cover
Contact Name
Kharis Fadlullah Hana
Contact Email
kharis@iainkudus.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalbisnis@iainkudus.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. kudus,
Jawa tengah
INDONESIA
BISNIS: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
ISSN : 24423718     EISSN : 24775533     DOI : -
Core Subject : Economy,
Jurnal Bisnis hadir dengan penulis-penulis yang memberikan kontribusi di berbagai bidang bisnis. Bisnis syariah memang sangat dianjurkan karena sejalan dengan prinsip ekonomi islam. ketika akan memulai sebuah bisnis maka penting untuk membuat pondasi yang kokoh terlebih dahulu. pondasi bisnis kita harus dibangun dengan intention Islam, passion Islam dan knowledge Islam.
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2014): Bisnis: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam" : 16 Documents clear
IMPLEMENTASI CORPORATE GOVERNANCE (CG): DALAM MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN Suhadi, Suhadi
BISNIS Vol 2, No 2 (2014): Bisnis: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
Publisher : Fakultas Ekonom dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/bisnis.v2i2.5268

Abstract

Corporate Governance (CG) merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan. Tata kelola perusahaan yang baik tentu menjadi ekspektasi oleh stakeholders, yaitu keberhasilan dalam  menentukan arah dan kinerja perusahaan. Corporate governance berhubungan erat dengan bagaimana para pemilik modal atau investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, sehingga bagaimana para investor bias mengontrol para manajer. Corporate Governance (CG) yang mengandung empat unsur penting, yaitu keadilan, transparansi, pertanggungjawaban dan akuntabilitas, diharapkan dapat menjadi suatu solusi dalam meminimalisir konflik keagenan. Hubungan implisit antara pemegang saham dan manajer hanya salah satu dari hubungan keagenan, hubungan keagenan yang lain misalnya hubungan antara manajer dengan berbagai kelompok yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.
KONSTRUKSI PRAKTIK SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN MODEL PESANTREN SALAFIYAH Falah, Syaikhul
BISNIS Vol 2, No 2 (2014): Bisnis: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
Publisher : Fakultas Ekonom dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/bisnis.v2i2.5264

Abstract

The focus of this study is to provide an understanding of the practice of management control systems in pesantren salafiyah. This study tries to provide an understanding of the practice of management control system from the perspective of social construction and Weberian charismatic leadership approach in pesantren salafiyah. Qualitiatif methods use a combination of the two methods through research; ethnographic and case studies selected as a research strategy. Location of research is pesantren (API) Tegalrejo Magelang. Data was collected through in-depth interviews, participant observation, and documentation. The results externalization, objectivation and insternalization held in reverence gave birth to a boarding API students against clerics who reflect management control system. Reverence is an important value for the creation of a stable social relationships within pesantren salafiyah.
MONOPOLI DALAM BISNIS SYARI‘AH Zaini, Ahmad
BISNIS Vol 2, No 2 (2014): Bisnis: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
Publisher : Fakultas Ekonom dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/bisnis.v2i2.5269

Abstract

Ihtikār dalam perekonomian modern didefinisikan sebagai proses monopoli atas supply dan demand komoditas dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Untuk itu perlu dibuat peraturan yang mampu mengayomi hajat hidup orang banyak. Dalam hal ini, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimanakah pandangan Islam tentang penimbunan (monopoli)? Bolehkah menimbun barang yang dibutuhkan masyarakat? Dan kalau tidak boleh, adakah pengecualian yang dapat dilakukan? Hasil pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa monopoli dan penetapan harga bisa dilakukan jika keadaan harga dipasaran melonjak tinggi. Tentunya, yang lebih berhak mengendalikan monopoli dan penetapan harga adalah penguasa dengan syarat untuk kemaslahatan orang banyak. Monopoli dan penetapan harga pada dasarnya merugikan orang banyak, namun, keduanya dapat diberlakukan dalam keadaan terpaksa dan harga tidak stabil. Sehingga, kebutuhan hajat orang banyak dapat teratasi
DEKONSTRUKSI MAKNA TRANSAKSI DALAM AKUNTANSI: SUATU PENDEKATAN IDEALISME SYARIAH ISLAM Robinson, Robinson
BISNIS Vol 2, No 2 (2014): Bisnis: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
Publisher : Fakultas Ekonom dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/bisnis.v2i2.5265

Abstract

Sesuai dengan fungsi filsafat yakni merumuskan kembali muatan moral dan nilai bagi landasan bangunan sains modern, maka akuntansi sebagai bagian dari sains dan teknologi juga harus merumuskan kembali muatan-muatan moral dan nilai dalam kerangka pengetahuan akuntansi tersebut.  Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk merumuskan muatan moral dan nilai dalam akuntansi, yakni dengan memasukkan unsur-unsur nilai moral dalam setiap makna dari definisi akuntansi.  Salah satu kata kunci dari definisi akuntansi adalah transaksi, dimana transaksi menjadi dasar apa yang akan dicatat, diikhtisar dan dilaporkan.  Sehingga sangat penting untuk memastikan makna dari suatu transaksi, serta muatan nilai dan moral didalamnya, apakah suatu kejadian memenuhi kriteria sebagai suatu transaksi atau tidak akan menentukan apakah dapat diproses secara akuntansi atau tidak. Makalah ini mencoba untuk merumuskan muatan moral dan nilai dalam lingkup makna transaksi yang merupakan dasar adanya praktik pencatatan serta proses selanjutnya dalam akuntansi.  Adapun sumber utama dari muatan moral dan nilai adalah dari ajaran agama (dalam makalah ini merujuk pada ajaran agama Islam).  Makna transaksi dalam pandangan Islam dapat di dekonstruksi menjadi suatu akad (tentang kejadian ekonomi) terhadap barang/jasa yang melibatkan dua pihak atau lebih, dimana baik akad, objek maupun pelakunya harus memenuhi rukun dan syarat transaksi sesuai dengan syariat Islam. Pelaku transaksi, dalam suatu transaksi harus jelas keberadannya serta memenuhi kriteria diantaranya adalah berakal. Selain itu menurut syariat Islam pelaku transaksi tidak boleh melanggar prinsip menzhalimi dan dizhalimi serta tidak diperbolehkan menciptakan ketidakpastian (gharar).  Sesuai rukun transaksi dalam syriat Islam, objek transaksi harus jelas keberiadaannya serta tidak boleh melanggar prinsip halal dan haramnya.  Selain itu, objek yang ditransaksikan juga tidak boleh mengandung ketidakpastian dari segi harga, kualitas, kuantitas dan waktu.  Akad transaksi akan batal apabila terdapat kesalahan/kekeliruan objek, paksaan (ikrah), penipuan (tadlis).  Selanjutnya, yang tidak kalah penting adalah bahwa dalam suatu akad transaksi tidak boleh ada unsur riba didalamnya.
STRATEGI PERTUMBUHAN BERKELANJUTAN INDOFOOD DI PASAR KOMPETITIF Mubarok, Muhammad Husni
BISNIS Vol 2, No 2 (2014): Bisnis: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
Publisher : Fakultas Ekonom dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/bisnis.v2i2.5270

Abstract

This study aims to analyze the strategy of continuous growth for sustainability PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk in competitive market. The scope of this study include corporate strategy, business competition, competitive advantage, business portfolio, marketing and international strategy. The results showed that Indofood using a strategy of diversified product portfolio, which capitalizes on a resilient business model with five complementary strategic business groups, namely: consumer branded products, bogasari, agribusiness, distribution, cultivation & processed vegetables. Consumer products group has six divisions namely: noodles, dairy, snack foods, food seasonings, nutrition & special foods, and beverages division. While the agribusiness group has a plantations and edible oils and fats division. Competitive strategy business using more products to offer through innovation. International strategy of using licenses and joint ventures.
DESTINASI WISATA RELIGI: SOLUSI PENINGKATAN PEREKONOMIAN PELAKU WISATA DI KUDUS Rosyid, Moh
BISNIS Vol 2, No 2 (2014): Bisnis: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
Publisher : Fakultas Ekonom dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/bisnis.v2i2.5266

Abstract

Stabilnya sumber perekonomian warga merupakan tugas utama pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan. Dalam konteks Kota Kudus, semakin muramnya industri kretek karena ragam kebijakan yang menghimpit, Pemkab Kudus perlu mengoptimalkan sumber ekonomi lain sebagai penopang kehidupan warga. Destinasi wisata merupakan alternatif utama yang perlu dioptimalkan agar penopang sumber ekonomi terwujud. Bentuk riil yang harus dilakukan Pemkab Kudus memberi kemudahan dalam hal (1) akses permodalan, (2) pembangunan infrastruktur, (3) ketersediaan area wisata yang nyaman, (4) pembekalan dalam peningkatan sumber daya kepariwisataan, (5) publikasi, dan (6) terwujudnya keamanan dan kenyamanan wisatawan.  Upaya ini perlu dievaluasi dengan melibatkan unsur pemerintah daerah, pemerhati wisata, akademisi, dan tokoh masyarakat agar kinerja dan produktivitas destinasi wisata berjalan optimal. Pelibatan investor dan industriawan juga perlu dioptimalkan sebagai ‘bapak asuh’ program kerja kepariwisataan. Kekompakan semua elemen dan stakeholders dunia pariwisata merupakan modal utama terciptanya perekonomian warga Kudus di tengah muramnya industri kretek.
ANALISIS STRATEGI BMT DALAM MENGHADAPI TRADE OFF ANTARA LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS Andriyanto, Irsad
BISNIS Vol 2, No 2 (2014): Bisnis: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
Publisher : Fakultas Ekonom dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/bisnis.v2i2.5271

Abstract

BMT juga mengalami konflik kepentingan (conflict of interest) antara liquidity dan profitability. Artinya bila BMT ingin mempertahankan posisi likuiditas dengan memperbesar cadangan kas, maka BMT tidak akan memakai seluruh loanable funds (dana yang telah dihimpun dari masyarakat) yang ada karena sebagian akan dikembalikan lagi dalam bentuk cadangan tunai (cash reserve).  Hal ini berarti upaya pencapaian rentabilitas (profitability) akan berkurang. Demikian juga terjadi sebaliknya. Tujuan penilitian ini meliputi: 1) menganalisis tingkat likuiditas BMT. 2) menganalisis tingkat profitabilitas pada BMT.  3) menganalisis strategi yang diterapkan BMT dalam menghadapi trade off antara likuiditas dan profitabilitas. Hasil penilitian menunjukkan bahwa: 1) Dari tahun 2010 hingga 2013 tingkat likuiditas ditinjau dari cash ratio rata-rata masuk dalam kategori cukup likuid.  2)Tingkat profitabilitas ditinjau dari Return On Asset masuk dalam kategori rendah. Rendahnya tingkat profitabilitas ini salah satunya disebabkan karena tingginya tingkat likuiditas. 3) Dalam pengelolaan dana likuiditas dan profitabilitas, BMT menggunakan manajemen dengan pendekatan pool of fund approach. Semua dana BMT yang bersumber dari berbagai pihak dengan berbagai macam akad dikumpulkan ke dalam satu wadah, kemudian manajemen BMT dapat dengan bebas mengalokasikan ke dalam berbagai bentuk pembiayaan yang tidak dibatasi oleh akad yang berbeda-beda baik akad yang memiliki hasil maupun tidak.
GADAI SYARIAH DI INDONESIA Indriasari, Ika
BISNIS Vol 2, No 2 (2014): Bisnis: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
Publisher : Fakultas Ekonom dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/bisnis.v2i2.5267

Abstract

Salah satu lembaga keuangan yang telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat selama ini untuk kebutuhan dana yang mendesak adalah pegadaian. Pada beberapa kota besar, pegadaian ini juga menjadi lembaga keuangan yang cukup populer, khususnya menjelang moment-moment khusus seperti hari raya atau saat tahun ajaran baru berlangsung. Dapat dikatakan bahwa masyarakat lebih mudah dengan adanya lembaga keuangan yang dapat mencairkan dana kebutuhan mereka dengan waktu yang relatif sangat cepat, dengan jaminan berupa barangbarang berharga yang dimilikinya. Praktik Rahn merupakan alternatif bagi masyarakat yang memerlukan dana tambahan yang bersifat mendadak yang memenuhi syariat Islam. Sebagian besar masyarakat yang memilih gadai syariah adalah masyarakat yang memang memahami bahwa riba atau bunga dilarang dalam Islam, sehingga pegadaian syariah adalah solusi yang tepat bagi pemenuhan kekurangan dana, pemenuhan kebutuhan yang mendadak maupun alternatif pembiayaan, khususnya untuk investasi emas
MONOPOLI DALAM BISNIS SYARI‘AH Ahmad Zaini
BISNIS Vol 2, No 2 (2014): Bisnis: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
Publisher : Fakultas Ekonom dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/bisnis.v2i2.5269

Abstract

Ihtikār dalam perekonomian modern didefinisikan sebagai proses monopoli atas supply dan demand komoditas dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Untuk itu perlu dibuat peraturan yang mampu mengayomi hajat hidup orang banyak. Dalam hal ini, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimanakah pandangan Islam tentang penimbunan (monopoli)? Bolehkah menimbun barang yang dibutuhkan masyarakat? Dan kalau tidak boleh, adakah pengecualian yang dapat dilakukan? Hasil pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa monopoli dan penetapan harga bisa dilakukan jika keadaan harga dipasaran melonjak tinggi. Tentunya, yang lebih berhak mengendalikan monopoli dan penetapan harga adalah penguasa dengan syarat untuk kemaslahatan orang banyak. Monopoli dan penetapan harga pada dasarnya merugikan orang banyak, namun, keduanya dapat diberlakukan dalam keadaan terpaksa dan harga tidak stabil. Sehingga, kebutuhan hajat orang banyak dapat teratasi
DEKONSTRUKSI MAKNA TRANSAKSI DALAM AKUNTANSI: SUATU PENDEKATAN IDEALISME SYARIAH ISLAM Robinson Robinson
BISNIS Vol 2, No 2 (2014): Bisnis: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam
Publisher : Fakultas Ekonom dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/bisnis.v2i2.5265

Abstract

Sesuai dengan fungsi filsafat yakni merumuskan kembali muatan moral dan nilai bagi landasan bangunan sains modern, maka akuntansi sebagai bagian dari sains dan teknologi juga harus merumuskan kembali muatan-muatan moral dan nilai dalam kerangka pengetahuan akuntansi tersebut.  Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk merumuskan muatan moral dan nilai dalam akuntansi, yakni dengan memasukkan unsur-unsur nilai moral dalam setiap makna dari definisi akuntansi.  Salah satu kata kunci dari definisi akuntansi adalah transaksi, dimana transaksi menjadi dasar apa yang akan dicatat, diikhtisar dan dilaporkan.  Sehingga sangat penting untuk memastikan makna dari suatu transaksi, serta muatan nilai dan moral didalamnya, apakah suatu kejadian memenuhi kriteria sebagai suatu transaksi atau tidak akan menentukan apakah dapat diproses secara akuntansi atau tidak. Makalah ini mencoba untuk merumuskan muatan moral dan nilai dalam lingkup makna transaksi yang merupakan dasar adanya praktik pencatatan serta proses selanjutnya dalam akuntansi.  Adapun sumber utama dari muatan moral dan nilai adalah dari ajaran agama (dalam makalah ini merujuk pada ajaran agama Islam).  Makna transaksi dalam pandangan Islam dapat di dekonstruksi menjadi suatu akad (tentang kejadian ekonomi) terhadap barang/jasa yang melibatkan dua pihak atau lebih, dimana baik akad, objek maupun pelakunya harus memenuhi rukun dan syarat transaksi sesuai dengan syariat Islam. Pelaku transaksi, dalam suatu transaksi harus jelas keberadannya serta memenuhi kriteria diantaranya adalah berakal. Selain itu menurut syariat Islam pelaku transaksi tidak boleh melanggar prinsip menzhalimi dan dizhalimi serta tidak diperbolehkan menciptakan ketidakpastian (gharar).  Sesuai rukun transaksi dalam syriat Islam, objek transaksi harus jelas keberiadaannya serta tidak boleh melanggar prinsip halal dan haramnya.  Selain itu, objek yang ditransaksikan juga tidak boleh mengandung ketidakpastian dari segi harga, kualitas, kuantitas dan waktu.  Akad transaksi akan batal apabila terdapat kesalahan/kekeliruan objek, paksaan (ikrah), penipuan (tadlis).  Selanjutnya, yang tidak kalah penting adalah bahwa dalam suatu akad transaksi tidak boleh ada unsur riba didalamnya.

Page 1 of 2 | Total Record : 16