cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Psiko-Edukasi
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 129 Documents
MODEL KONSEPTUAL CYBERCOUNSELING BERBASIS E-MAIL Yoseph Pedhu
Psiko-Edukasi Vol 12, No 2 (2014): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Yoseph PedhuUniversitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta AbstrakTujuan penelitian ini adalah mengembangkan model konseptual cybercounseling berbasis e-mail. Konseling merupakan suatu aktivitas proaktif-komprehensif untuk membantu individu mengatasi berbagai permasalahan kehidupan atau mengembangkan hidup.Konseling online adalah proses konseling yang dilakukan dengan menggunakan media komunikasi internet. Salah satu media yang digunakan adalah e-mail.Konseling melaluie-mail merupakan salah satu inovasi yang dikembangkan dari layanan konseling tatap muka, yang didalamnya konselor dan konseli dapat membahas mengenai masalah-masalah yang dihadapi konseli.Konseling e-mail tidak dikembangkan untuk menggantikan konseling tatap muka (face to face), tetapi menjadi salah satu cara inovatif dalam membantu konseli untuk memecahkan masalahnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan yang meliputi tahap studi pendahuluan, tahap pengembangan dan tahap validasi. Hasil penelitian ini adalah model konseptual cybercounseling berbasis e-mail dengan fitur yang dikembangkan untuk memberikan layanan konseling.Kata kunci: cybercounseling, konseling e-mail, model konseptualAbstractThe purpose of this article is to develop an email-based cyber-counseling conceptual model. Counseling is a pro-active and comprehensive activity to help individuals deal with life problems and develop life. Online counseling is a counseling process done using the internet communication media. One of the media used is e-mail, an innovation developed from face-to-face counseling.  In the e-mail counseling both the counselor and the counselees can discuss problems faced by the latter. Yet, this e-mail counseling is not to substitute face-to-face counseling, but rather is used as an innovative way of helping the counselees solve their problems.  This study employed a research method and development which covers a preliminary research, development, and validation steps. The result was an e-mail- based cyber counseling conceptual model, with the features being developed to give counseling services. Key words:  cyber-counseling, e-mail counseling, conceptual model
Hubungan antara determinasi diri dan kemampuan pengambilan keputusan karir siswa SMA Henny Christine Mamahit Christine mamahit
Psiko-Edukasi Vol 12, No 2 (2014): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakDeterminasi diri adalah kemampuan diri dalam mengidentifikasi keinginan yang berkaitan dengan otonomi, kompetensi, dan relasidalam rangka mencapai tujuan. Kemampuan pengambilan keputusan karir merupakan kemampuan individu terkait proses penilaian dan pemikiran dalam mengintegrasikan pengetahuan tentang dirinya dengan pengetahuan suatu pekerjaan untuk membuat pilihan karir. Penelitian ini dilakukan kepada 410 subjek siswa kelas XI yang berasal dari lima sekolah swasta di daerah DKI Jakarta. Penelitian menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Gambaran variabel determinasi dirisiswa kelas XI berada pada klasifikasi sedang, dengankomponen tertinggi adalahrelasi. Gambaran variabel kemampuan pengambilan keputusan karirsiswa kelas XI berada pada klasifikasi tinggi dengan komponen tertinggi adalah pemahaman terhadap diri sendiri. Hasil analisis korelasi sebesar 0,88dengan signifikan sebesar 0,00 (pada level signifikansi 0,05). Hasil ini menunjukkanterdapat hubungan yang signifikan dan positif antaravariabel determinasi diridan kemampuan pengambilan keputusan karir. Semakin tinggi siswa memiliki determinasi diri, maka semakin mampu siswa mengambil keputusan karir. Kata kunci: determinasi diri, kemampuan pengambilan keputusan karir.AbstractSelf-determination is the ability in identifying wishes related to autonomy, competence, and relation in achieving a goal. The ability in making decisions in career is an individual’s efforts related to assessment process and thoughts in integrating knowledge about themselves with knowledge about choosing a career. Using a correlation method, this quantitative study involved 410 participants (XI graders) from five private schools in Jakarta. The picture of student self-determination variable was in a moderate classification, with the highest component being relation, while the picture of the ability in making decision variable was in a high classification, with an understanding of self being the highest component. Correlation analysis revealed that there was a significant relationship among variables. The higher students’ self determination is, the more able the students in making career decisions.  Key words: Self-determination, ability in career decision-making
Hubungan lokus kontrol internal dengan regulasi diri pada mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Budha (STAB) Maha Prajna Jakarta Lenny Widjaja
Psiko-Edukasi Vol 12, No 2 (2014): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.916 KB)

Abstract

Abstrak    Lokus kontrol internal adalah keyakinan untuk menentukan keberhasilan diri sendiri berdasarkan kemampuan memilih kegiatan, tanggung jawab atas keputusan, kemampuan mengendalikan perubahan, kemampuan mengendalikan lingkungan dengan mencari informasi, kemampuan koping terhadap stres, kepuasaan belajar dengan menunjukkan prestasi, dan motivasi belajar berdasarkan ekspektasi.Regulasi diri adalah kemampuan seseorang untuk mengatur dirinya sendiri berdasarkan self-monitoring, self-instruction, self-motivation, dan self-evaluation. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan lokus kontrol internal dengan regulasi diri. Instrumen yang digunakan adalah skala penilaian. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan dan positif antara lokus kontrol internal dan regulasi diri mahasiswa.Kata kunci: lokus kontrol internal, regulasi diriAbstractInternal locus of control is one’s conviction determines success based on the ability to choose the activities, the responsibility of their own decisions, the ability to control over the changes, the ability to control his/her environment by searching for new information, the ability to cope with the stress, the satisfaction of learning by showing performance, and the motivation for study. Self-regulation is the one’s effort to control his/her behavior which can be specified by self-monitoring, self-instruction, self-motivation, and self-evaluation. The goal of this study is to discover the relationship of the internal control locus with self-regulation. The instrument used was a rating scale. The result indicated a significant and positive correlation between the internal locus of control and self-regulation. Key words: internal locus of control, self regulation
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP TIGA TIPE POLA ASUH ORANGTUA DAN PENERIMAAN DIRI SISWA SMK STRADA III JAKARTA UTARA Lina Agustina
Psiko-Edukasi Vol 12, No 2 (2014): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.325 KB)

Abstract

AbstrakPersepsi pola asuh ialah pandangan atau kesan individu terhadap pola perilaku yang dilakukan orangtua dari waktu ke waktu dan perilaku tersebut meliputi aktivitas memelihara, melindungi, dan membimbing anak didik. Pola asuh asuh yang diterapkan orangtua memiliki tiga tipe yaitu pola asuh autoritatif, pola asuh authoritarian, dan pola asuh permisif.Penerimaan diri ialah pemahaman dan penerimaanindividu terhadap kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya,serta potensi yang dimiliki.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan persepsi terhadap pola asuh autoritatif, authoritarian, dan permisif dengan penerimaan diri siswa/i SMK Strada III. Hasil analisis korelasi persepsi pola asuh autoritatif dengan penerimaan diri menunjukkanhubungan yang positif dan signifikan (r = 0.355). Selanjutnya, variabel persepsi terhadap pola asuh autoritarian dengan penerimaan diri menunjukkan hubungan yang negatif dan signifikan (r = -0.386). Hal ini berarti semakin banyak perlakuan pola asuh autoritarian orangtua maka semakin kecil penerimaan diri individu. Hasil yang berbeda dari hubungan persepsi terhadap pola asuh permisif dengan pernerimaan diri menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan (r = -0.209 ). Kata Kunci : persepsi pola asuh, penerimaan diriAbstractThe perception of care pattern is an individual impression toward behavioral pattern from time to time. This behavior includes taking care, protecting, and guiding students. The care pattern implemented by parents has three types: authoritative, authoritarian, and permissive. Self-acceptance is an individual understanding of and acceptance toward his/her merits and demerits and potentials. This study aims at finding out the relationship the perceptions of authoritative, authoritarian, and permissive care patterns with students’ self-acceptance. Results from correlation analysis revealed a positive and significant (r= 0.355) correlation between authoritative care pattern and self-acceptance. Also, the perceptions of authoritarian care pattern and self-acceptance showed a negative and significant (r= -0.386) correlation. This suggests that the more authoritarian the care pattern, the lower the self-acceptance. A quite different result is the relationship between the permissive care pattern with self-acceptance, which showed no significant correlation (r = -0.209).Key words: The perception of care pattern, self-acceptance
KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR (GURU BK/K) PROGRAM ALIH FUNGSI DI PROVINSI DKI JAKARTA Awaluddin Tjalla & Herdi Tjalla Tjalla
Psiko-Edukasi Vol 13, No 1 (2015): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.091 KB)

Abstract

AbstrakTujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran empirik kompetensi Guru BK/K program diklat alih fungsi dari Jurusan BK FIP UNJ. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei yang bersifat deskriptif. Populasi penelitian adalah seluruh guru BK/K lulusan diklat alih fungsi dari Jurusan BK FIP UNJ di Wilayah Provinsi DKI Jakarta yang berjumlah 184 orang. Sampel penelitian berjumlah 92 orang yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen tracer study kompetensi guru BK/K. Analisis data kompetensi guru BK/K lulusan diklat alih fungsi dari Jurusan BK FIP UNJ menggunakan statistik deskriptif dengan teknik persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, kompetensi guru BK/K lulusan diklat alih fungsi dari Jurusan BK FIP UNJ tahun 2011 pada umumnya berada pada kategori baik, dengan rincian: kompetensi pedagogik (77.7%); kompetensi profesional (76.1%); kompetensi kepribadian (79%); dan kompetensi sosial (78.3%). Kedua, kompetensi yang dirasakan guru BK/K alih fungsi yang masih perlu ditingkatkan adalah kompetensi dalam bidang penguasaan TIK (20.7%), asesmen (17.4%), komunikasi konseling (15.2%), kepribadian (9.8%), kerjasama (7.6%), pengembangan diri, pemahaman tupoksi, dan bahasa Inggris (3.3%), pengembangan program, manajemen BK, disiplin, tambahan tenaga BK dan kompetensi akademik (1.1%). Rekomendasi penelitian ditujukan kepada pihak Jurusan BK FIP UNJ, Guru BK/K alih fungsi, dan peneliti selanjutnya.AbstractUsing a descriptive survey method, this study aims at finding out a picture of Guidance and Counseling teachers’ competence in the education and training program. The research population was 184 Counseling and Guidance teachers who passes the education and training program. Samples included 92 teachers who were randomly selected. Data were collected through a tracer study of teachers’ competence. Data were analyzed using a descriptive statistics with a percentage technique. Results showed that (1) teachers’ competence in 2011 were generally at the category of good, with the following details: pedagogic competence (77.7 %), professional competence (76.1 %), personal competence (79%); and social competence (78.3%), (2) teachers felt that the following needs to be improved: competence in the TIK mastery (20.7 %), assessment (17.4%), counseling communication (15.2%), personality (9.8%), collaboration (7.6 %), self-professionalization and the mastery of English proficiency (3.3 %), program development, Guidance and Counseling management, discipline, staff, and academic competence (1.1 %).   Key words: Guidance and Counseling teachers’ competence, tracer study
GAMBARAN PENDIDIKAN KEPEMIMPINAN MELALUI METODE “AMONG” DI PERGURUAN TAMANSISWA YOGYAKARTA Bernadette Setiadi Setiadi
Psiko-Edukasi Vol 14, No 2 (2016): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.091 KB)

Abstract

AbstrakPenelitian ini membedah metode “among” sebagai metode pendidikan yang menerapkan model kepemimpinan Ki Hajar Dewantara (KHD). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan content analysis terhadap hasil wawancara yang dilakukan dengan 13 subjek yang terlibat langsung dalam pendidikan di Perguruan Tamansiswa dan alumni Perguruan Tamansiswa.  Penelitian mengenai pendidikan kepemimpinan melalui metode “among” ini menghasilkan tiga rumusan konsep kepemimpinan KHD dan satu poin rumusan hambatan pelaksanaan metode “among”. Kepemimpinan KHD adalah kemampuan seseorang untuk menjadi teladan dalam membangun kemauan pengikutnya untuk belajar dan membentuk swa-disiplin dan pelaksanaannya tertuang dalam metode “among”. Pendidikan kepemimpinan melalui metode “among” menghasilkan anak didik yang mampu menjalankan hidup yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, serta mampu memerintah dirinya sendiri untuk mengusahakan kesejahteraan bersama.Kata kunci: disiplin diri, kepemimpinan, metode “among”AbstractThis study examines the “among” (literally taking care of), a method in education which applies the Ki Hajar Dewantara (KHD) management model. Using a quantitative approach, it conducted a content analysis of an interview result of thirteen subjects (students and alumnae) of the “Perguruan Taman Siswa. This study formulated three concepts of the KHD management in one point formulation of the hindrance of the “among” method application. The KHD management is the ability of a student to be a model of learning and discipline, which is found in the “among” method. This method produces students who are able to live a valuable life both for themselves and others, as well as to self-govern so as to make efforts for the common goods. Key words: self-discipline, leadership, “among’ method
DAYA JUANG DUA SISWA KELAS X BIDANG IPA DITINJAU DARI PENDEKATAN EKSISTENSIAL DI SMA CHARITAS JAKARTA Alvian Sutanto
Psiko-Edukasi Vol 14, No 1 (2016): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.353 KB)

Abstract

AbstrakDaya juang merupakan potensi kemampuan manusia untuk menghadapi dan mengatasi masalah hidup, kesulitan, ataupun hambatan. Daya juang menggambarkan kemampuan manusia untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan hidup seperti kesulitan dalam belajar. Semakin tinggi kesadaran diri manusia, maka semakin besar pula kebebasannya untuk memilih berbagai pilihan yang ada dalam kehidupan dan bertanggungjawab atas hidup. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran daya juang dua siswa SMA Charitas yang berada di jurusan IPA serta mengoptimalkan daya juang kedua siswa dalam belajar. Berdasarkan hasil penelitian gambaran daya juang dua siswa kelas X bidang IPA dilihat dari pendekatan eksistensial di SMA Charitas Jakarta, faktor daya juang ternyata mempengaruhi hasil belajar siswa di jurusan IPA. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan arahan untuk pendampingan siswa dalam belajar sesuai dengan kondisi daya juang yang dimiliki siswa dan pembuatan program yang menarik serta terjadwal dari konselor sekolah.Kata kunci : Daya juang siswa dan pendekatan eksistensialis.AbstractFighting spirit is human’s ability in the facing and confronting life difficulties, hardship, and obstacles. It describes human’s ability in thriving for life difficulties like problem in learning. The more aware they are, the more freedom they have in selecting options in life and the more responsible they are toward life. This study aims to find out the fighting spirit of two Charitas Senior High School students in optimizing their fighting spirit in learning. Drawing on the existential approach, this study shows that fighting spirit has a role to play in supporting students learning. This result is expected to give directions for student mentoring in learning based on the condition of the fighting spirit they have, as well as for interesting and well-planned guidance and counseling services in school program. Key words: fighting spirit, the existential approach
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN PENYESUAIAN DIRI SISWI KELAS X SMA TARAKANITA 1 Margaretha Berti Utami
Psiko-Edukasi Vol 14, No 1 (2016): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.111 KB)

Abstract

AbstrakPenyesuaian diri adalah penilaian individu mengenai kemampuannya dalam menilai dirinya secara realistik, menilai situasi secara realistik, menilai prestasi yang diperoleh secara realistik, menerima tanggungjawab, kemandirian, mengontrol emosi, berorientasi pada tujuan, berorientasi keluar, penerimaan sosial, memiliki filsafat hidup, dan hidup bahagia. Harga diri ialah penilaian individu terhadap diri sendiri yang terkait dengan hubungan yang erat atau berarti dengan orang lain, keunikan diri dan kemampuan mengekspresikan keunikan dengan berbagai cara, kemampuan membuat pilihan dan menerima tanggung jawab, dan keteladanan yang diperoleh melalui interaksi dengan orang lain. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara harga diri dan penyesuaian diri siswi kelas X SMA Tarakanita 1. Subjek penelitian ini terdiri dari 88 siswi dari kelas X SMA Tarakanita 1 tahun ajaran 2015/2016. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah skala penilaian. Hasil analisis korelatif menunjukkan adanya korelasi yang positif dan signifikan antara harga diri dan penyesuaian diri.Kata kunci: harga diri, penyesuaian diriAbstractSelf-adjustment is an individual assessment of his/her ability in realistically assessing his/herself, situations, accomplishment, responsibility acceptance, independence, emotional control, orientation, social acceptance, life philosophy, and happiness. Self-esteem is an individual assessment of him/herself  related to the close and meaningful relationship with the other people, self-uniqueness, and the ability in expressing this uniqueness in varied ways, the ability in making choices and accept responsibility, and the interaction with the other people. The purpose of this study is to discover the relationship between self-esteem and self-adjustment of the students. Subjects consisted of 88 ten graders of senior high school Tarakanita 1 (Academic year 2015/2016). The rating scale was used as a technique of data collection. Results of correlation analysis showed a positive and significant correlation between self-esteem and self-adjustment. Key words: self-esteem, self-adjustment
REGULASI DIRI DALAM BELAJAR DUA SISWA SMP BHAKTI NUSA YANG BERADA DI BAWAH KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL Lidwina Putri Utami
Psiko-Edukasi Vol 15, No 1 (2017): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.317 KB)

Abstract

Abstrak Regulasi diri merupakan kemampuan untuk mengontrol proses belajar, yaitu siswa berusaha sendiri dalam memperoleh keterampilan dan pengetahuan, dan memfokuskan perhatian secara aktif untuk mengatur dan mendukung praktik kegiatan belajar mereka sendiri. Jenis penelitian ini adalah studi kasus, dan bertujuan untuk mengetahui strategi regulasi diri siswa yang memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal. Subjek penelitian adalah dua siswa kelas VIII-B yang dipilih berdasarkan rekomendasi dari guru BK dan nilai rapor. Metode pengumpulan data penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Komponen yang ditelusuri dari regulasi diri kedua subjek adalah self monitoring, self instruction, self motivation, dan self evaluation. Saran kepada guru BK agar lebih memperhatikan dan memberikan bimbingan pribadi secara mendalam kepada para siswa yang mengalami nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal sehingga siswa yang mendapatkan nilai rendah tersebut, dapat termotivasi untuk memiliki regulasi diri yang dilakukan dalam kegiatan. Kata Kunci : regulasi diri dalam belajar, kriteria ketuntasan minimal  AbstractSelf-regulation is ability in controlling a learning process whereby students try to obtain skills and knowledge, and actively focus their attention to learning activity. This case study aims to find out the regulation strategies of students who received scores below the minimal adequacy criteria. Subjects were two eight-graders who were selected based on the recommendation from their counseling and guidance teachers and on their scores. Methods of data collected used were interview and observation. The components studied from the students’ self- regulation were monitoring, self instruction, self motivation, and self evaluation. Suggestions for teachers were also offered.   Key words: Self-regulation in learning, minimal adequacy criteria
HUBUNGAN ANTARA STRESOR KERJA DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN KINERJA GURU DI SDK PENABUR GADING SERPONG Agung Okto
Psiko-Edukasi Vol 13, No 1 (2015): Psiko Edukasi
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.031 KB)

Abstract

AbstrakStresor kerja adalah sumber-sumber stres dalam area pekerjaan terkait dengan tuntutan ekstra organisasi, kelompok, dan keadaan individu yang memicu respon individu sehingga dapat mempengaruhi pekerjaannya. Komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian pesan atau pertukaran informasi antar dua individu yang membutuhkan rasa saling memahami untuk bisa mengkomunikasikan pikiran dan perasaan masing-masing serta saling memberikan dukungan agar bisa memecahkan konflik antar pribadi. Kinerja guru adalah hasil pekerjaan dalam menjalankan tugas guru sesuai dengan keterampilan-keterampilan seperti menyusun rencana pengajaran, melaksanakan prosedur mengajar dan berkomunikasi antar pribadi dalam organisasi sekolah. Subjek penelitian sebanyak 44 guru. Deskripsi variabel stresor kerja guru SDK Penabur Gading Serpong berada pada kategori rendah sebesar 77%. Deskripsi variabel komunikasi interpersonal guru SDK Penabur Gading Serpong berada pada kategori tinggi sebesar 84%. Deskripsi variabel kinerja guru SDK Penabur Gading Serpong berada pada kategori tinggi sebesar 70%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stresor kerja dan komunikasi interpersonal tidak berkorelasi dengan kinerja guru. Hal ini menunjukkan kinerja guru di sekolah SDK Penabur Gading Serpong bisa diteliti  dari faktor lain.Kata kunci : Stresor kerja, komunikasi interpersonal, kinerja guruAbstractWorking stressor is a source of stress in a working area and is related to extra expectations of organization, groups, and individual conditions, all of which can trigger individual responses in their working performance. Interpersonal communication is a process of delivering messages or information exchanges between two individuals who need a sense of understanding so as to be able to communicate thoughts and feelings as well as to give supports in solving personal conflicts. Teacher’s performance is a result of activities in carrying out teaching plans and procedures, and in communicating among individuals in a school organization. Subjects were 44 teachers. The description of teacher working stressor variable was at the low category (77%), of teacher interpersonal communication was at the high category (84%), and of teachers’ working performance was at the category high (70%). Results showed that working stressor and interpersonal communication did not correlate with teacher working performance, suggesting that the latter is subject to being scrutinized from other factors.   Key words: Working stressor, interpersonal communication, teacher working performance

Page 1 of 13 | Total Record : 129