p-Index From 2019 - 2024
0.778
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Edukasi Intuisi
Rizki, Binta Mu’tiya
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Apakah Kecerdasan Spiritual Memberi Pengaruh Terhadap Stress Tolerance? Studi Pada Mahasiswa Pendidikan Dokter Sari, Andina Felyana; Rizki, Binta Mu’tiya; Haris, Ajeng Octaviani Insani
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 12, No 3 (2020): November 2020
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v12i3.15958

Abstract

Proses penyesuaian diri, manajemen waktu, dan beban akademik merupakan stressor bagi mahasiswa Pendidikan Dokter di tahun pertama. Beberapa penelitian sebelumnya juga menyebutkan tingkat stres pada mahasiswa kedokteran tergolong tinggi dibanding dengan program studi lainnya di sektor non-medis. Hal tersebut tentunya akan meningkatkan stres/permasalahan besar bagi mereka apabila tidak berusaha untuk meningkatkan kemampuan individu dalam menghadapi stres (stress tolerance). Usaha individu dalam meningkatkan stress tolerance dapat dilakukan melalui kecerdasan spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan spiritual terhadap stress tolerance mahasiswa tahun pertama Pendidikan Dokter. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dan subjek dalam penelitian ini adalah 167 mahasiswa tahun pertama Pendidikan Dokter di Semarang. Data diambil dengan menggunakan skala stress tolerance dan skala kecerdasan spiritual. Data diolah menggunakan analisis regresi sederhana. Hasil analisis data menunjukkan taraf signifikansi 0.000 (p < 0.05). Hipotesis penelitian ini diterima yaitu kecerdasan spiritual memberikan pengaruh terhadap stress tolerance mahasiswa Pendidikan dokter di Semarang. Selanjutnya, hasil perhitungan R Square menunjukkan kontribusi kecerdasan spiritual adalah sebesar 31,3% terhadap toleransi stres.Problem in adaptation, time management, and academic load are stressors that are experienced by many medical students in their first year. Several previous studies also stated that stress on medical students was high compared to other study programs in the non-medical sector. This certainly will increase stress/ problem for them if they didn't try to improve their individual's ability to deal with stress (stress tolerance). Individual efforts to increase stress tolerance can be done through spiritual intelligence. This study aims to determine the effect of spiritual quotient on stress tolerance in first year students of the Medical Education. This research employs correlational quantitative methodology and the subjects in this study are 167 first-year students of medical education in Semarang. Data were collected using a stress tolerance scale and a spiritual quotient scale. The data were processed using simple regression analysis. The results of data analysis showed significance level of 0.000 (p <0.05), meaning that the hypothesis is accepted, that spiritual quotient has an effect on stress tolerance of first year students of the Faculty of Medicine in Semarang. Furthermore, the results of the calculation of R Square shows that the spiritual quotient contributes 31.3% to the stress tolerance. 
RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT Nurjanah, Ulfah; Andromeda, Andromeda; Rizki, Binta Mu’tiya
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 10, No 1 (2018): Maret 2018
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v10i1.17385

Abstract

Abstrak. Situasi pertandingan yang bersifat kompetitif akan memunculkan kecemasan bagi atlet pencak silatseperti perasaan takut, tegang, gelisah, sulit berkonsentrasi dan gangguan pencernaan sehinggamengganggu performa atlet menjelang pertandingan. Salah satu upaya sederhana dan mudah yang dapatdilakukan atlet untuk mereduksi atau menurunkan kecemasan adalah dengan melakukan kegiatankegiatanmenyenangkan dan menenangkan, salah satunya dengan melakukan Relaksasi Guided Imagery.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Relaksasi Guided Imagery efektif untuk menurunkankecemasan bertanding pada atlet. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet pencak silat yangtergabung dalam Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Purbalingga yang akan mengikutipertandingan usia pra-remaja atau setingkat SMP/MTS sederajat. Sampel penelitian yang digunakanadalah 28 atlet pencak silat yang kemudian dibagi ke dalam kelompok eksperimen (14 Atlet) dankelompok kontrol (14 Atlet) dengan teknik randomisasi. Desain penelitian yang peneliti gunakan adalahpretest-posttest control group design. Data penelitian diambil menggunakan skala kecemasan yangdimodifikasi dari Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) untuk pretest dan posttest yang terdiri dari 43aitem dengan koefisien validitas aitem antara 0,273 sampai dengan 0.802 dan koefisien reliabilitassebesar 0,942. Uji hipotesis dengan analisis statistik Independent Sample T-Test dapat diketahui bahwaterdapat penurunan yang signifikan dari mean dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Nilaimean kelompok eksperimen sebesar 43.7143 sedangkan pada kelompok kontrol hasilnya menjadi10.7143. Sementara itu pada uji t-test diperoleh hasil nilai t sebesar -2,797 dengan taraf signifikansisebesar p = 0,010. Maka dapat dikatakan bahwa hipotesis diterima karena nilai signifikansi p = 0,010lebih kecil daripada α 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat efek dari pemberian relaksasiguided imagery terhadap penurunan kecemasan pada kelompok eksperimen. Abstract. Competitive situations will create anxiety for pencak silat athletes such as fear, tension, anxiety,difficulty concentrating and indigestion that disrupt the performance of the athlete ahead of the game.One of the simple and easy efforts which can be done by the atheletes to reduce anxiety is by doing funand calm activities, one of them is by doing guided imagery. The purpose of this research is to find outwhether guided imagery relaxation is effective to reduce the anxiety of match on the athlete. Thepopulation of this research is all of the pencak silat athletes which join Persaudaraan Setia Hati Terate(PSHT) branch Purbalingga that will follow pre-teen competition or junior high school level. Thesample which is used is 28 pencak silat athletes and then it is divided into experimental group (14athletes) and control group (14 athletes) by using randomization technique. The research design whichis used is pretest-posttest control group design. The data were collected by using anxiety scale which isadapted from HARS to pretest and posttest consists of 43 items with coefficient validity is between 0.273to 0.802 and coefficient reliability is 0.942. The hypothesis analyzed by using independent sample t-testfound that there is a significant decrease from the mean from experimental group and control group.Mean score of the experimental group was 43.7143 while control group was only 10.7143. Besides, on ttestresult, it is obtained that t was -2,797 with significant level p= 0.010. therefore, it can be concludedthat the hypothesis is accepted since the significant value p = 0.010 is smaller that a 0.05. It can beconcluded that there is an effect from guided imagery relaxation towards the reduction of anxiety onexperimental.
Siapkah Anda Bekerja? Self-Efficacy dan Job Search Readiness pada Mahasiswa Are You Ready to Work? Self-Efficacy and Job Search Readiness in College Students Muhammad, Amri Hana; Amawidyati, Sukma Adi Galuh; Rizki, Binta Mu’tiya
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 11, No 2 (2019): Juli 2019
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v11i2.22559

Abstract

Meningkatnya angka pengangguran dari tahun ke tahun selain karena terbatasnya jumlah lowongan kerja, juga karena tidak atau belum siapnya individu memasuki dunia kerja. Gambaran kesiapan individu untuk mencari kerja dikenal dengan istilah teknisdalam frase “job search readiness” (kesiapan mencari kerja). Salah satu faktor yangmempengaruhi kesiapan dalam mencari kerja adalah perencanaan karir, dimana didalamnya terdapat self-efficacy. Sudut pandang psikologis meninjau bahwaketidakyakinan para mahasiswa tingkat akhir akan “bekal” yang telah dimiliki untukmemasuki dunia kerja ini dalam bahasan self efficacy, yang dipahami sebagai keyakinan akan kemampuan diri untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu (Bandura, 2007). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional. Sampel penelitian ini adalah 165 mahasiswa tingkat akhir. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skalaJob serach readiness (α=0.901) dan skala self-efficacy (α=0.898). Analisis hipotesisdalam penelitian ini menggunakan korelasi Product moment. Data penelitian diolah dengan soft ware pengolah data statistik. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan posistif antara self-efficacy dan job search readiness(r=0.683;p<0.05).The increase in unemployment from year to year other than because of the limited number of job vacancies, also because not or not ready for individuals to enter the workforce. The description of an individual's readiness to find work is known by the technical term in the phrase "job search readiness" (readiness to find work). One factor that influences readiness to look for work is career planning, in which there is self- efficacy. Psychological point of view reviewing that the final level of student's lack of confidence in the "stock" that has been owned to enter the world of work in the discussion of self efficacy, which is understood as confidence in the ability of self to organize and carry out the actions needed to complete certain tasks (Bandura, 2007) . This research is a quantitative correlational study. The research sample was 165 final year students. The instruments used in this research are the Job Search Readiness scale(α = 0.901) and the self-efficacy scale (α = 0.898). Hypothesis analysis in this studyuses the Product moment correlation. The research data is processed with statistical data processing software. Hypothesis test results indicate that there is a positive relationship between self-efficacy and job search readiness (r = 0.683; p <0.05).
Memahami Self-Compassion Remaja Akhir Berdasarkan Trait Kepribadian Big Five Swaraswati, Yogi; Sugiariyanti, Sugiariyanti; Rizki, Binta Mu’tiya; Figi, Figi
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 11, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v11i1.20120

Abstract

Abstrak. Remaja akhir seringkalimenghadapi tekanan akademis, keluarga, relasi interpersonal, dan intrapersonal. Tekanan-tekanan ini mungkin membuat individu merasa tidak mampu dan mengkritik diri sendiri selama mengalami kesulitan. Berkaitan dengan hal tersebut, self-compassion dapat membantu individu-individu ini untuk mengatasi keadaan sulit dengan cara menghargai diri sendiri dan memahami segala bentuk penderitaan sebagai bagian dari hidup setiap manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahamigambaran self-compassionremaja akhir dari perspektif trait kepribadian Big Five.Skala self-compassion dan The Big Five Inventory (BFI)digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional.Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi Product Moment dari Pearson dan hierarchical multiple regression.Selanjutnya, untuk menentukan sampel, penelitian ini memilih teknik cluster random sampling. Subjek dalam penelitian berjumlah 494 mahasiswa dengan rentang usia 18 sampai 21 tahun (203 laki-laki dan 291 perempuan).Hasil penelitian menunjukkan bahwatrait kepribadian Big Five secara bersama-sama memprediksiself-compassion pada remaja akhir setelah mengontrol faktor usia dan jenis kelamin (R=0.541, F=39.616, p=0.00). Analisis korelasi juga mengungkap bahwa ada hubungan antara setiap trait kepribadian Big Five dengan self-compassion, yaitu; extraversion (r=0.199, p=0.00), agreeableness (r=0.361, p=0.00), conscientiousness (r=0.330,p=0.00), neuroticism (r=-0.408, p=0.00), dan openness (r=0.185, p=0.00). Berdasarkan analisis hierarchical multiple regression, hanya agreeableness, conscientiousness, dan neuroticism yang mampu menjelaskan secara signifikan gambaran self-compassion pada remaja akhir. Implikasi dari trait kepribadian Big Five dalam memberikan kontribusi terhadap self-compassion pada remaja akhir akan dibahas lebih lanjut. Kata Kunci: Self-compassion, Big Five, Remaja Akhir, Mahasiswa Abstract. Late adolescents are often facing academic, family, interpersonal relationships, and intrapersonal pressures.These constraints may make an individual feel incapable and self-criticize while experiencing difficulties.In this regard, self-compassion may help these people surmounting difficult situations by respecting themselves and understanding suffering as part of every human life. The current study aimed to understand self-compassion among late adolescents from the Big Five personality traits perspective. A self-compassion scale and the Big Five Inventory (BFI) were used to measures of the study. This investigation used a quantitative correlational approach. The data were analyzed using Pearson Product Moment correlation and hierarchical multiple regression. Then, to determine the samples, this study selecting cluster random sampling technique. Four hundred and ninety-four undergraduate students ranging in age from 18 to 21 years old (203males dan 291females)haveparticipated. The results indicated that the Big Five personality traits simultaneously predicted self-compassion in late adolescents after controlling for age and gender (R=0.541, F=39.616, p=0.00). Correlation analysis also revealed that there was association between each Big Five personality trait with self-compassion, namely; extraversion (r=0.199, p=0.00), agreeableness (r=0.361, p=0.00), conscientiousness (r=0.330, p=0.00), neuroticism (r=-0.408, p=0.00), and openness (r=0.185, p=0.00). Based on hierarchical multiple regression analysis, only agreeableness, conscientiousness, and neuroticism emerged as the predictors of self-compassion in late adolescents significantly. Implications of the Big Five personality traits in contributing to self-compassion among late adolescents are discussed. Keywords: Self-compassion, Big Five, Late Adolescents, Undergraduate Students
Komunitas Kawan Dengar: Acquiring Online Counseling Microskills Mahanani, Fatma Kusuma; Rizki, Binta Mu’tiya; Pratiwi, Pradipta Christy; Mabruri, Moh Iqbal; Galuh Amawidyati, Sukma Adi
Edukasi Vol 14, No 2 (2020): November 2020
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/edukasi.v14i2.27202

Abstract

Keluhan psikis semakin meningkat selama pandemic covid-19. Berbagai pihak semakin genjar memberikan layanan konseling secara daring. Hanya saja, tidak semua pihak memiliki keterampilan dasar konseling terutama secara daring yang mumpuni, salah satu pemberi layanan konseling gratis adalah komunitas kawan dengar. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah melakukan pemberdayaan komunitas kawan dengar untuk mendapatkan keterampilan dasar konseling secara daring. Metode yang digunakan adalah eksperimen, menggunakan desain One Group Pretest-Posttest Design. Analisis data menggunakan uji beda paired sample t-test. Hasil menunjukkan bahwa ada peningkatan yang signifikan pada hasil pretes dibandingkan postes setelah perlakuan. Hasil tersebut menyajikan informasi baru di tengah minimnya hasil riset tentang keterampilan mikro dalam konseling secara daring sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat yang mendapatkan layanan konseling daring melalui komunitas kawan dengar.Psychological complaints increased during the covid-19 pandemic. Various parties are increasingly active in providing online counseling services. It's just that, not all parties have basic counseling skills, especially those who are qualified, one of the free counseling service providers is a community of listeners. The purpose of this service activity is to empower the community of listeners to gain basic counseling skills in a bold manner. The method used was experimental, using the One Group Pretest-Posttest Design design. Data analysis using different test Paired Sample T-Test. The results showed that there was a significant increase in pretest compared to posttest results after treatment. These results provide new information in the midst of the lack of research results on micro skills in counseling as well as providing benefits to people who get counseling services through the peer-to-peer community.