cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Otopro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 31 Documents
Pengaruh Sudden Enlargement Terhadap Pressure Drop Priyo Heru Adiwibowo,
Otopro Vol 7, No 2 (2012)
Publisher : Otopro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam sistem perpipaan pada dunia industri masalah utama yang terjadi adalah terjadinya gesekan sepanjang dinding pipa, terbentuknya turbulensi akibat gerakan relatif dalam molekul fluida yang dipengaruhi oleh viskositas fluida dan terjadi penurunan tekanan. Penurunan tekanan adalah salah satu gangguan atau hambatan yang tidak bisa dihindari pada suatu aliran air, sehingga menyebabkan aliran menjadi tidak normal. Usaha yang perlu dilakukan adalah meminimalisir Pressure Drop dengan perencanaan yang matang. Penelitian ini ingin mengetahui karakteristik Pressure Drop akibat sudden enlargement dan contraction. Penelitian yang dilakukan secara eksperimental menggunakan pipa PVC dengan diameter 1" dengan variasi sudden enlargment 1"- 1 ¼" , 1" - 1 ½", dan 1" - 2") dari kapasitas fluida (Q)= 6 -32 LPM. Hasil penelitian yang dihasilkan adalah Karakterirtik Pressure Drop pada SE 3(1"-1¼") dengan semakin besar bilangan Reynolds terjadi peningkatan Pressure Drop secara signifikan akibat adanya faktor gesekan yang dominan dibandingkan pengaruh Diffuser. Sedangkan karakteristik yang terjadi pada SE 2 (1" - 1 ½")pengaruh diffuser mulai meningkat ditandai peningkatan pressure drop yang kurang signifikan, sedangkan SE 1(1"- 2") terjadi kecenderungan penurunan pressure drop dengan peningkatan bilangan Reynolds akibat penggaruh diffuser yang lebih dominan dibandingkan faktor gesekan. Sedangkan ada daerah sesudah Sudden Enlargement terjadi penurunan pressure drop akibat pengaruh diffuser yang lebih dominan pada bilangan Reynolds yang rendah sampai titik kritis, kemudian terjadi peningkatan pressure drop akibat pengaruh diffuser yang berkurang dibanding faktor gesekan dan kecepatan yang meningkat. Kemudian pada daerah sudden contraction dengan semakin besar bilangan Reynolds terjadi peningkatan Pressure Drop. Pada SC 1 (2"- 1") dengan peningkatan pressure drop lebih signifikan dibandingkan dominan SC 2 (1½"- 1") dan SC 3 (1¼"- 1")akibat pengaruh diffuser yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor gesekan. Sedangkan pada daerah sesudah Sudden Contraction pada SC 1 (2"- 1") dan SC 2 (1½"- 1")awal nilai pressure dropnya sama – sama meningkat tetapi pada titik ke empat nilai pressure dropnya menurun tetapi pada SC 1 nilai peningkatan pressure dropnya sangat tinggi sekali dibandingkan peningkatan pressure drop pada SC 2 karena perbedaan diameter kedua sudden contraction tersebut. Sedangkan pada SC 3 (1¼"- 1") terjadi kecenderungan penurunan pressure drop dengan peningkatan bilangan Reynolds.   Kata kunci: Sudden Enlargement, Sudden contraction, Pressure Drop     ABSTRACT   In piping system at industrial world of principal problem happened is the happening of friction along the length of pipe wall, the forming of turbulensi as result of relative impulse in fluid molecule influenced by fluid viscosity and happened pressure drop. Pressure drop is one of trouble or resistance which cannot be avoided at one particular current, causing causes flow becoming not normal. Business that need to be done is decrease pressure drop with matured planning. This research wish to know characteristic Pressure Drop as result of sudden enlargement and contraction. Research done in experimental to apply pipe PVC with diameter 1" with various sudden enlargement 1"-1 ¼" , 1" - 1 ½", 1" - 2" and sudden contraction 1 ¼"-1" , 1 ½"-1", 2"-1" from fluid capacities (Q)= 6 - 32 LPM. Research result yielded is characteristic Pressure Drop at SE 3(1"-1¼") ever greater Reynolds number happened improvement of Pressure Drop in significant as result of existence of dominant friction factor compared to influence Diffuser. While characteristic happened at SE 2 (1" - 1 ½") influence diffuser starts increasing marked improvement of pressure drop which significant unable to, while SE 1(1"-2") happened derivation tendency of pressure drop with improvement of Reynolds number as result of effect diffuser which more dominant compared to friction factor. While there are district after Sudden Enlargement happened derivation of pressure drop as result of influence diffuser which more dominant at low Reynolds number until critical point, then happened improvement of pressure drop as result of influence diffuser is decreasing compared to increasing friction factor and speed. Then at district sudden contraction ever greater Reynolds number happened improvement Pressure Drop. At SC 1 (2"-1") with improvement of pressure drop is more significant compared to dominance SC 2 (1½-"1") and SC 3 (1¼-"1") influence after table diffuser which more dominant compared to friction factor. While at district after Sudden Contraction at SC 1 (2"-1") and SC 2 (1½-"1") beginning of value pressure its(the drop is same - same increased but at point to four values pressure its(the drop declines but at SC 1 improvement value of pressure its(the drop is very height once is compared to improvement of pressure drop at SC 2 because difference of second diameter of sudden contraction. While at SC 3 (1¼-"1") happened derivation tendency of pressure drop with improvement of Reynolds number.   Keywords: Sudden Enlargement, Sudden contraction, Pressure Drop
Penggunaan Metanol Sebagai Bahan Bakar PEM Fuel Cell Aris Ansori,
Otopro Vol 7, No 2 (2012)
Publisher : Otopro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan fuel cell tipe PEM fuel cell sebagai sumber energi listrik kendaraan hybrid mempunyai kendala pada bahan bakar gas hidrogen sebagai bahan bakar utamanya, hal ini dikarenakan sifat hidrogen yang mudah terbakar sehingga membutuhkan tempat penyimpanan yang relatif sulit dan mahal jika digunakan pada kendaraan, selain itu akan mengurangi tingkat keamanan dan kenyamanan pengemudi. Penggunaan metanol dapat menjadi solusi kebutuhan bahan bakar PEM fuel cell yang diaplikasi pada kendaraan hybrid. Metanol dapat dikonventer menjadi gas hidrogen dengan menggunkan sebuah katalis, hal ini dikarenakan methanol merupakan jenis bahan bakar yang mudah diproduksi dalam jumlah besar dan merupakan jenis bahan bakar yang sumber bahan bakunya sangat banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi penggunaan metanol sebagai bahan bakar pada PEMFC, merupakan inovasi baru desain sistem pemanfaatan PEM fuel cell sebagai sumber energi penggerak pada sepeda motor hybrid yang ramah lingkungan. Metode penelitian yang digunakan true experimental reaserch atau penelitian laboratarium. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metanol sebagai bahan bakar PEM fuel cell. Metanol sebelum dimasukkan pada kutub anoda PEM fuel cell dikonventer dengan dilewatkan metanol pada katalis CuO (tembaga oksida) untuk memecah rantai kimia metanol dan memasukkan gas oksigen murni pada kutub katoda dari tabung gas dengan flowrate 0,075 mL/s dengan kelembaban gas 90 %. Selanjutnya pada sirkut luar PEM fuel cell diberi beban variabel resistor. Perubahan arus dan tegangan yang terjadi selama 600 sekon dicatat dengan menggunakan data loger dengan format excel. Hasil penelitian diketahui penggunaan bahan bakar metanol pada PEM fuel cell berpengaruh terhadap daya output yang dihasilkan PEM fuel cell, hal ini disebabkan terjadinya kerugian ionik dan transport massa pada PEM fuel cell, dengan menurunnya seretan osmosis pada membran yang disebabkan suplai gas yang tidak stabil dan terjadinya flooding pada membran (banjir air pada membran) sehingga transpot proton melewati membran turun. Kondisi tersebut berdampak pada penurunan tegangan output PEM fuel cell yang berarti daya output PEM fuel cell juga akan turun.   Kata kunci: Metanol, Konventer, PEM fuel cell, Daya Output   ABSTRACT           The use offuel cell PEM typefuel cell as an energy source has a hybrid electric vehicle fuel constraints onhydrogen gas as primary fuel, this is due to the nature of flammable hydrogen storage and thus require a relatively difficult and expensive if used on a vehicle, otherwise it will reduce the level of safetyand driver comfort. The use of methanol can be a solution PEM fuel requirementsare applied to the fuel cell hybrid vehicles. Methanol can conventer into hydrogen gas by using a catalyst, this is because methanol is a fuel types are easily produced in large quantities and is the type of fuel sourcetheir raw materials very much. This study aims to determine the efficiency of the use of methanol as a fuel inPEMFC, so that new innovation system designs usea PEM fuel cell as an energy sourcedriving the hybridbike is environmentally friendly. The research method used true experimental research. The study was conducted by using methanolas a fuel cell PEMfuel. Methanol before being put on a PEM fuel cellanode pole converterwith methanol passedthe catalyst CuO(copper oxide) to break the chemical bonds of methanol and pure oxygen gas enteringthe cathode poleof the gas tubewith a flow rate 0.075mL / s with a humidity of 90%gas. Next on the outside of a PEM fuel cell circuit given variable load resistor. Current and voltage changes that occurduring the second 600 was recorded using a data logger excel format. The results show the use of methanol fuel in PEM fuel cellaffect the power output produced PEM fuel cell, this is due to the loss of ionic and mass transport in PEM fuel cells, with a decrease in the shuffle of osmosismembrane caused by gas supply is notstable and the floodingof the membrane (the flood water in the membrane) so transport protons pass through the membrane down. These conditions impact on the outputvoltage of a PEM fuel cell, which means the output power PEM fuel cell will also be down.   Key words: methanol, converter, PEM fuel cell, output power
Kepuasan Pelanggan Terhadap Kualitas Layanan Bengkel di PT. United Motors Centre (UMC) Surabaya Dyah Riandadari, ; Nanang Fatkuroji,
Otopro Vol 7, No 2 (2012)
Publisher : Otopro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mesin Produksi Terpadu Pengolah Kedelai Bahan Baku Tempe Yang Efektif dan Efisien Budihardjo A.h., ; Yunus, ; I Made Muliatna,
Otopro Vol 7, No 2 (2012)
Publisher : Otopro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah meningkatnya produktivitas UKM tempe, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas, serta higinitas lingkungan, proses dan hasil produksi. Terdapat dua permasalahan urgen yang perlu segera diatasi untuk meningkatkan produktivitas, higinitas lingkungan, proses dan hasil produksi UKM tempe, yaitu: (1) proses perebusan; dan (2) proses pemecahan/pengupasan kulit kedelai. Tujuan khusus penelitian ini adalah dihasilkannya mesin produksi terpadu pengolah kedelai bahan baku tempe yang efektif dan efisien dengan kapasitas bak perebus ± 50 kg dan kapasitas produksi 100 kg/jam. Metode penelitian menggunakan rancangan penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang terdiri dari delapan tahap kegiatan, yaitu (1) studi pendahuluan (pemgambilan data awal), (2) pengkajian hasil penelitian dan studi literatur yang relevan, (3) survey/obesrvasi lanjutan, (4) tahap perancangan desain mesin produksi terpadu, (5) tahap fabrikasi/pembuatan mesin produksi terpadu, (6) tahap uji coba mesin produksi terpadu yang dibuat, (7) tahap revisi mesin produksi terpadu berdasarkan hasil uji coba, dan (8) tahap implementasi mesin produksi terpadu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mesin produksi terpadu pengolah kedelai bahan baku tempe yang dihasilkan efektif dan efisien. Efektif karena mesin produksi terpadu yang telah dibuat dan diterapkan dapat menyelesaikan masalah rendahnya produktivitas perebusan dan pengupasan kulit kedelai pada industri kecil tempe dengan baik, memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan proses sebelumnya. Efisien karena proses perebusan dan proses pemecahan/pengupasan kulit kedelai dengan mesin ini lebih menghemat waktu, tenaga dan biaya. Besarnya penghematan waktu 19,4 menit untuk proses perebusan setengah matang dengan kapasitas bak perebus 50 kg. Besarnya penghematan biaya Rp. 2.040,- untuk merebus setengah matang dengan kapasitas perebus 50 kg. Sedangkan perbedaan besarnya kapasitas produksi pengupasan kulit kedelai dalam kg/jam berdasarkan jenis prosesnya, yaitu diinjak-injak dengan kaki, dengan mesin manual yang diputar tangan, dan dengan mesin manual yang diputar dengan pedal kaki dibandingkan dengan mesin produksi terpadu yang digerakkan dengan mekanik motor listrik ini berturut-turut adalah 7 kg/jam, 28,4 kg/jam, 41 kg/jam, dan 144,4 kg/jam.   Kata kunci: perebus, pengupas kulit kedelai, terpadu, efektif, efisien.   ABSTRACT   Long-term goalof this research to increase productivity of SMEs tempe, both in quality and quantity, and hygiene environment, processes and products. There are two urgent issuesthat need to be addressed to improve the productivity, environmental hygiene, process and products of small industries tempe, namely: (1) the boiling process, and (2) the process of splitting / stripping skin ofsoybean. The specific objective of this study is the production of integrated production machine processing soybeantempeh raw materialseffective and efficientboiler with a capacity of ± 50 kg tubs and a production capacity of 100 kg / hr. The research method uses design research and development, which consists of eight phases of activities: (1) a preliminary study (pemgambilan initial data), (2) assessment of the results of research and study of the relevant literature, (3) survey / Advanced obesrvasi , (4) stages of designing an integrated production machinery, (5) stage of fabrication/manufacture of integrated production machinery, (6) the trial products, (7) product revision phase of the study, and (8) the implementation phase of an integrated production machinery. The results of this study indicate that soybean processing engineintegrated production of tempe produced raw materialseffectively and efficiently. Effective for integratedproduction machine that was createdand implemented to solve the problem of low productivity and stripping barkboiling soy tempehin small industry well, giving better results than the previous process. Efficient because the process of boiling and peeling skin with this machine, saving time, effort and cost. The amount of time saved 19.4 minutes for the boiling process parboiled boilerwith a capacity of 50 kg tubs. The magnitude of the cost savings of Rp. 2040, - to boil half cooked by boilingcapacity of 50 kg. While the difference in the amount of skin stripping soybean production capacityin kg / hour based on the type of process, which is trodden under foot, with manual machines that played hands, and with a manual machine that played with the foot compared to the integrated production machinery is driven byan electric motor mechanic this row is 7 kg / h, 28.4 kg / h, 41 kg / hr, and 144.4 kg / hr.   Keywords: boiler, soy skinner, integrated, effective, efficient.
Karakteristik Logam Hasil Pengujian Kualitas Panas Pelapisan Logam MAHENDRA SAKTI, ARYA
Otopro Vol 8, No 1 (2012): Vol. 8. no. 1 November 2012
Publisher : Otopro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri-industri ini banyak memakai logam yang sudah mendapat perlakuan permukaan guna mendapatkan hasil produk yang berkualitas bagus. Untuk mendapatkan suatu produk dengan standar kualitas tertentu yang nanti produknya dapat bersaing dengan produk yang ada di pasaran. Untuk membentuk industri kecil yang bisa mengutamakan kualitas produk hasil perlakuan permukaan yang akan diproduksi, maka perlu adanya terobosan teknologi yang memungkinkan produk dapat bertahan pada suhu tertentu di bandingkan dengan yang ada di pasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pada suhu berapakah suatu logam yang sudah dilakukan proses perlakuan permukaan akan mengalami kerusakan. Variabel penelitian adalah waktu: 5; 10; dan 15 menit, Tegangan: 3; 4,5; dan6 volt, dan Jarak elektroda: 5; 10; dan 10 cm, variabel lain dibuat konstan. Benda kerja yang dipakai terbuat dari logam besi ukuran luas plat = 60 x 20 x 5 mm3 berjumlah 54 buah. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan penelitian 3 x 3 x 3 dilakukan 2 kali yaitu untuk suhu 20oC dan suhu 30oC.Dengan waktu yang sama menggunakan suhu 20oC akan menghasilkan berat benda kerja awal sebesar 45,05 gram menjadi sesudah dilapisi sebesar 45,23 gram, sehingga mempunyai selisih berat sebesar 0,18 gram. Sedangkan dengan suhu 30oC akan bertambah yaitu dari berat awal sebesar 45,08 gram menjadi sesudah dilapisi sebesar 45,44 gram, sehingga mempunyai selisih berat sebesar 0,36 gram. Pada proses pelapisan logam dengan waktu yang sama dan suhu 20oC menunjukkan angka ketebalannya sebesar 2,6 um dan suhu 30oC sebesar 3,8 um, sehingga dengan semakin meningkatnya suhu akan meningkatkan angka ketebalan lapisan permukaan benda kerja.     Keyword:Elektroplating, Waktu Pelapisan, Suhu Pelapisan, Ketebalan Lapisan    ABSTRACT   The industries use a lot of metal which has got a particular treatment to yield good quality products. It is to create products with a particular quality standard so that in the end the products will be able to compete with their rivals in real market. In order to develop small industries which emphasize on the quality of the products’ surface yielded, a breakthrough in technology to improve products durability in particular temperature compared with the one found in common market is required. This research aims to eventually reveal at what temperature the metal which has been treated with a surface treatment process will be damaged. The research variable are time: 5; 10; and 15 minute, tensile: 3; 4.5; and6 volt, and electrode distance: 5; 10; and 10 cm, other variable are set constant. The work piece used is made of iron with plate size = 60 x 20 x 5 mm3. There are 54 pieces used. The research method applied is experiment with 3 x 3 x 3 research design which is carried out twice i.e. in temperature 20oC and 30oC.Similar time using 20oC temperatura will turn speciment which is initially as big as45.05 gram into 45.23 gram after being electroplated, thus it has 0.18 gram difference. Whereas in temperature 30oC it will increase from initial weigh 45.08 gram into 45.44 gram after being electroplated, so that there is 0.36 gram weigh difference. Metal electroplating process which is carried out in the same time duration and in temperature 20oC shows the thickness rate 2.6 um and in temperature 30oC is 3.8 um, so that the higher the temperature, the greater the rate of the speciment surface electroplating thickness. The speciment which is electroplated in temperature 20oC will be damaged in temperature between 500oC upto 530oC and the required time is about 20 minutes. However, for the speciment which is electroplated in temperature 30oC will be damaged in temperature between 530oC upto 575oC in about 45 minutes.    Keyword:Electroplating, electroplating time, electroplating temperature,electroplating thickness
Analisis Kualitas Produk Pengecoran Logam di PT. Barata Indonesia (Persero) dengan Metode Six Sigma WIWI, UMAR
Otopro Vol 8, No 1 (2012): Vol. 8. no. 1 November 2012
Publisher : Otopro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen untuk membeli produk. Peningkatan kualitas pada industri manufaktur sekaligus meningkatkanproduktivitas karena industri tersebut berhasilmenurunkan bahkanmeng-hilangkan pemborosan akibat memproduksi produk yang cacat/defect. Banyak Metode yang digunakan dalam analisa kualitas, diantaranya Six Sigma, yang sekarang banyak digunakan industri maju di dunia.Kelebihan dari metode ini adalah dapat menyusun prioritas dalam melakukan improvement/perbaikan dalam proses untuk meningkatkan kualitas. Kelebihan lainnya adalah ukuran kualitas yang dipakai seragam.Metode penelitian yang dipakai adalah diskriptif kuantitatif dan kualitatif, objek penelitian adalahBogie Casting (produk untuk bogie kereta api melalui proses pengecoran logam) yaitu center plate dan tujuan penelitiannya adalah untukmengetahui level sigma cacatproduk, jenis cacat,faktor-faktor penyebab cacat dan langkah langkah perbaikan.Dari hasil penelitian diketahui kapabilitas proses produksi Center Plate sebesar 3,4 sigma dengan nilai DPMO 31.169 (dalam sejuta peluang).: Jenis jenis cacatnya; cross joint39,91 %, cacat machining38,81 %, cacat penyimpangan dimensi 9,43 %, cacat gas hole7,90 %, cacat kurang cairan 3,95% . Usulan prioritas tindakan perbaikan, adalah perbaikan pada cacat:cross joint (RPN: 168), kurang cairan (RPN: 128), gas hole (RPN: 84), machining (RPN: 80) dan penyimpangan dimensi (RPN: 72).   Kata kunci: Kualitas, Six Sigma,   ABSTRACT   Quality become a base factor of consumer decision tobuy a product. Quality upgrading in manufacturing industry also increasing productivity, becouse industry can decreasing even break of improvidence in production defect goods. Some method used to quality analyses, but we choose Six Sigma,becouse this method used in many country, and can give priority to improvement proses for betterment qualyty of productalso give same dimension of quality in several country. ResearchMethod is quantitatif and qualitatif description, the object of the research is Bogie Casting (productfortrain bogie through metal foundry process) that is Center Plate. The objectives of this risert are to know the sigma level defect degree to Center Plate product, defect kind and to know the factors that cause the defect to product, and priority to improvement.This research found that production process capability Center Plate is 3,4 sigma with value DPMO 31.169 (in a million opportunity). Kind of defect is cross joint39,91 %,machining38,81 %,dimension9,43 %,gas hole 7,90 %,lack of liquid3,95 % . Priority defect to improvementis: cross joint (RPN: 168), lack of liquid (RPN: 128), gas hole (RPN: 84), machining (RPN: 80) and dimension deviation (RPN: 72).   Key words: Quality, Six Sigma
Analisa Model Elemen Terhadap Perhitungan Frekuensi NaturalSayap Pesawat Terbang Dengan Metode Elemen Hingga
Otopro Vol 8, No 1 (2012): Vol. 8. no. 1 November 2012
Publisher : Otopro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sayap pesawat terbang merupakan alat penyeimbang dalam gerak rolling, yawing dan pitching. Suatu rangsangan gaya luar system dapat menimbulkan getaran sehingga dapat menimbulkan kerusakan struktur pada sayap pesawat terbang. Perhitungan frekuensi natural merupakan hal penting dalam persoalan getaran. Pembagian elemen sangat berpengaruh pada mode getaran dan besarnya frekuensi natural. Penyelesaian analitis melibatkan persamaan matematis yang rumit dan tidak mudah dirumuskan. Cara penyelesaian yang populer adalah dengan metode elemen hingga. Struktur dibagi menjadi beberapa elemen dan node yang memiliki karakteristik tertentu dan saling terkait. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu semakin banyak model elemen semakin banyak frekuensi natural yang diperoleh.   Kata kunci:elemen, frekuensi natural, elemen hingga   ABSTRACT   Wing of aircraft is motion balanced in rolling motion, yawing and pitching. The outside force stimulation system can cause vibration so thatcause structural damage to aircraft wings. Calculation of natural frequencies is important in vibration problems. Influence the distribution of elements on the vibration mode and magnitude of natural frequencies. Analytic solution involves complicated mathematical equations and not easily defined. The popular way of solving is the finite element method. The structure is divided into elements and nodes that have certain characteristics and interrelated. The results obtained are more and more models more and more elements of the natural frequencies obtained .Keywords:element, natural frequencies, finite elements
UNJUK KEMAMPUAN METALLIC CATALYTIC CONVERTER TEMBAGA TERHADAP REDUKSI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR YAMAHA VEGA
Otopro Vol 10, No 2 (2015): Otopro Mei 2015
Publisher : Otopro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Tujuan dari penelitian ini adalah pertama untuk melakukan catalytic converter logam kedua, untuk mengetahui apa memperpanjang tembaga (Cu) piring sebagai katalis efisien. Untuk mengukur konsentrasi karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) pada frame ada dua kondisi yang diperlukan. Pertama adalah ketika kondisi standar, dan kedua adalah ketika Cu logam catalytic converter diterapkan menggunakan analisa gas buang. Hasil percobaan ini pada kenyataan bahwa penggunaan Cu logam catalytic converter mengurangi produksi CO dan HC dari mesin sepeda motor empat stroke. Kata kunci: Metallic catalytic converter, tembaga (Cu), karbon monoksida, hidrokarbon, dan mesin empat langkah     ABSTRACT   The aims of this experiment are firstly to conduct a metallic catalytic converter secondly, to find out to what extend cuprum (Cu) plate as catalyst is efficient. To measure the concentration of carbon monoxide (CO) and hydrocarbon (HC) on frame there are two conditions required. First is when the standard condition, and second is when Cu metallic catalytic converter is applied using exhaust gas analyzer. This experiment results in the fact that the use of Cu metallic catalytic converter reduces the production of CO and HC of four stroke motorcycle engine.   Keywords: Metallic catalytic converter, cuprum (Cu), carbon monoxide, hydrocarbon, and four stroke engine
STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT ORIENTASI PAHAT TERHADAP BATAS STABILITAS CHATTER PADA PROSES INTERNAL TURNING
Otopro Vol 10, No 2 (2015): Otopro Mei 2015
Publisher : Otopro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Chatter adalah getaran yang timbul pada saat proses pemotongan berlangsung dimana amplitudonya naik tinggi secara tiba-tiba pada kedalaman pemotongan tertentu dan terjadi pada daerah tidak stabil. Chatter mungkin terjadi pada pengaturan parameter pemesinan yang tidak tepat dan chatter mempengaruhi kualitas dan jumlah benda kerja yang diproduksi. Seiring besarnya tuntutan saat ini akan ketersediaan barang memaksa industri manufaktur harus meningkatkan produktivitasnya. Produktivitas bisa didapatkan apabila mesin – mesin yang tersedia pada industri dapat bekerja optimal. Mesin industri dapat bekerja optimal jika setting parameter tepat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan material baja ST51 dan pahat potong kiri untuk internal turning dengan bahan HSS. Dibuat alat bantu sehingga pahat memiliki sudut orientasi sebesar 300, putaran spindle ccw. Getaran dan kedalaman potong kritis menjadi respon dari penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sudut orientasi 300 meningkatkan batas stabilitas chatter yang ditunjukkan oleh kedalaman potong kritis lebih besar 0,2 mm dari proses dengan sudut orientasi pahat 00 pada overhang 100mm. Amplitudo getaran pada saat terjadi chatter sebesar 78.9 m/s2 pada frekuensi 201,01 Hz pada kedalaman potong 3,6 mm pada sudut orientasi pahat 300, dan sebesar 28.6 m/s2 pada frekuensi 229,02 Hz pada kedalaman potong 2,2 mm pada sudut orientasi pahat 00.   Kata kunci: batas stabilitas chatter, bubut dalam (internal turning), kedalaman potong kritis, overhang pahat, putaran spindel counter clockwise (ccw), sudut orientasi pahat.   ABSTRACT   Chatter is vibrations that arise during the cutting process takes place in which the amplitude of high rises abruptly at a certain cutting depth and occur in an unstable region. Chatter may occur in setting the right machining parameters and chatter not affect the quality and number of workpieces produced. As the magnitude of the current demands would force the availability of goods manufacturing industries must improve productivity. Productivity can be obtained if the machines is available in the industry can work optimally. Industrial machine can work optimally if appropriate parameter settings. The study was conducted by using steel materials ST51 and chisel to cut internal turning left with the HSS material. Made tools so that the chisel has the orientation angle of 300, spindle rotation CCW. Vibration and critical depth of cut into the response of the research. The results showed that the orientation angle 300 increases the stability limit chatter indicated by the critical cutting depth greater than 0.2 mm with a process orientation angle chisel 00 at 100mm overhang. The amplitude of vibration at the time of the chatter of 78.9 m / s2 at a frequency of 201.01 Hz at a depth of cut of 3.6 mm at an angle of orientation of the chisel 300, and amounted to 28.6 m / s2 at a frequency of 229.02 Hz at a depth of cut of 2.2 mm on 00 orientation angle chisel.   Keywords: chatter stability limit, the lathe in (internal turning), the critical depth of cut, chisel overhangs, spindle rotation counter clockwise (CCW), the orientation angle of the chisel.
PENGARUH VARIASI DEBIT AIR PENDINGIN TERHADAP SUHU KONDENSASI AIR DALAM MENARA PENDINGIN
Otopro Vol 11, No 1 (2015): Otopro November 2015
Publisher : Otopro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem pendingin dengan menara pendingin telah banyak digunakan dalam dunia industri salah satunya adalah pembangkit daya uap. Inti dari menara pendingin adalah melepas panas dari fluida kerja ke atmosfer dengan bantuan kipas. Keoptimalan perpindahan panas antara fluida kerja dengan atmosfer bergantung pada debit fluida kerja yang dialirkan dan debit udara yang mendinginkan. Besar debit fluida kerja dengan debit udara perlu ditemukan pada titik tertentu sehingga didapatkan perpindahan panas maksimum. Pada penelitian ini dilakukan variasi debit air sebagai pendingin radiator dari debit 0,5 LPM hingga 18 LPM dan debit udara dibiarkan tetap pada putaran poros kipas sebesar 1500 rpm. Dari perhitungan data pengukuran didapat fenomena daya pompa, input panas, dan ouput panas semakin menurun dengan makin bertambahnya suhu kondensasi namun COP siklus semakin meningkat dengan semakin bertambahnya suhu kondensasi. Hal serupa juga terjadi pada fenomena menara pendingin yaitu input panas dan ouput panas menara pendingin semakin menurun dengan makin bertambahnya suhu kondensasi namun efisiensi menara pendingin makin meningkat dengan makin bertambahnya suhu kondensasi.   Kata Kunci: Menara pendingin, debit air, debit udara.   ABSTRACT   Refrigeration system with cooling tower have been many used in industrial, one of them was in steam power generation. The main of the cooling tower is to release heat from working fluid to atmosphere with the help of fan. The optimization of heat transfer between working fluid to atmosphere depend on the working fluid capacity which through in the chamber and the air capacity which cooling down. The amount of working fluid capacity and air capacity need to be met on a define spot so that it got the maximum heat transfer. In this research has been did variation of water capacity as radiator cooling from capacity of 0,5 LPM to 18 LPM and the air capacity has been released constant to fan axis rotation as 1500 rpm. From the count of measured data we got phenomenon of pump power, heat input, and heat output that are the value of thatmore diminishly with the increasing of condensation temperature but the cycle COP more increasingly with the increasing of condensation temperature. The same things also happen in the cooling tower phenomenon that are the value of cooling tower heat input and heat output more diminishly with the increasing of condensation temperature but the cooling tower COP more increasingly with the increasing of condensation temperature.   Keywords: cooling tower, water capacity, air capacity.

Page 3 of 4 | Total Record : 31