cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Perspektif : Review Penelitian Tanaman Industri
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 14128004     EISSN : 25408240     DOI : -
Core Subject : Education,
Majalah Perspektif Review Penelitian Tanaman Industri diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan yang memuat makalah tinjauan (review) fokus pada Penelitian dan kebijakan dengan ruang lingkup (scope) komoditas Tanaman Industri/perkebunan, antara lain : nilam, kelapa sawit, kakao, tembakau, kopi, karet, kapas, cengkeh, lada, tanaman obat, rempah, kelapa, palma, sagu, pinang, temu-temuan, aren, jarak pagar, jarak kepyar, dan tebu.
Arjuna Subject : -
Articles 3 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2003): Juni 2003" : 3 Documents clear
Dinamika Cara Panen Tembakau Rajangan Madura JOKO HARTONO
Perspektif Vol 2, No 1 (2003): Juni 2003
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v2n1.2003.1-10

Abstract

Teknologi cara panen tembakau rajangan madura seringkali mengalami suatu dinamika atau penyesuaian Semakin dinamis cara panen, mutu tembakau yang dihasilkan menjadi semakin bervariasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa panen terbaik tembakau madura yang ditanam di dataran rendah dilakukan dengan memetik secara serentak sekitar 12 lembar daun teratas untuk rajangan dan 6-8 lembar daun bawah untuk krosok. Sementara itu untuk tembakau dataran tinggi sekitar 8-12 lembar daun teratas untuk rajangan dan 4-8 lembar daun bawah untuk krosok Dinamika cara panen antara lain disebabkan karena: (1) Pola perkembangan harga, yaitu harga tertinggi terjadi pada minggu pertama buka gudang yang kemudian berangsur-angsur menurun hingga tutup gudang; (2) Tidak adanya konsistensi penilaian dan penetapan mutu; (3) Terbatasnya tenaga kerja dan sarana pengolahan. Selain itu, pembatasan kandungan tar dan nikotin melalui Peraturan Pemerintah diperkirakan berdampak pada dinamika cara panen tembakau madura, yaitu dengan tidak memanen daun pucuk yang berpotensi mengandung tar dan nikotin tinggi. Daun-daun atas dan pucuk yang tidak digunakan dalam industri rokok perlu dikaji pemanfaatannya sebagai bahan industri lain, seperti untuk bahan baku industri aromatik, pestisida nabati, bahan permen, dan tembakau isap atau kunyah.Kata kunci: Tembakau (Nicotiana tabacum), tembakau madura, tembakau rajangan, cara panen, peraturan pemerintah, tar, nikotin
Status Helicoverpa armigera (Hiibner) dan Peran Musuh Alaminya pada Ekosistem Kapas di Indonesia NURINDAH, nFN
Perspektif Vol 2, No 1 (2003): Juni 2003
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v2n1.2003.11-19

Abstract

Helicoverpa armigera merupakan herbivora polifag. Pada petanaman kapas, serangga hama ini dianggap sebagai hama utama, terutama pada awal pengembangan Intensifikasi Kapas Rakyat. Usaha pengendalian hama ditujukan untuk hama ini dengan mengandalkan insektisida kimia yang disemprotkan secara berjadwal. Dalam pengembangan sistem PHT kapas, teknik pengendalian ditekankan pada pengendalian non-kimiawL Penelitian pengendalian H. armigera dengan teknik pengendalian non-kimiawi telah banyak dilakukan, meliputi pemanfaatan musuh alami yang potensial (pelepasan parasitoid telur dan penyemprotan patogen serangga), penggunaan insekisida botani (serbuk biji mimba), dan penggunaan tanaman perangkap. Penggunaan varietas tahan wereng kapas, yang merupakan salah satu komponen PHT, merupakan kunci dari keberhasilan pengendalian H. armigera. Penggunaan varietas tahan wereng mengakibatkan pertanaman kapas terhindar dari aplikasi insektisida kimia pada awal petumbuhan, sehingga populasi musuh alami yang mempunyai peran penting sebagai faktor mortalitas biotik bagi H. armigera dapat berkembang dan menjaga populasi penggerek buah ini selalu di bawah ambang kendali. Opimalisasi pean musuh alami melalui konservasi merupakan salah satu penyebab perubahan status H. armigera dai hama utama menjadi hama potensial. Perubahan status ini berdampak positif terhadap pengembangan kapas di Indonesia. Dampak tersebut melipui aspek institusi, ekonomi dan ekologi. Aspek insitusi, perlu pemikiian adanya suatu insitusi yang bertanggung jawab dalam penyediaan benih vaietas tahan wereng yang bermutu dan dalam jumlah yang cukup. Aspek ekonomi, adanya pengurangan penyediaan dana untuk insektisida, sehingga mengurangi biaya input yang berakibat meningkatnya daya saing komoditas. Aspek ekologi, adanya pengurangan pencemaran lingkungan sebagai akibat berkurangnya penggunaan insektisida Semua dampak tersebut akhirnya memungkinkan dapat berkembangnya sistem petanian yang berkelanjutan.Kata kunci: Helicoverpa armigera, Gossypium hirsutum, konservasi, status hama.
Agen Hayati Nuclear Polyhedrosis Virus dan Potensinya dalam Mengendalikan Penggerek Buah Kapas Helicoverpa armigera Hubner I.G. A.A. INDRAYANI
Perspektif Vol 2, No 1 (2003): Juni 2003
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/p.v2n1.2003.20-30

Abstract

Meningkatnya minat dalam pengendalian serangga hama secara non-kimiawi menimbulkan suatu dorongan untuk mengoptimalkan peran sumber daya hayati dalam menanggulangi masalah hama Salah satu sumber daya hayati yang cukup potensial untuk mengendalikan serangan hama penggerek buah kapas adalah patogen serangga Nuclear Polyhedrosis Virus dari H. armigera (HaNPV). Efektivitas HaNPV terhadap hama sasaran telah diuji di laboratorium maupun lapangan. Sejumlah penelitian tentang potensi maupun efektivitas HaNPV secara tunggal maupun kombinasi dengan cara pengendalian yang lain juga telah dilakukan, termasuk kajian ekonominya. Penelitian pada kapas monokultur menunjukkan bahwa kombinasi HaNPV dan insektisida kimia efektif mengurangi penggunaan insektisida kimia sekitar 44.6% (2,1 liter/ha) dibanding jika hanya menggunakan insektisida kimia Sedangkan pada tumpangsari kapas dan kedelai, penghematan insektisida kimia mencapai 30.2% (1.6 liter/ha) dengan peningkatan tambahan penerimaan atas biaya pengendalian hama sebesar 14.2%. Teknik produksi massal HaNPV secara sederhana saat ini telah tersedia, tetapi pengembangannya ke tingkat petani. masih menemui hambatan.Kata kunci: HaNPV, H. armigera, entomopatogen, kapas monokultur, kapas tumpangsari.

Page 1 of 1 | Total Record : 3