cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Majalah Geografi Indonesia
ISSN : 02151790     EISSN : 2540945X     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia" : 11 Documents clear
Pemetaan Cepat Kawasan Terdampak Bencana Longsor dan Banjir di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali Theresia Retno Wulan; Wiwin Ambarwulan; Anggara S. Putra; Mega D Putra; Dwi Maryanto; Ferrari Pinem; Edwin Maulana
Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2368.182 KB) | DOI: 10.22146/mgi.26230

Abstract

Abstrak Teknologi penginderaan jauh mengalami perkembangan yang sangat pesat. Salah satunya adalah teknologi akuisisi data dengan menggunakan UAV (Unmanned Aerial Vehicle).  Teknologi UAV dapat dipergunakan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah bidang kebencanaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan pemetaan secara cepat kawasan terdampak bencana banjir dan longsor di Kabupaten Bangli, Bali dengan menggunakan teknologi UAV. Metode yang digunakan adalah pemotretan udara dengan UAV, survei lapangan dan analisis laboratorium. Pemotretan udara dilakukan satu hari pasca kejadian longsor dengan ketinggian jelajah pesawat antara 100-120 meter di atas permukaan tanah. Resolusi spasial yang dihasilkan antara 4,5 - 6,5 cm. Wilayah yang berhasil dipetakan adalah wilayah yang terdampak banjir dan longsor di Desa Songan A serta Songan B, wilayah terdampak banjir bandang Yeh Mampeh di Desa Batur Selatan, serta wilayah terdampak longsor di Desa Sukawana dan Desa Awan. Berdasarkan hasil pemotretan udara, dapat diketahui luasan daerah terdampak longsor. Lebih lanjut, strategi rehabilitasi dan rekonstruksi dapat dilakukan dengan menggunakan hasil pemotretan udara.  Abstrak Remote sensing technology is experiencing rapid developments. One of which is in the field of data acquisition that has currently adopted the use of Unmanned Aerial Vehicle (UAV). UAV technology is, for instance, employed in various studies related to disasters. This research aimed to perform a rapid mapping of flood- and landslide-affected areas in Bangli Regency, Bali using UAV technology. The applied methods included UAV-assisted aerial photography, field survey, and laboratory analysis. The aerial photography was conducted one day after the landslide event and at a recording altitude of 100-120 m above the ground. The spatial resolution produced in the photography was 4.5-6.5 cm. The mapped areas were the ones affected by floods and landslides in Songa A and Songa B Villages, flash floods in Yeh Mampeh, Batur Selatan Village, and landslides in Sukawana and Awan Villages. The aerial photography also provided the extent of the landslide-affected areas. Therefore, the post-disaster rehabilitation and reconstruction strategies can be implemented using the results of the aerial photography.  
Kerentanan Masyarakat Perkotaan terhadap Bahaya Banjir di Kelurahan Legok, Kecamatan Telanipura, Kota Jambi Dian Adhietya Arif; Sri Rum Giyarsih; Djati Mardiatna
Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1951.801 KB) | DOI: 10.22146/mgi.29779

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memetakan bencana banjir serta menganalisis kerentanan fisik dan sosial ekonomi masyarakat perkotaan terhadap bencana banjir di Kelurahan Legok, Kecamatan Telanipura, Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini  terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara terstruktur dengan panduan kuesioner, sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen melalui instansi terkait yang berkompeten. Wawancara dilakukan terhadap 90 rumah tangga yang diambil dengan metode simple random sampling dari 476 populasi. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara deskriptif kuantitatif dan dilengkapi dengan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil interpolasi kedalaman banjir tahun 2004 dapat diketahui bahwa sebagian besar wilayah penelitian terkena dampak banjir dengan kedalaman maksimum mencapai 3 meter di bagian timur wilayah penelitian. Fenomena ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi topografi yang lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya, terjadi penyempitan sungai dan kotornya saluran sungai sehingga menghambat air yang mengalir ke outlet utama. Penelitian ini juga menemukan bahwa tingkat kerentanan fisik tinggi ditemukan sebanyak 35 bangunan, kerentanan fisik sedang sebanyak 46 bangunan, dan kerentanan rendah sebanyak 9 bangunan. Tingkat kerentanan sedang hingga tinggi mendominasi wilayah penelitian karena jenis bangunan berupa bangunan non tembok. Temuan penelitian yang lain adalah kerentanan sosial ekonomi lebih tinggi ditemukan pada elemen tingkat pendidikan dengan sebagian besar tingkat berpendidikan rendah yaitu sekolah dasar (SD) (44,4%) dan elemen penduduk rentan karena usia lanjut dan anak-anak sebanyak 30,4%.     Abstract.This research aimed to map flood hazard as well as to analyze the physical and socioeconomic vulnerability of the urban community to floods in Legok Sub-district, Telanipura District, Jambi City. It employed a quantitative descriptive method and used both primary and secondary data. The primary data were obtained from field observation and questionnaire-assisted structured interview, while the secondary data were acquired from documents published by relevant competent institutions. The interviews involved 90 households that were selected with simple random sampling from 476 population. Data processing and analysis were performed in a quantitative descriptive manner and complemented with spatial analysis. Based on the interpolation of flood depth in 2004, most of the research area was affected by floods with a maximum depth of 3 m in the east. Such impact was caused by several factors like lower topographic condition, river narrowing, as well as dirty and clogged tributaries that inhibited water flow to the main outlet. This research also found high, medium, and low physical vulnerability in 35, 46, and 9 buildings, respectively. The medium and high physical vulnerabilities were identified in most of the research area due to the predominance of non-walled buildings. Another research finding was a higher socioeconomic vulnerability among the low-educated people (i.e., elementary school, 44.4%) and vulnerable groups (i.e., elderly and children, 30.4%). 
Dinamika Kedudukan Interface di Pesisir Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah Setyawan Purnama
Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1818.05 KB) | DOI: 10.22146/mgi.25493

Abstract

Abstrak Interface adalah mintakat pertemuan antara air laut yang bersifat asin dan airtanah di daratan yang bersifat tawar. Interface tidak ditemukan dalam wilayah yang tegas, namun merupakan wilayah percampuran antara air tawar dan air asin, sehingga keberadaan interface tidak bersifat statis melainkan dinamis. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dan menganalisis kedudukan interface di Pesisir Kabupaten Kebumen dan (2) menganalisis dinamika kedudukan interface selama kurun waktu 21 tahun yaitu tahun 1993 dan 2014. Kedudukan interface diketahui berdasarkan pendugaan geolistrik rangkaian Schlumberger. Pendugaan dilakukan pada lokasi dan jalur yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Simoen dkk. (1993), yaitu pada (1) jalur Salak-Petanahan-Munggu-Gadung-Pantai Petanahan, (2) jalur Tambakrejo-Jeblok-Prajuritan-Adikarto-Pantai Kebumen dan (3) jalur Sinungrejo-Sidoluhur-Bener-Kaibon-Ambal dan Pantai Kutowinangun. Perbandingan hasil pendugaan interface di kedua waktu tersebut akan diketahui perbedaan dan persamaan kedalaman interface pada masing-masing titik pengukuran dalam selang waktu 21 tahun dan selanjutnya dapat dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian  menemukan adanya lapisan airtanah tawar mulai kedalaman 2 hingga 10 meter dari permukaan tanah. Berbeda dengan di tahun 1993, hasil pendugaan di tahun 2014 tidak mendeteksi adanya interface di semua jalur pengukuran. Tidak terdeteksinya interface disebabkan kedudukan interface semakin dalam akibat desakan airtanah tawar yang semakin kuat. AbstractAn interface is a zone where seawater (salt) and inland groundwater (fresh) meet. It has no distinct boundaries because it is formed by a mixture of fresh and saltwater. Therefore, the presence of interface is not static or somewhat dynamic. This research aimed to (1) identify and analyze the position of salt-freshwater interface in the Coast of Kebuman Regency and (2) analyze the dynamics of the said interface at a timespan of 21 years, i.e., in 1993 and 2014. The position was estimated using geoelectrical sounding with Schlumberger arrangement. The estimation was conducted in the locations and along the lines that were determined based on the research performed by Simoen et al. (1993). The lines traversed the following areas (1) Salak-Petanahan-Munggu-Gadung-Petanahan Coast, (2) Tambakrejo-Jeblok-Prajuritan-Adikarto-Kebumen Coast, and (3) the Sinungrejo-Sidoluhur-Bener-Kaibon-Ambal-Kutowinangun Coast. The comparison of the estimated interfaces in two observation years yielded depth differences and similarities at every measurement point. This information, then, provided the underlying factors of the dynamic interface. The research found a freshwater layer at a depth of 2 to 10 m from the soil surface. Unlike the estimation results in 1993, the ones in 2014 did not detect any presence of interface in all of the measurement lines. The interface was undetected because it lowered as the pressure of fresh groundwater became stronger.   
Analisis Kandungan Bakteri Fecal Coliform pada Sungai Kuin Kota Banjarmasin Deasy Ari Santy; Sidharta Adyatma; Nurul Huda
Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.057 KB) | DOI: 10.22146/mgi.26551

Abstract

ABSTRAKSungai Kuin merupakan anak Sungai Martapura yang yang bermuara di Sungai Barito. Sungai ini terdapat di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kejadian diare tertinggi di Kota Banjarmasin terjadi di bantaran Sungai Kuin, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai kandungan bakteri fecal coliform pada sungai ini. Penelitian ini bertujuan menganalisis jumlah kandungan bakteri fecal coliform di Sungai Kuin dan menganalisis cara mengatasi penurunan kualitas air Sungai Kuin akibat keberadaan bakteri fecal coliform. Data diambil sepanjang Sungai Kuin dengan panjang 3.909,00 m yang terbagi menjadi 20 segmen (10 segmen berada di bagian kanan sungai dan 10 segmen berada di bagian kiri sungai). Pembagian segmen berdasarkan panjang sungai per 390 meter, dengan sampel sebanyak 5 segmen yang mewakili segmen lainnya. Teknik analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan hasil uji laboratorium, perbandingan terhadap Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan No 5 tahun 2007 dan referensi dari katalog informasi pilihan jamban sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air Sungai Kuin adalah berwarna kecoklatan, dan terkadang tercium bau terutama pada saat hujan turun. Jumlah rerata kandungan bakteri fecal coliform di Sungai Kuin adalah 210/100 ml pada saat pasang naik dan 780/100 ml pada saat pasang surut. Kualitas air Sungai Kuin tidak tidak memenuhi baku mutu air minum karena kandungan bakteri fecal coliform berada di atas baku mutu 100/100 ml.  Penurunan kualitas air Sungai Kuin dapat dilakukan dengan pembangunan jamban yang sesuai dengan lingkungan perairan pasang surut.ABSTRACTKuin River is a tributary of Martapura River, which flows into Barito River. It traverses Banjarmasin City, South Kalimantan Province. The highest diarrhea incidence in this city was found in the banks of Kuin River. Therefore, this research, focusing on fecal coliform bacteria in Kuin River, becomes necessary. Aside from analyzing the concentration of fecal coliform, it aimed to determine the strategies for dealing with the resultant water quality deterioration. The research data was obtained directly from Kuin River, i.e., 3.909 m in length. The river was divided into 20 segments (10 segments on each side of the river); hence, the length of each segment was 390 m. Afterwards, five segments were selected to represent the river. The research used laboratory analysis and, then, compared the analysis results with the Governor Regulation No. 5/2007 and other references, i.e., selected catalogs containing information of healthy lavatories. The results showed that the physical appearance of Kuin River included brownish color and foul-smelling water, especially during rainfall. The average concentration of fecal coliform bacteria in Kuin River was 210/100 ml during high tides and 780/100 ml during low tides. The water quality did not meet the standard for drinking water because the bacteria found in the river was above the allowed concentration, i.e., 100/100 ml. Water quality deterioration can be decelerated by constructing lavatories that are suitable for tidal environment.   
Simulasi Penggunaan Lahan dan Transportasi Massal untuk Pemodelan Pelayanan Jalan di Koridor Jalan Godean Okta Fajar Saputra; M. Pramono Hadi; Suharyadi Suharyadi
Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.761 KB) | DOI: 10.22146/mgi.29782

Abstract

AbstrakRendahnya tingkat pelayanan jalan menjadi salah satu permasalahan yang ada di Koridor Jalan Godean. Permasalahan tersebut dapat di atasi dengan pengendalian penggunaan lahan serta penyediaan angkutan massal. Penelitian ini dilakukan untuk memodelkan tingkat pelayanan jalan jika terjadi perubahan penggunaan lahan sesuai dokumen Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) serta pemodelan jika dilakukan pembangunan angkutan massal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk menghitung nilai VCR (Volume - Capacity Ratio) eksisting, nilai VCR dengan pemodelan pembangunan sesuai RDTR, ketentuan nilai intensitas bangunan ideal, dan nilai VCR dengan pemodelan pembangunan angkutan massal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pelayanan jalan pada kondisi eksisting masih sangat rendah dan jauh dari kondisi ideal. Kondisi ini diperakan sama dengan yang terjadi di masa mendatang, bahkan tingkat pelayanan jalan di sebagian segmen jalan akan semakin menurun. Potensi volume kendaraan tidak dapat ditampung oleh ruas jalan yang ada. Ketentuan intensitas bangunan perlu diturunkan sebesar 44,5% di segmen 2 dan sebesar 74,9% di segmen 4 dari nilai koefisien nilai bangunan (KLB) yang sudah direncanakan. Selain menurunkan intensitas bangunan, tingkat pelayanan jalan dapat ditingkatkan dengan pembangunan angkutan massal. Hasil pemodelan menggunakan angkutan massal menunjukkan bahwa moda transportasi yang masih memungkinkan untuk dibangun di Koridor Jalan Godean yaitu monorail dan trem dengan model jalur trem tidak eksklusif. Namun, jika pembangunan angkutan massal yang dipilih berupa trem, maka masih diperlukan penurunan ketentuan intensitas bangunan sekitar 37,8% di segmen 2 dan sekitar 68,78% di segmen 4 dari nilai KLB yang sudah direncanakan. AbstractThe low road service of Godean Corridor has become problematic. Since this problem can be dealt with by controlling land use and providing feasible mass transportation, this research aimed to model the level of road service if the land use change occurred in line with the Detailed Spatial Plan (DSP) and in the case of mass transportation development. The research used a quantitative method to calculate the existing Volume-Capacity Ratio (VCR), the VCR in DSP-based development model, the prerequisites for ideal building intensity, and the VCR in mass transportation-based development model. The results showed that the current road service was very low and far from ideal. This condition was estimated to persist in the future. The road services in some segments were also estimated to decline continuously. The current road could not accommodate the existing and potential of the traffic volume. The stipulation of building intensity has to be reduced by 44.5% in segment 2 and 74.9% in segment 4 from the previously planned building value coefficient. Aside from reducing the building intensity, the road service can also be increased by developing mass transportation. The results of mass transportation modeling showed that the feasible modes of transportation on the corridor were monorail and tram with non-exclusive tramway model. However, if the selected transportation is tram, then the building intensity has to be reduced by 37.8% in segment 2 and 68.78% in segment 4 from the predefined building value coefficient.
Produksi Ruang Kekuasaan di Pulau Jawa Abad ke-16-17 dan Dampaknya pada Pertumbuhan Kota Hafid Setiadi; Hadi Sabari Yunus; Bambang Purwanto
Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2448.922 KB) | DOI: 10.22146/mgi.26103

Abstract

AbstrakStudi ini membahas keterkaitan antara tradisi kekuasaan, produksi ruang, dan pertumbuhan kota. Tujuan utamanya adalah untuk memahami secara mendalam pola dan proses spasial produksi ruang kekuasaan dan implikasinya pada pertumbuhan kota. Lingkup penelitian mencakup situasi geopolitik di Pulau Jawa selama abad ke-16 hingga ke-17 ketika Kesultanan Mataram memegang dominasi kekuasaan berlandaskan tradisi sawah. Metode analisis yang diterapkan mengacu pada pemikiran hermeneutika yang mengedepankan metode pembacaan teks. Data penelitian berasal dari sumber-sumber sekunder terutama berupa hasil-hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam bentuk artikel, buku, peta maupun makalah seminar.  Hasil analisis memperlihatkan bahwa selama rentang waktu tersebut pola dan proses spasial produksi ruang kekuasaan didominasi oleh netralisasi dan pembentukan wilayah pinggiran sebagai konsekuensi dari absolutisme kekuasaan raja.  Modus produksi ini menyebabkan terjadinya likuidasi politik terhadap kota-kota tertentu yang ditandai oleh perubahan identitas kota, terutama di wilayah pesisir. Abstract This study discusses the relations between the tradition of power, the production of space, and city growth. This study primarily aimed to comprehend the spatial pattern and process of the production of authority space and its implications for city growth. It covers the geopolitical situation in Java during the 16th and 17th centuries when the Mataram Sultanate ran a dominant power based on ricefield tradition. The analysis method applied in this study referred to hermeneutical thinking, which foregrounds a text reading method. The research data was obtained from secondary resources, especially published research in the forms of articles, books, maps, and seminar papers. The analysis results showed that the spatial pattern and process of authority space production within these centuries were dominated by neutralization and the formation of peripheries, i.e., the consequence of the king’s absolute power. This production mode resulted in the political liquidation of certain cities and, thereby, changed the identity of the said cities, especially those located in coastal areas.   
Analisis Dampak Intrusi Air Laut Terhadap Airtanah di Pulau Koral Pramuka, DKI Jakarta Ahmad Cahyadi; Tjahyo Nugroho Adji; Muh Aris Marfai; Sembodo Noviandaru; Romza Fauzan Agniy
Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3895.715 KB) | DOI: 10.22146/mgi.23725

Abstract

Abstrak Pulau Koral Pramuka merupakan salah satu pulau yang memiliki fungsi strategis sebagai Ibukota Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Pembangunan yang terus berlangsung untuk mendukung fungsi sebagai ibukota sekaligus sebagai tujuan wisata menjadikan pertumbuhan penduduk tinggi dan kebutuhan akan sumberdaya air terus meningkat. Kondisi demikian dapat menyebabkan ancaman intrusi air laut menjadi semakin tinggi karena jumlah pengambilan airtanah akan semakin bertambah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak intrusi air laut terhadap airtanah di Pulau Koral Pramuka. Metode yang digunakan adalah analisis daya hantar listik (DHL) airtanah serta perbandingan ion klorida dan ion karbonat dalam airtanah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai DHL, kandungan ion klorida dan bikarbonat yang diambil dari sampel airtanah. Sampel diambil secara sistematis berdasarkan grid berukuran 100 meter x 150 meter. Total sampel airtanah adalah sejumlah 23 sampel. Hasil kajian menunjukkan bahwa 15 sampel airtanah menunjukkan bahwa intrusi telah berpengaruh cukup besar terhadap airtanah, sedangkan 8 sampel menunjukkan bahwa intrusi telah berpengaruh besar terhadap airtanah di Pulau Koral Pramuka.AbstractPramuka Cay, one of the islands in Kepulauan Seribu Regency, Jakarta, has a strategic role as the capital district. The constant development, which aims to support the functions as a capital district and a tourist destination, persistently increases population growth and, at the same time, demand for water resource. This condition may intensify the threats of seawater intrusion as it induces a higher groundwater withdrawal. This research aimed to identify the impact of seawater intrusion on groundwater in Pramuka Cay using electrical conductivity (EC) analysis and comparison analysis of the chloride and bicarbonate ions in the groundwater. The research data, including EC and the concentration of chloride and bicarbonate ions, were obtained from groundwater samples. The 23 samples were selected systematically from 100x150 m2 grids. The analysis of 15 samples found a rather significant impact of seawater intrusion on groundwater, whereas the test results on the remaining 8 samples showed that seawater intrusion had affected the groundwater in Pramuka Cay considerably. 
Kajian Fisik Pesisir Kulon Progo untuk Penentuan Zona Kawasan Mangrove dan Tambak Udang Riski Tanjung; Nurul Khakhim; Rustadi Rustadi
Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1349.055 KB) | DOI: 10.22146/mgi.26320

Abstract

AbstrakPesisir Kulon Progo saat ini memiliki habitat mangrove dan lahan tambak udang. Perkembangan salah satunya, akan mengakibatkan berkurangnya luas lahan yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis kondisi fisik wilayah pesisir Kulon Progo, (2) menentukan zona yang sesuai untuk kawasan mangrove dan/atau tambak udang di wilayah pesisir Kulon Progo, dan (3) menyusun rekomendasi pengelolaan kawasan mangrove dan atau tambak udang di wilayah pesisir Kulon Progo. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Data kondisi fisik lahan diperoleh melalui observasi dan pengukuran di lapangan. Zonasi kawasan mangrove dan tambak udang dilakukan dengan reinterpretasi peta dan metode matching dengan parameter kesesuaian yang telah ditentukan sebelumnya. Strategi pengelolaan kawasan mangrove dan tambak udang dilakukan dengan menganalisis faktor internal dan eksternal wilayah menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi fisik wilayah pesisir Kulon Progo terdiri atas substrat dasar berbatu, lempung bergeluh, lempung, lempung berpasir, berpasir. Pasang surut air laut berkisar 1-1,1m, salinitas air antara 0-29‰, kecerahan air antara 0 cm - tidak terukur, dan suhu air  antara 27-34,1 °C. Kondisi fisik pesisir Kulon Progo ada yang sesuai (S2) untuk pertumbuhan mangrove dan tambak udang, serta ada yang tidak sesuai untuk keduanya. Zona yang sesuai (S2) untuk kawasan mangrove terdapat di muara Sungai Bogowonto seluas 1,58ha. Zona yang sesuai (S2) untuk kawasan tambak udang seluas 134,49ha. Strategi pengelolaan kawasan untuk zonasi mangrove di lokasi kajian yang dapat direkomendasikan dalam penelitian ini antara lain (1) pelestarian dan pengembangan kawasan mangrove dalam bentuk kawasan konservasi sekaligus sebagai objek wisata dan pendidikan, (2) mengembangkan dan meningkatkan komitmen masyarakat atas arti penting kawasan mangrove untuk menghambat alih fungsi kawasan mangrove, (3) mengembangkan zona mangrove dengan menanam jenis mangrove yang sesuai dengan kondisi fisik lahan, (4) melakukan tindakan persuasif dalam mewujudkan konsensus masyarakat untuk membentuk kawasan lindung mangrovAbstractThe Coast of Kulon Progo is currently the habitats for mangroves and shrimp ponds, i.e., where the development of the former reduces the latter. This research aimed to (1) analyze the physical condition of the coast, (2) determine the suitable zone for mangrove areas and/or shrimp ponds along the coast, and (3) propose a recommendation for mangrove and/or shrimp pond management along the coast. The samples were selected using purposive sampling technique. The research also employed field observation and measurement to acquire the physical condition of the land. The zonation of mangrove area and shrimp pond was obtained from map reinterpretation and matching technique with the predefined parameters of land suitability. As for the mangrove and shrimp pond management strategies, the research used SWOT analysis to study both of the internal and external factors in the study area. The results showed that the substrate of the coast was composed of rock, clay loam, clay, sandy clay, and sand. Aside from the substrate, the physical condition of the coast was characterized by sea tide (1-1.1 m), salinity (0-29%), water transparency (0 cm-undetectable), and temperature (27-34.1°C). These characteristics classified the coast into two types of suitability for mangrove growth and shrimp pond development, namely suitable (S2) and unsuitable. While the suitable (S2) zone for mangrove development occupied 1.58 ha area in the mouth of Bogowonto River, the suitable (S2) zone for shrimp pond was considerably larger, i.e., 134.49 ha. The recommended strategies for mangrove zone management in the study area are as follows: (1) mangrove preservation and development as a conservation area and an object for tourist destination and education, (2) the encouragement and improvement of community’s commitment to accentuating the essential functions of mangrove areas and to decelerating any land use conversions of mangrove zone, (3) the development of mangrove zone by planting suitable mangrove species with the physical condition of the area,  and (4) the implementation of persuasive actions in actualizing community consensus on mangrove area development.
Model Penilaian Risiko Kebakaran Perkotaan dengan Sistem Pakar berbasis GIS Grid-Based Sabrillah Taridala; Ananto Yudono; M. Isran Ramli; Arifuddin Akil
Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2692.552 KB) | DOI: 10.22146/mgi.27801

Abstract

AbstrakKota Kendari merupakan suatu kawasan perkotaan dengan luas wilayah terkecil dan jumlah penduduk terpadat di Provinsi Sulawesi Tenggara. Bencana kebakaran di Kota Kendari sering terjadi dan telah menimbulkan kerugian yang cukup banyak, hingga menelan korban jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penilaian terhadap tingkat risiko bencana kebakaran di Kota Kendari dengan menggunakan pendekatan Sistem Pakar (Expert System) berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil penelitian menujukkan bahwa tingkat risiko kebakaran di Kota Kendari terklasifikasi dalam empat kelas, yaitu tingkat risiko kebakaran sangat tinggi sebanyak 206 grid, tingkat risiko kebakaran tinggi sebanyak 6.815 grid, tingkat risiko kebakaran rendah sebanyak 46.175 grid, dan tingkat risiko kebakaran sangat rendah sebanyak 54.640 grid. Tingkat risiko kebakaran sangat tinggi di Kota Kendari merupakan kawasan terbangun yang berpenduduk padat dengan dominasi jenis material bangunan kayu dan campuran, terletak pada daerah dengan morfologi berbukit, dan aksesibilitas hanya dilalui oleh jalan umum yang memiliki lebar jalur lalu lintas <4 meter. Wilayah dengan tingkat risiko sangat rendah merupakan kawasan non-terbangun yang didominasi oleh badan air (sungai dan rawa), hutan dan sebagian kawasan pertanian (kebun). Kawasan tersebut bermorfologi datar, berbukit dan bergunung.AbstractKendari city is an urban area with the smallest area and the densest population in Southeast Sulawesi Province. Fire disaster in the city of Kendari often occurs and has caused considerable losses, to claim casualties. This study aims to assess the risk degree of fire disaster in Kendari City using Expert System Approach based on Geographic Information System (GIS). The results showed that the degrees of fire risk in Kendari City were classified into four classes, ie very high fire risk degree, 206 grid, high fire risk degree, 6,815 grid, low fire risk degree, 46.175 grid, and very low fire risk, as many as 54.640 grids. The high fire risk degree in Kendari City is a densely populated area, with dominance of wooden and mixed building materials, located in areas with hilly morphology, and accessibility is only by public roads with a traffic width of <4 meters, while fires with a very low-risk level is a non-built area dominated by water bodies (rivers and swamps), moist forests and some agricultural areas (gardens). This area is flat, hilly and mountainous. 
Analisis dan Optimalisasi Potensi Lahan Pertanian Sebagai Kajian Dampak Positif Erupsi Gunungapi Kelud 2014 Syamsul Bachri; Sugeng Utaya; Farizki Dwitri Nurdiansyah; Alif Erfika Nurjanah; Lela Wahyu Ning Tyas; Denny Setia Purnama; Akhmad Amri Adillah
Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1499.414 KB) | DOI: 10.22146/mgi.27738

Abstract

AbstractThe 2014 eruption of Kelud Volcano has brought various effects on the surrounding agriculture. Aside from negative impact, it affected the potentials of agricultural land positively. This research analyzed the optimization of eruption-affected land using several steps. The first step was land suitability analysis with multicriteria assessment and Geographic Information System (GIS) technology. In addition to the physical analysis, Focus Group Discussion (FGD) was performed in the second step to identify the community’s perception of the eruption impact. The research produced land suitability maps consisting of the following classification: S1 (64.74%), S2 (31.51%), and S3 (3.75%). The maps revealed that the majority of the land in Kelud Volcano had the potentials for agricultural development. These findings were supported by the perception of the local community, which argued that they could significantly benefit from the positive impact of the eruption. Abstrak Erupsi gunungapi Kelud pada tahun 2014 membawa dampak yang beragam terhadap kondisi pertanian di sekitarnya. Selain dampak negatif, erupsi gunungapi Kelud membawa dampak positif khususnya pada potensi lahan terdampak yang perlu dioptimalkan. Melalui penelitian ini, kajian optimalisasi potensi lahan terdampak erupsi dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahap pertama berupa analisis kesesuaian lahan melalui penilaian multikriteria dan teknologi Sistem Informasi geografis (SIG). Selain kajian fisik, kegiatan Focus Group Discussion (FGD) merupakan tahapan kedua yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terkait dengan dampak erupsi Gunungapi Kelud. Hasil penelitian menghasilkan peta kesesuaian dengan kelas kesesuaian S1 (64,74%), S2 (31,51%), S3 (3,75%). Berdasarkan hasil pemetaan ini, sebagian besar wilayah Gunungapi Kelud berpotensi untuk pengembangan pertanian. Hal ini didukung dengan persepsi masyarakat kawasan Gunungapi Kelud yang berpendapat bahwa dampak positif erupsi dirasakan secara signifikan.  

Page 1 of 2 | Total Record : 11


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol 37, No 2 (2023): Majalah Geografi Indoenesia Vol 37, No 1 (2023): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 2 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 36, No 1 (2022): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 2 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 35, No 1 (2021): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 2 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 1 (2020): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 2 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 33, No 1 (2019): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 2 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 32, No 1 (2018): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 2 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 31, No 1 (2017): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 2 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 30, No 1 (2016): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 2 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 29, No 1 (2015): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 2 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 28, No 1 (2014): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 2 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 27, No 1 (2013): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 2 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 26, No 1 (2012): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 2 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 25, No 1 (2011): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 2 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 1 (2010): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 2 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 23, No 1 (2009): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 2 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 22, No 1 (2008): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 2 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 20, No 1 (2006): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 1 (2005): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 2 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 18, No 1 (2004): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 2 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 17, No 1 (2003): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 2 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 16, No 1 (2002): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 2 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 15, No 1 (2001): Majalah Geografi Indonesia Vol 14, No 1 (2000) Vol 14, No 1 (2000): Majalah Geografi Indonesia Vol 10, No 17 (1996): Majalah Geografi Indonesia Vol 6, No 9 (1992) Vol 6, No 9 (1992): Majalah Geografi Indonesia Vol 2, No 3 (1989) Vol 2, No 3 (1989): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 2 (1988) Vol 1, No 2 (1988): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 1 (1988): Majalah Geografi Indonesia Vol 1, No 1 (1988) More Issue