Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PENERAPAN JUBUNG SEBAGAI ALAT PENURUN JUMLAH BUIH PADA PROSES PEMBUATAN GULA KELAPA Yanto, Tri; Naufalin, Rifda
Pembangunan Pedesaan Vol 12, No 1 (2012)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pembuatan gula kelapa pada prinsipnya melalui dua tahap utama yaitu penguapan air dan solidifikasi. Pada waktu pemasakan nira mencapai fase jenuh akan terjadi pembuihan (foaming) dan menghasilkan buih-buih yang berwarna putih hingga kekuningan. Para pengrajin gula kelapa biasanya menambahkan minyak kelapa untuk menghilangkan atau menurunkan buih (defoaming). Kecuali itu dapat juga menggunakan “jubung” atau anyaman yang terbuat dari bambu, diletakan di tengah-tengah wajan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pemberian minyak kelapa dan penggunaan jubung terhadap pembentukan buih dan kualitas gula kelapa cetak. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua kali ulangan. Faktor yang dicoba meliputi pemberian minyak kelapa (M) yang tertdiri atas 0% (M0), 0,005% (M1), 0,01% (M2), 0,015% (M3), dan 0,02% (M4). Serta penggunaan jubung (J) yang terdiri atas tanpa menggunakan jubung (J0), jubung model I (J1), jubung moel II (J2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian minyak kelapa dalam pembuatan gula kelapa menyebabkan tinggi buih menurun sebesar 53,10 persen, kadar lemak meningkat sebesar 0,1013 perseb bk dan tekstur gula kelapa semakin keras dengan nilai 0,0168 mm/g/dt – 0,0054 mm/g/dt. Penggunaan jubung menyebabkan buih terlokalisasi di dalam jubung dan menurunkan jumlah nira di luar jubung. Jubung model I (J1) memberikan tinggi buih sebesar 14,78 cm, sedangakan jubung model II (J2) memberikan tinggi buih sebesar 7,75 cm. Kombinasi pemberian minyak kelapa 0,015% dan jubung model II (M3J2) menghasilkan gula kelapa cetak terbaik ditinjau dari sifat fisikokimia dan sensoris yaitu dengan tinggi nira akan berbuih 4,84 cm; tinggi buih 7,5 cm; kadar lemak gula kelapa 0,0793 persen bk; kadar air 8,42 persen bb; kadar abu 1,70 persen bk; kadar gula reduksi 7,57 persen bk; tekstur 0,0047 mm/g/dt; total pdatan 1,18 persen bk; warna coklat tua (2,4); tekstur keras (3,3); aroma mendekati khas gula kelapa (2,5); rasa berminyak mendekati tidak terasa (3,7) dan memiliki nilai kesukaan mendekati suka (2,5).
Pengaruh Konsentrasi Ca(Oh)2, Jenis Bahan Pengawet Alami dan Lama Simpan Terhadap Kualitas Nira Kelapa Naufalin, Rifda; Yanto, Tri
Pembangunan Pedesaan Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nira kelapa merupakan bahan baku pembuatan gula kelapa. Sifat nira kelapa mudah mengalami fermentasi karena kandungan nutrisinya merupakan substrat yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Fermentasi terjadi selama proses penyadapan hingga saat akan diolah menjadi gula kelapa, sehingga dapat menurunkan kualitas nira yang akan diolah menjadi gula kelapa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan pemberian bahan pengawet atau laru pada proses penyadapan dengan konsentrasi yang stabil. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui efektifitas pemberian Ca(OH)2 dalam mempertahankan kualitas nira kelapa; 2) Mengetahui efektifitas pemberian berbagai jenis bahan pengawet alami dalam mempertahankan kualitas nira kelapa; 3) Mencari kombinasi perlakuan terbaik dalam mempertahankan kualitas nira kelapa. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua kali ulangan. Faktor yang dicoba yaitu konsentrasi Ca(OH)2 (K, b/v), 0% (K0), 2% (K1) dan 4% (K2); jenis bahan pengawet alami (J; 1,5% b/v), tanpa bahan pengawet alami (J0), kulit buah manggis (J1), kulit buah jeruk keprok (J2), daun jeruk keprok (J3), daun jambu biji (J4) dan daun cengkeh (J5); lama simpan (L), 0 jam (L0), 4 jam (L1) dan 8 jam (L2). Hasil penelitian menunjukkan: 1) Pemberian Ca(OH)2 2% diketahui dapat mempertahankan kualitas nira kelapa sampai 4 jam; 2) Kulit buah manggis memiliki efektifitas tertinggi dalam mempertahankan kualitas nira kelapa selama penyimpanan. Selain itu, daun cengkeh dan daun jambu biji juga memiliki efektifitas yang cukup baik dalam mempertahankan kualitas nira kelapa; 3) Kombinasi pemberian Ca(OH)2 2% dan kulit buah manggis merupakan perlakuan yang terbaik dalam mempertahankan kualitas nira kelapa.
PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN EKSTRAK KECAMBAH PADA KUALITAS NATA DE CASSAVA THE EFFECT OF SUCROSE AND MUNGBEAN SPROUT ADDITION ON NATA DE CASSAVA QUALITY Naufalin, Rifda; Wibowo, Condro
Pembangunan Pedesaan Vol 3, No 1 (2003)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nata merupakan salah satu jenis makanan yang berserat tinggi dan berguna bagi kesehatan. Umumnya nata diproduksi dari air kelapa dan ekstrak nanas. Hasil samping pengolahan tapioka (onggok), yang selama ini merupakan persoalan lingkungan mempunyai potensi sebagai bahan pembuatan nata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi onggok sebagai alternatif bahan pembuatan nata dengan mempelajari penambahan komponen nutrisi, yaitu sukrosa sebagai sumber karbon dan ekstrak kecambah sebagai sumber nitrogen. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan. Penambahan sukrosa terdiri dari 3 perlakuan, yaitu 2,5%; 5% dan 7,5% dan penambahan ekstrak kecambah terdiri dari tiga perlakuan yaitu 0,25%; 0,5% dan 0,75%. Variabel yang diamati meliputi kadar air, kadar serat kasar, pH medium sisa inkubasi, ketebalan nata, rendemen basah, rendemen kering dan tekstur. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan. bahwa penambahan sukrosa 7,5% merupakan konsentrasi optimal yang menghasilkan nata dengan rendemen basah tertinggi yaitu sebesar 41,6% b/b dan ketebalan 8,77 mm. Penambahan ekstrak kecambah optimal sebesar 0,75% yang menghasilkan nata dengan rendemen basah tertinggi yaitu 41,00% b/b dan ketebalan nata 8,02 mm. Kombinasi perlakuan terbaik adalah penambahan sukrosa 7,5% dan ekstrak kecambah 0,75%.
DESAIN BENTUK DAN KEMASAN UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU GULA KELAPA Mold Design and Packaging to Maintain Palm Sugar Quality Naufalin, Rifda; Sustriawan, Budi; , Sakhidin; Sularso, Kusmantoro Edy; Yanto, Tri
Pembangunan Pedesaan Vol 13, No 1 (2013)
Publisher : Pembangunan Pedesaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses pembuatan gula kelapa pada prinsipnya melalui dua tahap utama yaitu penguapan air dan solidifikasi. Sifat gula kelapa mudah menarik air (higroskopis) sehingga gula tersebut cepat menjadi lembek. Alternatif pemecahan permasalahan tersebut adalah dengan desain cetakan dan kemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mendesain cetakan dan kemasan gula kelapa terhadap mutu gula kelapa. Penelitian dilakukan dengan mendesain cetakan gula yang biasanya menggunakan potongan bambu digantikan dengan aluminium dengan bererapa bentuk (kotak dan tabung) dan ukuran (tinggi cetakan gula 2 dan 4 cm). Kemasan pada gula kelapa yang umumnya menggunakan plastik dan ditumpuk sehingga gula kelapa yang ada pada bagian bawah sering mengalami kerusakan dan meleleh. Desain kemasan sekunder yang tepat dapat mempertahankan mutu gula kelapa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain cetakan dan kemasan menghasilkan gula kelapa dengan sifat fisikokimia dan sensoris yang dapat diterima selama penyimpanan 2 bulan.
Types and concentration affect of natural preservatives on the quality of palm sugar Naufalin, Rifda Naufalin; Yanto, Tri; Sulistyaningrum, Anna
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 14, No 3 (2013)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.792 KB)

Abstract

Coconut sap easily damaged, so the need for the preservation process. Farmers usually use (laru) was added a solution of lime with mangosteenrind and jackfruit wood chips to conserve juice. But the availability of a preservative is limited so that not a few farmers who use synthetic preservatives, sodium metabisulfite. Some natural preservatives that can be used as an alternative to extend the shelf life of coconut sap are betel leaves, clove leaf, guava leaves, wooden cup, and tea leaves. These materials have bioactive components that can act as antimicrobia.This research aims to 1) determine the effect of the type of natural preservatives to maintain freshness of coconut sap and quality of coconut sugar, 2) determine the effect of concentration of natural preservatives to maintain freshness of coconut sap and quality of coconut sugar, 3) determine the effect of the old store on the quality of coconut sap , 4) determine the effect of combined treatment of natural preservative type and concentration of preservatives on the quality of the coconut sugar.The research consisted of two phases. The results of phase 1 showed that the coconut sap is added preservative clove leaves (M4), guava leaves (M5) and mangosteenrind (M1) with concentration of 4.5% (K1) gave pH value, levels of sucrose and the highest sensory when compared with other preservatives. The results of phase 2 showed that coconut sugar is added to the preservative mangosteen rind, clove leaf, and guava leaves not significant difference to the chemical variables (water content, ash content, reducing sugar content, and total sugar content), but gave significant influence to organoleptic variables (color, aroma, flavor, texture, and preferences)..
Microcapsule Application of Kecombrang Flower Extract: Effects of Concentration, Types of Fraction, pH of Medium, and NaCl on Microbiological Properties of Minced Beef Naufalin, R; Herastuti, SR
ANIMAL PRODUCTION Vol 15, No 1 (2013): January
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman, Faculty of Animal Science, Purwokerto-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.792 KB)

Abstract

Abstract. Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan), in addition to  flavor and medicinal uses, it has potential as antimicrobial substances. The bioactive components in kecombrang are alkaloids, flavonoids, polyphenols, steroids, saponin and atsiri oils. This research was aimed to study the effectiveness of microcapsule from flower extract of kecombrang added to minced beef; the effects of pH interaction and NaCl addition on antimicrobial activity. The research used a Randomized Completely Block Design factorial pattern with 24 treatment combinations and 2 replications. The tested factors were type and microcapsule concentration ( control, ethanol extract  5%, etanol extract 10%, ethyl acetate extract 5% and ethyl acetate extract 10%), pH medium (pH 4 dan pH 7), and NaCl concentration (0% 2,5% and 5%). The results showed the microcapsule of flower extract of kecombrang that have antimicrobial activities in boiled minced beef was etyl acetate extract of 10% concentration under pH 4 and 5% NaCl . Keywords : Microcapsule, kecombrang, natural preservative, minced beef. Abstrak. Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) selain sebagai pemberi cita rasa dan berkhasiat obat, juga berpotensi sebagai antimikroba. Komponen bioaktif yang terdapat dalam kecombrang yaitu alkaloid, flavonoid, polifenol, steroid, saponin dan minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas mikrokapsul dari ekstrak bunga kecombrang yang ditambahkan pada daging sapi giling, pengaruh perlakuan pH dan penambahan NaCl terhadap potensi antimikroba.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) factorial dengan  24 kombinasi perlakuan dan 2 kali ulangan.  Faktor yang diteliti adalah jenis dan konsentrasi mikrokapsul yaitu ( kontrol, ekstrak etanol  5%, ekstrak etanol 10%, ekstrak  etil asetat 5% dan  ekstrak etil asetat 10%), pH medium (pH 4 dan pH 7), dan konsentrasi NaCl (0% 2,5% dan 5%).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrokapsul ekstrak bunga kecombrang yang dapat berfungsi sebagai antimikroba pada daging giling rebus adalah ekstrak etil asetat  pada konsentrasi 10% dengan pengaturan pada pH  4 dan pada konsentrasi NaCl 5 %. Kata kunci :  Mikrokapsul, kecombrang, pengawet alami,  daging giling.R Naufalin and SR Herastuti/Animal Production 15(1):8-14, January 2013
APLIKASI EKSTRAK KECOMBRANG (Nicolaia speciosa) SEBAGAI PENGAWET ALAMI TAHU PADA PERAJIN TAHU DI SENTRA INDUSTRI TAHU DESA KALISARI BANYUMAS Naufalin, Rifda; Rukmini, Herastuti Sri; Arsil, Poppy
Jurnal Abdimas Vol 22, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman kecombrang (Nicolaia Speciosa) sudah lama digunakan masyarakat baik sebagai bumbu maupun obat-obatan.  Kegiatan ini memanfaatkan tanaman kecombrang dengan mengekstraknya menjadi pengawet alami  pada tahu. Tujuan dari kegiatan IBKIK ini adalah untuk menambah wawasan dan ketrampilan masyarakat dalam aplikasi pengawet alami dari kecombrang pada tahu.  Manfaat penerapan teknologi ini dapat meningkatkan keamanan pada produk tahu.  Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah melakukan pembinaan dengan teknik penyuluhan dan pelatihan tentang aplikasi pengawet alami berbahan baku kecombrang pada perajin tahu.  Hasil kegiatan penyuluhan dan pelatihan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan perajin setelah penyuluhan, pelatihan dan peningkatan ketrampilan dengan demplot. Peningkatan ketrampilan aplikasi pengawet alami dari kecombrang ditunjukkan dengan melihat keberhasilan aplikasinya pada tahu yang awet hingga 2 hari dan masih memiliki kualitas yang baik.  Kesimpulan kegiatan ini adalah perajin tahu di sentra industri tahu Desa Kalisari Banyumas  menerima sekaligus dapat mempraktekkan dengan hasil memuaskan teknik aplikasi kecombrang sebagai pengawet pada tahu
Sensory, Physicochemical and Antioxidants Evaluation of Kecombrang (Etlingera elatior) Preservative Powder with Foam-mat Drying Method for Beef Meatballs Products Naufalin, Rifda; Wuryatmo, Erminawati; Wicaksono, Rumpoko; Islami, Laila Sausan El
ANIMAL PRODUCTION Vol. 22 No. 3 (2020)
Publisher : Faculty of Animal Science, Jenderal Soedirman University in associate with Animal Scientist Society of Indonesia (ISPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jap.2020.22.3.77

Abstract

This study aims to determine the effect of the type and concentration of preservative powder with foam-mat drying method to produce optimal beef meatballs products seen from the chemical, sensory, and antioxidant evaluation. This study used an experimental method with a randomized block design with the factors being studied were the type of powder of kecombrang plant parts, namely flowers and stems with the concentrations used, namely 0%, 1%, 2%, and 3%. Physicochemical analysis was performed on moisture content, pH, and total protein hydrolyzed (Formol test). The sensory evaluation was carried out by 25 trained people using the descriptive and hedonic testing methods on a scale of 1-5 (very dislike to very much like). Meanwhile, the best treatment from the results of physicochemical and sensory evaluation was analyzed of bioactive compounds (antioxidants) was carried out on total flavonoids and total phenols. The results showed that the best treatment combination was the type of flower preservative with a concentration of 2% which had characteristics with an average moisture content of 57.19 ± 5.71%, pH 7.1 ± 0.21, hydrolyzed protein content (Formol) 1.40 ± 0.35%, whitish-gray color (2.72 ± 1.40), scents of meat and kecombrang (3.64 ± 0.49), slightly chewy texture (3.52 ± 0.65), flavored with meat and kecombrang (3.68 ± 0.75), is rather preferenced by panelists (3.12 ± 0.97), and results of antioxidants evaluation were total flavonoids 2.42 mg QE / 100 mg, total phenolic 179.53 mg QE / 100 mg. The concentration of kecombrang flower and stems powder suitable for adding to beef meatballss is seen from the physicochemical and sensory evaluation up to 2%.
The Effect Of Antioxidants Addition On The Characteristics Of Palm Oil Base Food Grade Grease Yanto, Tri; Naufalin, Rifda; erminawati, Erminawati
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 14, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.21 KB)

Abstract

Palm oil has been reported in many studies to be  potential as main ingredient for food grade grease base oil, but it  has  lower oxidative stability as compared to mineral oil. The addition of antioxidants can delay the oxidation reaction on food grade grease. This research aimed to study the effect of different type of antioxidant (TBHQ, BHT, combination of TBHQ and BHT) and different concentration of antioxidant (0, 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, and 0.5%) on food grade grease characteristics. Several physychochemical variables such asoxidative defect test, melting point, pH and texture were observed. The results showed that different antioxidant  caused the differences on melting points; and different  antioxidant concentrations caused the differences on melting points and textures. According to zero-one analysis, the best performance was obtained from food grade grease formulated with combination of tert-butyl hydroquinoneand butylated hydroxytolueneantioxidant at 0.3% concentration. This food grade grease had specific characteristics as follow: 1a level of oxidative resistance; 125 °C of melting point; 7 of pH and 5.8 mm/s (NLGI 2) of texture. Keywords: food grade grease, palm oil, tert-butyl hydroquinone, butylated hydroxytoluene
FORTIFIKASI I ODIUM DALAM GULA KELAPA DAN KESTABILAN'NYA DALAM PROD UK PANGAN Rumpoko Wicaksono; Rifda Naufalin; Hidayah Dwiyanti
JURNAL LITBANG PROVINSI JAWA TENGAH Vol 5 No 1 (2007): Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36762/jurnaljateng.v5i1.143

Abstract

Iodine fortification of brown sugar is an effort to improve variation ofiodized foods in preventing iodine deficiency disorders in Indonesia. This research aimed to: a) study the effect of fortification time(iodine addition) in iodized brown sugar processing on iodine retention in product; b) deter• mine the source ofiodine that suitable for iodine fortification ofbrown sugar; c) study the packaging type that can retain iodine stability of iodized brown sugar during storage; d) study the effect of iodized brown sugar usage in making of"kecap" (soy sauce) and "bumbu pecel" on product accep• tance according to sensory perception; e) study the effect of shelflife on iodine stability of'iodized "kecap" and "bumbu pecel". Results of this research showed that: a) fortifican (iodine) addition at 115 c cooking temperature produced iodized brown sugar with iodine-content higher than at cooking temperature of 11 O "C; b) stability ofKJ03 is better than Kl; c) polypropilene combined with silica gel or aluminum foil can be used as packaging material to retain iodine-content during storage; d) the use of iodized brown sugar in "kecap'' and "bum bu pecel" accepted by consumers sensorically; e) iodine stability in "burnbu pecel" is better than in "kecap". During three weeks storages, the decrease of iodine• content of"bumbu pecel" iodized with Kl is 36.46 percents, and that iodized with K103 is 11.14 percents. Furthermore, for "kecap'', the iodine-content decrease are 68.89 and 50.23 percents, respectively in "kecap" iodized with Kl and KlOr