cover
Contact Name
Aditya Pandu Wicaksono, S.ST
Contact Email
adityapandu23@ub.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jpt@ub.ac.id
Editorial Address
Department of Agronomy, Faculty of Agriculture Universitas Brawijaya, Jl. Veteran Malang, Indonesia, 65145
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Plantropica: Journal of Agricultural Science
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : 25416677     DOI : http://dx.doi.org/10.21776/ub.jpt
Core Subject : Agriculture,
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science aims to provide a forum for international researchers on applied agricultural science to publish the original articles. The scope of PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science are crop science, agronomy, horticulture, plant breeding, agricultural environmental resources, agricultural climatology and plant physiology.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 1 (2023)" : 10 Documents clear
Respon Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Pakcoy (Brassica rapa L.) terhadap Durasi Pengaliran Nutrisi pada Sistem Hidroponik NFT (Nutrients Film Technique) Bagus Zharfan Zakaria; Karuniawan Puji Wicaksono
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpt.2023.008.1.4

Abstract

Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah tanaman hortikultura yang memiliki nilai ekonomis. Hidroponik merupakan salah satu penerapan urban farming yang merupakan upaya peningkatan kualitas produk pertanian. Namun dalam praktiknya memerlukan memerlukan biaya investasi dan operasional yang tinggi, salah satunya pada sistem NFT(Nutrients Film Technique). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan hasil dua varietas pakcoy terhadap perlakuan durasi pengaliran nutrisi sebagai upaya menekan biaya pengeluaran budidaya secara hidroponik NFT. Penelitian dilaksanakan di Desa Jalmak, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur pada bulan Januari-April 2021. Lokasi penelitian berada pada ketinggian ±20 m dpl dengan suhu rata-rata yaitu 30˚C. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi. Faktor pertama sebagai petak utama adalah durasi pengaliran nutrisi yang terdiri dari empat taraf, diantaranya durasi 24 jam(P1), 15 jam(P2), 13 jam(P3), dan 11 jam(P4). Faktor kedua sebagai anak petak adalah varietas yang terdiri dari dua taraf, yaitu varietas Green(V1) dan Nauli F1(V2). Analisis data menggunakan analisis ragam dengan taraf 5% yang dilanjutkan dengan uji BNT dengan taraf 5%. Analisis kelayakan usahatani menggunakan B/C ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi kelayakan usahatani pada perlakuan durasi pengaliran nutrisi 15 jam dengan varietas Nauli F1 menghasilkan nilai B/C ratio terbaik yaitu sebesar 1,75. Sehingga, durasi pengaliran nutrisi 15 jam dengan varietas Nauli F1 dapat digunakan dalam kegiatan budidaya tanpa harus mensirkulasikan nutrisi selama 24 jam.
Respon Viabilitas Benih Kedelai (Glycine Max L. Merill) Akibat Konsentrasi dan Lama Perendaman Invigorasi Polyethylene Glycol Riadhotus Saadati; Budi Adi Kristanto; Syaiful Anwar
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpt.2023.008.1.5

Abstract

Benih kedelai cenderung akan mengalami kemunduran dalam kurung waktu 3-4 bulan. Invigorasi adalah perlakuan pada benih untuk meningkatkan viabilitas benih kedelai. Penelitian bertujuan untuk mengkaji status kualitas benih, mengkaji pengaruh konsentrasi, lama perendaman, serta interaksi antara konsentrasi dan lama perendaman dalam larutan Polyethylene glycol terhadap viabilitas benih kedelai yang telah disimpan 2 tahun. Penelitian dilakukan di Desa Tamansari, Mranggen, Demak dan dilanjutkan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro pada bulan Januari – April 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial 4 x 4 dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi Polyethylene glycol yaitu A0 = konsentasi 0%, A1 = konsentrasi 7,5%, A2 = konsentrasi 15%, A3 = konsentrasi 22,5%. Faktor kedua adalah lama perendaman menggunakan Polyethylene glycol yaitu B0 = tanpa rendaman, B1 = 5 jam, B2 = 10 jam, B3 = 15 jam. Data dianalisis dengan sidik ragam, dan parameter yang menunjukan perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan's pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih kedelai yang disimpan 2 tahun memiliki kemampuan untuk berkecambah pada hari ke-7 setelah semai 47,42%. Konsentrasi PEG 7,5% mampu meningkatkan pada parameter daya kecambah dan panjang akar. Lama perendaman Polyethylene glycol (PEG) selama 5 jam menurunkan daya hantar listrik, dan meningkatkan keserempakan tumbuh. Interaksi pemberian konsentrasi 7,5% dengan lama peredaman 5 jam dapat meningkatkan daya kecambah dan panjang akar, sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi 7,5% dan lama perendaman 5 jam Polyethylene glycol (PEG) mampu meningkatkan viabilitas benih kedelai yang telah disimpan selama 2 tahun.
Analisa Daya Simpan Rimpang Kencur Aksesi Blitar dan Banyuwangi pada Budidaya di Bawah Naungan 50% dengan Pemupukan MgSO4 Alifia Rizky Dalilah; Akbar Saitama; Akbar Hidayatullah Zaini; Eko Widaryanto
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpt.2023.008.1.1

Abstract

Kencur (Kaempferia galanga L.) salah satu tanaman obat yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena memiliki khasiat yang banyak untuk mengobati atau mencegah penyakit. Pada penelitian yang sebelumnya telah dilakukan yaitu melihat pertumbuhan pada beberapa aksesi di Jawa Timur salah satunya adalah aksesi Kab. Blitar dan aksesi Kab. Banyuwangi dengan perlakuan pemberian naungan tanaman jati dan tanpa naungan, perlakuan naungan tanaman jati menghasilkan pertumbuhan yang optimal namun intensitas yang didapatkan oleh tanaman kencur masih kurang optimal sehingga perlu diberikannya naungan 50% agar intensitas yang masuk tidak terlalu tinggi maupun rendah.  Pupuk sulfur dapat digunakan untuk membantu tanaman kencur mengalami penyusutan yang lebih rendah pada rimpang selama masa penyimpanan dan dapat meningkatkan bobot tanaman kencur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk MgSO4 terhadap penyusutan bobot rimpang pada dua aksesi kencur  Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan petak utama adalah aksesi Kab. Bitar dan aksesi Kab. Banyuwangi dan anak petak adalah dosis pupuk sulfur 0, 60, 90 dan 120 kg ha-1.  Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa dengan pemberian dosis pupuk sulfur pada kedua aksesi akan menghasilkan penyusutan sebesar 13% hingga 19% dan apabila tanpa pemberian pupuk sulfur sebesar 34%, dengan pemberian dosis pupuk sulfur 90 kg ha-1 mengalami penyusutan yang lebih rendah dibandingkan perlakuan lainnya.   
Rekayas Lingkungan Mikro untuk Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Brokoli (Brassica oleracea L. var italica) di Lahan Kering Siti Muanifa; Nur Edy Suminarti
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpt.2023.008.1.6

Abstract

Tanaman brokoli (Brassica oleracea L. var. italica) dikenal oleh masyarakat karena banyak manfaat untuk kesehatan. Akan tetapi produksi nasional brokoli menurun akibat semakin sempitnya luas lahan di dataran tinggi. Upaya yang harus dilakukan yaitu dengan pengembangan usahatani di lahan kering, akan tetapi adanya beberapa kendala seperti suhu yang tinggi dan ketersediaan air rendah, maka dilakukan rekayasa lingkungan mikro melalui sistem tumpangsari untuk mendapatkan hasil tanaman brokoli yang optimal. Penelitian dilaksanakan di Agro Techno Park Universitas Brawijaya Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang pada bulan Januari-Mei 2020. Metode penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan 3 ulangan. Jarak tanam ditempatkan sebagai petak utama terdiri dari 3 taraf yaitu J1: 75 cm x 25 cm, J2: 60 cm x 25 cm dan J3: 45 cm x 25 cm. Sedangkan waktu tanam tanaman jagung ditempatkan sebagai anak petak terdiri dari 3 taraf yaitu T-7: 7 hari sebelum penanaman tanaman brokoli, T0: bersamaan dengan waktu tanam tanaman brokoli dan T+7: 7 hari setelah penanaman tanaman brokoli. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (Uji F). Apabila terdapat pengaruh diantara perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jarak tanam 60 cm x 25 cm dengan waktu penanaman tanaman jagung 7 hari setelah tanaman brokoli (T+7) diperoleh bobot konsumsi brokoli tertinggi dibandingkan dengan waktu penanaman yang lain, yaitu sebesar 6,67 ton ha-1. Nisbah Kesetaraan Lahan menunjukkan tumpangsari antara tanaman jagung dengan tanaman brokoli pada semua jarak tanam lebih efisien dibandingkan dengan monokultur.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Pagoda (Brassica narinosa L.H. Bailey) akibat Aplikasi Pupuk Organik dan Pupuk Nitrogen Oktavian Erta Ananda Putri; Koesriharti Koesriharti
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpt.2023.008.1.2

Abstract

Sawi pagoda atau tatsoi merupakan tanaman sayuran yang dikonsumsi bagian daunnya. Pemupukan menjadi salah satu tahap yang penting untuk melengkapi kebutuhan unsur hara tanaman. Pupuk yang diberikan dapat berupa pupuk organik maupun pupuk nitrogen. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari interaksi jenis pupuk organik dan dosis pupuk nitrogen yang optimal bagi pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pagoda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juli 2022 di lahan percobaan Universitas Brawijaya yang terletak di Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Penelitian ini merupakan penelitian faktorial yang disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor yang pertama yaitu jenis pupuk organik dengan 2 taraf yaitu P1 (pupuk kandang sapi) dan P2 (pupuk kandang ayam). Faktor kedua yaitu dosis pupuk nitrogen dengan 5 taraf yaitu N0 (0 kg N ha-1), N1 (46 kg N ha-1), N2 (92 kg N ha-1), N3 (138 kg N ha-1), dan N4 (184 kg N ha-1). Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi antara perlakuan jenis pupuk organik dan dosis pupuk nitrogen terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter tajuk tanaman sawi pagoda. Perlakuan jenis pupuk organik berupa pupuk kandang ayam memberikan jumlah daun, diameter tajuk, luas kanopi serta bobot segar total tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang sapi. Perlakuan dosis pupuk nitrogen 138 kg N ha-1 dan 184 kg N ha-1 memberikan pertumbuhan dan hasil panen tanaman sawi pagoda yang lebih tinggi.
Pengaruh Media Tanam dan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa var. chinensis) dengan Sistem Hidroponik Substrat Eldo Iriyo Chamida Madina; Koesriharti Koesriharti
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpt.2023.008.1.7

Abstract

Peningkatan permintaan tanaman pakcoy namun tidak diimbangi dengan hasil produksi yang mencukupi membutuhkan teknologi yang mampu menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu dengan sistem hidroponik substrat. Penelitian bertujuan untuk memperoleh media tanam dan konsentrasi ekstrak daun kelor yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen tanaman pakcoy telah dilaksanakan pada Februari hingga April 2022 di green house Ladang Labu Madu Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur. Penelitian merupakan percobaan faktorial dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah media tanam yaitu; M1 (kompos + arang sekam 1:1) dan M2 (kompos + cocopeat 1:1). Faktor kedua merupakan pengaplikasian ekstrak daun kelor yaitu; K0 (0%), K1 (3%), K2 (6%), K3 (9%), dan K4 (12%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi pada variabel luas daun, bobot segar total tanaman, dan bobot segar konsumsi pada 35 HST. Pada media tanam kompos + arang sekam (M1) pemberian ekstrak daun kelor tidak dapat meningkatkan luas daun, bobot segar total tanaman, dan bobot segar konsumsi tanaman. Pada media tanam kompos + cocopeat (M2) pemberian ekstrak daun kelor 9% (K3) dapat meningkatkan luas daun, bobot segar total tanaman, dan bobot segar konsumsi tanaman dibandingkan dengan perlakuan 0% (K0) dan 3% (K1). Media tanam kompos + cocopeat (M2) dapat meningkatkan panjang tanaman, jumlah daun, bobot segar total tanaman, bobot segar konsumsi, bobot kering, dan diameter bonggol. Pengaplikasian ekstrak daun kelor dengan konsentrasi 9% (K3) mampu meningkatkan variabel panjang tanaman, jumlah daun, bobot kering, dan diameter bonggol.
Pengaruh Penambahan Lama Penyinaran dan Volume Air terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus) Varietas Florida Firhan Ihza Yusriza; Nunun Barunawati; Wisnu Eko Murdiono
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpt.2023.008.1.3

Abstract

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu komoditas yang berpotensi sebagai komoditas di pasar dalam negeri maupun ekspor. Daerah Malang memiliki suhu dan kelembapan yang tidak menentu akibatnya pertumbuhan jamur tiram tidak optimal sehingga perlu dilakukan lama penyinaran dan volume air. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari lama penyinaran dan volume air yang tepat mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil yang optimum oleh jamur tiram putih  varietas florida. Penelitian ini dilakukan di Griya Jamur  Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang berada di Desa Pucangsongo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Kegiatan penanaman dilakukan pada bulan April hingga Mei 2020. Penelitian dilakukan menggunakan percobaan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Experiment) yang terdiri dari petak utama dan anak petak. Petak utama yaitu penambahan lama penyinaran, penambahan cahaya 2 jam, penambahan cahaya 3 jam, penambahan cahaya 4 jam. Petak anakan yaitu volume air 1 liter, 1,25 liter, 1,5 liter. Perlakuan penambahan cahaya 1 jam menghasilkan jumlah badan buah jamur tiram tertinggi sebesar 10,47 buah. Penambahan cahaya bersifat sebagai pendorong pembentukan badan buah.
Potential of Endophytic Fungi as Plant Growth-Promoting Fungi (PGPF) Against Growth of Single Bud Set Seedlings on Sugarcane Plants (Saccharum officinarum L) Antok Wahyu Sektiono; Novency Habtuti; Yohana Avelia Sandy; Yogo Setiawan
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpt.2023.008.1.8

Abstract

Increase of sugarcane productivity must be followed by improvements to a more environmentally sound cultivation system. One of them is the use of endophytes. Endophytic fungi are indeed included in the group of growth-promoting fungi or Plant Growth Promoting Fungi / PGPF and are known to secrete growth hormones such as Indole Acetic Acid (IAA), gibberellin so that they can spur growth. This study aims to determine the type of endophytic fungus that can potentially be PGPF in sugarcane breeding. The research uses sampling methods, exploration, and application of PGPF in sugarcane plants. The results of the identification of endophytic exploration fungi of sugarcane plants obtained five colonies consisting of 4 genera and four species from Trichoderma sp., Aspergillus sp., Penicillium sp., and Fusarium sp. From the results of the potency test, the results were obtained that the soaking of bud set seeds with isolates of the fungus Trichoderma sp., Penicillium sp. Noticeable effect on plant height, stem diameter, and the number of leaves.
The Effectiveness of Three Strains of Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin Isolate with Different Densities and Tobacco Leaf Extract on Plutella xylostella Linnaeus (Lepidoptera: Plutellidae) Mochammad Syamsul Hadi; Intan Siringoringo; Tita Widjayanti; Yogo Setiawan
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/10.21776/ub.jpt.2023.008.1.9

Abstract

This study aims to determine the pathogenicity and feeding inhibition of three B. bassiana isolate strains with different densities and concentrations of EDT (Tobacco Leaf Extract) in controlling P. xylostella. Research conducted in the Lab. Brenjonk Biological Agency and Lab. BPTPH Pasuruan from October to December 2022. This study used a Randomized Block Design (RAK) to examine the mortality and feeding inhibition of B. basiana and EDT strain isolates against P. xylostella. And probit analysis to find out the LC50 value and LT50 value. In this study, there were 17 treatments consisting of 15 larvae in each treatment and 4 repetitions were carried out. The results showed that the highest mortality percentage of P. xylostella was found in B. bassiana isolates of Bojonegoro and Jatisari strains at densities of B. bassiana 108 and 1010. The lowest LC50 value of B. bassiana isolates was the Bojonegoro strain and the EDT LC50 value was 43.79 ml/lt. Meanwhile, the lowest LT50 value was found in the EDT treatment at 28.40 hours. Based on the test results, it was also known that B. bassiana and EDT had potent feeding inhibition against P. xylostella. However, the use of EDT in controlling P. xylostella was less effective and efficient than the application of B. bassiana.
Pemanfaatan Mulsa dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bert.) Erlin Rohaini; Cahyoadi Bowo
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/10.21776/ub.jpt.2023.008.1.10

Abstract

Produksi GKP (Gula Kristal Putih) periode 2015-2021 diestimasikan menurun hingga 0,66% setiap tahunnya, padahal gula menjadi salah satu komoditi pokok di Indonesia. Perlu adanya diversifikasi pemanis alami yaitu dengan memanfaatkan tanaman stevia. Upaya meningkatkan produksi stevia adalah dengan menggunakan pupuk kandang sapi dan pengaplikasian mulsa. Penelitian dilaksanakan di Lahan Agriranch, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada bulan November 2021 hingga Februari 2022. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan rancangan dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 9 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan. Faktor petak utama ialah jenis mulsa dengan 3 taraf M0 (tanpa mulsa), M1(mulsa plastik hitam putih) (MPHP), M3 (mulsa jerami). Faktor anak petak ialah dosis pupuk kandang sapi dengan 3 taraf P1 (6 t ha-1), P2 (12 t ha-1), P3 (20 t ha-1). Metode analisis data menggunakan ANOVA (Analysis of Varians) dengan uji lanjut Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan mulsa jerami dan mulsa plastik hitam putih (MPHP) mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman stevia. Perlakuan pupuk kandang sapi dosis 20 t ha-1 menghasilkan pertumbuhan terbaik tanaman stevia pada beberapa variabel pengamatan. Tidak terdapat interaksi antara perlakuan jenis mulsa dan dosis pupuk kandang sapi, tetapi masing-masing faktor tunggal memengaruhi pertumbuhan stevia. Mulsa jerami memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar tanaman, dan kadar air tanah, sedangkan MPHP memberikan hasil terbaik pada pertumbuhan panjang akar, bobot kering hasil panen, suhu tanah, dan kadar air tanah. Pupuk kandang sapi dosis 20 t ha-1 memberikan hasil terbaik pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang akar.

Page 1 of 1 | Total Record : 10