cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. banyumas,
Jawa tengah
INDONESIA
Pembangunan Pedesaan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 3, No 1 (2003)" : 8 Documents clear
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN(Studi Kasus Perumusan Kebijakan Desa Wisata di Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas)TOURISM DEVELOPMENT POLICY(A Case Study of Tourism Village Policy in the Village of Ketenger, Subdistrict of Baturraden, Banyumas Regency) Wardoyo, Muchtar Wisnu; , Bahtarudin
Pembangunan Pedesaan Vol 3, No 1 (2003)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini berawal dari ketertarikan mengkaji proses perumusan kebijakan di Desa Wisata Ketenger yang merupakan salah satu bentuk pengembangan pariwisata di Kabupaten Banyumas. Melalui penelitian ini dikaji bagaimana proses perumusan kebijakan Desa Wisata itu terjadi ? Seberapa jauh keterlibatan masyarakat setempat dalam proses tersebut, bagaimana perkembangan kebijakan tersebut selanjutnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan bentuk studi kasus. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Lokasi penelitian, di Desa Ketenger, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. Analisis data dilakukan menggunakan model analisis interaktif. Untuk menetapkan keabsahan data, digunakan teknik pemeriksaan yang didasarkan atas kriteria derajat kepercayaan, keteralihan, ketergantungan, dan kepastian. Hasil penelitian menunjukkan proses perumusan kebijakan Desa Wisata berlangsung secara bottoms up, artinya gagasan maupun ide dan perencanaannya berasal dari masyarakat desa itu sendiri, sedangkan pemerintah kabupaten sampai desa hanya memberikan bimbingan dan pembinaan. Keterlibatan masyarakat sangat tinggi dan penyusunan agenda berjalan secara demokratis. Sikap para pejabat pemerintah kabupaten sampai desa sangat mendukung. Prospeknya cukup menjanjikan, namun untuk penyerapan tenaga kerja sementara belum dapat dilaksanakan. Desa Wisata Ketenger hendaknya mulai memikirkan untuk mengupayakan dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan yang sudah direncanakan dan membuat publikasi sebagai sarana penyebaran informasi kepada publik, agar mereka tertarik mengunjungi dan mengetahui keberadaan Desa Wisata Ketenger.
POLA KOMUNIKASI PEDESAAN PASCA REFORMASI (Analisis Jaringan Komunikasi di Desa Kawungcarang Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas)RURAL COMMUNICATION PATTERN IN POST-REFORM ERA(Analysis of The Communication Network in The Village of Kawungcarang, Subdistrict of Sumbang, Banyumas Regency) Setiansah, Mite; Santoso, Edi
Pembangunan Pedesaan Vol 3, No 1 (2003)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di tengah serbuan media massa reformasi, muncul fenomena yang menarik untuk diamati yaitu bagaimanakah pola komunikasi masyarakat pasca reformasi itu, apakah memang mereka telah beralih ke media ataukah masih memilih jaringan komunikasi sosial sebagai rujukan kegiatan komunikasinya ? Penelitian ini menggunakan metode analisis jaringan yang bertujuan untuk mengetahui struktur komunikasi dan pola komunikasi yang berlaku di masyarakat – dalam hal ini di Desa Kawungcarang dengan menelusuri isu program JPS-Raskin. Data dikumpulkan dengan membuat kuesioner yang memuat tiga kelompok pertanyaan yaitu : l) Kelompok identitas; 2) Kelompok pertanyaan pokok; dan 3) Kelompok pertanyaan sosiometrik yang disebarkan ke anggota populasi sejumlah 282 KK dengan cara sensus. Hasil penelitian ini menunjukkan pola komunikasi masyarakat pedesaan yang relatif stabil bahkan cenderung lebih merupakan budaya yang butuh waktu lama untuk mengubahnya di mana anggota masyarakat desa masih memilih hubungan interpersonal dalam kegiatan komunikasinya. Bagi masyarakat desa media masih lebih dominan digunakan semata-mata untuk mendapatkan hiburan.
PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN EKSTRAK KECAMBAH PADA KUALITAS NATA DE CASSAVA THE EFFECT OF SUCROSE AND MUNGBEAN SPROUT ADDITION ON NATA DE CASSAVA QUALITY Naufalin, Rifda; Wibowo, Condro
Pembangunan Pedesaan Vol 3, No 1 (2003)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nata merupakan salah satu jenis makanan yang berserat tinggi dan berguna bagi kesehatan. Umumnya nata diproduksi dari air kelapa dan ekstrak nanas. Hasil samping pengolahan tapioka (onggok), yang selama ini merupakan persoalan lingkungan mempunyai potensi sebagai bahan pembuatan nata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi onggok sebagai alternatif bahan pembuatan nata dengan mempelajari penambahan komponen nutrisi, yaitu sukrosa sebagai sumber karbon dan ekstrak kecambah sebagai sumber nitrogen. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan. Penambahan sukrosa terdiri dari 3 perlakuan, yaitu 2,5%; 5% dan 7,5% dan penambahan ekstrak kecambah terdiri dari tiga perlakuan yaitu 0,25%; 0,5% dan 0,75%. Variabel yang diamati meliputi kadar air, kadar serat kasar, pH medium sisa inkubasi, ketebalan nata, rendemen basah, rendemen kering dan tekstur. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan. bahwa penambahan sukrosa 7,5% merupakan konsentrasi optimal yang menghasilkan nata dengan rendemen basah tertinggi yaitu sebesar 41,6% b/b dan ketebalan 8,77 mm. Penambahan ekstrak kecambah optimal sebesar 0,75% yang menghasilkan nata dengan rendemen basah tertinggi yaitu 41,00% b/b dan ketebalan nata 8,02 mm. Kombinasi perlakuan terbaik adalah penambahan sukrosa 7,5% dan ekstrak kecambah 0,75%.
PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK SAPI PO KEREMAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI KAWASAN KABUPATEN BANYUMAS DEVELOPMENT OF THE AGRIBUSINESS OF BEEF CATTLE OF ONGOLEHYBRID WITH FEEDLOT SYSTEM TO INCREASE THE COMMUNITY INCOME IN BANYUMAS REGENCY Aunurohman, Hudri; Djatmiko, Oentoeng Edy
Pembangunan Pedesaan Vol 3, No 1 (2003)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kondisi usaha sapi PO kereman dilihat dari produksi, pendapatan peternak, efisiensi ekonomi, titik impas dan masa pengembalian modal pada petemak di kawasan Kabupaten Banyumas. (2) menganalisis faktor yang mempengaruhi produksi dan pendapatan peternak. (3) mengetahui kendala yang dihadapi pada peternak dalam mengusahakannya. Penelitian dilaksanakan dengan metode survey terhadap rumah tangga peternak. Sampel wilayah diambil dengan menggunakan metode purposive sampling (sengaja), sample peternak diambil secara acak (Simple Random Sampling). Untuk mengetahui pendapatan peternak sapi PO, data dianalisis dari segi keuangan, selanjutnya dihitung efisiensi ekonomi, titik impas dan masa pengembalian modal. Analisis data menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglass dan regresi berganda. Penelitian menunjukkan pada pemeliharaan rata-rata 1,96 ekor ternak diperoleh pendapatan peternak sebesar Rp 2.372.779,-; rentabilitas 9,72; titik impas dalam produksi 197,58 kg; titik impas dalam rupiah Rp 2.371.073,- dan masa pengembalian modal 1,46 tahun. Faktor yang mempengruhi produksi adalah jumlah ternak dan umur ternak. Sedangkan faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak adalah biaya beli sapi bakalan dan umur ternak. Dapat diambil kesimpulan bahwa usaha ternak sapi PO kereman di Kawasan Kabupaten Banyumas cukup menguntungkan dan dapat dikembangkan lebih lanjut.
RANCANG BANGUN ALAT PENGERING ENERGI SURYA UNTUK MENUNJANG AGROINDUSTRI DESIGN OF SOLAR DRYER TO SUPPORT THE AGROINDUSTRY , Siswantoro; Margiwiyatno, Agus; , Masrukhi
Pembangunan Pedesaan Vol 3, No 1 (2003)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penanganan pasca panen produk-produk pertanian akan menimbulkan masalah sulit yang sering dihadapi oleh para petani, khususnya pada saat produk berlimpah. Produk-produk pertanian pada umumnya merupakan produk yang mudah mengalami kerusakan jika tidak secepatnya dilakukan penanganan pasca panen; produk-produk tersebut masih melangsungkan proses kehidupan. Salah satu metode untuk mengatasi problem tersebut adalah dengan melakukan pengeringan; pengeringan merupakan proses yang relatif murah dan mudah. Penelitian yang ada pada artikel ini dibagi menjadi dua tujuan, tujuan umum dan khusus. Tujuan umum adalah untuk merancang alat pengering dengan menggunakan energi surya. Tujuan khusus adalah (1) menganalisis performansi alat pengering energi surya; (2) melakukan ujicoba untuk mengeringkan hasil pertanian; (3) menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi efisiensi termal dari unit pengering; (4) menganalisis prospek pengembangan alat pengering energi surya untuk menunjang agroindustri. Penelitian yang telah dilakukan adalah eksperimen laboratorium dengan melakukan : pengukuran sifat fisis dan termis dari udara di dalam dan di luar alat pengering, analisis proses pengeringan hasil pertanian (cabe, jamur, dan pisang), dan analisis ekonomi dengan menggunakan “break-even point” (BEP) serta analisis “benefit-cost ratio”. Hasil dari penelitian ini adalah : 1. Pemanfaatan energi surya, dapat meningkatkan suhu sebesar 30 – 40 persen. 2. Rata-rata suhu kolektor dapat mencapai 60°C, dan suhu ruang pengering sebesar 50°C, pada saat suhu udara luar sebesar 35°C. 3. Kapasitas optimum alat pengering energi surya adalah 11,4 kg cabe selama 3 hari pengeringan, 7 kg jamur selama 2 hari pengeringan, dan 14,7 kg pisang selama 3 hari pengenngan. 4. Debit aliran minimum dari udara kering pada pengeringan dengan kondisi kapasitas optimum adalah 1,03 m³ per menit. 5. Titik impas dari alat pengering energi surya yang dirancang adalah 39 hari/tahun untuk pengeringan cabe. 6. Menggunakan alat pengering energi surya dapat diperoleh keuntungan sebesar Rp 969.600,00 apabila digunakan untuk 60 kali pengeringan cabe. Kata kunci : hasil pertanian, pasca panen, pengeringan, energy surya.
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MENGENAI ZAT BESI TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS CORRELATION OF KNOWLEDGE, ATTITUDES, AND BEHAVIOR ON THE IRON CONTENT WITH THE INCIDENCE OF ANEMIA AMONG PREGNANT MOTHERS AT JATILAWANG PRIMARY HEALTH CENTER, BANYUMAS REGENCY Wati, Erna Kusuma; Rahardjo, Setiyowati
Pembangunan Pedesaan Vol 3, No 1 (2003)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian berjudul “Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mengenai Zat Besi terhadap Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Di Puskesmas Jatilawang Kabupaten Banyumas” telah dilaksanakan di Puskesmas Jatilawang Kabupaten Banyumas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai zat besi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross sectional study. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil yang terdaftar di bagian KIA Puskesmas Jatilawang Kabupaten Banyumas, sedangkan sampel ditentukan dengan teknik Systematic Random Sampling dan diperoleh sebanyak 70 ibu hamil sebagai sampel. Dari hasil analisis univariate diperoleh hasil prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 65,7%. Sebagian besar ibu hamil berusia antara 20 – 35 tahun, mempunyai jarak kehamilan lebih dari 5 (lima) tahun, berpendidikan dasar, tidak bekerja, mempunyai pengetahuan mengenai zat besi yang sedang, sikap mengenai zat besi adalah kurang dan mempunyai perilaku mengenai zat besi termasuk kurang. Analisis Bivariate dengan uji Chi Square menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu mengenai zat besi dengan kejadian anemia. Sikap dan perilaku ibu mengenai zat besi masih kurang, hal ini ternyata dapat meningkatkan kejadian anemia pada ibu hamil. Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu mengenai zat besi perlu dilakukan penyuluhan secara rutin dan peningkatan distribusi Fe dengan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN : IDENTIFIKASI PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PROGRAM DI DESA LINGGASARI KECAMATAN KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS IMPLEMENTATION OF THE SUBDISTRICT DEVELOPMENT PROGRAM: IDENTIFYING BENEFICIARIES’ PERCEPTION ON THE PROGRAM IN VILLAGE OF LINGGASARI, SUBDISTRICT OF KEMBARAN, BANYUMAS REGENCY , Sukarso
Pembangunan Pedesaan Vol 3, No 1 (2003)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena ketidak-berdayaan masyarakat tampak jelas kita lihat tetapi perlakuan terhadap fenomena tersebut tampaknya tidak jelas. Di satu pihak, selama ini terdapat banyak program yang dikatakan bertujuan untuk memberdayakan masyarakat tetapi di lain pihak, masih banyak sekali kaum papa yang hidup dalam lingkaran kemiskinan, bahkan terus bertambah njumlahnya. Tidak ditemui adanya hasil evaluasi yang menyeluruh mengenai bagaimana proses pemberdayaan ini berjalan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi persepsi masyarakat tentang Program Pengembangan Kecamatan, sebagai satu program yang mengklaim sebagai program pemberdayaan masyarakat, Hasilnya, mereka cenderung menilai program yang mereka terima bersitat ekonomis, cukup berhasil, namun pemerintah adalah instansi yang paling berwenang untuk membuat program dan masyarakat sebaliknya sehingga kita dapat mengatakan bahwa masyarakat cenderung tidak berdaya dalam proses pelaksanaan program. Oleh karena itu, implikasinya adalah peran pemerintah cukup sebagai fasilitator saja, sementara masyarakat harus dibuat lebih aktif sehingga dapat secara nyata memiliki program. Konsekuensinya, institusi asli lokal harus direvitalisasi sehingga mereka dapat mendesain program yang mereka butuhkan bagi pemberdayaan mereka.
RESPON PETANI TERHADAP PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Kasus di Wilayah Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas)FARMERS’ RESPONSE TO THE PROGRAM OF INCREASING THE PRODUCTION AND INCOME OF RICE FARMING(A Case Study of the Subdistrict of Sokaraja, Banyumas Regency) P., Pudji Hastuti; Sriningsih, Endang
Pembangunan Pedesaan Vol 3, No 1 (2003)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Program peningkatan produksi dan pendapatan usahatani padi sawah terdiri atas intensifikasi dan perluasan areal usahatani (pencetakan sawah) baru. Peningkatan ini banyak menghadapi kendala baik pada aspek teknis penyediaan sarana produksi maupun aspek ekonomi usahatani. Tujuan penelitian untuk mengetahui 1) respon petani terhadap program intensifikasi padi sawah, dan 2) komponen pembentuk respon tersebut baik pada aspek ketersediaan sarana produksi maupun aspek harga sarana produksi dan produk usahatani (gabah/beras). Metode penelitiannya adalah survei dengan teknik penarikan sampel Simple Random Sampling. Metode analisis yang digunakan untuk tujuan pertama adalah Likert’s Summated Ratings (LSR), dan hasil dari LSR dengan bantuan tabulasi dapat digunakan untuk mencapai tujuan kedua. Lokasi penelitian di wilayah kecamatan Sokaraja, kabupaten Banyumas. Hasil penelitian adalah 1) respon sikap petani terhadap program intensifikasi padi sawah adalah negatif, dalam arti respon petani terhadap persediaan sarana produksi positif dan respon terhadap harga produksi dan harga jual produk (gabah/beras) adalah sangat negatif, 2) komponen pembentuk respon negatif pada program intensifikasi adalah (a) ketidaktahuan petani atas persediaan benih unggul berlabel, pupuk K dan pupuk pelengkap cair (PPC); (b) mahalnya harga benih unggul berlabel, pupuk urea, pupuk SP-36, dan pestisida; (c) ketidaktahuan petani atas harga pupuk pelengkap cair (PPC) dan harga pestisida; dan (d) rendahnya harga jual gabah/beras di tingkat petani.

Page 1 of 1 | Total Record : 8