cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana
Published by Universitas Udayana
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue " Vol 1, No 4 (2013)" : 8 Documents clear
KADAR INTERLEUKIN-6 (IL-6) PADA ENDOMETRIOSIS Sastra Winata, I Gde
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Endometriosis merupakan kondisi tumbuhnya kelenjar dan stroma endometrium di lokasi heterotopik jauh dari endometrium normal. Endometriosis merupakan suatu gangguan ginekologi kronik, bersifat jinak, tergantung estrogen, yang berhubungan dengan nyeri pelvik dan infertilitas. Endometriosis adalah penyebab morbiditas yang signifikan dan diasosiasikan denganin fertilitas dan nyeri. Terdapat tiga sitokin pro-inflamasiyaitu IL-1, IL-6 dan tumor necrosis factor (TNF)-alpha, semua terlibat dalam pengembangan endometriosis. Konsentrasinya dalam cairan peritoneum dikaitkan dengan derajat adhesi endometriosis. konsentrasi IL-6  yang lebih tinggi secara signifikan pada pasien endometriosis dibandingkan dengan kelompok kontrol. Secara spesifik, konsentrasi IL-6 lebih tinggi secara signifikan pada endometriosis sedang sampai berat namun tidak pada endometriosis ringan jika dibandingkan dengan kontrol.
PENINGKATAN PULSALITY INDEX SAAT UMUR KEHAMILAN 18-24 MINGGU SEBAGAI PREDIKTOR PREEKLAMPSIA Rudi Susantha, Nyoman
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemeriksaan Doppler velosimetri arteri uterina untuk meramalkan kejadian preeklampsia lebih baik dilakukan pada trimester kedua dibandingkan dengan trimester pertama.Karakteristik test yang paling baik untuk meramalkan terjadinya preeklampsia adalah dengan positive likehood ratio yang paling tinggi. Sedangkan karakteristik test yang paling baik untuk meramalkan tidak adanya preeklampsia yaitu dengan negative likehood ratio yang paling kecil Prediksi preeklampsia paling baik dengan pemeriksaan peningkatan Pulsatiliti indeks (PI) dengan notching diastolik yang dikerjakan pada trimester kedua (umur kehamilan lebih dari 16 minggu) dimana pada penelitian metaanalisis dari Cnossen JS, dkk.2008, didapatkan PI dengan nilai positive likehood ratio 4,5. Resistensi index (RI) dengan nilai positive likehood ratio 3,5. Dan S/D ratio dengan nilai positive likehood ratio 2,6. Sehingga pemeriksaan yang paling baik untuk meramalkan terjadinya preeklampsia adalah ‘Pulsatility indexs’.
HUBUNGAN ANTARA UMUR, PENDIDIKAN, DAN PEKERJAAN ISTRI SERTA STATUS SUAMI DENGAN RISIKO TERJADINYA INFEKSI HIV PADA IBU HAMIL DI BALI Darmayasa, Made
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi HIV di Bali adalah nomor dua setelah Papua dan cenderung meningkat mengikuti deret ukur yang sebagian besar ditemukan pada usia muda reproduktif. Penularan utama melalui hubungan seksual dimana peran umur, pendidikan, dan pekerjaan ibu diduga sangat besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara umur, pendidikan, dan pekerjaan pada ibu hamil serta status HIV suami terhadap risiko terinfeksi HIV. Rancangan penelitian adalah kasus kontrol tidak berpasangan di Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Sanglah Denpasar selama dua bulan, yakni bulan Oktober - Nopember 2011. Sampel adalah ibu hamil terinfeksi HIV sebagai kelompok kasus dan tanpa infeksi HIV sebagai kelompok kontrol. Diagnosis HIV ditegakkan dengan rapid test serum, yaitu dinyatakan positif kalau reaktif dan negatif kalau non reaktif. Analisis data memakai uji Chi Square dengan bantuan SPSS for windows 17.0 version untuk mengetahui rasio Odds. Sejumlah 50 sampel dibagi atas 25 kelompok kasus dan 25 kelompok kontrol. Diperoleh bahwa risiko terinfeksi HIV wanita hamil pada umur tua vs muda, pendidikan tinggi vs rendah, dan pekerjaan berisiko vs tidak berisiko adalah tidak bermakna pada kedua kelompok. Rasio Odds masing-masing adalah 0,35 (KI 95% = 0,08-1,55; p = 0,16),  0,85 (KI 95% = 0,28-2,59; p = 0.77), dan 2,09 (IK 95% = 0,18-24,62; p = 1,00). Sedangkan, rasio Odds status HIV suami  adalah 12,67 (KI 95% = 3,31-48,50; p = 0,01). Jadi, suami terinfeksi HIV meningkatkan risiko HIV pada ibu hamil 12 kali lebih besar dibanding dengan suami tidak terinfeksi HIV. Sedangkan, faktor umur, pendidikan, dan pekerjaan ibu bukan merupakan faktor risiko terjadinya infeksi HIV pada  ibu hamil.
PERBEDAAN EKSPRESI HER-2/neu PADA TUMOR OVARIUM EPITELIAL TIPE JINAK, BORDERLINE DAN GANAS Suwiyoga, Ketut
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebab utama dari kanker ovarium sampai saat ini masih menjadi bahan perdebatan namun terdapat beberapa faktor resiko yang telah banyak diteliti dan diduga menjadi pemicu terjadinya kanker ovarium ini diantaranya adalah faktor genetik, umur, paritas, ras, dan riwayat keluarga dengan kanker payudara dan kanker ovarium (Ozols RF et al, 2005; Schorge JO, 2008; Fauzan R, 2009). Pada tingkat biomolekuler terjadi mutasi genetik, dimana salah satunya terjadi amplifikasi dari onkogen yang berakibat terjadinya overekspresi beberapa protein. Onkogen Human Epidermal Growth Factor Receptor 2 (HER2), yang juga dikenal sebagai HER2/neu, ErbB2 atau c-erbB2, diduga memegang peranan penting dalam proses karsinogenesis. HER2/neu merupakan suatu reseptor pada permukaan sel yang memiliki struktur yang sama dengan Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR), terletak pada kromosom 17q21 yang mengkode glikoprotein transmembran melalui aktivitas tirosin kinase. Ikatan HER2/neu dengan ligan akan memicu terjadinya proses phosphorilation dan dimerization sehingga sinyal transduksi dapat disampaikan melalui mekanisme pengaktifan Phosphoinositide 3-kinase (PI3K) dan mitogen activated protein kinase (MAPK) untuk memicu proliferasi sel kanker dan pembentukan pembuluh darah (angiogenesis) (Mayr et al, 2006). Pada tumor payudara, overekspresi HER2/neu berkisar 25% dari semua kasus kanker payudara. HER2/neu telah terbukti berperan pada karsinogenesis dan prognosis karsinoma payudara dan telah dikembangkan pula suatu metode terapi dengan target HER-2/neu. Pada tumor ovarium, overekspresi HER2/neu bervariasi antara 9% sampai 32%. Namun peranan HER2/neu pada kanker ovarium belum banyak diteliti. Peranan HER-2/neu dalam karsinogenesis dan prognosis kanker ovarium masih kontroversi (Tai W et all, 2010). Dengan mengetahui ekspresi HER2/neu pada tumor ovarium diharapkan mungkin dapat mengungkapkan peran HER2/neu pada tumor ovarium  dalam karsinogenesis, prognosis dan target terapi dikemudian hari. Penelitian mengenai “Perbedaan ekspresi HER2/neu pada tumor ovarium epitelial tipe jinak, borderline dan  ganas” ini diharapkan dapat dipakai oleh klinisi untuk mengetahui ekspresi HER2/neu pada tumor ovarium.
MATRIX METALLOPROTEINASE (MMP) DAN KETUBAN PECAH DINI Jaya Kusuma, A A N
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pecah ketuban yang terjadi sebelum aterm terjadi oleh karena berbagai faktor, yang akhirnya mempercepat lemahnya membran ketuban  melalui peningkatan sitokin lokal dan ketidakseimbangan dalam interaksi antara MMPs dan TIMPs,  meningkatnya aktivitas kolagenase dan  protease, peningkatan tekanan intrauterin (misalnya, polyhydramnios), dan sejumlah faktor risiko klinis, termasuk gangguan jaringan ikat (misalnya, sindrom Ehlers-Danlos). Ascending kolonisasi bakteri juga dapat menyebabkan lokal respon inflamasi termasuk produksi sitokin, prostaglandin, dan metalloproteases yang dapat menyebabkan  melemahnya dan degradasi dari membran ketuban. Salah satu penyebab pecah ketuban adalah meningkatnya degradasi kolagen. Matrix Metalloproteinases (MMPs) adalah mediator utama degradasi kolagen dari selaput ketuban. Matrix metalloproteinases (MMP), adalah  sekelompok enzim Zinc yang memainkan peranan dalam perbaikan dan remodeling jaringan. MMP mampu mendegradasi kolagen tipe IV, elastin, dan fibronektin dan telah diidentifikasi dalam selaput membran janin, desidua, dan cairan ketuban. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa peningkatan MMP dan  aktivitas di membran janin, plasenta dan cairan amnion berhubungan dengan pecahnya selaput membran ketuban, persalinan aterm dan preterm.
PERBEDAAN KADAR SERUM 8-HIDROKSI-2-DEOKSIGUANOSIN PADA BLIGHTED OVUM DAN KEHAMILAN NORMAL Anantasika, A A N
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui perbedaan kadar serum 8-hidroksi-2-deoksiguanosin (8-OHdG) pada blighted ovum dan kehamilan normal. Metode penelitian : Penelitian ini merupakan desain cross sectional analitik. Jumlah sampel adalah sebesar 82 sampel, dimana 31 kasus dengan blighted ovum dan 51 kasus kehamilan normal, dengan umur kehamilan 7-12 minggu. Pengambilan darah pada vena cubiti sebanyak 3 cc kemudian dimasukkan ke dalam tabung pemeriksaan, lalu diperiksa kadar serum 8-OHdG pada Laboratorium Patologi Klinik RS Sanglah Denpasar. Dari data yang terkumpul dilakukan pengujian normalitas data dengan Shapiro-Wilk Test, kemudian dilakukan analisa data dengan t-independent sample test dengan tingkat kemaknaan ? = 0,05. Hasil : Rerata kadar serum 8-OHdG pada blighted ovum 0,177 (SD 0,06) ng/mL,  sedangkan pada kehamilan normal sebesar 0,111 (SD 0,01) ng/mL dengan perbedaan rerata kadar serum 8-OHdG pada blighted ovum dan kehamilan normal 0,066 ng/mL, dimana hasil pada dua kelompok ini berbeda bermakna (p<0,05). Nilai cut off point kadar serum 8-OHdG berdasarkan kurva ROC adalah 0,138 ng/ml dengan nilai sensitivitas 96,1 % dan nilai spesifisitas sebesar 80,6 %. Simpulan : Rerata kadar serum 8-OHdG pada blighted ovum lebih tinggi dari kehamilan normal. Kata kunci : Kadar serum 8-OHdG, blighted ovum, dan kehamilan normal
PERBEDAAN KADAR SERUM MATRIX METALLOPROTEINASE-9 PADA PERSALINAN PRETERM DIBANDINGKAN DENGAN KEHAMILAN PRETERM YANG TIDAK INPARTU Teguh, Mintareja
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

LatarBelakang: Persalinan preterm berkisar 6-10% dari seluruh kehamilan dan 75% merupakan penyebab kematian dan kesakitan perinatal. Infeksi merupakan penyebab tersering persalinan preterm. Matrix Metalloproteinase-9 diproduksi oleh banyak inflammatory cells sehingga menyebabkan lemahnya kekuatan regangan membran dan menstimulasi perlunakan serviks dan menstimulasi kontraksi miometrium. Peningkatan kadar serum MMP-9 berkaitan dengan persalinan preterm. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui perbedaan kadar serum MMP-9 pada persalinan preterm dan kehamilan preterm tidak inpartu.   Metode Penelitian: Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional analitik dengan 68 sampel, dimana 42 sampel dengan persalinan preterm dan 26 sampel dengan kehamilan preterm tidak inpartu. Dilakukan pengambilan darah vena cubiti sebanyak 5 cc dan dimasukkan kedalam tabung pemeriksaan, kadar serum MMP-9 diperiksa di laboratorium Prodia Denpasar dengan metode Quantikine Human MMP-9.  Hasil pemeriksaan serum MMP-9 dikumpulkan dan dilakukan uji statistic dengan program SPSS for windows. Uji analisis yang digunakan adalah t-independent sampel test dengan tingkat kemaknaan ?=0,05.   Hasil: Rerata kadar serum MMP-9 pada kelompok persalinan preterm adalah 1198,10±432,79ng/ml sedangkan kelompok kehamilan preterm tidak inpartu adalah 492,28±145,32ng/ml (p = 0,001). Hal ini berarti bahwa rerata kadar serum MMP-9 pada kedua kelompok berbeda bermakna(p < 0,05).   Simpulan: Didapatkan perbedaan bermakna kadar serum MMP-9 pada persalian preterm dan kehamilan preterm tidak inpartu.   Kata Kunci: MMP-9, persalinan preterm, kehamilan preterm tidak inpartu
KEHAMILAN DENGAN MASSA EPIDURAL Geriawan, Pande Made Ngurah
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seorang wanita usia 29 tahun dikonsulkan oleh Bagian Neurologi ke IGD Kebidanan dengan keluhan lemas pada kedua tungkai bawah. Selain itu juga mengeluh susah BAB dan BAK. Sakit perut hilang timbul (-), keluar air (-), perdarahan pervaginam (-), gerak anak (+). Pasien dengan riwayat seksio sesarea 7 tahun yang lalu oleh karena oligohidramnion. Pemeriksaan fisik abdomen didapatkan tinggi fundus uteri setinggi pusat, tidak terdapat his, dan denyut jantung janin 156 kali per menit. Pemeriksaan fisik neurologi didapatkan paraparesis spastik grade 1 pada kedua ekstremitas bawah, penurunan tonus pada kedua ekstremitas bawah yang disertai munculnya refleks patologis (Babinski varians). Juga didapatkan adanya gangguan sensibilitas semua kualitas setinggi dermatome T4 ke bawah, serta retensio urin dan retensio alvi. Penanganan kasus kehamilan dengan massa epidural meliputi pemeriksaan laboratorium lengkap serta dilakukan lumbal punksi, pemantauan kesejahteraan janin dengan NST dan USG, terminasi kehamilan dilakukan dengan seksio sesarea elektif dengan pertimbangan belum pulihnya tenaga motorik ekstremitas bawah untuk menunjang persalinan pervaginam (Trial of Labor After Cesarean/TOLAC). Hasil luaran bayi secara klinis baik. Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) memberikan kesan suspek massa di daerah epidural setinggi C7-Th1 sisi kanan yang sebagian tampak menginfiltrasi canalis centralis dan menyebabkan kompresi spinal cord setinggi level tersebut,            dengan diagnosis banding Epidural abscess dan Epidural lymphoma; serta hambatan aliran liquor cerebrospinalis setinggi level C7-Th1. Sebelum seksio sesarea telah dilakukan Total laminektomi C7-Th2+Pedicle Screw C7-Th1-Th2 Sinistra + C7-Th1-Th2 Dextra. Kemudian dilakukan pemeriksaan Patologi Anatomi dengan memberikan kesimpulan discus degenerated dan mengalami kalsifikasi, dan tidak tampak infiltrasi sel-sel ganas. Proses kalsifikasi dan degenerasi ini merupakan suatu osifikasi ligamentum flavum atau lebih dikenal sebagai Ossification of Yellow Ligament (OYL). Penanganan spesifik dari Bagian Neurologi dan Bagian Bedah Saraf pasca operasi Total Laminektomi adalah penanganan konservatif berupa pemberian medikamentosa untuk mengatasi nyeri dan perawatan rehabilitasi medik. Dalam perkembangannya kekuatan motorik ekstremitas bawah membaik dan retensio urine serta retensio alvi juga membaik. Diharapkan setelah waktu 6 bulan pasca operasi Total Laminektomi akan terjadi perubahan defisit neurologi ke arah normal. Pasca seksio sesarea hari ke empat, dilakukan perawatan poliklinis, dengan monitoring berupa perawatan rutin ke fisioterapi setiap minggu, sekaligus menilai perbaikan defisit neurologi.   Kata kunci: kehamilan, massa epidural, ossification of yellow ligament

Page 1 of 1 | Total Record : 8