cover
Contact Name
-
Contact Email
aljamiah@uin-suka.ac.id
Phone
+62274-558186
Journal Mail Official
aljamiah@uin-suka.ac.id
Editorial Address
Gedung Wahab Hasbullah UIN Sunan Kalijaga Jln. Marsda Adisucipto No 1
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies
ISSN : 0126012X     EISSN : 2338557X     DOI : 10.14421
Al-Jamiah invites scholars, researchers, and students to contribute the result of their studies and researches in the areas related to Islam, Muslim society, and other religions which covers textual and fieldwork investigation with various perspectives of law, philosophy, mysticism, history, art, theology, sociology, anthropology, political science and others.
Articles 10 Documents
Search results for , issue " Vol 42, No 1 (2004)" : 10 Documents clear
Hisab Hakiki Model Muhammad Wardan: Sebuah Penelusuran Awal Azhari, Susiknan
Al-Jamiah: Journal of Islamic Studies Vol 42, No 1 (2004)
Publisher : Al-Jamiah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.2004.421.153-176

Abstract

This article tries to study about calculation (ḥisāb) model developed by Muhammad Wardan to formulate a National Hijriyah Calendar. Muhammad Wardan is one of the designer of the concept of wujūdul hilāl. This concept was built by combining normative and empirical level (middle way) between the system of hisab ijtima qabla al-ghurūb and imkān al-ruyah. This combination was also named as middle way between pure hisab and pure rukyat. Due to this type of concept, be renewal thought of Mubammad Wardan to decide the beginning of Qamariyah month was quite original at that time. Therefore, Wardans theory of wujudūl hilāl is still used until nowadays especially by Muhammadiyah people. However, it is significant to note that the thought of Wardan does not perfectly answer  the problem of National Hijriyah Calendar, I.e., to decide the Westest and Eastest  points of a region or country to start or end the month of Ramadlan.
The Puppet Caliphs and the Titular Heads of State: the Abbasid Caliphate Under the Buyids Reign Saleh, Fauzan
Al-Jamiah: Journal of Islamic Studies Vol 42, No 1 (2004)
Publisher : Al-Jamiah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.2004.421.1-33

Abstract

Kekhalifahan Abbasiyah yang berlangsung selama lima abad lebih telahmengalammi masa pasang surut dengan dinamika yang tinggi. Di masakejayaannya, kekhalifahan Abbasiyah  merepresentasikan zamankeemasan Islam dengan kemajuan peradabannya. namun dalam masasurutnya, Abbasiyah telah jatuh dalam dominasi penguasa asing,termasuk amir al-umara dari dinasti Buyid. Para penguasa militer yangmestinya tunduk kepada khalifah ini justru telah memainkan peran yangjauh lebih menentukan, bahkan lebih berkuasa dari khalifah sendiri.Hal ini terjadi karena lemahnya posisi khalifah, sehingga hampir seluruhhak dan kewenangannya di ambil alih oleh penguasa militer tersebut.Dalam kondisi seperti itu menurut al-Mawardi,khalifah seperti itu tidak berhak lagi mendudukijabatannya dan ia harus diturunkan. Namun, meskipun para khalifahAbbasiyah telah kehilangan kekuasaan eksekutifnya, mereka ternyatamasih dapat mempertahankan kedudukan mereka, bahkan hingga jauhsetelah kekuasaan dinasti Buyid itu sendiri hancur. Bagi kaum Sunni,seperti apapun bentuknya, keberadaan khalifah harus tetapdipertahankan sebagas simbol pemerintahan yang sah dan sebagaimanifestasi dari kesatuan seluruh amat Islam.
Salik Buta: Aliran Tasawuf Aceh Abad XX Muchsin, Misri A
Al-Jamiah: Journal of Islamic Studies Vol 42, No 1 (2004)
Publisher : Al-Jamiah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.2004.421.177-198

Abstract

This article examines the Sufi movement in Aceh by looking at its continuity since the 16th -17th century, as its golden age, to the 20th century. Based on the fact that Abdullah Ujong Rimbas explanation is considered representative, his books are taken as primary sources while others are secondary. Based on Abdullah Ujong Rimbas explanation, Salik Buta is a sect of Sufism in Aceh in the 20th century. This sect is practiced in several of center in Aceh. Historically, the doctrine of this sects is continuation and modification of Wahḍat al-Wujūds  doctrines established since 16th century. The doctrine of Salik Buta are different from those of popular Sufism. Thus, Salik Buta is considered heterodox and criticized by ulama, as Abdullah Ujong Rimba. From Abdullah Ujong RImbas criticism, it can be conclude that his thought based on syariat or Fiqih orientation, instead of the perspective of Sufism.
Cultural and Intellectual Exchange Between the Ottoman Egypt and the Rest of the Arab Muslim World in the Eighteenth - Early Nineteenth Century Kirillina, Svetlana
Al-Jamiah: Journal of Islamic Studies Vol 42, No 1 (2004)
Publisher : Al-Jamiah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.2004.421.35-39

Abstract

 Tulisan ini membabas tentang pertukaran kultur dan intelektual yang terjadi di Mesir Usmani dan beberaba bagian dunia Muslim Arab pada abad ke-l8 M -awal abad ke-19 M, yang digambarkan oleh sebagian peneliti sebagai Abad Kegelapan" di mana terjadi "stagnasi", "degradasi"dan "anabiosis" dalam kehidupan sosial di Timur Tengah dan Mesir khususnya. Menarut penulisnya, penggambaran yang menyedihkan dan tanpa harapan tentang masyarakat Mesir itu dapat dianggap sebagai sesuatu yang berlebihan atau suatu pendekatan yang terlalu menyederhanakan  persoalan tentang sejarah bangsa Mesir. Padahal selama periode tersebut, telab terjadi hubangan yang intensif di antara Mesir Usmani dan dunia Muslim lainnya. Berlandaskan pada sumber data historis yang berupa kronik-kronik bangsa Mesir Usmani, didukung oleh ringkasan-ringkasan hagiografis dan bibliografs, dapat dibuktikan bahwa telah terjadi pertukaran kultural dan intelektual yang intensif di pusat-pusat pendidikan terkenal di Istanbul, Damaskus, Jerusalem, Tunisia, Algeria, Maroko, Mekkah, Madinah dan Mesir.
Khaṣāiṣ al-Amthāl fī al-Qurān wa Aghrāḍuhā wa al-Mauḍūāt allatī ‘Ālajathā Chirzin, Muhammad
Al-Jamiah: Journal of Islamic Studies Vol 42, No 1 (2004)
Publisher : Al-Jamiah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.2004.421.199-222

Abstract

 The Quran, as a guidance for human being, consists of some metaphors (amthal) which can be used by those who would think of it. Metaphor is a means of the Quran to convey its ideas related to any things which lead human being to a better life. Metaphor is able to describe Islamic values better and, even, as it is happened to humans daily life. Therefore, a number of Islamic scholars have studied metaphors in the Quran deeply and seriously as carried out by al-Hakīm al-Tarmizī, al-Mawardī, ibn Qayyim al-Jawziyya, Az Zarkaszī, as-Suyūtī and others. Knowledge about metaphor in the Qurān is very significant. Therefore, it is not an exaggeration when ash-Shāfi’ī states that a mujtahid should know about metaphor of the Qurān. This article tries to explore some opinions of Muslim scholars about metaphor in the Qur’ān with abroad view of its meaning, purposes and characteristics.  
Islamic Radicalism in Southeast Asia: With Special Reference to the Alleged Terrorist Organization, Jamāah Islāmiyah Muzakki, Akh
Al-Jamiah: Journal of Islamic Studies Vol 42, No 1 (2004)
Publisher : Al-Jamiah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.2004.421.61-87

Abstract

Pemboman WTC 11 September 2001 telah melahirkan sebuah stigmaterhadap Islam, yaitu teroris dan al-Qaeda sebagai tertaduh. Di AsiaTenggara, kasus bom Bali juga mengidentifikasi adanya jaringan al-Qaedayang kemudian dikenal dengan nama Jamaah Islamiyah. Banyak teori yangdikemukakan oleh ilmuwan-ilmuwan di berbagai belahan dunia tentangfenomena radikalisme Islam ini. Di antara teori tersebut mengatakanbahwa radikalisme agama yang terjadi di berbagai belahan duniamerupakan resistensi agama terhadap lsu modernisasi dunia. Di AsiaTenggara, munculnya radikalisme Islam lebib dipicu oleh sikap sikappermerintah terhadap umat Islam. Walaupun demikian, Jamaah Islamiyahtetap merupakan misteri; eksistensinya tidak bisa dibuktikan, namunfenomenanya ada di mana-mana. Banyak pihak akhirnya mengaitkankeberadaan Jamaah Islamiyah dengan keberadaan berbagai pesantrengaris keras di Indonesia. Artikel ini berusaha untuk mengidentifikasihubungan antara keberadaan organisasi Jamaab Islamiyab dengatkelompok-kelompok teroris yang akhir-akhir ini telah memperburuk citraIslam.
lāda á¹¢iyāghah Manhaj al-Dirāsah LishuÊ»bati al-Lughati al Arabiyyati wa Ādābihā bi al-Jāmiāt: Muqtariḥun li-Manḥaj al-Dirāsati al- Qāimi ‘alā alKafā-āti Ṭabqan li-Mutaá¹­allibāt al ‘Aá¹£r AfandÄ«, Aḥmad Fuad
Al-Jamiah: Journal of Islamic Studies Vol 42, No 1 (2004)
Publisher : Al-Jamiah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.2004.421.223-246

Abstract

The Globalization and Industrialization era demand a high quality graduate in relevant competen with peoples demand, including working world. In order to answer the challenge, a curriculum formulation for Arabic language and literature in University is necessary which is oriented to increasing a quality of graduate and based on the result of peoples demand analysis, beside main topics of Arabic study analysis. This curriculum should be flexible which is possible to elaborate some competence options based on people demand and interest / talent of student. It is consists of (1) Scientific Materials (linguistic, literature and culture of Arab), (2) Language skills (listening, speaking, readings, writing), (3) Main expertise / profession ( 4) Support expertise / profession and (5) Religion and social.   
The Veil at the Crossroads: Muḥammad Saʻīd al-‘Ashmāwī and The Discourse on the Ḥijāb in Egypt Nasir, Mohamad Abdun
Al-Jamiah: Journal of Islamic Studies Vol 42, No 1 (2004)
Publisher : Al-Jamiah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.2004.421.89-131

Abstract

Jilbab telah menjadi isu kontroversial yang mengakibatkanp perdebatan sengit di kalangan feminis, Islamis maupun kelompok Liberal-sekuralis di Mesir. Muḥammad Saʻīd al-Ashmāwi melihat jilbab telah dibelokkan arah oleb kelompok Islam radikal dari masalah agama ke masalah politik untuk mencap kafir wanita Muslim yang menolak jilbab. Inilah yang menjadikan ketidaksetujuan ‘Ashmā-wī. Kelompok lslam radikal dianggap telah  memanipulasi agama demi tercapai kepentingan-kepntingan idiologis politik mereka. Dari situ Ashmāwī kemudian membuat counter discourse tentang jilbab. Menurutnya jilbab tidak wajib. Bagi dia tidak semua ayat-ayat al-Quran bersifat umurn, dan sebagian dari mereka bersifat spesifik yang terkait dengan kondisi tertentu. Ayat-ayatt tentang jilbab masuk dalam kategori ini dan interpretasi terhadap ayat-ayat tersebut harus dikaitkan dengan konteks sebab turunnya ayat (asbāb al nuzūl). 
Maṣlaḥah Mursalah in the Thought of Muḥammmad Abduh and Rashīd Riḍa Lubis, Nazly Hanum
Al-Jamiah: Journal of Islamic Studies Vol 42, No 1 (2004)
Publisher : Al-Jamiah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.2004.421.133-152

Abstract

Artikel ini membahas konsep maṣlaḥah mursalah (salab satu metode istinbāṭ hukum Islam) yang dikembangkan oleh Muhammad ‘Abduh dan muridnya Rashīd Riḍa. Konsep yangn mereka kembangkan berbeda dengan apa yang telah dirumuskan oleh para ulama terdahulu, yang memberikan beberapa syarat yang ketat dalam pengaplikasian maṣlaḥah. Menyadari bahwa maṣlaḥah dapat dijadikan sebagai media dalam memformulasikan hukum Islam, kedua reformis ini mengadopsi konsep ini dalam mengantisipasi perubahan sosial tanpa memberikan persyaratan ketat sebagai yang telah ada sebelumnya. Mereka lebih menekankan kemampuan akal dalam memahami syariat, dilandasi atas kepercayaan bahwa Islam merupakan agama rasional dan, dengan demikian, menuntut peran akal yang besar dalam memahami ajarannya. Pendekatan yang dirumuskan oleh ‘Abduh dan Riḍā sesungguhnya mampu mengantisipasi perubahan sosial, namun pada saat yang sama ia secara tidak langsung dapat berakibat kepada sekularisasi hukum Islam itu sendiri.
Islamic History and Civilization Editorial, Editorial
Al-Jamiah: Journal of Islamic Studies Vol 42, No 1 (2004)
Publisher : Al-Jamiah Research Centre

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/ajis.2004.421.vii-viii

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2004 2004


Filter By Issues
All Issue Vol 61, No 1 (2023) Vol 60, No 2 (2022) Vol 60, No 1 (2022) Vol 59, No 2 (2021) Vol 59, No 1 (2021) Vol 58, No 2 (2020) Vol 58, No 1 (2020) Vol 57, No 2 (2019) Vol 57, No 1 (2019) Vol 56, No 2 (2018) Vol 56, No 1 (2018) Vol 56, No 1 (2018) Vol 55, No 2 (2017) Vol 55, No 2 (2017) Vol 55, No 1 (2017) Vol 55, No 1 (2017) Vol 54, No 2 (2016) Vol 54, No 2 (2016) Vol 54, No 1 (2016) Vol 54, No 1 (2016) Vol 53, No 2 (2015) Vol 53, No 2 (2015) Vol 53, No 1 (2015) Vol 53, No 1 (2015) Vol 52, No 2 (2014) Vol 52, No 2 (2014) Vol 52, No 1 (2014) Vol 52, No 1 (2014) Vol 51, No 2 (2013) Vol 51, No 2 (2013) Vol 51, No 1 (2013) Vol 51, No 1 (2013) Vol 50, No 2 (2012) Vol 50, No 2 (2012) Vol 50, No 1 (2012) Vol 50, No 1 (2012) Vol 49, No 2 (2011) Vol 49, No 2 (2011) Vol 49, No 1 (2011) Vol 49, No 1 (2011) Vol 48, No 2 (2010) Vol 48, No 2 (2010) Vol 48, No 1 (2010) Vol 48, No 1 (2010) Vol 47, No 2 (2009) Vol 47, No 2 (2009) Vol 47, No 1 (2009) Vol 47, No 1 (2009) Vol 46, No 2 (2008) Vol 46, No 2 (2008) Vol 46, No 1 (2008) Vol 46, No 1 (2008) Vol 45, No 2 (2007) Vol 45, No 2 (2007) Vol 45, No 1 (2007) Vol 45, No 1 (2007) Vol 44, No 2 (2006) Vol 44, No 2 (2006) Vol 44, No 1 (2006) Vol 44, No 1 (2006) Vol 43, No 2 (2005) Vol 43, No 2 (2005) Vol 43, No 1 (2005) Vol 43, No 1 (2005) Vol 42, No 2 (2004) Vol 42, No 2 (2004) Vol 42, No 1 (2004) Vol 42, No 1 (2004) Vol 41, No 2 (2003) Vol 41, No 1 (2003) Vol 41, No 1 (2003) Vol 40, No 2 (2002) Vol 40, No 1 (2002) Vol 39, No 2 (2001) Vol 39, No 1 (2001) Vol 38, No 2 (2000) Vol 38, No 1 (2000) No 64 (1999) No 63 (1999) No 62 (1998) No 61 (1998) No 60 (1997) No 59 (1996) No 58 (1995) No 57 (1994) No 56 (1994) No 55 (1994) No 54 (1994) No 53 (1993) No 52 (1993) No 51 (1993) No 50 (1992) No 49 (1992) No 48 (1992) No 47 (1991) No 46 (1991) No 45 (1991) No 44 (1991) No 43 (1990) No 42 (1990) No 41 (1990) No 40 (1990) No 39 (1989) No 37 (1989) More Issue