cover
Contact Name
Padjrin
Contact Email
dhapadjrin@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
tadibiainrefah@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Ta´dib
ISSN : 14106973     EISSN : 24432512     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Ta'dib adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang. Ta'dib mengkaji dan mempublikasikan artikel konseptual, hasil penelitian, dan tinjauan buku dalam bidang pendidikan Islam.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 21 No 1 (2016): Ta'dib" : 8 Documents clear
Confirmatory Factor Analysis of the School-Based Assessment Evaluation Scale Among Teachers Nor Hasnida Che Md. Ghazali
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam Vol 21 No 1 (2016): Ta'dib
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/td.v21i1.349

Abstract

The school-based assessment (SBA) system is a holistic assessment system that is conducted in schools by subject teachers in assessing the students cognitive (intellect), affective (emotional and spiritual) and psychomotor (physical) aspects. It is in line with the National Philosophy of Education and the Standards-based School Curriculum in Malaysia. In order to evaluate the implementation of SBA, a measurement scale was validated. Questionnaire was used as an instrument for data collection. 776 primary and secondary school teachers were selected as respondents using stratified random sampling. The data was analyzed with SPSS and AMOS version 18. The aim of this paper was to explore different factor structures of the SBA evaluation scale by using the second-order Confirmatory Factor Analysis. Results indicated that the SBA evaluation model was a valid and reliable scale. The input measurement model was validated with two factors (personnel qualifications and physical infrastructure), process measurement model was validated with six factors (‘attitude’, ‘understanding’, ‘skills’, ‘challenges’, ‘moderation’ and ‘monitoring’) and product measurement model was validated with two factors (‘students’ attitude’ and ‘students’ motivation’). This study provides support for using a valid instrument in evaluating the implementation of SBA in schools. Furthermore, the CFA procedures used supported the conceptual framework set out earlier. Thus, it presents clearly the importance of the evaluation process of any education system to follow all the dimensions outlined in the evaluation model proposed by Daniel Stufflebeam.     Sistem Penilaian Berbasis Sekolah (SBA) adalah sistem penilaian holistik yang dilakukan di sekolah-sekolah oleh guru mata pelajaran dalam menilai kognitif (kecerdasan), afektif (emosional dan spiritual) dan psikomotorik (fisik) siswa. Hal ini sejalan dengan Filsafat Pendidikan Nasional dan Kurikulum Sekolah Berbasis Standar di Malaysia. Dalam rangka untuk mengevaluasi pelaksanaan SBA, skala pengukuran divalidasi. Kuesioner digunakan sebagai instrumen untuk pengumpulan data. Tujuh ratus tujuh puluh enam guru sekolah dasar dan menengah terpilih sebagai responden dengan menggunakan Stratified Random Sampling. Data dianalisis dengan SPSS dan AMOS versi 18. Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengeksplorasi struktur faktor yang berbeda dari skala evaluasi SBA dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model evaluasi SBA merupakan skala yang valid dan reliabel. Model pengukuran masukan divalidasi dengan dua faktor (kualifikasi personil dan infrastruktur fisik), model pengukuran proses telah divalidasi dengan enam faktor (sikap, pemahaman, keterampilan, tantangan, moderasi dan pemantauan) dan model pengukuran produk divalidasi dengan dua faktor (sikap dan motivasi siswa). Studi ini memberikan masukan untuk menggunakan alat yang sah dalam mengevaluasi pelaksanaan SBA di sekolah-sekolah. Selain itu, prosedur CFA digunakan mendukung kerangka kerja konseptual yang ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian, menyajikan dengan jelas pentingnya proses evaluasi dari setiap sistem pendidikan untuk mengikuti semua dimensi yang digariskan dalam model evaluasi yang diusulkan oleh Daniel Stufflebeam.
The Effect of Multiple Intelligence-Based Instruction on Critical Thinking of Full Day Islamic Elementary Schools Students Alhamuddin Alhamuddin; Bukhori Bukhori
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam Vol 21 No 1 (2016): Ta'dib
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/td.v21i1.590

Abstract

Lack of critical thinking skills of elementary schools’ students was influenced by teachers’ domination in instructional activities; meanwhile students did not play independently as the learners. Theoretically, multiple intelligences based instruction is an appropriate solution. For that reason, this research aims to know the impact of multiple intelligences based instruction on students' critical thinking skills. The research was conducted at Al-Amanah and Buahati Islamic Elementary Schools by using a quantitative approach with case study method. Data collected through critical thinking tests was analyzed by using independent sample t-test to examine the impact of instruction on students' critical thinking skills. The results showed that the implementation of multiple intelligences based intruction had significant effect on students’ critical thinking skills. From the finding, some recommendations are given as follows: 1) The teacher’s role is not only for transferring knowledge based on his/her competencies but also students’ characteristics reflecting their instruction styles; and 2) for further researcher, it is suggested to investigate this issues more specifically and comprehensively. Kurangnya keterampilan berpikir kritis dari siswa sekolah dasar dipengaruhi oleh dominasi guru dalam kegiatan pembelajaran; Sementara itu siswa tidak bermain secara independen sebagai peserta didik. Secara teoritis, pendekatan berbasis kecerdasan ganda merupakan solusi yang tepat. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pendekatan berbasis kecerdasan ganda pada keterampilan berpikir kritis siswa. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Islam Al-Amanah dan Buahati dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui tes berpikir kritis dianalisis dengan menggunakan sampel independent t-test untuk menguji dampak dari pendekatan pada keterampilan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pendekatan berbasis kecerdasan ganda memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Dari temuan tersebut, beberapa rekomendasi yang diberikan sebagai berikut: 1) Peran guru tidak hanya untuk mentransfer pengetahuan berdasarkan kompetensinya, tapi juga karakteristik siswa mencerminkan gaya pendekatan mereka; dan 2) bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menyelidiki ini secara lebih spesifik dan komprehensif.
The Continuity and the Culture Change of Pesantren in South Sumatra Munir Munir
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam Vol 21 No 1 (2016): Ta'dib
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/td.v21i1.741

Abstract

This article entitled culture of pesantren (madrasah boarding schools) in South Sumatra. This article is the result of research in Pesantren Nurul Islam Ogan Ilir South Sumatra. It is based on the fact that many pesantren graduation create academicians from the Kiayi or Ulama. Therefore, this paper describe the characteristics of the culture of madrasah schools from anthropology-sociology aspects of education, with a phenomenological approach to research subjects are madrasah chairman, board of teachers, students and community supporters. The data collection techniques used documentation study, observation and in-depth interviews, and analysis of data using qualitative descriptive, with triangulation and contrasting techniques. Applying local knowledge systems in boarding school curriculum and integrated with Madrasah boarding school curriculum. Orientation discipline tends towards positive law than the laws of Personality Syara’. Clothing the students follow a uniform generally used in madrasah. For students wear clothes instead of the veil of windings. Artistic activities undertaken include: litany, muhad Barzanji, Tilawah al-Qur’an, calligraphy, and drum band. Artikel berjudul budaya pesantren (sekolah berasrama madrasah) di Sumatera Selatan. Artikel ini merupakan hasil penelitian di Pesantren Nurul Islam Ogan Ilir Sumatera Selatan. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa banyak lulusan pesantren melahirkan akademisi dari kiayi atau Ulama. Oleh karena itu, makalah ini menggambarkan karakteristik budaya dari sekolah madrasah dari aspek antropologi-sosiologi pendidikan, dengan pendekatan fenomenologis dengan subyek penelitian kepala madrasah, dewan guru, siswa dan masyarakat sekitar. Teknik pengumpulan data yang digunakan studi dokumentasi, observasi dan wawancara mendalam, dan analisis data menggunakan deskriptif kualitatif, dengan triangulasi dan teknik kontras. Menerapkan sistem pengetahuan lokal dalam kurikulum pesantren dan terintegrasi dengan kurikulum sekolah berasrama Madrasah. Orientasi disiplin cenderung ke arah hukum positif dari hukum-hukum syara'. Pakaian para siswa mengikuti seragam pada umumnya yang digunakan di madrasah. Untuk siswa memakai pakaian bukan kain. Kegiatan seni yang dilakukan antara lain: litany, muhad Barzanji, Tilawah al-Qur'an, kaligrafi, dan drum band.
A New Literacy: The Role of Technology to Develop Student’s Character Eka Apriani
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam Vol 21 No 1 (2016): Ta'dib
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/td.v21i1.742

Abstract

Literacy is very important in human life since by being literate, people will be able to gain information. This paper discusses about the changing of old literacy to a new literacy. This changing brings effects to many aspects of life including in education. This paper shows how a new literacy which is known by ICT (information and communication technology) can develop student’s character. This new ICT has  positive and negative effects. The counters only focus on explaining the positive effect of technology that is to build and improve the trustworthy, respect, diligence, responsibility, and courage. Building good student’s character can create good future leadership. Because of that student’s should be equipped with the ability of code-breaking, making- meaning, text-using, and text-analyzing. At the end, all parties (government, teachers, parents, etc) have to collaborate to use ICT in order to improve the quality of our education. Literasi sangat penting dalam kehidupan manusia karena dengan menjadi melek, orang akan dapat memperoleh informasi. Makalah ini membahas tentang perubahan literasi lama ke literasi baru. Perubahan ini membawa efek ke banyak aspek kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan. Makalah ini menunjukkan bagaimana literasi baru yang dikenal dengan ICT (teknologi informasi dan komunikasi) dapat mengembangkan karakter siswa. ICT baru ini akan memiliki efek positif dan negatif. Kami hanya fokus pada menjelaskan efek positif dari teknologi itu adalah untuk membangun dan meningkatkan kepercayaan, menghormati, ketekunan, tanggung jawab, dan keberanian. Membangun karakter siswa yang baik dapat menciptakan pemimpin masa depan yang baik. Sehubungan dengan itu siswa harus dilengkapi dengan kemampuan pemecahan kode, memaknai hasil, menggunakan teks, dan analisis teks. Pada akhirnya, semua pihak (pemerintah, guru, orang tua, dan lain-lain) harus berkolaborasi untuk menggunakan ICT dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan kita.
Being More Psychologically Healthy: The Concept of Mental Health According to Zakiah Daradjat and its Application in Islamic Educational Institutions Achmad Syahid
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam Vol 21 No 1 (2016): Ta'dib
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/td.v21i1.743

Abstract

This study presents the thought and the role of Prof. Zakiah Daradjat, a modern female Muslim leader with multitalents in Indonesia. She is an expert in psychology of religion and mental health, both in theory and practice. Amazingly, she masters the western and eastern psychological theory, and then constructs them into her own theory which is linked to primary, middle, and high educational level. Practically, she achieves her expertise and skill in psychotherapy and counseling by teaching, writing, preaching, and opening a private counseling practice. Her main source is the fundamental doctrine of religious teachings: prayer, charity, fasting, and pilgrimage in which she thoroughly analyzes by revealing the dimensions of mental health in them. By using descriptive analysis on her books and translated works as primary sources, and applying interview technique with teachers as well as observation technique on cases that exist at Ruhama Islamic Educational Institution, under the auspices of the Prof. Dr. Zakiah Daradjat Foundation Jakarta, some interesting findings are discovered. Scientifically, no one has previously comprehended mental health and psychology of religion before Zakiah. In turn, both disciplines are applied at Colleges for Religious Studies (Perguruan Tinggi Keagamaan- hereinafter called PTK) in the form of an academic supervisory. Initially, it was counseling, but has now evolved into coaching and training. Meanwhile, the implementation of her thought in Ruhama focuses on guidance and counseling. At last, this study shows Zakiah’s thought does not only influence the concept of psychology of religion and mental health, but also affects the practice of counseling in primary, middle to high educational institutions. Penelitian ini menyajikan pemikiran dan peran Prof. Zakiah Daradjat, seorang pemimpin Muslim wanita modern dengan multitalent di Indonesia. Dia adalah seorang ahli dalam psikologi agama dan kesehatan mental, baik dalam teori dan praktek. Hebatnya, dia menguasai teori psikologi Barat dan Timur, dan kemudian membangun ke teori sendiri yang terkait dengan pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Secara praktis, ia mencapai keahlian dan keterampilannya dalam psikoterapi dan konseling dengan mengajar, menulis, berkhutbah, dan membuka praktek konseling pribadi. Sumber utamanya adalah doktrin fundamental ajaran agama: doa, amal, puasa, dan haji di mana ia benar-benar menganalisa dengan mengungkapkan dimensi kesehatan mental di dalamnya. Dengan menggunakan analisis deskriptif pada buku-buku dan karya-karya terjemahan sebagai sumber primer, dan menerapkan teknik wawancara dengan guru serta teknik observasi pada kasus yang ada di Lembaga Pendidikan Islam Ruhama, di bawah naungan Prof. Dr. Zakiah Daradjat Yayasan Jakarta, beberapa temuan menarik yang ditemukan. Secara ilmiah, tidak ada seorangpun sebelumnya memahami kesehatan mental dan psikologi agama sebelum Zakiah. Pada gilirannya, kedua disiplin yang diterapkan di Sekolah Tinggi Studi Keagamaan (Perguruan Tinggi Keagamaan- selanjutnya disebut PTK) dalam bentuk pengawasan akademik. Awalnya, itu konseling, tetapi sekarang telah berkembang menjadi pembinaan dan pelatihan. Sementara itu, pelaksanaan pemikirannya di Ruhama berfokus pada bimbingan dan konseling. Akhirnya, penelitian ini menunjukkan pemikiran Zakiah ini tidak hanya mempengaruhi konsep psikologi agama dan kesehatan mental, tetapi juga mempengaruhi praktek konseling di SD, menengah hingga di lembaga pendidikan tinggi.
Character Education Based on Religious Values: an Islamic Perspective Ismail Ismail
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam Vol 21 No 1 (2016): Ta'dib
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/td.v21i1.744

Abstract

Character education in Indonesia has become a necessity that can not be negotiable. Various cases of crime and moral deviations become evident that the character of most citizens already at alarming stage. Therefore, since the beginning, national education is not only aimed at generating human intelligent and skilled, but also of noble character. This is realized through the introduction of 18 characters excel in school (religious, honest, disciplined, tolerance, and so on). In the Islamic perspective character education paired with akhlak (Islamic ethics) education. Among the important characteristics are: it sourced from the Quran Hadith; Prophet Muhammad as a role model; priority-based methods of mental-spiritual (soul management, habituation, exemplary, and healthy environment); are simultaneous in which three education centers, namely schools, families, and communities should play a role in synergy. The government and the mass media also play a role in supporting the education of character. Pendidikan karakter di Indonesia telah menjadi kebutuhan yang tidak dapat ditawar. Berbagai kasus kejahatan moral dan penyimpangan menjadi jelas bahwa karakter sebagian besar warga sudah pada tahap mengkhawatirkan. Oleh karena itu, sejak awal, pendidikan nasional tidak hanya bertujuan menghasilkan manusia cerdas dan terampil, tetapi juga karakter yang mulia. Hal ini diwujudkan melalui pengenalan 18 karakter berprestasi di sekolah (agama, jujur, disiplin, tolerann, dan sebagainya). Dalam pendidikan karakter perspektif Islam dipasangkan dengan pendidikan akhlak (etika Islam). Di antara karakteristik penting adalah: itu bersumber dari al-Quran Hadis; Nabi Muhammad sebagai panutan; metode berbasis prioritas mental-spiritual (manajemen jiwa, pembiasaan, keteladanan, dan lingkungan yang sehat); yang simultan di mana tiga pusat pendidikan, yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat harus berperan dalam sinergi. Pemerintah dan media massa juga berperan dalam mendukung pendidikan karakter.
The Relationship between Leadership Behavior of Principal and Organizational Culture toward Teachers Work Discipline of Public Vocational High Schools of South Tangerang Muhammad Dahlan R; Sari Purwaningrum
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam Vol 21 No 1 (2016): Ta'dib
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/td.v21i1.745

Abstract

The relationship between leadership behavior of principal and the organizational culture with teachers work discipline of Public Vocational High School of South Tangerang. A field research is aimed to find out the relationship between behavior leadership of principal and organizational culture with teacher’s work discipline of Public Vocational School of South Tangerang. The result of the research shows that: First, there is a positive relationship between the behavior leadership of principal with teacher’s work discipline. The result of correlation analysis between two research variables is gained that the relationship between behavior leadership of principal and teacher’s work discipline which is calculated by Pearson correlation is gained correlation coefficient value was 0.533. The value of determination coefficient in this analysis is gained 0.284, its means 28.4%. The variable of teacher’s work discipline can be explained from behavior leadership variable. The regression line is Ŷ = 75,735 + 0,670 X1. Second, there is a positive relationship between organizational cultures to teacher’s work discipline. The result of correlation analysis between to research variables is gained that the value of the relationship between organizational culture and teacher’s work discipline is calculated by Pearson correlation, and it is gained coefficient of correlation value 0.487 as many. The coefficient of determination’s value in this analysis is gained 0.238 which means 23.8 %. The variable of teacher’s work discipline can be explained by the variable of organizational culture. The regression line is Ŷ = 75,792 + 0,592 X2. Third, there is a positive relationship between behavior leadership of principal and organizational culture simultaneously to teacher’s work discipline is calculated by Pearson correlation and its gained coefficient correlation value 0.624 as many, then it is gained the determination of coefficient’s value 0.390 as many, which means 39 % the variable of organizational culture. The regression line is Ŷ = 47,812 + 0,522 X1 + 0,402 X2. Based on the result of the research we may say that behavior leadership of principal (X1), organizational culture (X2) have the relationship with teacher’s work discipline (Y). According to general criteria there is a relationship between behavior leadership of principal and organizational culture towards teacher’s work discipline at Public Vocational High School of South Tangerang. Hubungan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi dengan disiplin kerja guru dari SMK Tangerang Selatan. Sebuah penelitian lapangan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan perilaku kepala sekolah dan budaya organisasi dengan disiplin kerja guru dari SMK Tangerang Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, terdapat hubungan positif antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru. Hasil analisis korelasi antara dua variabel penelitian diperoleh bahwa hubungan antara kepemimpinan perilaku kepala sekolah dan disiplin kerja guru yang dihitung dengan korelasi Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi adalah 0,533. Nilai koefisien determinasi dalam analisis ini diperoleh 0,284, yang berarti 28,4%. Variabel disiplin kerja guru dapat dijelaskan dari variabel perilaku kepemimpinan. Garis regresi Ŷ = 75.735 + 0.670 X1. Kedua, ada hubungan positif antara budaya organisasi dengan disiplin kerja guru. Hasil analisis korelasi antara variabel penelitian diperoleh bahwa nilai hubungan antara budaya organisasi dan disiplin kerja guru dihitung dengan korelasi Pearson, dan itu diperoleh koefisien nilai korelasi sebanyak 0,487. Koefisien determinasi dalam analisis ini diperoleh 0,238 yang berarti 23,8%. Variabel disiplin kerja guru dapat dijelaskan oleh variabel budaya organisasi. Garis regresi Ŷ = 75.792 + 0.592 X2. Ketiga, ada hubungan positif antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan budaya organisasi secara bersamaan dengan disiplin kerja guru dihitung dengan korelasi Pearson dan nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebanyak 0,624, maka diperoleh penentuan nilai koefisien ini sebanyak 0.390, yang berarti 39% variabel budaya organisasi. Garis regresi Ŷ = 47.812 + 0.522 X1 + 0.402 X2. Berdasarkan hasil penelitian kita dapat dikatakan bahwa prinsip perilaku kepemimpinan (X1), budaya organisasi (X2) memiliki hubungan dengan disiplin kerja guru (Y). Menurut kriteria umum ada hubungan antara kepemimpinan perilaku kepala sekolah dan budaya organisasi terhadap disiplin kerja guru di SMK Tangerang Selatan.
Implementation of Integrated Islamic Primary School (SRAI) from Administrators’, Teachers’, and Pupils’ Perspectives Ikhsan Othman; Norila Md. Salleh
Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam Vol 21 No 1 (2016): Ta'dib
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/td.v21i1.746

Abstract

Integrated Islamic Primary School or in Malaysian Language called  Sekolah Rendah Agama Integrasi (SRAI), it a type of primary school in Malaysia which is under the administration of Selangor Islamic Department. SRAI integrates curriculum implemented in Malaysia National Primary School and curriculum implemented in Selangor Islamic Primary School. The two different curriculums are normally implemented in two different sessions and in the two types of the mentioned schools. Upon the operation of SRAI, there are strenghts and weakenesses that can be identified and positively discussed for further enhancement of the schools as this type of schools might someday be proposed or looked as a model school. This paper is based on a study done on the schools. The study focusies on administrators, teachers, and pupils perspectives on the selected issues regarding SRAI. Questionnaires were given to the respondents to seek their perceptions on SRAI. Generally, the findings of the study showed that most aspects in the implementation of SRAI are recieved positively while there are others which need enhancements. Periodic review should be done to monitor the development and situation of the schools from time to time. Sekolah Dasar Islam Terpadu atau dalam bahasa Malaysia disebut Sekolah Rendah Agama Integrasi (SRAI) yaitu salah satu jenis sekolah dasar di Malaysia yang berada di bawah administrasi Departemen Islam Selangor. SRAI mengintegrasikan kurikulum yang diimplementasikan di Sekolah Dasar Negeri Malaysia dan Sekolah Dasar Islam Selangor. Dua kurikulum yang berbeda dilaksanakan secara normal dalam dua sesi yang berbeda dari dua jenis sekolah tersebut. Setelah pelaksanaan SRAI, ada kelebihan dan kelemahan yang dapat diidentifikasi dan baik dibahas untuk peningkatan lebih lanjut dari sekolah sebagai jenis sekolah yang pada kemudian hari akan diusulkan atau diperlihatkan sebagai sekolah model. Makalah ini didasarkan pada kajian yang dilakukan di sekolah-sekolah. Penelitian ini memfokuskan pada perspektif administrator, guru, dan murid tentang isu-isu yang dipilih mengenai SRAI. Kuesioner yang diberikan kepada responden untuk mencari persepsi mereka tentang SRAI. Secara umum, temuan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar aspek dalam pelaksanaan SRAI diterima dengan baik sementara aspek-aspek lainnya membutuhkan peningkatan. Tinjauan secara periodik harus dilakukan untuk memantau perkembangan dan situasi sekolah dari waktu ke waktu.

Page 1 of 1 | Total Record : 8