signifikansi 0,000 (p<0,05). Kedua, ada perbedaan social loafing pada trait kepribadian extraversion dengan trait kepribadian opennes dengan signifikansi 0,006 (p<0,05). Ketiga, ada perbedaan social loafing pada trait kepribadian agreeableness dengan trait kepribadian conscientiousness dengan signifikansi 0,010 (p<0,05). Keempat, terdapat perbedaan social loafing pada trait kepribadian conscientiousness dengan trait kepribadian neuroticism dengan signifikansi 0,000 (p<0,05). Kelima, ada perbedaan social loafing pada trait kepribadian conscientiousness dengan trait kepribadian opennes dengan signifikansi 0,000 (p<0,05). Secara umum, social loafing berada pada kategori sedang. Kata kunci : social loafing, the big five personality traits   Abstract. One of the negative sides of giving group assignments is the tendency of group members to reduce efforts (social loafing). Social loafing occurs due to various factors, one of which is personality. Personality is unique and consistent so that it can be used to distinguish between individuals from one another. This study aims to determine whether there are differences in social loafing in doing group assignments in terms of the big five personality traits in UNNES students.This research is a quantitative comparative research. The research sample was 414 UNNES students with the sampling technique used was proportional stratified cluster random sampling. The research data was taken using two scales, namely the social loafing scale consisting of 44 valid items with a significance level that moved from 0,000-0,044 and the scale of the big five inventory adaptation consisting of 59 valid items. Extraversion personality trait is declared valid with a significance level of 0,000, agreeableness is declared valid with a significance level of 0,000, conscientiousness is declared valid with a significance level of 0,000, neuroticism is declared valid with a significance level of 0,000, opennes is declared valid with a moving level of 0,000-0,001. The social loafing scale reliability coefficient is 0.883 and reliability on extraversion trait has a reliability coefficient of 0.851, has a reliability coefficient of 0.737, consccientiousness has a reliability coefficient of 0.853, neuroticism has a reliability coefficient of 0.796 and opennes trait has a reliability coefficient of 0.813.The analytical method used is one-way ANAVA. The results of the study indicate that there are differences in social loafing in terms of the big five personality traits. Further analysis found, first there was a difference in social loafing on the extraversion personality trait with the neuroticism personality trait with a significance of 0,000 (p <0.05). Second, there are differences in social loafing on the extraversion personality trait with the opennes personality trait with a significance of 0.006 (p <0.05). Third, there are differences in social loafing on the agreeableness personality trait with the conscientiousness personality trait with a significance of 0.010 (p <0.05). Fourth, there are differences in social loafing on the conscientiousness personality trait with the neuroticism personality trait with a significance of 0.000 (p <0.05). Fifth, there were differences in social loafing on the conscientiousness personality trait with the opennes personality trait with a significance of 0,000 (p <0.05). In general, social loafing is in the medium category. Keywords : social loafing, the big five personality traits

Page 1 of 2 | Total Record : 20