cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Forum Penelitian Agro Ekonomi
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 02164361     EISSN : 25802674     DOI : -
Forum penelitian Agro Ekonomi (FAE) adalah media ilmiah komunikasi penelitian yang berisi review, gagasan, dan konsepsi orisinal bidang sosial ekonomi pertanian, mencakup sumber daya, agribisnis, ketahanan pangan, sosiologi, kelembagaan, perdagangan, dan ekonomi makro.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 25, No 2 (2007): Forum Penelitian Agro Ekonomi" : 6 Documents clear
Penerapan Pendekatan Pemberdayaan dalam Kegiatan Pembangunan Pertanian: Perbandingan Kegiatan P4K, PIDRA, P4MI, dan Primatani nFN Syahyuti
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 25, No 2 (2007): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v25n2.2007.104-116

Abstract

EnglishMinistry of Agriculture has been long time applied various concept and approach in numerous rural and agricultural development programs. Most of these various concepts were related with popular development paradigm dynamics at world level, such as poverty approach, food security, regional development, sustainable development, gender, and empowerment.  Review analyses extracted from many documents, like guideline books and activity reports indicated that empowerment approach has been the main paradigm in P4K, PIDRA, P4MI and Primatani projects.  In many cases, the process has been considered more important rather than its objectives, efforts to increase accessibility and community control on economic resources, improvement of skills and knowledge, development of local institutions.IndonesianDepartemen Pertanian telah menggunakan berbagai konsep dan pendekatan dalam program pembangunan pertanian dan pedesaan. Pendekatan yang digunakan umumnya terkait dengan dinamika konstelasi paradigma pembangunan di tingkat dunia yang sedang populer, misalnya pendekatan kemiskinan, ketahanan pangan, pembangunan wilayah, pembangunan berkelanjutan, gender, dan juga pemberdayaan. Analisis review dari berbagai dokumen baik buku petunjuk dan pedoman serta laporan kegiatan,  memperlihatkan bahwa pendekatan pemberdayaan terlihat menjadi paradigma utama dalam kegiatan P4K, PIDRA, P4MI dan Primatani. Dalam beberapa hal, proses telah ditempatkan sebagai hal yang lebih penting dibandingkan tujuan, adanya upaya peningkatan akses dan kontrol masyarakat terhadap sumberdaya ekonomi, peningkatan pengetahuan dan keterampilan, serta pengembangan kelembagaan lokal.
Strategi Komunikasi Pembangunan Pertanian pada Komunitas Dayak di Kalimantan Barat Gontom Citoro Kifli
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 25, No 2 (2007): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v25n2.2007.117-125

Abstract

EnglishWest Kalimantan is inhabited by multi-ethnicity communities, such as Dayak, Melayu, and Java.  Dayak community is the major ethnic and spread out in West Kalimantan province. At present, Dayak community has many restricted accesses for specifically agricultural information and technology innovation.  The objective   of this article is to identify the role of Dayak community chief and their communication strategy for agricultural development.  The method used in this article was literature review about Dayak culture and their development communication. Dayak community was initially dwelling in Kalimantan region with main occupation as dry land farmers. Strategies   to improve accessibility of Dayak community on information and technology innovation are suggested as follows: (a) empowering the role of community chief as liaison person (contact person), (b) revitalizing mass media using radio and television with Dayak culture attributes, and (c) establishing small group communication by participatory communication within and outside the community.IndonesianPenduduk Kalimantan Barat terdiri dari berbagai komunitas masyarakat (multi-etnis), dimana tiga etnis terbesar adalah etnis Dayak, Melayu dan Jawa. Komunitas  Dayak memiliki populasi yang terbesar dibanding yang lain dan hidup menyebar di wilayah   Kalimantan Barat.  Komunitas Dayak  merupakan suku asli Kalimantan dan    memiliki budaya bertani sebagai petani ladang. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi dan merumuskan strategi komunikasi pembangunan pertanian pada komunitas Dayak di Kalimantan Barat yang lebih sesuai, dengan memanfaatkan eksistensi tokoh-tokoh adat. Tulisan ini merupakan review literatur berbagai bahan tertulis berkenaan dengan aspek adat, peran tokoh adat Dayak, dan komunikasi pembangunan pertanian.  Strategi pendekatan komunikasi yang  sebaiknya dilakukan dalam kaitan tersebut adalah melalui pemberdayaan tokoh adat Dayak sebagai liaison person atau penghubung, revitalisasi komunikasi massa melalui pemanfaatan media radio dan televisi dengan atribut  adat Dayak, serta pendekatan komunikasi kelompok melalui komunikasi  partisipatif di dalam  dan  luar komunitas Dayak.
Pemberdayaan Wanita Mendukung Strategi Gender Mainstreaming dalam Kebijakan Pembangunan Pertanian di Perdesaan Roosganda Elizabeth
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 25, No 2 (2007): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v25n2.2007.126-135

Abstract

EnglishModernization paradigm in the implementation of agricultural development has caused various changes in rural society, namely changes in social life, culture, politic, and especially economic structure in rural areas. This phenomenon also caused trend of disintegration and discrimination in “labor division” between male and female in various fields which could potentially set aside or even eliminate the important productive function of woman.  This article is aimed at the description of many thoughts and ideas (by theory) about the role and the opportunity of woman who work in agriculture and repositioning the strategy of gender mainstream within the rural agricultural development policies. The double role of women is clearly indicating the importance of the double sources of income for a household.  Women potentials, either as a housewife or as an individual of agricultural worker is the important factor to determine the success of gender mainstreaming strategy. The empowerment is suggested through applied and innovative technology, protection of working woman, improvement of training and extension activities, enhancement of regulations, facility support, increasing wage rate, and household industry skill development. Job opportunity is suggested to balance between male and female and encourage woman to participate in various development activities.  With this, the gender mainstreaming strategy would improve household welfare in rural areas.    IndonesianParadigma modernisasi dalam pelaksanaan pembangunan pertanian yang mengutamakan prinsip efisiensi, secara nyata telah mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan pada masyarakat petani, baik struktur sosial, budaya dan politik terutama pada struktur ekonomi di perdesaan. Hal tersebut juga menimbulkan gejala desintegrasi dan diskriminasi dalam “pembagian kerja” antara pria dan wanita di berbagai bidang, yang dikhawatirkan dapat meminggirkan bahkan menghilangkan fungsi produksi kaum wanita. Makalah ini bertujuan mengemukakan berbagai pemikiran (teoritis) tentang peran dan peluang wanita tani, serta memposisikan kembali strategi pengarusutamaan gender (gender mainstreaming) dalam strategi kebijakan pembangunan pertanian di perdesaan. Peran ganda wanita tani membuktikan sangat penting dan strategisnya pola nafkah ganda, sebagai upaya meningkatkan pendapatan. Potensi wanita tani, sebagai isteri dan ibu rumah tangga, merupakan faktor penting penentu keberhasilan strategi pengarusutamaan gender tersebut. Pemberdayaan perlu dilakukan melalui teknologi tepat guna dan inovatif, perlindungan terhadap tenaga kerja wanita, meningkatkan efektifitas penyuluhan dan pelatihan, perbaikan regulasi, fasilitas, dan tingkat upah, pelatihan dan pembinaan ketrampilan industri rumahtangga. Kesempatan kerja agar berimbang antar gender dan mengikutsertakan mereka dalam segala kegiatan pembangunan. Pemberdayaan wanita melalui strategi pengarusutamaan jender (gender mainstreaming), untuk mewujudkan kesejahteraan rumah tangga petani di perdesaan.
Esensi dan Urgensi Kaji Tindak Partisipatif dalam Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan Berbasis Sumberdaya Pertanian Muhammad Iqbal; Edi Basuno; Gelar Satya Budhi
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 25, No 2 (2007): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v25n2.2007.73-88

Abstract

EnglishIt is believed that action research has been numerously implemented for a long time in Indonesia. Nevertheless, it can be generally stated that its implementation was relatively lack in accommodating farmer’s aspiration. As a result, a method of participatory action research needs to be recommended. This article aims to review the essence and urgency of participatory action research focused on rural community-based agricultural empowerment. At least, there are three pillars of participatory action research towards community empowerment, namely participation, facilitation, and intervention. However, the implementation of participatory action research is time-consuming and depends on community’s initiative in determining needs priority. Interactive participation and creativity through participation as well as democracy-based facilitation and intervention should be carried out. Hence, it is implied that the development of community’s aspiration (button-up approach) still requires top-down approach, which is free from paternalistic attribute.     IndonesianKaji tindak merupakan jenis penelitian yang cukup banyak dan telah lama dilakukan di Indonesia, namun secara umum dapat dikatakan bahwa pelaksanaannya masih kurang mengakomodasi aspirasi petani. Oleh karena itu, penggunaan metode kaji tindak yang partisipatif perlu direkomendasikan. Tulisan ini bertujuan untuk mereview esensi dan urgensi kaji tindak partisipatif dengan titik tumpu pemberdayaan masyarakat khususnya di wilayah perdesaan berbasis sumberdaya pertanian. Paling tidak ada tiga pilar dalam kaji tindak pemberdayaan masyarakat, yaitu partisipasi, fasilitasi, dan intervensi. Akan tetapi, implementasi kaji tindak dalam pemberdayaan masyarakat memerlukan waktu, tergantung inisiatif masyarakat dalam menentukan keperluan prioritas mereka. Partisipasi secara interaktif dan kreatif serta fasilitasi dan intervensi yang berpedoman pada prinsip demokrasi perlu dijalankan. Implikasinya, pengembangan aspirasi masyarakat tetap membutuhkan upaya yang bersifat pendekatan dari atas namun terbebas dari sikap paternalistik.
Gagasan Pembangunan Berbasis Kualitas Penduduk dan Tata Nilai Sosio-Budaya Tri Pranadji
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 25, No 2 (2007): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v25n2.2007.136-150

Abstract

EnglishIndonesia is one of the populous countries in the world, but lack in quality approach compared to other countries.  The straight forward indicators used to find this quality are the figures of absolute poverty, corruption level, and weakness of people’s socio-cultural capital.  Population quality should be viewed comprehensively which include physical number, economic, social, politic, and environment.  This approach should be well applied to formulate development planning for population quality, particularly consideration about socio-cultural values inherent in the community.  The socio-cultural value dimension will strongly determine the progress of the development and the level of the people’s progress in either small or big communities.  A more complete and stronger value element, specifically for composite value component, will determine the level of people’s quality, especially when someone looks at its self-support, justice, solidarity, and sustainability dimensions and generation by generation. IndonesianIndonesia memiliki jumlah penduduk yang besar di dunia, namun kemajuan di bidang kependudukan masih rendah dibanding dengan negara-negara lain. Indikator yang mudah terlihat adalah pada angka kemiskinan absolut, peringkat korupsi, serta modal sosial dan budaya yang masih lemah. Kualitas penduduk harus dilihat secara komprehensif yaitu dari sisi kuantitas fisik, ekonomi, sosial, politik dan lingkungan. Pendekatan ini harus dilakukan untuk dapat menyusun perencanaan pengembangan kualitas penduduk, terutama pertimbangan terhadap tata nilai sosial budaya yang dimiliki masyarakat. Dimensi tata-nilai sosio budaya sangat menentukan kecepatan kemajuan dan tingkat kemajuan penduduk di suatu komunitas kecil maupun besar. Dengan elemen tata nilai yang lebih lengkap dan kuat, terutama pada komponen tata nilai komposit, akan menentukan tingkat kemajuan penduduk terutama dilihat dari dimensi kemandirian, keadilan, solidaritas, dan keberlanjutan secara generasional.
Simpul-Simpul Strategis Pengembangan Asuransi Pertanian untuk Usahatani Padi di Indonesia nFN Sumaryanto; Ahmad Rozany Nurmanaf
Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 25, No 2 (2007): Forum Penelitian Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/fae.v25n2.2007.89-103

Abstract

EnglishIn line with climate change, it is predicted that risk and uncertainty of rice farming will be swelling up.  To cope with its negative effects, conventional approach using one or combination of strategy of production, marketing, financial, and informal credit might not be appropriate. Development of agricultural insurance specifically rice farming, is highly considered. This article is aimed at a review of some strategic aspects for developing the agricultural insurance, especially related to the basic prerequisites for designing the scheme. To get better understanding, its perspective with empirical condition of rice farming in Indonesia is enriched with lesson learned from other countries that here previously developed the agricultural insurance.IndonesianSeiring terjadinya perubahan iklim, diperkirakan risiko dan ketidakpastian dalam usahatani padi meningkat. Untuk mengatasi hal itu pendekatan konvensional melalui penerapan satu atau kombinasi strategi produksi, pemasaran, finansial, ataupun memanfaatkan kredit informal dikhawatirkan tidak memadai. Sistem proteksi melalui pengembangan asuransi pertanian sangat layak dipertimbangkan. Tinjauan ini ditujukan untuk membahas simpul-simpul strategis yang harus dicermati dalam pengembangan asuransi pertanian untuk usahatani padi. Bahasan difokuskan pada pilar-pilar pokok perancangan skim asuransi pertanian. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik, perspektifnya dengan kondisi empiris usahatani padi di Indonesia diperkaya dengan pengalaman dari negara-negara lain yang telah mengembangkan asuransi pertanian.

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2007 2007


Filter By Issues
All Issue Vol 39, No 2 (2021): Forum penelitian Agro Ekonomi : In Press Vol 39, No 1 (2021): Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 38, No 2 (2020): Forum penelitian Agro Ekonomi Vol 38, No 1 (2020): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 37, No 1 (2019): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 36, No 2 (2018): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 36, No 1 (2018): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 35, No 2 (2017): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 35, No 1 (2017): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 34, No 2 (2016): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 34, No 1 (2016): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 33, No 2 (2015): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 33, No 1 (2015): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 32, No 2 (2014): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 32, No 1 (2014): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 31, No 2 (2013): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 31, No 1 (2013): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 30, No 2 (2012): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 30, No 1 (2012): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 29, No 2 (2011): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 29, No 1 (2011): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 28, No 2 (2010): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 28, No 1 (2010): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 27, No 2 (2009): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 27, No 1 (2009): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 26, No 2 (2008): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 26, No 1 (2008): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 25, No 2 (2007): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 25, No 1 (2007): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 24, No 2 (2006): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 24, No 1 (2006): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 23, No 2 (2005): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 23, No 1 (2005): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 22, No 2 (2004): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 22, No 1 (2004): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 21, No 2 (2003): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 21, No 1 (2003): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 20, No 2 (2002): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 20, No 1 (2002): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 19, No 2 (2001): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 19, No 1 (2001): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 18, No 1-2 (2000): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 17, No 2 (1999): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 17, No 1 (1999): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 16, No 2 (1998): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 16, No 1 (1998): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 15, No 1-2 (1997): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 14, No 2 (1996): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 14, No 1 (1996): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 13, No 2 (1995): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 13, No 1 (1995): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 12, No 2 (1994): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 12, No 1 (1994): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 10, No 2-1 (1993): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 11, No 2 (1993): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 9, No 2-1 (1992): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 9, No 1 (1991): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 8, No 1-2 (1990): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 7, No 2 (1989): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 7, No 1 (1989): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 6, No 2 (1988): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 6, No 1 (1988): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 5, No 1-2 (1987): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 4, No 2 (1986): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 4, No 1 (1985): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 3, No 2 (1984): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 3, No 1 (1984): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 2, No 2 (1983): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 2, No 1 (1983): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 1, No 2 (1983): Forum Penelitian Agro Ekonomi Vol 1, No 1 (1982): Forum Penelitian Agro Ekonomi More Issue