cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Pembangunan Pedesaan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 2, No 3 (2002)" : 8 Documents clear
DEMOKRATISASI DI PEDESAAN(Kajian tentang Peran dan Fungsi Badan Perwakilan Desa dalam Mewujudkan Masyarakat Madani di Kabupaten Banyumas)DEMOCRATIZATION IN RURAL AREAS (A Study of The Role and Function of Representative Board at Villages to Create Civil Society in Banyumas Regency) Setyoko, Paulus Israwan
Pembangunan Pedesaan Vol 2, No 3 (2002)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konsekuensi dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah adalah adanya desentralisasi kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada kabupaten/kota. Salah satu bentuk desentralisasi ini adalah d bentuknya lembaga baru yang disebut Badan Perwakilan Desa (BPD). Lembaga ini merupakan wahana bagi masyarakat desa untuk menyalurkan aspirasi dan kepentingannya serta sebagai wahana belajar berdemokrasi guna mewujudkan masyarakat madani yang demokratis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas BPD dalam menjalankan wewenang, tugas dan fungsinya serta kinerja BPD dalam mewujudkan masyarakat madani di tingkat akar rumput (grass-root) di pedesaan. Melalui pendekatan policy implemcntation, penelitian ini menemukan bahwa lembaga BPD belum mampu menjalankan tugas, fungsi dan wewenangnya sesuai dengan tujuan UU Nomor 22 Tahun 1999, sehingga upaya mewujudkanm asyarakat madani dan demokrasi ditingkat pedesaan belum tercapai. Dalam ahivitasnya, lembaga BPD cenderung mewakili kepentingan diri sendiri atau kelompok tertentu guna "melawan" pemerintah desa, dibanding sebagai wakil masyarakat dalam meningkatkan bargaining posision" dengan pemerintah desa.
PERILAKU PATUH PASIEN TBC PARU DI PEDESAAN TERHADAP PENGOBATANNYA DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU PURWOKERTO DISCIPLINE BEHAVIOUR OF LUNGS TUBERCOLOSIS PATIENTS IN THE VILLAGE TO THEIR MEDICAL TREATMENT AT LUNGS CLINIC PURWOKERTO , Yuliarti
Pembangunan Pedesaan Vol 2, No 3 (2002)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan bidang kesehatan bertujuan agar penduduk hidup secara sehat. Salah satu langkah mencapai tujuan tersebut adalah dengan pemberantasan penyakit menular seperti tuberculosis paru. Di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Purwokerto, jumlah pasien penyakit ini cukup banyak. Sebagian besar pasien adalah penduduk di pedesaan Perilaku panti sangat tergantung pada pengetahuan dan sikap pasien terhadap penyakit tersebut yang diperlukan untuk pengobatan Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pengetahuan transi kapada perilaku pasien tuberculosis paru bagi yang Sudah Sembuh (SS) lebih baik dari pada mereka yang Putus Berobat (PB). Tingkat sosial ekonomi responden dari kelompok SS juga lebih tinggi dari pada kelompok PB. Secara umum, pelayanan BP4 Purwokerto menunjukkan hasil yang baik.
KAJIAN AGRONOMIS JAGUNG DAN KACANG HIJAU SEBAGAI TANAMAN PENYELA PADA PERTANAMAN DAMAR MUDA (Agathis sp) DI LAHAN HUTAN PRODUKSI AGRONOMIC STUDY ON CORN AND MANGBEAN AS INTER CROP OF YOUNG RESIN IN FOREST PRODUCTION AREA , Supartoto; Widyasunu, Purwandaru; Setyaningsih, Endang
Pembangunan Pedesaan Vol 2, No 3 (2002)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mencari system tanam, pemupukan dan kombinasi terbaik antara pola tanam dan pemupukan untuk menghasilkan pertumbuhan, kandungan, N , P dan K dalam daun jagung dan daun kacang hijau tertinggi dan hasil terbaik pada system agroforestry. Rancangan yang digunakan adalah Split Plot Design, sebagai petak utama adalah sistem tanam yaitu monokultur jagung, monokultur kacang hijau dan tumpangsari jagung dengan kacang hijau dan sebagai anak petak adalah pemupukan, yaitu tanpa pemupukanp, upuk kandang5 tor/ha, pupuk kandang1 0 ton/ha dan pupuk NPK buatan dengan dosis 200:100:100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanaman jagung, sistemt anam tumpangsari cenderung meningkatkan hasil panen 43.1 persen dibandingkan monokultur. Pemberian pupuk kandang 10 ton/ha cenderung meningkatkan penumbuhan dan hasil. Tumpangsari dengan pemberian pupuk kandang mampu meningkatkan pertumbuhan kandungan N dalam daun dan hasil. Kandungan P dan K tertinggi dalam daun jagung diperoleh pada kombinasi perlakuan pupuk kandang l0 ton/ha dengan monokultur. Pada tanaman kacang hijau, perlakuan monokultur memberikan hasil lebih tinggi disbanding tumpangsari Pemberian pupuk baik organik maupuni norganik belum mampu menaikkan pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Pada penanamanm onokultur, pemberian pupuk andang mampu menaikkan pertumbuhan dan kandungan hara namun belum mampu meningkatkan hasil kacang hijau.
GAMBARAN KLINIK PENDERITA MALARIA YANG DIRAWAT DI RSU BANYUMAS TAHUN 2OOO. MEI 2OO2 CLINICAL FEATARES OF MALARIA PATIENTS THAT HOSPITALIZED IN BANYAMAS GENERAL HOSPITAL 2OOO-MAY 2OO2 Arjadi, Fitranto; Hadiantoro, Felix; SDL, Agung
Pembangunan Pedesaan Vol 2, No 3 (2002)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Malaria masih merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia.D i Jawa Tengah terdapat beberapa daerah endemic malaria dan tak termasuk Banyumas Tapi sejak tahun 2000, kasus malaria di Banyumas sangat meningkat sehingga menjadikan Banyumas sebagai daerah endemis baru. Tujuan penelitianu ntuk mengetahui pola klinik penderita malaria yang dirawat di Rumah Sakit Umum Banyumas. Penelitian bersifat deskriptif retrospektif dengan mencatat data rekam medis penderita malaria yang dirawat dari Januari 2000 - Mei 2002. Selama periode 29 bulan, tercatat 223 penderita malaria yang dirawat di RSU Banyumas yang terdiri dari 130 pria (58%) dan 93 wanita( 42%). Usia p odukrif (l5-44 tahun) adalah yang sering terjangkit malaria (52%). Lebih dari 90% (102) pasien dari Kabupaten Banyurnas dan sisanya dari Kabupaten sekitarnya. Insidens terbanyak terjadi pada bulan Desember 2001. Empat besar manifestasi klinik adalah demam (100%), menggigil (47Vo), sakit kepala 29 (33%) dan mual 22 (25%). H asil laboratorium adalah sebagian besar penderita anemia 63 (75%). Penyebab terbanyak adalah Plasmodium falciparum ll4 (49%). Fansidar adalah terapi tunggal yang terbanyak (8%) dan Chloroquin Primaquin sebagai terapi kombinasi yang terbanyak (38%).
SELEKSI GENOTIPE KEDELAI HASIL MUTASI PADA GENERASI M2 TERHADAP TIGA LINGKUNGAN RAWAN SELECTION OF SOYBEAN GENOTYPES IN M2 MATATION GENERATION UPON THREE ENVIRONMETS STRESS Farid, Noor; , Suprayogi
Pembangunan Pedesaan Vol 2, No 3 (2002)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kedelai ditanam di lahan kering mempunyai sejumlah kendala seperti kekeringan, kemasaman, salin dan kesuburan. Pada sejumlah mutasi dapat dihasilkan tanaman yang toleran lingkungan rawan biotik dan abiotik, sehingga ada harapan untuk memperoleh kedelai toleran tanah masam dan hasil tinggi. Penelitian bertujuan mendapatkan: (1) studi toleransi kedelai mutan M2 terhadap lingkungan rawan abiotik (kekeringan, masam (Al), dan salin) dan (2) mutan yang toleran lingkungan rawan abiotik (kekeringan, masam dan salin). Hasil penelitiana dalah: Ada perubahan toleransi terhadap lingkungan rawan abiotik (kekeringan, masam, salinitas) mutan kedelai yang dicoba. Mutan yang tergolong toleran terhadap li ngkungan: (a) kekeringan adalah MS2, MS3, MKl; (b) masam(Al) : MS2, MLl, ML2, ML3, MKI; dan (c) salinitas: MSl, MS2, MNl, ML2, MAl.
PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA ENZIMATIK MENGGUNAKAN GETAH PEPAYA (Carica papaya L.)THE ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRAITS LATEX OF Carica papaya L. Chasani, Moch.; Susilowati, Sri Sutji
Pembangunan Pedesaan Vol 2, No 3 (2002)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan minyak kelapa secara enzimatik menggunakan getah pepaya (Carica papaya L.). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi getah pepaya dan pengaruh waktu inkubasinya terhadap kualitas minyak kelapa yang dihasilkan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap dengan variasi waktu inkubasi (12, 24,36., dan 48 jam) dengan proporsi inokulum 3Vo. Parameter yang diamati dari minyak kelapa yang dihasilkan adalah rendemen, indeks bias, kadar air, bilangan asam, bilangan iod, dan parameter organoleptik. Data yang dihasilkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan uji t dan analisis regresi koreiasi. Dari uji t diketahui,bahwa minyak kelapa yang diperoleh secara enzimatik menggunakan getah pepaya memiliki kualitas yang lebih baik, terutarna pada parameter angka iod, dibandingkan dengan minyak yang diperoleh secara tradisional. Sementara itu dari hasil analisis regresi korelasi antara waktu inkubasi terhadapr endemen, indeks bias, kadar air, bilangan asam dan bilangan iod diketahui bahwa rendemen dan k-ualitasm inyak kelapa, kecuali kadar air, paling baik adalahp ada waktu inkubasi selama2 4 jam.
PENGANEKARAGAMAN PENGOLAHAN UBI JALAR UNTUK PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN MASYARAKAT PEDESAAN DIVERSIFICATION OF SWEET POTATO PROCESSING TO DEVELOP HOME INDASTRY AND RURAL COMMUNITY Aini, Nur
Pembangunan Pedesaan Vol 2, No 3 (2002)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan meningkatnya industri pangan dan industri lain yang menggunakan tepung terigu, maka kebutuhan tepung terigu juga meningkat. Untuk keperluan tersebut, Indonesia banyak mengimpor terigu sehingga membebani keuangan negara. Oleh karena itu berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan akan terigu merupakan tantangan dan peluang yang baik untuk pengembangan produk lokal. Salah satu jenis bahan pangan yang potensial sebagai pengganti terigu adalah tepung ubi jalar. Produksi ubi jalar di Indonesia pada tahun 2001 mencapai 1.707.348 ton. Penggunaan tepung ubi jalar masih terbatas sehingga perlu ada upaya perluasan pengetahuan mengenai pengolahan tepung ubi jalar menjadi bermacam macam produk. Dengan berbagai teknik pengolahan yang tepat, tepung ubi jalar dapat dibuat menjadi bermaca –macam produk seperti yang dapat dibuat dari terigu, dengan mengganti sebagian atau seluruh bagian terigu dengan tepung ubi jalar. Produk yang dapat disubstitusi sebagian adalah roti tawar, sedangkan produk-produk lain seperti kue-kue basah cookies atau mie dapat dibuat dari tepung ubi jalar 100 persen. Usaha pengolahan ini dapat dilakukan pada industri skala rumah tanggaa tau industri kecil. Dengan adanya usaha ini diharapkan dapat lebih mengkatkan nilai tambah ubi jalar sehingga dapat memperbaiki status ekonomi maupun status social masyarakat pedesaan.
SUMBANGAN HUTAN KEMASYARAKATAN MODEL SILVOFISHERY TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT SEKITAR HUTAN MANGROVE (Studi di Desa Grugu Kecamatan Kawunganten Kabupaten Cilacap) THE CONTRIBUTION OF SOCIAL FORESTRY SILVOFISHERY MODEL TO PEOPLE INCOME IN MANGROVE FOREST(Study al Grugu Village, Kawunganten District, Cilacap Regency) N., Dyah Ethika; Widarni, Sri
Pembangunan Pedesaan Vol 2, No 3 (2002)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sumbangan hutan kemasyarakatan dengan model silvofishery terhadap pendapatan masyarakat di sekitar hutan mangrove Kabupaten Cilacap. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan sampel sebanyak 33 orang. Data pendapatapan serta hutan kemasyarakatan di hitung mulai tahun 1997 sampai tahun 2000. Secara finansial diketahui melalui analisis nilai Net Present Value INPV), Benefit-Cost Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return(IRR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa diketahui adanya kerusakan hutan mangrovek arenak e padatanp enduduk, pencurian kayu, kebutuhan kayu bakar dan defisit lahan.Program Hutan Kemasyarakatan oleh Perum Perhutani dilakukan dengan model silvofishery dengan tanaman pokok jenis kayu galam atau kayu putih (Melaleluca leucadendron) dan tanaman mangrove seperti Rhizophora, dikombinasikan dengan udang serta ikan bandeng. Semua udang dan bandeng dan hasil sampingan menjadi milik Kelompok Tani Hutan kecuali untuk jenis-jenis tanaman yang sudah diatur terlebih dahulu pemanfaatan hasilnya oleh pihak Perum Perhutani, seperti tanaman kayu putih dan tanaman bakau yang ada. Pendapatan Kelompok Tani Hutan yang diteliti sebenarnya berlangsung selama 5 tahun, tetapi hanyap ada tahun ke I dan II yang Menguntungkan yaitu rata-rata sekitar Rp 10.018.434,13/ha Hasil analisis financial menunjukkan bahwa, program ini belum memberikan keuntungan bagi petani. Hal ini terbukti dari besarnya nilai NPV yang positif, nilai BCR yang lebih dari satu dan nilai IRR yang lebih tinggi dari tingkat bunga yang dianggap berlaku yaitu l9% hanya sampai 2 tahun. Pada tahun ketiga dan seterusnya, udang dan ikan sudah tidak menghasilkan keuntungan. Diduga hal ini karena pengaruh dari minyak sineol yang ada pada tanaman kayu putih atau tanah yang mengandungp irit (suffidic).

Page 1 of 1 | Total Record : 8