cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 02161192     EISSN : 25414054     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian (J.Pascapanen) memuat artikel primer yang bersumber dari hasil penelitian pascapanen pertanian. Jurnal ini diterbitkan secara periodik dua kali dalam setahun oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian" : 6 Documents clear
EKSTRAKSI MINYAK NILAM (Pogostemon Cablin BENTH) DENGAN TEKNIK HIDRODIFUSI PADA TEKANAN 1 – 3 BAR Niken Harimurti; Tatang H Soerawidjaja; Djajeng Sumangat; nFN Risfaheri
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v9n1.2012.%p

Abstract

ABSTRACT. Niken Harimurti, Tatang H Soerawidjaja, Djajeng Sumangat and Risfaheri. 2012. Patchouly oil extraction with hydrodiffusiontechnique at 1 – 3 bar pressure. Patchouli oil is a type of essential oil which was obtained by pressured steam or water distillation of Pogostemoncablin Benth dried leaves. Key components of patchouli oil are patchouli alcohol and norpatchoulenol which become indicators in determiningpatchouli oil quality. This research was objected to evaluate patchouli oil extraction with hydrodiffusion technique at 1-3 bar pressure. This experimentwas designed with response surface method, with pressure (Low level 1 bar, high level 3 bars) and time (low level 3 hours, high level 12 hours) asvariables. Yield, density, refractive index, optical polarization, solubility in ethanol 90%, acid number and ester number were evaluated as the responsof the two variables. Analysis of respons surface method showed that increasing extraction pressure significantly influence in acid number while theyield of patchouli oil was influenced by pressure, time and interaction of both. Results of qualitative analysis by GC / MS showed that oil samples atno 11 (pressure 3 bar for 3 hours) contained patchouli alcohol 29.66% and norpatchoulenol 0.68%. Microhistology identification of patchouli leavesbefore and after extraction showed reduction of glandular trichomas diameter about 61.2%. Based on quality parameters values, statistical and GC /MS analysis results, the best condition for hydrodiffusion process was at 3 bar pressure for 3 hours.Keywords: patchouli oil, hydrodiffusion, patchouli alcohol, norpatchoulenol
Formulasi Granul Efervesen Kaya Antioksidan dari Ekstrak Daun Gambir Sari Intan Kailaku; Jayeng Sumangat; nFN Hernani
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v9n1.2012.27-34

Abstract

Gambir mengandung zat antioksidan katekin dan sudah sejak lama digunakan dalam pengobatan tradisional maupun modern, seperti dalam pengobatan penyakit perut dan penyakit tenggorokan. Namun, produk gambir dalam bentuk blok kering kurang disukai karena tidak praktis untuk digunakan seharihari. Karakteristik rasa dan aroma gambir yang segar dan memiliki after taste sedikit pahit sangat cocok untuk dijadikan produk minuman. Bentuk produk granul efervesen mudah diterima karena dapat menggunakan pemanis untuk menyembunyikan rasa kelat dan pahit dari ekstrak daun gambir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan produk baru dari gambir berupa produk minuman yang praktis dan rasa yang disukai. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu penelitian pendahuluan berupa percobaan mencari perbandingan bahan pengikat, pengemulsi, komposisi bahan asam dan basa serta bahan pemanis. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua faktor (jumlah ekstrak kering gambir dan polyvinylpirolidone) masing-masing dengan 3 taraf dan 3 ulangan. Pada penelitian selanjutnya, formula terpilih diperbaiki dan dianalisis pada berbagai parameter sifat fisik, kadar katekin, daya hambat terhadap oksidasi dan uji organoleptik. Granul efervesen terbaik adalah dengan 15% ekstrak kering daun gambir dan 1,5% CMC yang memiliki rendemen 88,2%, kadar katekin 63,01% serta daya hambat oksidasi sebesar 90,94%. Granul efervesen yang dihasilkan juga memiliki sifat fisik yang baik, yaitu kadar air 2,07%, pH 5,61, waktu larut 60 detik dan daya alir 5,81 g/detik. Dalam uji organoleptik, para panelis menunjukkan penerimaan agak suka pada semua formula dan paling menyukai formula dengan 15% ekstrak kering daun gambir dan 1,5% CMC.
Teknologi Penanganan Susu Yang Baik Dengan Mencermati Profil Mikroba Susu Sapi Di Berbagai Daerah Widodo Suwito; nFN Andriani
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v9n1.2012.35-44

Abstract

Susu merupakan salah satu pangan asal ternak yang memiliki kandungan nutrisi tinggi sehingga menyebabkan mikroba mudah tumbuh dan berkembang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan cara penanganan susu yang baik dengan mengetahui kualitas mikrobiologi susu dari peternakan di kabupaten Bogor, Sukabumi dan Cianjur berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No 01-6366-2000 tentang persyaratan susu segar. Sebanyak 351 sampel susu, 19 sampel air dan 24 sampel swab milk can dikumpulkan dari peternakan Kabupaten Bogor, Sukabumi dan Cianjur. Sampel susu dan air diperiksa terhadap jumlah Coliform dan E. coli dengan metode Most Probable Number (MPN). Total Plate Count (TPC) dan jumlah Staphylococcus aureus dalam susu dihitung dengan metode Association of Official Analytical Chemist (AOAC). Deteksi Salmonella sp dalam susu, air dan swab milk can dengan metode isolasi dan identifikasi secara biokimawi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa susu dari peternakan di kabupaten Bogor, Sukabumi dan Cianjur sebanyak 79,48% mendapatkan dengan cara penanganan yang baik serta memenuhi SNI No 01-6366-2000.
Pengaruh Konsentrasi Dan Waktu Perendaman Dalam Asam Sitrat Terhadap Mutu Lada Hijau Kering Tatang Hidayat; nFN Risfaheri; Sari Intan Kailaku
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v9n1.2012.45-53

Abstract

Lada hijau kering merupakan produk lada yang diolah dari buah lada yang masih muda dengan warna hijaunya dipertahankan sampai produk akhir. Pada pengolahan lada hijau kering terjadi reaksi pencoklatan enzimatik yang menyebabkan perubahan warna hijau menjadi kehitaman. Pengolahan lada hijau kering pada penelitian ini menggunakan asam sitrat sebagai zat penghambat reaksi pencoklatan yang aman untuk kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan waktu perendaman dalam asam sitrat terhadap mutu dan sifat organoleptik lada hijau kering. Perlakuan yang dicobakan yaitu konsentrasi asam sitrat (0,5; 2,0; dan 3,5%) dan waktu perendaman (15, 30, dan 45 menit). Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan tiga kali ulangan. Parameter mutu yang diuji yaitu warna, kadar lada kehitaman, pH, kadar minyak atsiri, densitas kamba dan sifat organoleptik. Lada hijau kering yang dihasilkan dari perlakuan terbaik, mutunya dianalisis lebih lanjut meliputi kadar piperin, total mikroba dan komponen aroma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam sitrat efektif menghambat reaksi pencoklatan yang dibuktikan oleh warna lada yang tetap hijau. Kondisi pengolahan lada hijau kering terbaik diperoleh pada konsentrasi asam sitrat 2,0% dengan waktu perendaman 30 menit. Hasil penilaian organoleptik, produk lada hijau kering dapat diterima panelis dengan tingkat penerimaan pada rentang netral sampai suka. Hasil analisis komponen aroma dengan GC-MS menunjukkan bahwa komponen aroma lada hijau kering didominasi oleh senyawa monoterpen dan sesquiterpen. Mutu lada hijau kering yang dihasilkan lebih baik dari produk serupa yang tersedia di pasar, terutama pada parameter intensitas warna kehijauan, kadar piperin, dan total mikroba.
Teknik Produksi Dan Purifikasi Pediosin Paf-11 Dari Pediococcus Acidilactici F-11 Tri Marwati; Nur Richana; Eni Harmayani; Endang S Rahayu
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v9n1.2012.11-17

Abstract

Pediosin PaF-11 dari Pediococcus acidilactici F-11 berpotensi sebagai pengawet pangan karena kemampuannya dalam mengendalikan pertumbuhan bakteri pembusuk pangan. Efektivitas purifikasi diperlukan dalam aplikasi pediosin PaF-11 pada industri pangan. Untuk itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas pediosin PaF-11 selama proses inkubasi sel P. acidilactici F-11 dan meningkatkan efektivitas purifikasi pediosin PaF-11. Perlakuan yang dicobakan pada proses purifikasi yaitu adsorpsi dan desorpsi pada pH yang bervariasi dan penambahan biomassa sel mati dari P. acidilactici F-11 pada konsentrasi yang bervariasi selama proses adsorpsi. Aktivitas antibakteri pediosin PaF-11 diuji dengan metode difusi agar menggunakan bakteri indikator Lactobacillus pentosus LB42. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pediosin PaF-11 yang diproduksi dengan menggunakan kultur awal P. acidilactici F-11 sebanyak 10% dengan lama inkubasi 16 jam mempunyai aktivitas 2000 AU/ml. Pediosin PaF-11 yang dihasilkan P. acidilactici F-11 dengan kultur awal 1% dan purifikasi pada pH adsorpsi pH 6,5 dan pH desorpsi 2,0 memiliki aktivitas tertinggi yaitu 1500AU/ml, dibandingkan perlakuan pH yang lain. Aktivitas pediosin PaF-11 yang dihasilkan dari proses purifikasi tanpa penambahan biomassa sel mati yaitu 1500AU/ml, sedangkan dengan penambahan biomassa sel mati 3, 6 dan 11 kali dari konsentrasi awal menjadi 3000AU/ml. Hal ini berarti bahwa dengan penambahan biomassa sel mati P. acidilactici F-11 dengan 3 kali konsentrasi awal mampu meningkatkan pediosin PaF-11 yang diperoleh.
Fermentasi Kultur Campuran Bakteri Asam Laktat Dan Pemanasan Otoklaf Dalam Meningkatkan Kadar Pati Resisten Dan Sifat Fungsional Tepung Pisang Tanduk (Musa Paradisiaca Formatypica) Betty Sri Laksmi Jenie; Reski Praja Putra; Feri Kusnandar
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v9n1.2012.18-26

Abstract

Modifikasi pati pisang dilakukan dengan fermentasi menggunakan kultur campuran Lactobacillus plantarum kik dan L. fermentum 2B4 dan perlakuan pemanasan otoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan waktu optimal fermentasi irisan pisang, perbandingan kultur campuran L. plantarum kik dan L. fermentum 2B4 (1 : 1; 2 : 1; 3 : 1) dan mengevaluasi sifat fungsional tepung pisang. Fermentasi selama 72 jam pada suhu ruang merupakan waktu optimal berdasarkan jumlah bakteri asam laktat, nilai pH, total asam tertitrasi dan aktivitas amilase. Pembentukan pati resisten hanya dipengaruhi oleh pemanasan otoklaf, dimana peningkatan kadar pati resisten mencapai dua kali lipat (13.22%). Proses fermentasi menggunakan kultur campuran L. plantarum kik dan L. fermentum 2B4 dengan rasio 2:1 diikuti pemanasan otoklaf, berhasil menurunkan daya cerna pati tepung pisang (56.45%) dan memiliki kadar amilosa yang tidak berbeda nyata dengan tepung pisang kontrol. Kombinasi proses modifikasi ini juga berhasil meningkatkan kadar serat pangan (15.91%) dan menurunkan indeks glikemik prediktif secara in vitro (61.40) dibandingkan tepung pisang kontrol. Tepung pisang modifikasi ini juga menunjukkan sifat prebiotik berdasarkan kemampuan dalam mendukung pertumbuhan tiga kandidat probiotik (L. plantarum sa28k, L. fermentum 2B4 dan L. acidophilus).

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2012 2012


Filter By Issues
All Issue Vol 18, No 3 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 2 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 18, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 3 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 17, No 1 (2020): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 3 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 16, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 3 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 2 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 15, No 1 (2018): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 3 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 2 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 14, No 1 (2017): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 3 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 3 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Journal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 2 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 10, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 2 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Pascapanen Pertanian Vol 9, No 1 (2012): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 8, No 2 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 2 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 7, No 1 (2010): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 6, No 1 (2009): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 2 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 5, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 2 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 3, No 1 (2006): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 2 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 2, No 1 (2005): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 1, No 1 (2004): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian More Issue