cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Kawistara : Jurnal Ilmiah Sosial dan Humaniora
ISSN : 20885415     EISSN : 23555777     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 3 (2022)" : 9 Documents clear
Studi Pembangunan Infrastruktur Pariwisata Sukma Gita Lasdianti Salahudin Saiman
Jurnal Kawistara Vol 12, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.65838

Abstract

Problem  pariwisata, lingkungan, konteks urbanisasi menjadi isu penting dalam sistem dan infrastruktur tata kelola pariwisata. Salah satu isu pembangunan pariwisata yang muncul berkaitan dengan tata kelola dan perubahan iklim yang dapat berpengaruh pada sektor ekonomi di daerah. Akan tetapi, eksploitasi pariwisata sendiri tidak masuk akal jika dengan konsumsi energi yang besar akan membawa tantangan yang berat di lingkungan perkotaan. Metode yang digunakan adalah menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi literatur. Data diperoleh melalui menganalisis dari data artikel yang telah diterbitkan di scopus dengan aplikasi VOSviewer. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pariwisata, lingkungan dan konteks urbanisasi dan mengusulkan strategi untuk meningkatkan tata kelola yang sudah sesuai dengan lingkungan pesisir dan perubahan iklim. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi di Indonesia telah diatur oleh konstitusi dan segala potensi yang dimiliki oleh masyarakat, dapat mengakses sumber dana pembangunan untuk kesejahteraan mereka. Tentunya dalam pengembangan pariwisata dibutuhkan pembangunan infrastruktur yang lebih banyak wisatawan untuk datang ke daerah tujuan wisata. Dari pembahasan ini juga mengkaji arah tantangan yang dihadapi oleh masyarakat pesisir.
Pengaruh Komponen 4A terhadap Minat Berkunjung Kembali dengan Kepuasan sebagai Variabel Intervening pada Telaga Biru Cisoka, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Nurbaeti Nurbaeti; Myrza Rahmanita; Amrullah Amrullah; Heny Ratnaningtyas; Elda Nurmalinda
Jurnal Kawistara Vol 12, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.69846

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atraksi, aksesbilitas, amenitas dan ancillary terhadap minat berkunjung kembali dengan kepuasan sebagai variabel intervening pada Telaga Biru Cisoka, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Metode penelitian ini menggunakan analisis jalur. Populasi dalam penelitian ini adalah  kaum milenial yang mengunjungi Telaga Biru Cisoka, sedangkan sampel berjumlah 150 responden. Teknik  pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial hanya ancillary yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kaum milenial dan minat berkunjung kembali kaum milenial. Kemudian secara parsial secara parsial hanya ancillary tidak berpengaruh signifikan terhadap minat berkunjung kembali kaum milenial melalui kepuasan kaum milenial. Telaga Biru Cisoka memberikan kepuasan dan minat kunjung kembali karena: (1) adanya atraksi alam berupa keindahan warna telaga dan atraksi buatannya meliputi wisata selfie, ayunan, jungkat-jungkit, flying fox, wahana bebek, penyewaan perahu; (2) karena adanya aksebilitas yang baik dan mudah dijangkau seperti kondisi jalan berbeton dan beraspal, jarak tempuh yang singkat, transportasi yang memadai; (3) adanya amenitas yang cukup meliputi area parkir cukup luas, air bersih yang sudah ada, warung makan. Untuk Pengelola Objek Wisata disarankan menambah atraksi baru, melengkapi dan mengelola serta merawat fasilitas.
The Function and Meaning of Tope’ le’leng in the Death Ritual of The Kajang Tribe, South Sulawesi Ninik Juniati
Jurnal Kawistara Vol 12, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.72740

Abstract

Tope’ le’leng in the Kajang language means black sarong and is a typical sarong of the Kajang tribe worn by men and women, both for daily wear and worn at various ceremonies held by this tribe. The study of tope’ le’leng has been quite a lot. Still, no one has discussed its function and meaning in the death ritual of the Kajang tribe, considering that tope’ le’leng has been recognized as one of the Kajang tribe’s identities among other tribes in Indonesia. This study examines the function and meaning of Tope’ le’leng in death rituals, starting from when the corpse was still at home, funeral preparation, funeral processions, and follow-up rituals until 100 days. This research used an ethnographic approach with descriptive analysis. Data analysis used triple pattern (Pola Tiga) theories in Paradoxical Aesthetics from Jakob Sumardjo. The data sources in this study are Tope’ le’leng, the funeral ritual itself, the shaman who led the death rituals, and the local community who followed the funeral ritual. Data collection techniques used participatory observation and interviews. The results showed that Tope’ le’leng functioned as an object of donation, a sign of grief. It is a marker of a family of mourning (not wearing clothes other than tope’ le’leng) as a ritual object to cover the bamboo coffin and Pammorangan. Tope’ le’leng, as a ritual object, shows the social strata or economic level of the grieving family in the community. The Kajang people believed that the deceased spirit could see the family and the shaman as long as they did not wear clothes other than tope’ le’leng for 100 days. As one of the ritual and sacred objects, tope’ le’leng has presented a moment of transcendence and belief in the existence of spirits in death rituals. Based on the triple pattern theory (Pola Tiga), namely the relationship between the upper, middle, and lower worlds. Tope’ le’leng has another function as a relationship connector between God, man, and nature.  The simplicity of its form and composition does not detract from its function and meaning and even reinforces its sacredness as a ritual object in patuntung beliefs.
Eksistensi Perempuan dalam Seni Laga Ketangkasan Domba Garut Rahmi Febriani; Sony Sukmawan
Jurnal Kawistara Vol 12, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.72883

Abstract

Artikel ini secara khusus menyoroti keterlibatan perempuan dalam Seni Laga Ketangkasan Domba Garut dan bagaimana dirinya direpresentasikan dalam sosial media. Fenomena ini ditelisik dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman komprehensif tentang kehadiran perempuan di tengah-tengah dominasi budaya maskulin terutama dalam kesenian. Secara metodologis, penelitian etnografi dilakukan dengan pendekatan interdisipliner. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara tidak terstruktur dan observasi partisipatoris. Informan ditetapkan sejumlah lima orang perempuan pecinta Domba Garut dan dua orang laki-laki peternak Domba Garut. Informan ini dipilih melalui teknik snowball sampling. Adapun proses analisis data dilakukan melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun Seni Laga Ketangkasan Domba Garut ini didominasi oleh laki-laki, dewasa ini perempuan telah lebih berperan. Hal tersebut tertuang dalam sikap dan dedikasi para perempuan terhadap kesenian ini yang diwujudkan melalui partisipasi aktif perempuan, baik dalam hal perawatan maupun saat pamidangan. Selain itu, media sosial juga dimanfaatkan dengan baik untuk merepresentasikan identitas perempuan yang mendedikasikan diri untuk Seni Laga Ketangkasan Domba Garut. Semangat ini terus diperkuat untuk menunjukkan bahwa perempuan berhak dan layak terlibat secara setara dalam ruang berkesenian.
Peran Media Sosial dalam Membangun Kompetensi Literasi Sampah Generasi Muda di Kabupaten Sleman Raras Silaningrum
Jurnal Kawistara Vol 12, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.73714

Abstract

Permasalahan sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tak kunjung usai, salah satunya dikarenakan masyarakat tidak menyadari masalah yang timbul  dari sampah-sampah yang mereka hasilkan dalam jangka waktu panjang, terlihat dari ketidakpedulian mereka terhadap pengelolaan sampah masih tinggi. Media memegang peranan penting menginformasikan kepada publik mengenai hal tersebut, selain media, potensi lain pengentasan masalah sampah di DIY adalah pemuda sebagai aktor pembangunan. Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah yang menghasilkan sampah  terbesar di DIY, namun demikian mereka juga memiliki pemuda  dengan jumlah terbanyak yang dapat dilibatkan untuk mengentaskan masalah sampah. Fokus kajian ini yaitu menganalisis pengaruh peranan media sosial terhadap kompetensi literasi sampah generasi muda di Kabupaten Sleman. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif survei. Lokasi penelitian berada di Kabupaten Sleman, populasinya adalah pemuda anggota karang taruna di Kabupaten Sleman. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga jalur pengaruh positif peranan media sosial terhadap kompetensi literasi sampah yaitu jalur langsung tanpa perantara, jalur tidak langsung melalui sikap, dan jalur melalui pengetahuan dan sikap. Sementara itu, jalur tidak langsung melalui pengetahuan tidak terbukti signifikan. Hal ini dikarenakan pengetahuan yang dimiliki generasi muda tidak cukup komprehensif untuk merespons isu sampah. Berdasarkan tiga jalur pengaruh yang signifikan, jalur pengaruh langsung memiliki nilai korelasi yang paling kuat. Namun, peranan media sosial tersebut belum dirasakan secara optimal oleh generasi muda karena berada pada kategori kadang-kadang, sehingga pemanfaatannya masih perlu dioptimalkan.
Geowisata dan Potensi Penguatan Komunitas pada Wisata Pasca-Tambang Open Pit Nam Salu di Belitung Timur Peranciscus Aryanto; Hendarmawan Hendarmawan; Mohamad Sapari Dwi Hadian; Evi Novianti; Syintia Faramitha
Jurnal Kawistara Vol 12, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.73729

Abstract

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang memberikan nilai dan manfaat bagi peningkatan perekonomian masyarakat dan mempengaruhi sektor lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi potensi wisata dan sumber daya yang ada untuk memudahkan penyusunan konsep perencanaan dan pengembangan pariwisata yang juga harus mempertimbangkan dampak positif dan dampak negatif yang dihasilkan. Dampak positif akan berpengaruh pada perekonomian masyarakat sedangkan dampak negatifnya adalah kerusakan alam dan perubahan budaya pada masyarakat. Pengembangan pariwisata perlu melibatkan masyarakat dalam mengelola keunikan dan kondisi daerah yang ada. Open Pit Nam Salu merupakan salah satu objek wisata eks tambang yang memiliki potensi menarik. Sebagai tambang timah terbesar di Asia Tenggara, kawasan objek wisata ini memiliki terowongan bawah tanah yang menjadi salah satu kegiatan yang menarik wisatawan yang berkunjung. Setiap pengunjung wajib mengikuti protokol keselamatan dan kesehatan yang ada. Obyek wisata Open Pit Nam Salu saat ini dikelola oleh Bapopnas (Badan Pengelola Open Pit Nam Salu). Dalam pengembangan kawasan ini ada beberapa kendala yang dihadapi diantaranya sarana dan prasarana serta keterbatasan sumber daya manusia pariwisata dalam mengelola kawasan ini. Penulis melakukan penelitian pengembangan kawasan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui Bapopnas, pengembangan pariwisata kawasan ini sudah menunjukkan perubahan yang terlihat dengan adanya pembangunan sarana dan prasarana, promosi dan pemasaran melalui media sosial dan keikutsertaan dalam kegiatan pelatihan.
Integration Kano Model and E-Servqual to Evaluate Online Travel Agent Services in Bandung 2022 Bethani Suryawardani; Dendi Gusnadi; Astri Wulandari; Dandy Marcelino
Jurnal Kawistara Vol 12, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.73937

Abstract

One of the integrated e-commerce models is online ticket selling. Many travel agents sell travel tickets for national or international destinations online through websites; one of them is Tiket.com, a popular travel agency in Indonesia. The intense competition in the internet-based service providing industry has, in fact, motivated this company to meet their customers’ needs and preferences with quality services; the goal is to increase the number of their service users. The purpose of this study is to identify aspects of user requirements by Tiket.com as an online travel agent service that need to be maintained and improved. This study combines two methods of measuring customer satisfaction, namely the Kano model and e-service quality. The identified customer needs, based on Voice of Customer, can be analyzed to increase satisfaction. The results of this study are grouped into the dimensions of e-service quality, i.e. reliability, responsiveness, fulfillment, ease of use, information, security, and efficiency. Using a combination of e-service quality and Kano Model, six attributes of True Customer Needs were acquired; five of them are recommended for improvement and one needs to be developed. Tiket.com are suggested to pay more attention to weak attributes that are included in the must be category because they are fundamental for the company's services. They are also advised to develop weak and strong attributes that are included in the attractive category because they can help the company increase their competitive advantage.
How Would Covid-19 Survivors Travel?: A Study on Travelling Behavior Bali Domestic Tourists Putu Gde Arie Yudhistira; I Wayan Bagus Purnama Sidi; Theresia Verina Rosari Bei; I Dewa Ayu Nindya Prathiwi S
Jurnal Kawistara Vol 12, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.75692

Abstract

This study aims to discover how tourists whose background as COVID-19 survivors and the perceived health-related risks when traveling and how it affects their travel behavior in the future. This research is motivated by the lack of study on tourist traveling behavior, particularly from a specific segment of respondents. These respondents are tourists who were diagnosed positive for COVID-19 and have already recovered from it and are currently on vacation in two areas in Bali, Denpasar, and Badung. Sampling in this study is based on a purposive convenience sampling method through questionnaires distributed online and offline. In addition, The author uses Roscoe's Theory as a baseline in obtaining the minimum number of respondents, where a total of 100 respondents were gathered on the field. The author used multiple linear regression analysis to analyze the data collected from this research. The results of this study found that: (1) perceived health risks do not have a significant influence on future travel behavior; (2) tourists’ conditions as COVID-19 survivors have a significant influence on future travel behavior; and (3) simultaneously, health risks and tourists’ conditions as COVID-19 survivors influence future travel behavior. This study concludes that reducing perceived health risks and improving the health conditions of tourists as Covid-19 Survivors will improve their travel behavior in the future. The limitations of this study can also be used as suggestions for further research.
Consensus on Land Use Change in Bangka Tengah Regency Anik Endah Puspitasari; Retno W. D. Pramono
Jurnal Kawistara Vol 12, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.78677

Abstract

Differences in perception or interest in land use can potentially lead to conflict. One of the efforts to minimize the possibility of conflicts in land use is to build consensus among stakeholders. This process is not only able to minimize conflict but is expected to be the most appropriate solution to facilitate the implementation of the plan. This paper will present an example of the dynamics of consensus building in the process of land conversion in Bangka Tengah Regency which had previously been designated as a mining zone and then planned to be converted into a Tourism Special Economic Zone (Tourism SEZ). In this proposal, an agreement has been successfully built between the first permit holder and the SEZ proposer, however, the plan to establish SEZ has not materialized. What exactly is a factor in this so that the agreement that has taken place has not become the capital for the successful implementation of the plan? This research aims to explain the constraints on not implementing the plan after an agreement has been reach. The research was conducted with a stakeholder mapping analysis framework. Data were obtained by conducting interviews, observations, and collecting documents related to the SEZ proposal. The selection of informants was carried out purposively to obtain detailed information so that it could be used to answer research questions.  The results showed that there were factors that become obstacles in planning implementation, related to the consensus that was successfully built. The imperfect consensus that has been successfully built  can be seen in the incomplete pouring of commitments in contracts between stakeholder, thus making the consensus reached a pseudo-consensus.

Page 1 of 1 | Total Record : 9