I Ketut Suwiyoga
Departemen Obstetri Dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, RSUP Sanglah, Bali, Indonesia

Published : 68 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

GESTATIONAL TROPHOBLASTIC NEOPLASIA (GTN) PATIENT PROFILE AT SANGLAH HOSPITAL DENPASAR IN JANUARY 2012-DECEMBER 2014 Ketut Suwiyoga, I Gde Sastra Winata,
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gestational Trophoblastic Neoplasia (GTN) was a malignant tumor from Chorionic Villi, especially from trophoblastic cell in pregnancy, mole or non hydadityform mole. The GTN incidence was varies in the world and tend to increasing in every year especially in developing countries. GTN was a malignant tumor that has an unique characteristic, such as: frequently in young women, low parity, has specific tumor marker, beta-hCG that has prognostic value, and was be the only malignancy that can be treated thoroughly. In social-economic GTN was a malignancy that became a burden on health services because of the high incidence, high cost therapy, and became poor prognosis if not in the good therapy. This article will explain about GTT patient profile at Sanglah Hospital in 2012-2014. This research was an descriptive retrospective research at Obstetric and Gynecologic Polyclinic, Gynecologic ward and Medical Record Installation at Sanglah Hospital in November until December 2014. During the research periode that was 19 GTN cases. Number of incident of GTN mostly in 31-35 years patient, about 36,8% (7 cases) with 2 parity, 36,8% (7 cases), with previous pregnancy with hydadityform mole, about 68,4%. Interval between pregnancy with GTN diagnose mostly was more than 100.000mIU/ml, about 57,9%. About 26,3% case metastasized, 80% in lung and 20% in bone. About 68,4% Histopathology type was hydadityform mole and 31,6 % was choriocarcinoma. Most of the GTN cas found in first stage, about 63,2%, in stage II, III and IV is 10,5%, 21,1% and 5,3%. Chemotherapy type that given to the patient, Methotrexate (MTX) 73,7%, combination chemptheraphy, Actinomycin D (ACD), Chlorambucil (MAC) and Etoposide, MTX, ACD, Cyclophosphamide, Oncovine (EMACO) WAS 10,5% AND 15,8%. Key word : Gestational Trophoblastic Neoplasia (GTN) profile
DESKRIPSI HISTOPATOLOGIK KANKER SERVIKS: ASPEK KLINIK Ketut Suwiyoga, I Gde Sastra Winata, I Nyoman Gede Budiana,
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia, sampai saat ini belum ada standar nasional tentang deskripsi histopatologik pada kanker serviks. Hal ini terutama disebabkan oleh karena belum ada pertemuan antara onko-ginekologist dengan patologist. Selain itu, juga disebabkan oleh adanya perbedaan sarana dan prasarana masing-masing, serta adanya perbedaan penerapan kemajuan tentang mekanisme patogenesis, dan sumber daya manusia serta strategi di setiap senter/RS Pendidikan. Standar nasional ini bertujuan untuk menyamakan deskripsi histopatologik terkait dengan penanganan dan pasient safety dengan kendali mutu dan biaya. Deskripsi histopatologik pada kanker serviks diharapkan  memenuhi kebutuhan aspek klinis yang berkaitan dengan penanganan pasien, sehingga  diperlukan suatu konsensus antara onko-ginekologist dengan patologist. Konsensus standar nasional deskripsi histopatologik yang ideal berdasarkan mekanisme invasi dan metastasis kanker serviks. Deskripsi histopatologik kanker serviks meliputi deksripsi umum, dan deskripsi diagnostik. Deskripsi umum meliputi identitas, kondisi, jumlah, jenis prosedur, topografi, deskripsi jaringan yang singkat dan jelas, dan keterkaitannya dengan struktur disekitarnya. Sedangkan deskripsi diagnostik meliputi jenis histopatologis, derajat diferensiasi tumor, perluasan tumor, invasi, lymphatic vascular space invasion, status kelenjar getah bening, dan status batas/tepi reseksi.   Kata kunci: kanker serviks, invasi, metastasis, deskripsi histopatologik
POST SECTIO CAESARIAN CHORIOCARCINOMA RESISTED TO COMBINE CHEMOTHERAPY Ketut Suwiyoga, I Gde Sastra Winata,
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Reported a case, 20 years old women diagnose with choriocarcinoma stage II with bidelfis uncials uterine, complained abnormal vaginal bleeding after 2 months post sectio caesaria. Done curettage with Anatomy Pathology examination result are rest pregnancy products. Two weeks after curettage, patient still complained vaginal bleeding. On physical examination found uterine enlargement appropriate 16-18 weeks, soft consistency. Positive pregnancy test with serum ?-hCG > 1500 mIU/ml. With ultrasonography seen duplex uterine, smaller at left uterine, at right uterine seen hypo-hyper echoic mass size 4x4 cm, was concluded as rest intrauterine pregnancy product and uterine duplex. After that was curettage with Anatomy pathology, the result is looks like choriocarcinoma. Patient was given combine chemoteraphy with Etoposide, Methotrexate (MTX), Actinomycin D (ACD), Cyclophosphamide, Oncovine (EMACO). After EMACO 3 series, the forth was delayed 1 month with increasing serum ?-hCG 38,43 mIU/ml. So this patient was diagnose with choriocarcinoma stage II post EMACO chemoteraphy 3 series (chemoresisten). Continued with hysterectomy supravaginal ( resection right delfis uterine) and give the EMACO 4th series. serum ?-hCG level was decrease to 0 mIU/ml after the EMACO 4th series. After the second EMACO the serum ?-hCG level also 0 mIU/ml, so we conclude this patient was remission.
DAMPAK KEHAMILAN DAN PERSALINAN TERHADAP DASAR PANGGUL I Gede Mega Putra, I Gde Sastra Winata,
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dasar panggul merupakan suatu komplek jaringan yang terletak diantara peritonium viseralis bagian bawah sampai dengan kulit vulva, yang memiliki peranan untuk menyokong berbagai organ viseralis pada panggul agar tetap berada dalam posisi dan fungsinya yang normal. Kerusakan dasar panggul merupakan suatu masalah yang bersifat kronis dan memiliki morbiditas yang sangat serius, dimana dapat mangakibatkan terjadinya penurunaan kualitas hidup penderitanya apabila tidak dikelola dengan baik. Angka kejadian kerusakan dasar panggul dan tindakan operatif yang terkait dengan kerusakannya tersebut sangat bervariasi pada berbagai penelitian. Penelitian yang dilakukan di Menchester tahun 2010 memperoleh hasil bahwa angka kejadian kerusakan dasar panggul sebesar 10%, dimana dari angka kejadian tersebut sebesar 31% disebabkan oleh karena adanya trauma obstetri dengan odds rasio sebesar 1,37 (95% CI: 0.72-2.62; P = 0.3398). Penelitian lainnya dilakukan di Inggris pada tahun 2009 terhadap 34.631 wanita, penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa risiko pada seorang wanita yang berusia 80 tahun untuk menjalani berbagai bentuk operasi dasar panggul adalah sebesar 12,2%. Sebanyak 2130 (6,2%) wanita paling tidak menjalani satu operasi dasar panggul, diantaranya sebanyak 407 (19%) menjalani operasi berulang. Penelitian yang dilakukan oleh Emily dkk. (2006) yang menghubungkan antara kerusakan dasar panggul dengan paritas dan cara persalinan menyimpulkan bahwa risiko untuk terjadnya kerusakan dasar panggul sangat berhubugan dengan adanya persalinan pervaginam, namun tidak selalu terkait dengan jumlah paritas, dan tindakan seksio sesarea memiliki dampak protektif apabila dibandingkan dengan persalinan pervaginam terhadap angka terjadinya kerusakan dasar panggul. Berbagai penelitian tersebut di atas menggambarkan bahwa risiko terjadinya kerusakan dasar panggul memiliki korelasi yang kuat terhadap adanya kehamilan dan persalinan itu sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut, maka melalui tulisan ini akan berusaha dipaparkan secara mendalam mengenai dampak dan mekanisme dari kehamilan dan persalinan dalam mengakibatkan terjadinya kerusakan dasar panggul.
PENATALAKSANAAN ADENOKARSINOMA IN SITU SERVIKS PADA KEHAMILAN Ketut Suwiyoga, I Gde Sastra Winata,
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adenokarsinoma in situ merupakan salah satu lesi premaligna serviks dan insidennya pada kehamilan cenderung meningkat dalam satu dekade terakhir. Tata laksana adenokarsinoma in situ (AIS) serviks pada kehamilan belum banyak dijelaskan secara terinci pada kepustakaan yang ada saat ini. Oleh karenanya, penting untuk mengetahui bagaimana perjalanan progresifitas AIS dan tata laksana yang sesuai, agar memberikan luaran yang optimal, baik untuk ibu maupun bayi. Tata laksana adenokarsinoma in situ serviks pada kehamilan terbagi atas tata laksana konservatif dan tata laksana invasif. Tata laksana konservatif dikerjakan dengan pengawasan secara berkelanjutan dan dijadwalkan pap smear atau kolposkopi serial. Sedangkan tata laksana invasif dikerjakan dengan melakukan konisasi. Kedua bentuk tata laksana ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah didapatkan perburukan atau tidak. Selanjutnya, AIS pada kehamilan yang ditata laksana  secara konservatif, terapi definitifnya dikerjakan setelah persalinan. Setiap pilihan terapi yang dikerjakan akan memberikan dampak pada ibu maupun bayi. Oleh karenanya, penting untuk mendiskusikan dengan pasien setiap pilihan tata laksana yang akan dikerjakan.   Kata kunci: adenokarsinoma in situ serviks, kehamilan
KADAR INTERLEUKIN-6 (IL-6) PADA ENDOMETRIOSIS Sastra Winata, I Gde
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Endometriosis merupakan kondisi tumbuhnya kelenjar dan stroma endometrium di lokasi heterotopik jauh dari endometrium normal. Endometriosis merupakan suatu gangguan ginekologi kronik, bersifat jinak, tergantung estrogen, yang berhubungan dengan nyeri pelvik dan infertilitas. Endometriosis adalah penyebab morbiditas yang signifikan dan diasosiasikan denganin fertilitas dan nyeri. Terdapat tiga sitokin pro-inflamasiyaitu IL-1, IL-6 dan tumor necrosis factor (TNF)-alpha, semua terlibat dalam pengembangan endometriosis. Konsentrasinya dalam cairan peritoneum dikaitkan dengan derajat adhesi endometriosis. konsentrasi IL-6  yang lebih tinggi secara signifikan pada pasien endometriosis dibandingkan dengan kelompok kontrol. Secara spesifik, konsentrasi IL-6 lebih tinggi secara signifikan pada endometriosis sedang sampai berat namun tidak pada endometriosis ringan jika dibandingkan dengan kontrol.
PERBEDAAN EKSPRESI HER-2/neu PADA TUMOR OVARIUM EPITELIAL TIPE JINAK, BORDERLINE DAN GANAS Suwiyoga, Ketut
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebab utama dari kanker ovarium sampai saat ini masih menjadi bahan perdebatan namun terdapat beberapa faktor resiko yang telah banyak diteliti dan diduga menjadi pemicu terjadinya kanker ovarium ini diantaranya adalah faktor genetik, umur, paritas, ras, dan riwayat keluarga dengan kanker payudara dan kanker ovarium (Ozols RF et al, 2005; Schorge JO, 2008; Fauzan R, 2009). Pada tingkat biomolekuler terjadi mutasi genetik, dimana salah satunya terjadi amplifikasi dari onkogen yang berakibat terjadinya overekspresi beberapa protein. Onkogen Human Epidermal Growth Factor Receptor 2 (HER2), yang juga dikenal sebagai HER2/neu, ErbB2 atau c-erbB2, diduga memegang peranan penting dalam proses karsinogenesis. HER2/neu merupakan suatu reseptor pada permukaan sel yang memiliki struktur yang sama dengan Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR), terletak pada kromosom 17q21 yang mengkode glikoprotein transmembran melalui aktivitas tirosin kinase. Ikatan HER2/neu dengan ligan akan memicu terjadinya proses phosphorilation dan dimerization sehingga sinyal transduksi dapat disampaikan melalui mekanisme pengaktifan Phosphoinositide 3-kinase (PI3K) dan mitogen activated protein kinase (MAPK) untuk memicu proliferasi sel kanker dan pembentukan pembuluh darah (angiogenesis) (Mayr et al, 2006). Pada tumor payudara, overekspresi HER2/neu berkisar 25% dari semua kasus kanker payudara. HER2/neu telah terbukti berperan pada karsinogenesis dan prognosis karsinoma payudara dan telah dikembangkan pula suatu metode terapi dengan target HER-2/neu. Pada tumor ovarium, overekspresi HER2/neu bervariasi antara 9% sampai 32%. Namun peranan HER2/neu pada kanker ovarium belum banyak diteliti. Peranan HER-2/neu dalam karsinogenesis dan prognosis kanker ovarium masih kontroversi (Tai W et all, 2010). Dengan mengetahui ekspresi HER2/neu pada tumor ovarium diharapkan mungkin dapat mengungkapkan peran HER2/neu pada tumor ovarium  dalam karsinogenesis, prognosis dan target terapi dikemudian hari. Penelitian mengenai “Perbedaan ekspresi HER2/neu pada tumor ovarium epitelial tipe jinak, borderline dan  ganas” ini diharapkan dapat dipakai oleh klinisi untuk mengetahui ekspresi HER2/neu pada tumor ovarium.
Evaluasi Nilai Blood Urea Nitrogen dan Serum Kreatinin pada Pemberian Kemoterapi Paklitaksel-Karboplatin pada Pasien Kanker Serviks Sel Skuamosa Stadium IIB-IIIB Noviyani, Rini; Suwiyoga, Ketut; Dewi, Anak A. A. W. P.; Niruri, Rasmaya; Tunas, I. K.; Budiana, I N. G.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2014.3.2.55

Abstract

Kemoterapi paklitaksel-karboplatin merupakan salah satu terapi untuk kanker serviks. Toksisitas kemoterapi pada ginjal dapat dinilai menggunakan nilai Blood Urea Nitrogen (BUN) dan serum kreatinin. Pada penelitian potong lintang prospektif ini diperoleh 6 pasien kanker serviks yang memenuhi kriteria penelitian. Pemeriksaan kadar BUN dan serum kreatinin dilakukan sebelum kemoterapi pertama dan sesudah kemoterapi seri ketiga. Rentang waktu kemoterapi pertama ke kemoterapi ketiga adalah tiga minggu. Pengambilan sampel penelitian menggunakan consecutive sampling. Data penelitian dianalisis menggunakan paired test dengan interval kepercayaan 95% dengan SPSS 17.0. Hasil evaluasi nilai BUN dan serum kreatinin sebelum dan sesudah kemoterapi menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara sebelum kemoterapi pertama dengan sesudah kemoterapi ketiga (p>0,05). Hasil penelitian ini dapat digunakan dokter sebagai pertimbangan untuk memberikan kemoterapi dengan regimen paklitaksel-karboplatin sesuai prosedur yang berlaku karena terbukti tidak menimbulkan penurunan fungsi ginjal pada pasien kanker serviks skuamosa.Kata kunci: BUN, kanker serviks, kemoterapi, paklitaksel-karboplatin, serum kreatininEvaluation of Blood Urea Nitrogen and Serum Creatinine in Squamous Cell Cervical Cancer Patients Stadium IIb-IIIb Who Receiving Paclitaxel- Carboplatin ChemotherapyPaclitaxel-carboplatin chemotherapy is one of cervical cancer therapy. Renal toxicity from chemotherapy can be assessed using the value of  Blood Urea Nitrogen (BUN) and serum creatinine. In a prospective cross sectional study was obtained 6 cervical cancer patients who met the research criterias. Examination of BUN and serum creatinine performed before first and after third chemotherapy with the interval time of 3 weeks. Sampling method using consecutive sampling. Data were analyzed using paired test with 95% confidence intervals using the SPSS 17.0. BUN and serum creatinine before and after chemotherapy values obtained p>0.05. BUN and serum creatinine values showed no significant difference between before the first chemotherapy to after third chemotherapy. The doctor may consider using this combination chemotherapy in accordance with the procedures in force due to chemotherapy using paclitaxel- carboplatin shown to be effective and not cause renal toxicity in squamous cervical cancer patients.Key words: BUN, cervical cancer, chemotherapy, paclitaxel-carboplatin, serum creatinine
Evaluasi Nilai Antigen Squamous Cell Carcinoma Pasien Kanker Serviks Sel Skuamosa Stadium II B–III B yang Menerima Kemoterapi Bleomisin, Oncovin®, Mitomisin, dan Cisplatin Noviyani, Rini; Suwiyoga, Ketut; Puspa, Intan; Budiana, Nyoman; Tunas, Ketut
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.589 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2015.4.2.106

Abstract

Kemoterapi Bleomisin, Oncovin®, Mitomisin, dan Cisplatin (BOMP) merupakan salah satu tatalaksana terapi untuk kanker serviks. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi respons kemoterapi regimen BOMP pada pasien kanker serviks sel skuamosa stadium IIB–IIIB dengan antigen SCC. Pada penelitian potong lintang prospective ini diperoleh 12 pasien kanker serviks yang memenuhi kriteria inklusi yang diambil dengan metode consecutive sampling. Pemeriksaan kadar antigen SCC dilakukan dengan cara mengambil darah pasien sebelum kemoterapi BOMP seri pertama dan sesudah kemoterapi BOMP seri ketiga kemudian diperiksa dengan alat ARCHITECT SCC assay. Data dianalisis menggunakan paired test dengan interval kepercayaan 95%. Terdapat penurunan rerata nilai antigen SCC pada penderita kanker serviks tipe sel skuamosa setelah tiga seri kemoterapi BOMP meskipun penurunan tersebut tidak bermakna secara statistik (p>0,05). Perbedaan yang tidak bermakna secara statistik ini mungkin disebabkan kurangnya jumlah pasien yang digunakan. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh dokter sebagai pertimbangan untuk melanjutkan kemoterapi BOMP hingga seri keenam sesuai dengan prosedur yang diberlakukan dengan pemantauan rutin terhadap kondisi pasien khususnya nilai antigen SCC untuk untuk memprediksi prognosis dan respons kemoterapi.Kata kunci: Antigen SCC, BOMP, kanker serviks sel skuamosa, kemoterapi, stadium IIB–IIIBEvaluation of Squamous Cell Carcinoma Antigen Value in Stadium IIB–IIIB Squamous Cell Cervical Cancer Patients which Receiving Bleomycin, Oncovin®, Mitomycin, and Cisplatin ChemotherapyBleomycin, Oncovin®, mitomycin, and cisplatin (BOMP) chemotherapy is one of the management of cervical cancer therapy. The aim of this study was to evaluate the response to BOMP chemotherapy regimens in patients squamous cell cervical cancer stage IIB-IIIB using SCC antigen. In this prospective cross sectional study was obtained 12 cervical cancer patients who met the inclusion criteria, which is taken by using consecutive sampling method. Examination of SCC antigen levels was conducted by taking a patient’s blood before the first series and after the third series of BOMP chemotherapy, then further examined by ARCHITECT SCC assay. Data were analyzed using paired test with 95% confidence intervals. Statistical analysis showed that there were a decrease in the average value of SCC antigen in patients with squamous cell cervical cancer types after 3 series of BOMP chemotherapy although this reduction was not statistically significant (p>0.05). The differences are not statistically significant is probably due to insufficient number of patients used in this study. The doctor may consider to continue chemotherapy until the sixth series in accordance with the procedures by routine monitoring of the patient’s condition, especially SCC antigen values for predicting the prognosis and response of chemotherapy.Key words: BOMP, chemotherapy, SCC antigen, squamous cell of cervical cancer, stadium IIB–IIIB
Efek Kemoterapi Bleomisin, Vincristin, Mitomisin dan Karboplatin terhadap Massa Tumor dan Infiltrasi Parametrium pada Pasien Kanker Serviks: Studi Kasus di RSUP Sanglah Denpasar Suwiyoga, Ketut; Noviyani, Rini; Budiana, I Nyoman G.; Tunas, I Ketut; Indrayathi, Ayu; Niruri, Rasmaya
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 6, No 3 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Clinical Pharmacy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.506 KB) | DOI: 10.15416/ijcp.2017.6.3.164

Abstract

Penggunaan regimen BOM-cisplatin untuk kemoterapi pasien kanker serviks masih belum memberikan hasil efektivitas yang memuaskan, sehingga dilakukan penggantian agen cisplatin dengan karboplatin. Kemoterapi BOM-karboplatin merupakan salah satu regimen terapi kanker serviks di RSUP Sanglah Denpasar. Informasi tentang efektivitas penggunaan BOM-karboplatin untuk kemoterapi kanker serviks masih sangat minim, maka dari itu penelitian ini dilakukan dengan melihat massa tumor dan infiltrasi parametrium. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus terhadap 9 pasien kanker serviks sel skuamosa stadium IIB–IIIB sebelum dan sesudah kemoterapi BOM-karboplatin di RSUP Sanglah dari bulan Februari hingga Agustus 2015 yang memenuhi kriteria. Pemeriksaan Massa Tumor dan Infiltrasi Parametrium (%CFS) dilakukan sebelum kemoterapi seri I dan sesudah kemoterapi seri III. Pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Data penelitian dianalisis menggunakan uji normalitas yaitu uji Shapiro-Wilk, selanjutnya dianalisis menggunakan uji t berpasangan dengan taraf kepercayaan 95%, sedangkan data berdistribusi tidak normal ditranformasi ke bentuk fungsi logaritma lalu dianalisis dengan uji Wilcoxon. Berdasarkan analisis statistik diketahui bahwa terdapat penurunan bermakna pada massa tumor dan infiltrasi parametrium kiri sesudah 3 seri kemoterapi dengan nilai p<0,05 yaitu masing-masing p=0,001 dan p=0,025, tetapi tidak terdapat penurunan bermakna pada infiltrasi parametrium kanan dengan nilai p>0.05 yaitu p>0,083.Kata kunci: BOM-cisplatin, cancer free space, kanker serviks, RSUP Sanglah Effect of Chemotherapy Bleomycin, Vincristin, Mitomycin and Carboplatin by Tumor Mass and Infiltration Parametrial for Cervical Cancer Patients: Case Study in Sanglah General Hospital, DenpasarBOM-cisplatin regimen for chemotherapy for cervical cancer patients has not resulted high efficacy, hence a replacement of cisplatin with carboplatin is proposed. BOM-carboplatin chemotherapy is at present a treatment for cervical cancer patients in Sanglah Hospital in Denpasar. Information about the efficacy of using the BOM-carboplatin for cervical cancer chemotherapy is not provided, therefore this research performed by observing tumor mass and parametrial infiltration. This research was carried out using case study method on 9 patients with squamous cell cervical cancer stage IIB–IIIB before and after BOM-carboplatin chemotherapy at Sanglah Hospital from February until August 2015. Examination of tumor mass and parametrial infiltration (%CFS) conducted prior to chemotherapy series I and after chemotherapy series III. Sampling was done consecutively. The research data were analyzed using the normal distribution Shapiro-Wilk test continued by paired t-test with 95% confidence level, while data that is classified otherwise is transformed to logarithmic function and were analyzed using the Wilcoxon test. Based on statistical analysis, there is significant reduction in tumor mass and left parametrial infiltration after the third chemotherapy with (p<0.05) which are p=0.001 and p=0.025, but there is no significant reduction of right parametrial infiltration with p>0.05 that is p>0,083.Keywords: BOM-cisplatin, cancer free space, cervix cancer, Sanglah hospital
Co-Authors Anak A. A. W. P. Dewi Anak Agung Ngurah Jaya Kusuma Anak Agung Ngurah Jaya Kusuma Anak Agung Ngurah Jaya Kusuma and I G. Alit-Artha Anom Suardika Arthawan Arthawan Budiana, Nyoman Danny Aguswahyudi Dewi, Anak A. A. W. P. E. Joewarini Evert Solomon Pangkahila Feliciano Pinto, Feliciano Ferry Santoso Fido Anggli, Fido Fransiskus C Raharja Hadisubroto, Yona S. Hanny Aditanzil Hanny Aditanzil Heni Sunyoto I Dewa Made Sukrama I Gde Adnyana Sudibya I Gde Raka Widiana I Gde Sastra Winata I Gede Adnyana Sudibya, I Gede Adnyana I Gede M Putra I Gede Mahendra Adiguna Dira I Gede Mega Putra I Gede Putu Surya I Gusti Ayu Sri Mahendra Dewi I Gusti Putu Mayun Mayura I Ketut Labir I Ketut Labir I Ketut Surya Negara I Ketut Tunas I Made Darmayasa I Nyoman Gede Budiana I Nyoman H Sanjaya I NYOMAN MANTIK ASTAWA I Putu Kusuma Yudasmara, I Putu Kusuma I Wayan Artana Putra I Wayan Megadhana I Wayan Putu Sutirta Yasa I Wayan Suranadi I. F. W. Putra I. Lesmana I.W. Weta Ida Bagus Gde Fajar Manuaba Ida Bagus Putra Adnyana Ines Kurniaty Hartono Intan Puspa IPG Wardhiana IPG Wardhiana, IPG Janet Sumampouw JOHANA SENSY LENI MANNA K Tangking Widarsa KADE YUDI SASPRIYANA Kadek Fajar Marta Ketut S. Negara L.S. Ani Leony Lim Lidia Widianti, Lidia Luh Putu Iin Indrayani Maker Luh Seri Ani Made Bagus Dwi Aryana MANNA, JOHANA SENSY LENI Mantik AN Moestikaningsih . Mona Mariana Mona Mariana Muhammad Freddy Candra Sitepu N.W.A. Utami Negara, Ketut S. Ni Ketut Karneli Ni Ketut Karneli Ni Made Suciani Nyoman Bayu Mahendra Puspa, Intan Putra, I Gede M Putu Adi Sujana Putra Putu Ayu Indrayathi Putu Doster Mahayasa R. Niruri Raharja, Fransiskus C Rasmaya Niruri Rasmaya Niruri Rasmaya Niruri Rini Noviyani Riza Firman Satria Sanjaya, I Nyoman H Santoso, Ferry Stella Kawilarang Stella Kawilarang, Stella Sugianto Sugianto Sumampouw, Janet Tjokorda Gde Agung Suwardewa Wenas, Yongki Yona S. Hadisubroto Yongki Wenas Yosevangelika Hutabarat