cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Buletin Teknologi Pasca Panen
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 18583504     EISSN : -     DOI : -
Buletin Penelitian Pascapanen Pertanian memuat tinjauan (review) hasil-hasil penelitian dikaitkan dengan teori, aplikasi dan kebijakan dengan tujuan memberikan informasi teknologi dan kebijakan pascapanen pertanian kepada pengguna. Buletin ini diterbitkan secara berkala dua kali dalam setahun oleh Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Arjuna Subject : -
Articles 46 Documents
MIKROENKAPSULASI: PENDEKATAN STRATEGIS UNTUK FORTIFIKASI PANGAN Sri Yuliani
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 7, No 1 (2011): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Risiko kekurangan zat gizi mikro dihadapi oleh hampir sepertiga penduduk dunia baik di negara maju maupun di negara yang belum berkembang. Masalah ini mengancam kesehatan masyarakat yang berdampak pada menurunnya kualitas sosio-ekonomi suatu kelompok masyarakat seperti rendahnya kecerdasan dan produktivitas kerja. Fortifikasi merupakan pendekatan yang menjanjikan untuk meningkatkan status gizi/kesehatan masyarakat melalui penambahan zat gizi mikro ke dalam makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat target. Dalam aplikasinya, kestabilan fortifikan dan kualitas sensoris pangan fortifikasi merupakan masalah teknis yang memerlukan pemecahan komprehensif. Mikroenkapsulasi memberikan solusi yang strategis untuk masalah tersebut. Teknologi ini mampu memberikan perlindungan bahan aktif seperti flavour, vitamin, mineral, mikroba dan bahan aktif lainnya dari pengaruh lingkungan yang merugikan selama proses pengolahan, penyimpanan, distribusi dan konsumsi. Karena bahan aktif terisolasi oleh suatu sistem matriks (bahan pengkapsul), teknologi ini dapat mencegah penurunan kualitas sensoris pangan fortifikasi seperti timbulnya flavour yang tidak menyenangkan atau perubahan warna produk yang tidak diinginkan. Sifat controlled release merupakan keunggulan lain yang dimiliki teknologi ini. Tulisan ini berisi review teknologi mikroenkapsulasi untuk memberikan gambaran komprehensif mengenai aplikasi teknologi mikroenkapsulasi sebagai pendekatan strategis dalam fortifikasi pangan. Status teknologi ini dengan berbagai kendala, tantangan, peluang dan alternatif solusinya dipaparkan dalam tulisan ini dengan harapan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan status gizi/ kesehatan masyarakat melalui fortifikasi pangan.
Kajian Teknis dan Ekonomis Pengolahan Briket Bungkil Biji Jarak Pagar Sebagai Bahan Bakar Tungku Djajeng Sumangat; Wisnu Broto
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 5, No 1 (2009): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bungkil biji jarak pagar merupakan limbah hasil pengempaan biji jarak pagar yang dapat dimanfaatkan menjadi briket sebagai bahan bakar tungku. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan jenis dan konsentrasi perekat yang sesuai untuk briket bungkil dan menentukan keragaan briket bungkil biji jarak pagar sebagai bahan bakar serta mengkaji kelayakan ekonomisnya sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah. Pembuatan briket melalui tahapan penggilingan bungkil dan pengayakan 40 mesh, pencampuran dengan perekat, pencetakan dan pengeringan dengan oven (60oC, 24 jam). Perlakuan yang diuji adalah (A) jenis perekat (A1= tapioka dan A2= tepung gaplek) dan (B) konsentrasi perekat (B1=1%, B2=2%, B3=3%, B4= 4% dan B5= 5%). Rancangan percobaan faktorial acak lengkap dengan tiga ulangan. Pengamatan pada briket meliputi kadar air, minyak, abu, zat menguap, nilai kalor, ketahanan tekan dan kerapatan (densitas). Pengujian keragaan briket meliputi uji pembakaran dengan parameter laju pembakaran dan warna nyala api. Analisis ekonomi terhadap briket mencakup perhitungan harga jual briket dan kelayakannya sebagai bahan bakar untuk mensubstitusi minyak tanah. Hasil penelitian menunjukkan, penggunaan tapioka dan gaplek sebagai perekat briket bungkil biji jarak tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua parameter uji kecuali pada kadar air. Sedangkan konsentrasi perekat tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua parameter uji. Perekat tapioka pada konsentrasi 4% memberikan hasil yang terbaik pada kadar air, keteguhan tekan dan rata-rata laju pembakaran. Lama menyala rata-rata briket sampai menjadi abu adalah 131 menit dengan warna nyala api kekuningan.
Sistem Keamanan Pangan Berbahan Baku Jagung Agus Supriatna Somantri; nFN Miskiyah
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 8, No 2 (2012): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keamanan pangan saat ini menjadi issue yang sangat penting untuk menjamin pangan yang aman dan layak dikonsumsi. Suplai pangan yang aman tidak hanya melindungi kesehatan masyarakat, tetapi juga meningkatkan kualitas generasi muda melalui pangan yang aman dan layak dikonsumsi. Upaya untuk mengidentifikasi dan menganalisis melalui HACCP pada penanganan pascapanen jagung perlu dilakukan. Di sisi lain, pengetahuan masyarakat mengenai kapang penghasil mikotoksin yang terdapat pada jagung masih terbatas. Mengingat pengaruhnya terhadap kesehatan, maka pemerintah menjadi bagian terdepan dalam penanggulangan kontaminasi mikotoksin. Penanganan kontaminan mikotoksin perlu dilakukan sejak tahap budidaya sampai dengan pascapananen, karena beberapa jenis kapang sudah mulai menginfeksi ketika tanaman sedang dalam masa pertumbuhan. Penanganan pascapanen merupakan tahapan penting terjadinya kontaminan mikotoksin, dimana tahapan proses yang menjadi titik kritis adalah saat pemanenan, sortasi, pengeringan, sortasi mutu serta penyimpanan.
Analisis Sistem Dinamik Ketersediaan Beras di Merauke Dalam Rangka Menuju Lumbung Padi Bagi Kawasan Timur Indonesia Agus Supriatna Somantri; Ridwan Thahir
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 3, No 1 (2007): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam rangka menyongsong dicanangkannya kabupaten Merauke Papua, sebagai lumbung padi bagi kawasan timur Indonesia, maka diperlukan suatu kajian kebijakan yang dapat memberikan arah bagi proses perencanaan di masa datang. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sistem persediaan beras di kabupaten Merauke di masa datang dan memberikan alternatif kebijakan untuk mendukung ketersediaan beras tersebut. Metode yang digunakan adalah dengan pendekatan sistem dinamik dimana sistem persediaan beras ditentukan oleh dua sub sistem besar yaitu sub-sistem penyediaan dan sub-sistem permintaan. Masing-masing sub sistem diidentifikasi menjadi komponen atau faktor yang spesifik dan berinteraksi secara dinamis berdasarkan waktu dan kondisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model ketersediaan beras di Merauke yang telah dirancang-bangun telah dapat bekerja dengan baik dengan tingkat ketepatan yang baik pula. Model yang telah dibuat dan kemungkinan pengembangannya dapat dipakai sebagai alat untuk melandasi pengambilan keputusan maupun penentuan kebijakan stok beras Merauke sebagai lumbung padi di masa mendatang secara lebih komprehensif. Dari beberapa skenario yang telah dicoba diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam 10 tahun mendatang dengan menerapkan kebijakan peningkatan pendayagunaan lahan dan peningkatan produksi melalui peningkatan IP (Indeks Pertanaman) dengan irigasi teknis, dengan penerapan mekanisasi pertanian, penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk berimbang, penanganan pascapanen dan penggunaan saprodi lainnya, memberikan pengaruh yang nyata terhadap kemampuan Merauke dalam memasok beras wilayah Indonesia bagian timur. Melalui skenario ini kemampuan Merauke dalam memasok beras adalah 83.69% jika persentase masyarakat yang mengkonsumsi beras 30% dan jika terjadi pergeseran konsumsi menjadi 40%, maka kemampuan pasokannya menjadi 62.77%.
PERAN TEKNOLOGI PENANGANAN PASCAPANEN DI SENTRA PRODUKSI MANGGA Wisnu Broto
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 7, No 2 (2011): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mangga (Mangifera indica L.) merupakan komoditas unggulan hortikultura yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai industri hortikultura yang dapat diandalkan dan berperan aktif dalam meningkatkan dinamika perekonomian perdesaan. Potensi tersebut tergambar dari ragam varietas unggul mangga telah dilepas oleh Menteri Pertanian dan produksi serta produktivitasnya yang mampu memenuhi permintaan konsumen baik domestik maupun luar negeri. Kendala yang harus ditangani dalam agribisnis mangga disamping kontinuitas pasokan juga konsistensi mutu buah mangga. Kontinuitas pasokan dapat dicapai manakala pembangunan dan pembenahan kawasan mangga dikelola secara profesional dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Konsistensi mutu dapat dijamin melalui penerapan Good Agriculture Practices (GAP) dan dilanjutkan dengan penerapan Good Handling Practices (GHP) serta tatacara penerapan praktek penanganan yang baik hingga buah mangga tersebut sampai di tangan konsumen. Standar mutu untuk masing-masing varietas unggul buah perlu ditetapkan yang mengarah kepada indikasi geografis dari buah mangga unggulan. Peran teknologi penanganan pascapanen menjadi strategis dan sarana penting yang diperlukan di kawasan mangga untuk pelaksanaan GHP guna menjamin konsistensi mutu buah mangga sehingga agribisnis buah mangga memiliki daya saing yang tangguh baik secara nasional maupun internasional.
Evaluasi Mutu Beras di Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur Hasil Panen Musim Kemarau 2007 Sigit Nugraha
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 5, No 1 (2009): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan daerah sentra produksi padi di Pulau Jawa. Kualitas beras yang dihasilkan petani belum memenuhi standar, sehingga masih perlu perbaikan dalam hal penanganan pascapanen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya rendemen dan kualitas beras yang dihasilkan oleh penggilingan padi setempat. Dengan diketahui sebaran mutu beras, akan mempermudah dalam pelaksanaan program perbaikan kualitas dan penanganan pascapanen. Metode penelitian adalah survei, dengan pengambilan sampel secara terstruktur. Dari masing-masing propinsi diambil 4 kabupaten, dari masing-masing kabupaten diambil 5 kecamatan, dan dari setiap kecamatan diambil tiga rice milling unit (RMU) sebagai responden pada musim kering 2007. Setiap penggilingan diambil sampel beras sebanyak 500 gram untuk dianalisis yang meliputi kadar air, derajat sosoh, rendemen giling, persentase beras kepala, beras pecah dan menir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beras yang dihasilkan dari Propinsi Jawa Barat mempunyai derajat sosoh 80-90% dengan kandungan beras kepala 68,12–84,45%, beras pecah 13,80–31,67% dan menir 0,21–1,75%. Beras yang dihasilkan dari propinsi Jawa Tengah mempunyai derajat sosoh 80-90%, dengan beras kepala 63,96–79,56%, beras pecah 19,06–35,80% dan menir 0,24–1,28%., sedangkan beras yang dihasilkan dari Propinsi Jawa Timur mempunyai derajat sosoh 80-90%, dengan kandungan beras kepala 58,43-76,91%, beras pecah 21,84-41,06% dan menir 0,51–1,25%. Data tersebut menunjukkan, bahwa beras yang dihasilkan oleh petani masih mempunyai kualitas di bawah standar (SNI 6128-2008). Perbaikan kualitas beras agar diperoleh gabah kering giling dengan kualitas baik,dapat dimulai dengan perbaikan penanganan pascapanen di lapangan maupun perbaikan proses RMU.
Acceleration Method And Its Application On Self Life Determination Of Starfruit Juice Packed In Glass Bottle Syarifah Aminah; Tezar Ramdhan; Mulihani Yanis
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 9, No 1 (2013): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Shelf lifeis usually known by the public as expire date, which marked by the date, month and year on the product packaging. According to UU No. 18/2012 about Food, expire date is one of the information that must be included by the manufacturers/ producers on the packaging label of food products. The paper explains about the most widely used method of shelf life determination in the food industries, it is the acceleration method using the Arrhenius model. Arrhenius model simulate the accelerated destruction of the product under conditions of high temperature storage (above normal storage temperature). The rate of chemical reactions that can lead to damage of food products generally follow there action rate of the order 0 and order 1. Application of acceleration method on self life determination of starfruit juice packed in glass bottle using vitamin C as critical parameter during storage at different temperatures. Abstrak Versi IndonesiaMetode Akselerasi dan Aplikasinya Pada Pendugaan Umur Simpan Sari Belimbing Dalam Kemasan Botol Gelas Umur simpan biasanya dikenal oleh masyarakat dengan istilah masa kadaluarsa yang berisi informasi tanggal, bulan dan tahun yang tercantum pada kemasan produk. Menurut Undang-undang No. 18 tahun 2012 tentang Pangan, informasi tersebut wajib dicantumkan oleh produsen pada label kemasan produk pangan. Dalam makalah ini ditelaah mengenai metode penentuan umur simpan yang paling banyak digunakan di industri pangan, yaitu metode akselerasi dengan menggunakan model Arrhenius. Model Arrhenius mensimulasikan percepatan kerusakan produk pada kondisi penyimpanan suhu tinggi di atas suhu penyimpanan normal. Laju reaksi kimia yang dapat memicu kerusakan produk pangan umumnya mengikuti laju reaksi ordo 0 dan ordo 1. Aplikasi metode akselerasi pada pendugaan umur simpan sari belimbing dalam kemasan botol gelas dilakukan terhadap parameter vitamin C sebagai titik kritis pada suhu penyimpanan yang berbeda.
Teknologi Penanganan Buah Manggis untuk Mempertahankan Mutu Selama Penyimpanan nFN Suyanti; nFN Setyadjit
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 3, No 1 (2007): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Manggis adalah buah tropis yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan disukai oleh masyarakat mancanegara. Hal ini terbukti dengan ekspor yang terus meningkat setiap tahunnya. Buah manggis kaya akan vitamin, mineral dan anti oksidan yang sangat bermanfaat sebagai anti kanker, anti mikroba, anti inflamasi. Prospek pasarnya cukup cerah, baik sebagai buah segar maupun buah olahan. Sebagian besar buah manggis dijumpai bermutu rendah, daya simpan singkat, pengerasan pada kulit buah, dan kerusakan daging buah serta adanya getah kuning. Dari total produksi 79.073 ton hanya 11,76% (9.304 ton) yang diekspor dengan mutu tinggi, sedangkan, sisanya yang kualitas buahnya rendah hanya untuk pasar dalam negeri. Untuk meningkatkan pasar ekpor maupun dalam negeri, perlu diperhatikan penanganan pascapanen yang tepat agar kerusakan buah dapat ditekan. Pemilihan tingkat panen yang tepat, pelilinan dan pengemasan manggis menggunakan plastik dengan lubang pin-prick, pengaturan komposisi gas CO2 (10%) dan O2 (2%), penyimpanan pada suhu rendah (15oC) dapat menekan jumlah kerusakan dan memperpanjang daya simpan buah sampai 5 minggu.
Produk Diversifikasi Olahan Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Dan Mendukung Pengembangan Buah Pepaya (Carica Papaya L) Di Indonesia nFN Suyanti; nFN Setyadjit; Abdullah Bin Arif
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 8, No 2 (2012): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah pepaya (Carica papaya L) termasuk produk hortikultura yang dikembangkan di Indonesia. Penggunaannya selain untuk konsumsi segar sebagai buah potong, juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis olahan. Sifat buah papaya yang mudah rusak menjadi kendala dalam memasarkannya sebagai buah segar yang tetap dalam kondisi prima sampai ketangan konsumen. Mengolah buah pepaya menjadi berbagai jenis olahan sangat prospektif untuk dikembangkan. Salah satu produk olahan dari buah pepaya yang banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, farmasi dan kosmetik adalah papain dan pektin. Penelitian pembuatan papain dan pektin telah dilakukan dan dapat diaplikasikan di sentra produksi papaya yang umumnya berlokasi di pedesaan. Untuk meningkatkan rendemen getah, dua minggu sebelum disadap permukaan buah dioles dengan larutan ethepon 34mM yang dilarutkan dalam minyak kelapa. Rendemen getah pepaya meningkat menjadi 113% dengan aktivitas proteolitik 767,01 unit /gram. Selain ethepon, penggunaan ekstrak bawang putih 60% juga dapat meningkatkan rendemen getah pepaya. Buah pepaya satu jam yang sebelum disadap getahnya dioles dengan 60% ekstrak bawang putih, produksi getahnya meningkat menjadi 46,9% dibandingkan dengan kontrol Buah sisa sadap dapat matang sempurna, namun penampakannya kurang menarik untuk diperdagangkan sebagai buah segar. Buah pepaya sisa sadap dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisi pada pembuatan saos dan aneka sambal, nektar dan sari buah serta dibuat menjadi manisan basah atau kering. Pencampuran 50% buah papaya ke dalam saos tomat dan sambal dapat memperbaiki konsistensinya tanpa merubah rasanya. Pencampuran buah nenas kedalam sari buah papaya menghasilkan sari buah dengan cita rasa dan aroma yang lebih disukai dibandingkan sari buah yang terbuat dari buah papaya 100%.
Karakteristik Kitinase Dari Mikrobia Winda Haliza; Maggy Thenawidjaya Suhartono
Buletin Teknologi Pasca Panen Vol 8, No 1 (2012): Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian
Publisher : Buletin Teknologi Pasca Panen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kitinase adalah enzim yang mengkatalisis degradasi hidrolitik kitin, suatu polimer linier tersusun dari monomer ?-1,4-N-asetil-D-glukosamin (GlcNAc) yang terdistibusi luas di alam. Berbagai organisme termasuk mikrobia dari tanah dan perairan diketahui mampu mensekresi kitinase dan memiliki peran sangat beragam. Kitinase terlibat dalam menginduksi pertahanan tanaman terhadap serangan jamur pathogen. Enzim ini juga dapat digunakan untuk memproduksi kitin-oligosakarida dan diaplikasikan untuk industri makanan dan obat-obatan. Karakteristik kitinase sangat beragam, dapat diketahui dari studi dasar terkait peran biologis mereka terhadap degradasi kitin. Ulasan ini merangkum beberapa karakteristik kitinase dari mikroorganisme.