cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sosioinforma
ISSN : 24428094     EISSN : 25027913     DOI : -
Core Subject : Social,
Sosio Informa merupakan nama baru dari Majalah Informasi Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial. Majalah Sosio Informa menyajikan tulisan hasil kajian literatur dan kajian pemikiran kritis mengenai pembangunan kesejahteraan sosial. Sosio Informa merupakan media publikasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial dan pihak-pihak yang menekuni bidang pembangunan kesejahteraan sosial.
Arjuna Subject : -
Articles 398 Documents
PEMBINAAN LANJUT DAN KONDISI EKS PENERIMA MANFAAT DI PANTI SOSIAL BINA RUNGU WICARA (PSBRW) EFATA NAIBONAT KUPANG Syawie, Mochamad
Sosio Informa Vol 18, No 3 (2013): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orang dengan kecacatan (ODK) rungu wicara berhak mendapatkan pemenuhan hak-hak dasarnyadalam bidang kesejahteraan sosial. Dalam upaya mewujudkan hal tersebut dilaksanakan programpelayanan kesejahteraan sosial di PSBRW Efata. Program ini tidak berakhir begitu saja setelah klienmeninggalkan program, namun ada kegiatan yang dilaksanakan oleh PSBRW Efata untuk memantaukondisi eks klien yaitu dengan pembinaan lanjut. Tulisan ini akan menyajikan bahasan tentang pembinaanlanjut dan mengulas bagaimana kondisi eks klien. Pada kasus empat eks klien ODK diketahui meningkatkapasitasnya dengan keterampilan yang dimiliki, dan semakin berdaya ke arah kehidupan normatif secaraú sik, mental dan sosial.Kata Kunci: kecacatan, pembinaan lanjut, keberfungsian sosial.
KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK: DAMPAK DAN PENANGANANNYA Noviana, Ivo
Sosio Informa Vol 1, No 1 (2015): Sosio Informa
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Maraknya pemberitaan di media massa mengenai kekerasan seksual terhadap anak cukup membuatmasyarakat terkejut. Kasus kekerasan seksual terhadap anak masih menjadi fenomena gunung es. Hal inidisebabkan kebanyakan anak yang menjadi korban kekerasan seksual enggan melapor. Karena itu, sebagaiorang tua harus dapat mengenali tanda-tanda anak yang mengalami kekerasan seksual. Kekerasan seksualterhadap anak akan berdampak panjang, di samping berdampak pada masalah kesehatan di kemudianhari, juga berkaitan dengan trauma yang berkepanjangan, bahkan hingga dewasa. Dampak trauma akibatkekerasan seksual yang dialami oleh anak-anak, antara lain: pengkhianatan atau hilangnya kepercayaan anakterhadap orang dewasa (betrayal); trauma secara seksual (traumatic sexualization); merasa tidak berdaya(powerlessness); dan stigma (stigmatization). Secara fisik memang mungkin tidak ada hal yang harusdipermasalahkan pada anak yang menjadi korban kekerasan seksual, tapi secara psikis bisa menimbulkanketagihan, trauma, bahkan pelampiasan dendam. Bila tidak ditangani serius, kekerasan seksual terhadapanak dapat menimbulkan dampak sosial yang luas di masyarakat. Penanganan dan penyembuhan traumapsikis akibat kekerasan seksual haruslah mendapat perhatian besar dari semua pihak yang terkait, sepertikeluarga, masyarakat maupun negara. Oleh karena itu, didalam memberikan perlindungan terhadap anakperlu adanya pendekatan sistem, yang meliputi sistem kesejahteraan sosial bagi anak-anak dan keluarga,sistem peradilan yang sesuai dengan standar internasional, dan mekanisme untuk mendorong perilaku yangtepat dalam masyarakat.Kata kunci: kekerasan seksual, anak, dampak, penanganan.
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN SOSIAL Syawie, Mochamad
Sosio Informa Vol 16, No 3 (2011): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kadar kemiskinan tidak lagi sekedar masalah kekurangan makanan, tetapi bagi wargamasyarakat tertentu bahkan sudah mencapai tahap ekstrem sampai level kehabisan dan ketiadaanmakanan. Potret kemiskinan itu menjadi sangat kontras karena sebagian warga masyarakat hidupdalam kelimpahan, sementara sebagian lagi hidup serba kekurangan. Kekayaan bagi sejumlahorang berarti kemiskinan bagi oarng lain. Tingkat kesenjangan luar biasa dan relatif cukupmembahayakan. Substansi dari kesenjangan adalah ketidakmerataan akses terhadap sumberdaya ekonomi. Masalah kesenjangan adalah masalah keadilan, yang berkaitan dengan masalahsocial . Masalah kesenjangan mempunyai kaitan erat dengan masalah kemiskinan.Kata kunci: kemiskinan dan kesenjangan sosial
PERANAN TOKOH MASYARAKAT LOKAL DALAM PEMBANGUNAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Suhendi, Ahmad
Sosio Informa Vol 18, No 2 (2013)
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi yang komprehensif kepada para pemerintahdaerah sebagai pengguna model, pemangku kepentingan, unit terkait di lingkungan Kementerian Sosial,dan pengambil kebijakan di instansi yang terkait langsung dengan permasalahan kesejahteraan sosial.Pada umumnya pembangunan kesejahteraan sosial mendatangkan manfaat bagi peningkatan pengetahuanpara perwakilan pranata sosial dalam menggali potensi dan sumber, dan menangani masalah kesejahteraansosial lokal. Hal itu dapat terjadi karena kontribusi dan peranan tokoh masyarakat lokal yang proaktif didalam melaksanakan pembangunan kesejahteraan sosial diwilayahnya.Kata kunci: model, tokoh masyarakat lokal, peranan, pembangunan kesejahteraan sosial.
STUDI KASUS HUBUNGAN SOSIAL DALAM KOMUNITAS ORANG ACEH DI KECAMATAN JOHAR BARU, JAKARTA PUSAT Jayaputra, Achmadi
Sosio Informa Vol 19, No 3 (2014)
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tiap masyarakat yang berada di rantau selalu membentuk organisasi sosial dengan tujuan menyatukanbeberapa kelompok atau beberapa suku bangsa yang berasal dari daerah yang sama. Di KecamatanJohar Baru, Jakarta Pusat terdapat komunitas yang berasal dari daerah Aceh yaitu; orang Aceh dan orangGayo. Biasanya suku bangsa atau orang yang berasal dari daerah yang sama hubungan sosialnya lebihakrab. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu; wawancara dan pengamatan langsung.Berdasarkan hasil studi, hubungan sosial antara orang Aceh dan orang Gayo memiliki pola hubungan sosialyang berbeda.Kata kunci: studi, hubungan sosial, komunitas.
FENOMENA BUNUH DIRI DI GUNUNG KIDUL: CATATAN TERSISA DARI LAPANGAN Fahrudin, Adi
Sosio Informa Vol 17, No 1 (2012): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini merupakan catatan dari lapangan mengenai fenomena bunuh diri di Daerah Gunung Kidul,Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Tujuan utama penelitian adalah mengkaji keterkaitan antarafaktor-faktor mitos, kemiskinan dan perilaku belajar berpengaruh terhadap fenomena bunuh diri yangterjadi selama ini. Penelitian ini dijalankan menggunakan data sekunder dari tahun 1990-2006. Datadiperoleh dari Polres Gunung Kidul, Rumah Sakit Umum Daerah, dan Kantor Dinas Sosial. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa fenomena bunuh diri yang terjadi berkaitan dengan perilaku belajaryang salah mengenai mekanisme mengatasi masalah kehidupan. Pada awalnya perilaku bunuh diri ituberhubungan dengan mitos palung gantung dan kemiskinan, namun kemudian fenomena bunuh diri inibegeser dan lebih disebabkan oleh faktor perilaku koping yang dipelajari secara keliru dari satu generasike generasi berikutnya. Bunuh diri dianggap sebagai mekanisme koping dalam mengatasi permasalahanyang dihadapi. Hasil penelitian ini memberi implikasi terhadap program pencegahan perilaku bunuh diriberbasis masyarakat lokal.Kata Kunci: bunuh diri, perilaku bunuh diri, pencegahan, perilaku koping
KEBIJAKAN BERBASIS ILMU PENGETAHUAN Syawie, Mochamad; Sumarno, Setyo
Sosio Informa Vol 1, No 1 (2015): Sosio Informa
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebijakan merupakan merupakan instrumen penting dalam membangun kepercayaan publik yang sesuai dengankebutuhan masyarakat. Namun demikian kekeliruan pilihan pendekatan dalam merumuskan dan mengembangkankebijakan justru dapat berdampak pada penurunan kepercayaan masyarakat pada pemerintah sebagai penanggungjawab kebijakan. Tulisan ini menggunakan metode analisis studi pustaka, dan bertujuan apakah dengan kebijakanyang berbasis ilmu pengetahuan cenderung akan lebih mengena dengan kebutuhan masyarakat dan dapatdipertanggungjawabkan. Pertanyaannya adalah sejauh mana pemerintah dan pemerintah daerah memiliki dasar ilmupengetahuan yang mendukung kebijakan. Adapun kebijakan yang berbasis ilmu pengetahuan ternyata cenderung lebihmengena dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu bagaimanapun ilmu pengetahuan meyakiniadanya keberan obyektif yang tidak bergantung pada perspektif dan otoritas subyektif.Kata kunci: kebijakan, ilmu pengetahuan, sosial.
REAKSI PSIKOSOSIAL TERHADAP PENYAKIT DI KALANGAN ANAK PENDERITA TALASEMIA MAYOR DI KOTA BANDUNG Mulyani, Mulyani; Fahrudin, Adi
Sosio Informa Vol 16, No 3 (2011): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini didasarkan pada penelitian tentang Reaksi Psyhcosocial untuk Sakit antara Anak DenganThalassaemia Mayor di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang (1)karakteristik responden, (2) kecemasan kesehatan (3) keyakinan pasien terhadap penyakitt, (4)Persepsi penyakit dari pandangan psikologis dan somatik, (5) pertahanan diri yang efektif darireaksi sakit, (6) reaksi gangguan afektif, (7) reaksi penolakan pasien terhadap penyakit, (8) reaksimarah terhadap penyakit yang dialami responden. Penelitian ini menggunakan metode deskriptifdengan pendekatan kuantitatif. Sampling yang digunakan Sensus. Teknik pengumpulan datamenggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan SPSS 18,00. Hasil penelitian menunjukkanbahwa reaksi psikososial terhadap penyakit dikalangan anak-anak dengan kasus TalasemiaMayor terlihat dalam kategori reaksi psyhosocial sedang. Masalah utama adalah respondentidak sepenuhnya menerima talasemia mayor sebagai bagian dari kehidupan mereka, karenanya,diperlukan upaya untuk menangani masalah Reaksi Psikososial terhadap Penyakit dengan ProgramBantuan Psikososial untuk Anak-anak Dengan Talasemia Mayor melalui Kelompok Bantu Diri.Program ini diharapkan dapat memberikan penguatan emosional pasien talasemia, sehingga adapenerimaan yang talasemia adalah bagian dari kehidupan mereka. Untuk menjalankan programpihak lain baik POPTI, administrator, relawan dan pekerja sosial.Kata Kunci: Anak, Talasemia, Talasemia Mayor,Reaksi Psikososial, Intervensi
ASESMEN DALAM PEKERJAAN SOSIAL: RELEVANSI DENGAN PRAKTEK DAN PENELITIAN Yusuf, Husmiati
Sosio Informa Vol 17, No 3 (2012)
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asesmen diartikan dalam terma profesional sebagai bentuk, batasan dan intensitas masalah klien yangdibawa ke dalam praktek pekerjaan sosial. Asesmen merupakan rentang yang luas dan termasuk penilaianmengenai potensi, kebutuhan dan jaringan sosial klien yang menentukan cakupan dan beratnya masalah.Dalam sebuah proses perubahan terencana, fokus pekerja sosial yang amat penting adalah mengumpulkaninformasi yang cukup dari klien dan orang lain yang ada di lingkungan klien. Pengumpulan data merupakanaktivitas memperoleh informasi yang diperlukan sebagai upaya untuk memahami situasi-situasi klien,yang menjadi syarat dalam merancang rencana pemecahan masalah klien. Oleh karena itu pekerja sosialdituntut memiliki keterampilan dalam memilah data mulai dari hasil wawancara sampai kepada kompilasidata, tujuannya agar ada kesesuaian data yang dibutuhkan untuk melakukan asesmen masalah. Dalampraktik pekerjaan sosial secara langsung, pekerja sosial perlu mengenalkan konsep-konsep diagnosisyang akan digunakan dalam proses pencarian data asesmen. Diagnosa dilakukan terhadap masalah klien,dan kondisi atau situasi klien serta dilakukan pengklasifikasian dan pengkategorian khusus seperti dalamsistem PIE (orang dalam lingkungannya).Kata kunci: asesmen, klien, praktik pekerjaan sosial, dan penelitian.
MENCEGAH DAN MENANGGULANGI PENYALAHGUNAAN NAPZA MELALUI PERAN SERTA MASYARAKAT Hanifah, Abu; Unayah, Nunung
Sosio Informa Vol 16, No 1 (2011): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial
Publisher : Puslitbangkesos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemerintah telah menunjukkan beberapa hasil nyata dalam upaya pencegahan peredaran gelapnapza serta penanggulangan penyalahgunaan napza melalui pengobatan secara medis. Namundemikian jumlah penylahgunaan napza dari tahun ke tahun semakin meningkat. Oleh karena ituupaya pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan dan pemberantasan peredaran gelapnapza perlu ditingkatkan dengan melibatkan secara optimal peran serta masyarakat. Untuk itulangkah-langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : (1) melakukan pertemuan dengantokoh masyarakat lokal; (2) memberi pencerahan kepada tokoh masyarakat baik formal maupuninformal mengenai peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanggulanganpenyalahgunaan dan pemberantasan peredaran gelap napza yang tertuang dalam Bab III UU RINo.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dan Bab XII UU RI No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika;(3) membentuk wadah dalam bentuk organisasi yang dikoordinasikan oleh BNN; (4) mendorongproses membangun kesadaran masyarakat, membangun sistem, menyusun pedoman, dan melaltih34 Informasi, Vol. 16 No. 01 Tahun 2011I. PENDAHULUANPada mulanya, narkoba atau napzamerupakan zat-zat yang sering digunakan untuktujuan medis atau kedokteran, sepertimenghilangkan rasa sakit, misalnya heroin yangditemukan oleh Hendrich Dresser pada tahun1875 (Utami,dkk;2006: 33). Heroin inidigunakan sebagai pengganti morfin untukmelakukan pembiusan. Semula, di duga tidakakan menimbulkan ketergantungan, namun baikheroin maupun morfin keduanya berasal dariopium malah menimbulkan ketergantungan yangsangat kuat. Jika zat-zat semacam inidigunakan bukan untuk keperluan medis tanpamengindahkan kaidah-kaidah medis atau dosisseharusnya dan digunakan secara tetap, padagilirannya dapat menimbulkan kerusakan fisik,mental, dan sikap hidup di masyarakat.Penggunaan yang seperti demikian disebutpenyalahgunaan napza atau drug abuse.Lebih lanjut Prini Utami mengemukakanbahwa di Indonesia, kasus penyalahgunaannapza mulai terjadi membesar pada tahun 70an,dimana pada tahun 1971 diperkirakan terdapat2.000 - 3.000 kasus ketergantungan obat diberbagai rumah sakit di Indonesia meskipun datastatistik pada waktu itu tidak memisahkanantara pengguna narkoba dengan alkohol. Untukitu pemerintah melakukan upaya penanggulanganterhadap penyalagunaan napza denganmengeluarkan Inpres Nomor 6 Tahun 1971Tentang Pembentukan Badan yang bertugasMengkoordinasikan Penanggulangan AntarDepartemen terhadap Masalah Narkotika.Jumlah penyalahgunaan narkoba atau napzameningkat dari tahun ke tahun secara cepat.Kasusnya seperti gunung es yang mencuatkepermukaan laut, sedangkan bagian terbesar dibawahnya tidak tampak. Menurut OrganisasiKesehatan Sedunia (WHO), jika terdata satukasus, berarti ada sepuluh kasus di sekitarnya,yang tidak terdeteksi (Anonim 2007: 48 - 49).Lebih lanjut dikemukakan angka kambuh daripecandu yang pernah dirawat pada pusat-pusatterapi dan rehabilitasi adalah 60 - 70 persen .Artinya, sebagian besar pecandu akan berulangkali dirawat dan kambuh lagi. Stigma dimasyarakat yang memandang penyalahgunaannapza sebagai pelaku kejahatan menyebabkanhanya 5 – 10 persen dirawat di Rumah Sakitatau Panti. Sebagian terbesar (90 persen) beradadi keluarga, sekolah, tempat kerja, danmasyarakat, atau penjara. Itu sebabnya di kotakotabesar di Indonesia tidak ada kabupaten,kecamatan, atau bahkan kelurahan bebas daripenyalahgunaan dan peredaran gelap napza. Selaindata mengenai angka kambuh pecandu napza, jugadikemukakan mengenai tingginya angka kematian.Menurut penelitian, paling sedikit 40 orang setiaphari di Indonesia meninggal karenatenaga-tenaga masyarakat agar handal; dan (5) memberi akses agar masyarakat mudahmenghubungi atau melapor apabila diduga ada tindak pidana yang berkaitan denganpenyalahgunaan napza.Kata Kunci: Mencegah, menanggulangi, penyalahgunaan napza dan peran serta masyarakat

Page 4 of 40 | Total Record : 398


Filter by Year

2002 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 7 No 3 (2021): Sosio Informa Vol 7 No 1 (2021): Sosio Informa Vol 6, No 1 (2020): Sosio Informa Vol 5, No 3 (2019): Sosio Informa Vol 5, No 2 (2019): Sosio Informa Vol 5, No 1 (2019): Sosio Informa Vol 4, No 3 (2018): Sosio Informa Vol 4, No 3 (2018): Sosio Informa Vol 4, No 2 (2018): Sosio Informa Vol 4, No 2 (2018): Sosio Informa Vol 4, No 1 (2018): Sosio Informa Vol 4 No 1 (2018): Sosio Informa Vol 3 No 3 (2017): Sosio Informa Vol 3 No 2 (2017): Sosio Informa Vol 3 No 1 (2017): Sosio Informa Vol 2 No 3 (2016): Sosio Informa Vol 2 No 2 (2016): Sosio Informa Vol 2 No 1 (2016): SOSIO INFORMA Vol 1 No 3 (2015): Sosio Informa Vol.1.edisi 3 tahun 2015 Vol 1, No 3 (2015) Vol 1 No 2 (2015): Sosio Informa Vol 1, No 2 (2015): Sosio Informa Vol 1 No 1 (2015): Sosio Informa Vol 1, No 1 (2015): Sosio Informa Vol 19, No 3 (2014) Vol 19 No 3 (2014): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 19 No 2 (2014): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 19, No 2 (2014): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 19, No 1 (2014): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 19 No 1 (2014): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 18, No 3 (2013): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 18 No 3 (2013): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 18 No 2 (2013): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 18, No 2 (2013) Vol 18 No 1 (2013): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 18, No 1 (2013): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 17, No 3 (2012) Vol 17 No 3 (2012): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 17 No 2 (2012): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 17, No 2 (2012) Vol 17, No 1 (2012): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 17 No 1 (2012): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 16, No 3 (2011): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 16, No 3 (2011): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 16 No 3 (2011): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 16 No 2 (2011): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 16, No 1 (2011): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 16 No 1 (2011): INFORMASI: Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 14 No 3 (2009): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 12 No 3 (2007): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 12 No 2 (2007): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 12 No 1 (2007): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 11 No 1 (2006): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 11, No 1 (2006): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 10 No 3 (2005): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 10 No 2 (2005): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 10 No 1 (2005): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 9 No 1 (2004): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 8 No 4 (2003): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 8 No 3 (2003): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 8 No 2 (2003): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 7 No 2 (2002): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial Vol 7 No 1 (2002): INFORMASI : Permasalahan dan Usaha Kesejahteraan Sosial More Issue