cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Perspektif : Review Penelitian Tanaman Industri
Published by Kementerian Pertanian
ISSN : 14128004     EISSN : 25408240     DOI : -
Core Subject : Education,
Majalah Perspektif Review Penelitian Tanaman Industri diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan yang memuat makalah tinjauan (review) fokus pada Penelitian dan kebijakan dengan ruang lingkup (scope) komoditas Tanaman Industri/perkebunan, antara lain : nilam, kelapa sawit, kakao, tembakau, kopi, karet, kapas, cengkeh, lada, tanaman obat, rempah, kelapa, palma, sagu, pinang, temu-temuan, aren, jarak pagar, jarak kepyar, dan tebu.
Arjuna Subject : -
Articles 203 Documents
SISTEM PRODUKSI MINYAK SERAI WANGI BERKELANJUTAN Sustainable Production System of Citronella Oil Agus Wahyudi
Perspektif Vol 20, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/psp.v20n2.2021.94-105

Abstract

ABSTRAK Minyak serai wangi merupakan produk dari penyulingan daun tanaman serai wangi (Cymbopogon nardus L.) yang digunakan dalam industri parfum, kosmetik dan farmasi. Produksi minyak serai wangi dapat berkelanjutan jika didukung oleh budidaya serai wangi, penyulingan dan jaminan bahan baku yang juga berkelanjutan. Keberlanjutan produksi minyak serai wangi sering kali dipertanyakan karena budidayanya berpotensi menimbulkan degradasi lahan, penyulingan yang tidak kontinu karena pasok bahan baku yang sulit mencapai kapasitas minimum. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk mempelajari sistem produksi minyak serai wangi secara berkelanjutan, yaitu tinjauan atas sistem budidaya serai wangi dan penyulingan minyak serai wangi, serta jaminan pasok bahan baku yang menjadi perangkai antara kedua sistem tersebut. Sistem budidaya tanaman serai wangi berkelanjutan dapat diterapkan terhadap aktivitas budidaya tanaman yang terdiri atas penanaman, pemeliharaan dan panen.  Penyulingan minyak serai wangi berkelanjutan diterapkan dengan menjamin pasokan bahan baku tepat mutu, kuantitas dan tepat waktu sehingga penyulingan dapat beroperasi sesuai target kapasitas produksinya. Pasokan bahan baku dari pekebun baik secara langsung kepada penyuling atau tidak langsung melalui pengumpul atau agen dengan pola relasi bebas, kemitraan atau terintegrasi yang semakin tinggi keberlanjutannya. Untuk mencapai keberlanjutan sistem produksi minyak serai wangi dapat dirancang melalui koordinasi antara sistem penyulingan dan sistem produksi bahan baku agar pasok bahan baku terjamin.  Transformasi pola relasi antara perkebunan dan penyulingan diperlukan dari pola relasi bebas menjadi pola kemitraan atau terintegrasi.ABSTRACT Citronella oil is a product of the distillation of the leaves of lemongrass (Cymbopogon nardus L.)  used in the perfume, cosmetics and pharmaceutical industries. The production of citronella oil can be sustainable if supported by the sustainable cultivation of lemongrass, distillation and guaranteeing raw materials. The sustainability of citronella oil production is often questioned because its cultivation has the potential to cause land degradation, and distillation cannot continuously reachs minimum capacity because of the lack of supply of raw materials. The purpose of this review is to study the system of sustainable production of citronella oil, namely a review of the system of lemongrass cultivation and distillation of citronella oil, as well as the guarantee of supply of raw materials that bridges between the two systems.  Sustainable lemongrass cultivation system can be applied by reffering the improvement of environment, economy and social impacts to cultivation activities consisting of planting, maintenance and harvesting. Sustainable citronella oil distillation can be applied by ensuring the supply of raw materials on quality, quantity and on time scheduled, so that the distillers can operate within its production capacity target. The supply of raw materials from growers either directly or indirectly to distillers or through collectors or agents with patterns of free, partnerships or integrated relations that are increasingly sustainable. To achieve the sustainability of the citronella oil production system can be designed through coordination between the distillation and the raw material production systems, hence the supply of raw materials can be guaranteed. Transforming the pattern of relations between growers and distillers is needed, from free relations to partnership or integration pattern.
POTENSI TKKS SEBAGAI BAHAN BAKU BIOETANOL DAN DIMETIL ETER MELALUI PROSES GASIFIKASI / The Potency of Palm Empty Fruit Bunches as Raw Material for Producing Bioethanol and Dimethyl Ether Using Gasification Process Suryadri, Hadistya; Sumantr, Sepriyanti Putri; Nazarudin, Nazarudin
Perspektif Vol 20, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/psp.v20n2.2021.106-120

Abstract

Perkebunan kelapa sawit mempunyai ketersediaan biomassa yang melimpah, di mana presentasi jumlah tertinggi adalah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Sehingga TKKS adalah salah satu biomassa yang sangat berpeluang untuk dimanfaatkan. Artikel ini memfokuskan review tentang karakteristik dari biomassa, konversi biomassa, proses gasifikasi TKKS menjadi bioetanol  yang berpontensi sebagai alterhatif  Bahan Bakar Minyak (BBM) dan dimethyl ethyl ether (DME)  yang berpotensi sebagai alternatif  Liquid Petroleum Gas (LPG) beserta potensi nilai tambah yang mengacu pada kendala, peluang serta ketersediaan teknologinya. Sehingga dapat disusun strategi yang mendorong pengembangan TKKS menjadi bioetanol dan DME. Pemanfaatan TKKS melalui jalur konversi termal biomassa dengan teknologi gasifikasi merupakan hal yang tepat karena gasifikasi sangat cocok digunakan untuk mengonversikan TKKS yang memiliki kandungan air cukup besar, yaitu 67%. Laju konversi dan efisiensi proses yang tinggi menjadikan tekonologi gasifikasi untuk pengolahan TKKS sangat potensial untuk diaplikasikan. Proses produksi bioetanol dan DME diawali dengan mensintesa gas sintesis produk gasifikasi menjadi metanol, kemudian dilanjutkan dengan konversi metanol menjadi bioetanol dan DME. Bioetanol dari gasifikasi TKKS diharapkan mampu memenuhi kebutuhan etanol yang diperlukan sebagai campuran untuk bensin dengan tujuan meningkatkan angka oktana dan efisiensi pembakaran pada kendaraan bermotor. Sedangkan DME dari gasifikasi TKKS sebagai salah satu upaya pengurangan ketergantungan impor pada konsumsi Liquefied petroleum gas (LPG) yang terus meningkat. DME memiliki karakteristik hampir sama dengan LPG sehingga dapat digunakan sebagai subsitusi LPG langsung atau digunakan sebagai campuran dengan komposisi massa campuran DME-LPG berkisar 20-30%. Gasifikasi TKKS dari Tandan Buah Segar (TBS) hasil produksi kebun sawit seluas sekitar 163.000 hektaree mampu menghasilkan 140.000 ton/tahun bioetanol dan 170.000 ton/tahun DME dengan keuntungan penjualan US$ 29.604.477/tahun. Diperlukan upaya kerja sama antara pemerintah dan perusahaan pengolahan kelapa sawit untuk dapat mengonversikan TKKS dengan gasifikasi melalui modal bersama agar dapat mendorong percepatan transisi menuju energi baru dan terbarukan (EBT) sehingga memperkokoh ketahanan energi Indonesia.ABSTRACT Palm plantations have an abundance of biomass where a Empty fruit Bunches (EFB) is one of the most abundant biomasses that a potential material to be utilized. This paper reviews the characteristics of biomass and its conversion, gasification of EFB to bioethanol and DME along with the potential added value that refers to the constraints, opportunities and availability of the technology. Therefore a strategy can be arranged that encourages the development of EFB into bioethanol and DME. EFB has very high moisture that content 67% water which is suitable to biomass thermal conversion with gasification technology to produce bioethanol and dimethyl ethyl ether (DME) with high conversion rate and high efficiency. In the beginning of the process to produce bioethanol and DME is a conversion of EFB to syngas and then from syngas to methanol. The next step is to convert methanol to bioethanol and DME.  Bioethanol from gasification of EFB gasification is expected to fill a demand of ethanol as addictive to improve a gasoline octane number and to increase a combustion efficiency in motor vehicles. Meanwhile, the physical properties of DME are almost similar to LPG so that DME can be used as a direct substitute for LPG or used as a mixture with LPG in composition of 20-30% -mass. Therefore, DME from gasification of EFB is one of the solutions to reduce Indonesian dependence on imported LPG. Also gasification of EFB able to produce 140,000 tons/year of bioethanol and 170,000 tons/year of DME along the profit is US$ 29,604,477/year. Close cooperation between the government and the palm oil industries are needed to build up energy from EFB through a sharing fund which is necessary in order to accelerate a transition to sustainable energy and to strengthen the energy security of Indonesia.
RAYAP PADA TANAMAN PERKEBUNAN SERTA TEKNIK PENGELOLAANNYA / Termites on Plantation Crop And Its Management Technique Mahardika Puspitasari; Susilawati Susilawati; Nadzirum Mubin
Perspektif Vol 20, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Puslitbang Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/psp.v20n2.2021.121-132

Abstract

 ABSTRAKKopi, karet, dan kakao merupakan komoditas penting perkebunan di Indonesia. Dalam budidayanya, rayap merupakan salah satu hama penting yang menjadi kendala pada tanaman perkebunan dan dapat merugikan secara ekonomis Tulisan ini mengulas rayap sebagai hama pada tanaman kopi, karet, dan kakao, serta perkembangan pengendalian dan strategi pengelolaannya. Beberapa pendukung keberadaan rayap pada suatu areal perkebunan adalah cukup tersedianya bahan pada media tanam dan di sekitar tanaman. Gejala kerusakan yang disebabkan oleh rayap berupa gerekan pada batang dapat menyebabkan terganggunya tanaman yang berdampak pada terhambatnya pertumbuhan dan bahkan kematian tanaman. Pada perbenihan, serangan rayap sering menyebabkan kematian bibit. Teknik pengelolaan penting dalam pengendalian rayap secara kultur teknis adalah dengan menggunakan media pembibitan yang rendah bahan dan melakukan sanitasi lahan. Selain itu, penggunaan pestisida kimiawi ternyata masih menjadi andalan saat ini, sehingga dapat mencegah investasi rayap pada wilayah perkebunan dan dapat menekan tingkat kerusakan sebesar 70-100%. Namun, demikian untuk pengelolaan hama mendukung pertanian modern berkelanjutan, pengendalian rayap yang ramah lingkungan dengan basis pengendalian hayati dan nabati, yang saat ini telah banyak didukung hasil penelitian yang memadai, perlu dikembangkan dan diimplementasikan secara nyata dengan dukungan seluruh pihak.ABSTRACTCoffee, rubber, and cocoa are leading plantation commodities in Indonesia. In its cultivation, termites are one of the important pests that are a constraint on plantation crops and can be economically detrimental. One factor that supports the termites' activity in a plantation area is the availability of organic material. Symptoms of damage caused by termites are brittle stems that disrupt plants which cause stunted growth and even death of plants. The damage becomes serious in the stage of seedlings. Low organic matter media usage and field sanitation can reduce the termites' population. In addition, chemical pesticides are still a mainstay currently, so they can prevent termite investment in plantation areas and reduce damage levels by 70-100%. However, for pest management to support sustainable modern agriculture, environmentally friendly termite control based on biological and botanical control, which is completed by adequate research, needs to be developed and implemented in real terms with the support of all stakeholders.