cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
JURNAL STANDARDISASI
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 16, No 3 (2014)" : 8 Documents clear
METODE RESISTANSI UNTUK PENGUKURAN KENAIKAN TEMPERATUR LILITAN BERDASARKAN SNI IEC 60335-1:2009, STUDI KASUS : MESIN CUCI Bakti, Prayoga; Firdaus, Himma
JURNAL STANDARDISASI Vol 16, No 3 (2014)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia sudah memiliki standar untuk keamanan peralatan rumah tangga yang berbasis kelistrikan yaitu SNI IEC 60335-1:2009. Mesin cuci merupakan salah satu peralatan rumah tangga yang hampir semua kalangan masyarakat memilikinya. Secara umum komponen utama pada mesin cuci adalah motor, oleh karena itu diperlukan pengujian untuk menjamin keamanan motor selama penggunaan. Jenis motor yang umum digunakan untuk peralatan rumah tangga adalah jenis capacitor start motor. Metode resistansi berdasarkan standar SNI/IEC 60335-1:2009 dapat dilakukan kecuali bila lilitannya sejenis atau mendapatkan kesulitan yang berat saat akan melakukan sambungan yang diperlukan. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran perubahan resistansi setiap lilitan dan resistansi lilitan gabungan. Kedua hasil pengukuran tersebut kemudian dianalisa dan dibandingkan dengan standar. Kenaikan temperatur yang terjadi dengan menggunakan metode pertama menghasilkan nilai L1 = 83,33 ºC dan L2 = 66,92 ºC. Sedangkan untuk metode kedua didapat kenaikan temperatur sebesar 66,59 ºC untuk semua belitan. Kenaikan temperatur dengan metode 2 tidak dapat dijadikan acuan untuk penilaian kesesuaian motor mesin cuci karena Δt Ltotal ≠ ΔtL1 + ΔtL2. Oleh karena itu metode yang dapat dipergunakan adalah metode pertama karena mewakili masing-masing lilitan dan nilai yang didapat merupakan nilai yang tidak menguntungkan tetapi masih sesuai dengan batas standar.
EVALUASI UNJUK KERJA KALIBRATOR TORSI STATIK HASIL RANCANG BANGUN MELALUI UJI BANDING KALIBRASI Alam, Hilman Syaeful
JURNAL STANDARDISASI Vol 16, No 3 (2014)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Unjuk kerja kalibrator torsi statik hasil rancang bangun telah dievaluasi melalui uji banding kalibrasi menggunakan artefak yang sama dengan hasil kalibrasi laboratorium referensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memastikan keberterimaan kalibrator terhadap kriteria atau persyaratan dalam uji banding sehingga dapat meningkatkan kepercayaan hasil pengukuran dan digunakan sebagai alat standar untuk mengkalibrasi peralatan ukur torsi statik di industri. Metode kalibrasi yang digunakan mengacu ke Euramet cg-14, sedangkan kriteria keberterimaan hasil uji banding didasarkan pada evaluasi nilai. Berdasarkan hasil evaluasi, kalibrator torsi statik hasil rancang bangun memiliki ketidakpastian pengukuran maksimum ± 0.016 Nm atau ± 0.01 % terhadap skala penuhnya. Kemudian berdasarkan hasil uji banding, nilai untuk seluruh titik ukur berhasil memenuhi kriteria yang di persyaratkan, dimana semua nilai lebih kecil dari 1, artinya perbedaan akurasi hasil pengukuran dengan sistem referensi masih berada dalam batas yang dapat diterima sehingga hasil pengukuran kalibrator tersebut dapat dipercaya dan layak digunakan sebagai alat standar untuk mengkalibrasi peralatan ukur torsi statik di industri.
SISTEM KALIBRASI UNTUK MENGEVALUASI UNJUK KERJA ANALISER Faisal, Agah
JURNAL STANDARDISASI Vol 16, No 3 (2014)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem kalibrasi untuk menguji unjuk kerja dari suatu analiser harmonisa telah dikembangkan di Puslit KIM-LIPI. Evaluasi dilakukan dengan memperbandingkan bentuk gelombang nonsinusoidal komposit yang disuntikkan dari suatu kalibrator terhadap pembacaan yang ditunjukkan oleh sebuah analiser harmonisa. Bentuk-bentuk gelombang yang disuplai pada analiser harmonisa yang berperan sebagai unit yang dikalibrasi (UUC) adalah gelombang IEC_A, IEC_D, NRC_7030, NRC_02 dan NRC_05. Kesalahan pembacaan UUC dihitung untuk memverifikasi unjuk kerjanya sehingga memenuhi batas spesifikasi dalam hal akurasi. Kesalahan terukur dari distorsi harmonisa individual (IHD) suatu UUC didapatkan tidak lebih dari ± (0,04 % + 30 mV) dan ± (0,04 % + 1,0 mA) secara berturut-turut untuk fungsi ukur tegangan dan arus. Lebih dari pada itu, pembacaan distorsi harmonisa total (THD) untuk setiap bentuk gelombang juga dievaluasi. Kesalahan pembacaan yang terukur didapati tidak lebih dari ± 0,010 % V/V dan ± 0,008 % A/A dengan ketidakpastian yang diberikan lebih baik dari ± 0,074 % V/V dan ± 0,038 % A/A secara berturut-turut untuk tegangan dan arus.
STUDI METODE KALIBRASI HIGROMETER ELEKTRIK Tistomo, Arfan Sindhu
JURNAL STANDARDISASI Vol 16, No 3 (2014)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Studi metode kalibrasi higrometer elektrik telah dilakukan. Sebuah metode, yang tidak mengukur efek histeresis dan kegayutan terhadap suhu dari alat yang dikalibrasi serta pada umumnya digunakan oleh laboratorium kalibrasi di Indonesia, dibandingkan dengan metode yang direkomendasikan oleh BIPM ((International Bureau of Weights and Measures). Proses kalibrasi dilakukan dua kali dalam setahun dengan rentang 40 %RH sampai 80%RH. Ketidakpastian terentang metode pertama dihitung dengan menambahkan efek histeresis dan kegayutan terhadap suhu yang didapat dari metode kedua. Uji tes statistik menggunakan En number dilakukan untuk validasi. Sebagai hasilnya, En number untuk semua nilai yang diuji dibawah 1 yang berarti bahwa metode pertama dapat digunakan selama estimasi yang tepat akan efek histeresis dan kegayutan terhadap suhu dilakukan.
KAJIAN PENERAPAN TEKNOLOGI BIOFILTER SKALA KOMUNAL UNTUK MEMENUHI STANDAR PERENCANAAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK Hastuti, Elis; Medawati, Ida; Darwati, Sri
JURNAL STANDARDISASI Vol 16, No 3 (2014)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ancaman pencemaran air limbah terhadap sumber air baku air minum dapat terus meningkat apabila upaya peningkatan akses sanitasi tidak diiringi dengan teknologi yang ramah lingkungan. Salah satunya dengan teknologi pengolahan air limbah sistem biofilter, yang dapat diterapkan di kawasan perkotaan dengan keterbatasan lahan, muka air tanah tinggi, volume reaktor kecil serta mudah dalam pengoperasian karena lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. Namun teridentifikasi kendala kendala dalam penerapan teknologi biofilter skala komunal, diantaranya umur pakai yang pendek, gangguan proses pengolahan dan efluen pengolahan belum dapat mencapai baku mutu yang dipersyaratkan. Pada tulisan ini, diuraikan kajian penerapan sistem biofilter skala komunal di beberapa kota, termasuk faktor faktor yang mempengaruhi keberlanjutan pengelolaan sistem biofilter. Sampling penerapan biofilter komunal dilakukan secara purposif sesuai variasi sistem biofiter, kondisi lokasi dan pengelola, kemudian metoda deskriptif digunakan untuk evaluasi berdasarkan karakteristik tersebut. Desain unit proses biofilter dikaji berdasarkan penyisihan/penguraian bahan organik sebagai BOD, yang didekati dengan reaksi orde pertama kinetika plug flow. Hasil studi menunjukkan faktor faktor yang mempengaruhi keberlanjutan sistem adalah desain unit proses, media biofilter, karakteristik influen, konsumsi pemakaian air, kapasitas pengolahan, media biofilter, proses pembentukan biofilm pada tahap pembibitan dan aklimatisasi, bahan dan konstruksi serta pengelolaan. Beberapa penerapan sistem biofilter yang memenuhi kriteria desain serta pengelolaan yang tepat, dapat menghasilkan air olahan sesuai Keputusan Menteri KLH no 112 tahun 2003 atau Perda terkait, serta berpotensi diolah kembali untuk daur ulang tertentu. Didalam penyusunan standar sistem biofilter perlu mempertimbangkan faktor faktor tersebut, terutama dalam memenuhi standar Pd. T-04-2005-C tentang Tata cara perencanaan dan pemasangan tangki biofilter pengolahan air limbah, Pd. T-02-2004-C, tentang Pengoperasian dan pemeliharaan instalasi pengolah air limbah rumah tangga dengan Tangki Biofilter serta RSNI tentang tata cara perencanaan pengolahan air limbah setempat.
PENINGKATAN MUTU PRODUK GULA KRISTAL PUTIH MELALUI TEKNOLOGI DEFEKASI REMELT KARBONATASI Hartanto, Eddy Sapto
JURNAL STANDARDISASI Vol 16, No 3 (2014)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia terdapat 59 pabrik gula kristal putih (GKP) yang telah beroperasi sejak zaman Belanda. Sampai saat ini sebagian besar pabrik GKP yang ada menggunakan teknologi sulfitasi. Penggunaan teknologi sulfitasi akan menghasilkan gula kristal putih dengan mutu nilai warna kristal yang cukup tinggi, yaitu antara 6,6 – 7,2 CT, warna larutan 118 – 201 IU dan kadar belerang dioksida (SO2) 5 – 19,7 mg/kg. Dalam rangka memperbaiki mutu GKP yang dihasilkan, maka PG. Semboro telah berusaha melakukan perubahan proses pemurnian nira dari teknologi sulfitasi ke teknologi defekasi remelt karbonatasi (DRK). Penggunaan teknologi DRK dapat memperbaiki mutu GKP yang dihasilkan, yaitu warna kristal menjadi 2,85 – 3,50 CT, secara visual tampak berwarna putih bersih, warna larutan 43,3 – 80 IU, sudah mirip gula Kristal rafinasi dan kadar belerang dioksida (SO2) sebesar 0,76 – 1,33 mg/kg. Untuk parameter lainnya baik teknologi sulfitasi maupun DRK cenderung tidak ada perbedaannya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIFITAS PENERAPAN SISTEM HACCP Hilman, Muti Sophira; Ikatrinasari, Zulfa Fitri
JURNAL STANDARDISASI Vol 16, No 3 (2014)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Industri pangan tidak hanya bertanggung jawab untuk memproduksi makanan yang aman tetapi juga dapat menunjukkan secara transparan bagaimana keamanan pangan telah direncanakan dan terjamin. Hal ini dapat dicapai melalui pengembangan Hazard Analysis of Critical Control Points (HACCP) sebagai bagian dari sistem jaminan keamanan pangan perusahaan. Pada prakteknya pencapaian tujuan dan sasaran dari penerapan HACCP tidak selalu berhasil. Faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam penerapan HACCP harus dapat terdefinisi dengan jelas dan dievaluasi dampaknya terhadap efektifitas penerapan HACCP. Tujuan penelitian ini adalah menentukan dan menganalisa faktor yang mempengaruhi penerapan sistem HACCP serta mengetahui langkah-langkah untuk mengatasi hambatan yang diakibatkan oleh faktor penghambat untuk mencapai efektifitas penerapan sistem HACCP. Penelitian ini mengambil kasus pada penerapan HACCP di PT. Tirta Investama plant Subang, Plant Mekarsari dan Plant Citeurep. Responden pada penelitian ini adalah manajer dan supervisor. Hasil penelitian ini diketahui atribut manusia dan atribut perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi efektifitas penerapan sistem HACCP. Langkah penting yang perlu dilakukan perusahaan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah mengembangkan program training untuk karyawan di semua level secara berkelanjutan, memastikan pelaksanaan Good Manufacturing Practices/ Prerequisite Program berjalan dengan baik yaitu dengan melakukan audit secara berkala dan membangun metode komunikasi yang efektif.
KETERSEDIAAN SNI DAN LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN SERTA KESIAPAN INDUSTRI SEKTOR OTOMOTIF MENGHADAPI REGULASI UNECE Tampubolon, Biatna Dulbert; Suminto, Suminto; Mulyono, Ary Budi; Ayuningtyas, Utari
JURNAL STANDARDISASI Vol 16, No 3 (2014)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Harmonisasi standar dan regulasi untuk sektor industri otomotif menjadi jawaban terhadap globalisasi industri otomotif untuk meningkatkan daya saing dan menjamin mutu produk. Dalam forum APEC dan ASEAN, negara anggota sepakat untuk melakukan adopsi regulasi otomotif sesuai dengan regulasi UNECE. Ketersediaan SNI, LPK dan kesiapan industri otomotif dalam menghadapi regulasi UNECE yang prioritas menjadi tujuan penelitian ini melalui studi pustaka dan survei lapangan (8 kota). Penelitian ini menggunakan metode Expert Judgment dalam menentukan regulasi UNECE yang akan diteliti dan analisis dekriptif dalam mengolah data dalam kuesioner. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengetahuan pelaku usaha sektor otomotif terkait ASEAN MRA 19 regulasi UNECE (tahap 1) masih rendah (14%). Selain itu terdapat juga 39 SNI sektor otomotif yang mempunyai acuan yang tidak update (terkini) dan usianya lebih dari 10 tahun, sehingga perlu dikaji ulang untuk direvisi. Dari 19 regulasi UNECE yang telah dibedah ternyata terdapat 119 buah Standar Internasional, Standar Regional dan Standar Nasional negara lain yang diusulkan untuk diadopsi sebagai standar mendukung ASEAN MRA sektor otomotif. Laboratorium Uji yang terkait dengan 19 regulasi UNECE juga masih minim sehingga perlu pengembangan Laboratorium Uji untuk mendukung peningkatan daya saing produk Indonesia di luar negeri.

Page 1 of 1 | Total Record : 8