cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman
ISSN : 20872305     EISSN : 26152282     DOI : -
Core Subject : Education,
MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman — ISSN (print) 2087-2305. diterbitkan oleh Pusat Kajian dan Pengembangan Ilmu-ilmu Keislaman (PKPI2) Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang sebagai media pengembangan kajian tentang ilmu-ilmu pendidikan dasar (Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Dasar) dan Keislaman.
Arjuna Subject : -
Articles 99 Documents
TRIPUSAT PENDIDIKAN SEBAGAI LEMBAGA PENGEMBANGAN TEORI PEMBELAJARAN BAGI ANAK Ni Made Sri Agustini
MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman Vol 9, No 2 (2018): MAGISTRA
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/mgs.v9i2.2543

Abstract

AbstrakTripusat pendidikan adalah tiga pusat pendidikan yang terdiri dari lingkungan pendidikankeluarga, sekolah dan masyarakat yang secara bertahap dan terpadu mengemban suatutanggung jawab dalam pengembangan teori pembelajaran pada anak. Lingkungan keluargayang merupakan lingkungan pertama dan dianggap sebagai peletak dasar pendidikan anakyang sekaligus awal dari pendidikan yang akan ditempuh selanjutnya serta sangat berperandalam pembentukan kepribadian. Pendidikan di sekolah mempunyai dasar, tujuan, isi, metodedan syarat-syarat lain yang disusun secara sistematis dalam bentuk kurikulum dan dianggapsebagai peletak dasar pengetahuan ilmiah. Pada pendidikan di masyarakat, seorang anak akanmerealisasikan sejumlah teori pendidikan dan pengajaran yang pernah diajarkan dalamlembaga pendidikan sebelumnya. Anak akan mengaktualisasikan dan melibatkan diri dalamlingkungan masyarakat. Penerapan tripusat pendidikan sangat mempengaruhi pengembanganteori pembelajaran pada anak yang dilaksanakan secara terpadu dapat menjadikan anakmemiliki kepribadian yang utuh dan bertanggung jawab. Anak akan memilikiprofesionalisme yang merupakan modal utama untuk terjun ke masyarakat. Oleh karena itu,tripusat pendidikan merupakan suatu rangkaian sistem yang terpadu dalam melaksanakanproses pendidikan yang dapat mengantar peserta didik untuk mencapai kedewasaannya yangdapat berguna bagi nusa dan bangsa.Kata Kunci: Tripusat Pendidikan, Lembaga Pengembangan Teori Pembelajaran, Anak.AbstractThree-centered education is three center education which consist of family educationenvirontment, school and society which gradually and integrated carrying out a responsiblein improvement of learning theory for children. Family is the first environment andconsidered as basic of children educaation at once the early education which can they takenext and having role in personality formation. Education in school has basic, goal, content,method and other requirements which are set systematically in curriculum and considered asbasic of scientific knowledge. Education in society, a child will realize some education theoryand their learning that they get from their previous education. Children will actualized andinvolving themselves in society environtment. The implementation of three-centerededucation is very influencial the improvement of learning theory on choldren whichconducted integratedly can make the children will have profesionalism as main capital totake part on society. Therefore, three-centered education is an integrated series system inconducting education process which can take the learners reach their maturity and usefullfor their nation.Keywords: three-centered education, institution of learning theory improvement, children
PENDIDIKAN LITERASI BERBASIS NILAI BAGI SISWA SEKOLAH DASAR; STUDI ANALISIS NOVEL SEBELAS PATRIOT Desy Nursalena Susilowati
MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman Vol 9, No 2 (2018): MAGISTRA
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/mgs.v9i2.2544

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mendeskripsikan hasil analisis nilai-nilai yang telahditemukan dalam novelSebelas Patriot sebagai bahan literasi membaca yang mendidikbagi siswa (2) Mendeskripsikan relevansi nilai-nilai dalam novelSebelas Patriot dengannilai-nilai karakter sebagai bahan literasi membaca yang mendidik bagi siswa SekolahDasar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini melibatkan kepalasekolah, guru dan siswa kelas V. Data dalam penelitian ini diperoleh dari observasi,wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagaiberikut: (1) Novel Sebelas Patriot mengandung nilai karakter yang meliputi religius, jujur,toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,cinta tanah air, menghargai prestasi, persahabat/komunikatif, cinta damai, gemarmembaca, dan tanggung jawab; (2) Relevansi nilai-nilai yang terkandung dalam novelSebelas Patriot dengan nilai karakter.Kata Kunci: Pendidikan Literasi, Berbasis NilaiAbstractThe goals of this study are : (1) describing the result of analysis values are found in novel“ sebelas patriot” as educated literacy material for student. (2) describing the relevancevalues in novel “ sebelas patriot “ with character values as educated literacy material forelementary school student. The kind of this reseaceh as descriptive qualitative. Thisresearch involving the headmaster, teachers and fifth grade student. The data is obtainedby observation, inteview and documentation. Based on the result of this research, can beconcluded as follows : (1) novel “ sebelas patriot “ contains character values that cover :religious, honest, tolerance, dicipline, hard work, creative, independent, curious,nationalism, love the country, appreciate the achievement, friendship/communicative,peace, love reading, and responsible. (2) the relevance values in novel “ sebelas patriot“ with character values.Keyword : Literacy eduation, value based
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CLT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA AKTIF BAHASA INGGRIS BERBASIS NILAI-NILAI KARAKTER BERBAHASA Arif Widagdo
MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman Vol 9, No 2 (2018): MAGISTRA
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/mgs.v9i2.2545

Abstract

AbstrakBerbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa Inggris yang sangat penting dalamkomunikasi lisan yang berkualitas dari sisi konten kalimat dan karakter (kesantunan) berbahasa.Penelitian ini berawal dari permasalahan mahasiswa PGSD FIP UNNES (sekitar 70%)memiliki kemampuan berbicara (speaking) bahasa Inggris yang masih kurang bagus. Tujuandari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi active speaking mahasiswa melaluimodel Communicative Language Teaching (CTL) dalam proses kegiatan pembelajaran matakuliah bahasa Inggris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model CommunicativeLanguage Teaching dapat meningkatkan kompetensi active speaking mahasiswa dalam proseskegiatan pembelajaran mata kuliah bahasa Inggris di PGSD yang berbasis konservasi nilainilai karakter (berbahasa). Indikator active speaking (keaktifan berbicara secara aktifkomunikatif). Dalam proses pembelajaran, keterampilan active speaking menjadi fokus utamapenelitian tindakan ini, dimana desain pembelajaran melibatkan empat kompetensikomunikatif yaitu: kompetensi gramatikal, kompetensi sosiolinguistik, kompetensiwacana/discourse, dan kompetensi strategi. Dilihat dari hasil penilaian siklus I ada peningkatanrara-rata kelas. Nilai rata-rata kelas pada pra tindakan yaitu 68,77 pada siklus I meningkatmenjadi 76,38. Dan hasil penilaian siklus II menunjukan adanya peningkatan rara-rata kelasyang cukup signifikan, dimana nilai rata-rata kelas pada siklus I yaitu 76,38 pada siklus IImeningkat menjadi 82,20.Kata Kunci: Bahasa Inggris, CLT, Active Speaking, Nilai Karakter BerbahasaAbstractSpeaking is one of skills in English which very important for spoken communication, contentside of sentence and speak in character (politeness). This research start from problem of PGSDstudent in FIP UNNES (around 70%) have lack of English skill. The goal of this research is toimprove the competence of student’ active speaking through communicative languangeteaching (CLT) model in learning process of English course. The result show that theimplementation of communicative languange. Teaching can improve the competence ofstudent’s active speaking in English course of PGSD based on conservation of character valueArif Widagdo Penerapan Model CLT...65 MAGISTRA - Volume 9 Nomor 2 Desember 2018( speak in ). Indicator of active speaking skill become main focus in this action research, wherethe learning design involving four communicative competencies, they are : grammatical,socialinguistic competence, discourse competence and strategy competence. Seen by the resultof cycle I, there is improvement score in class average. Average score on pra treatment is68,77, on cycle 1 increase become 76,38. And the result of scoring on cycle II shows the isimprovement on significant average, where class average score on cycle I is 78,38 on cycle IIincrease become 82,20Keywords: English, CLT & active speaking, character values in language
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CIRCUIT LEARNING PADA SISWA KELAS V Oktafina Bikhurin’in; Asma’ul Husna; Fitria Martanti
MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman Vol 9, No 2 (2018): MAGISTRA
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/mgs.v9i2.2546

Abstract

AbstrakPenelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnyamata pelajaran IPS melalui model pembelajaran circuit learning. Penelitian ini merupakanpenelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di MI Wonoyoso Pringapus kecamatanPringapus Kabupaten Semarang dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas V yangberjumlah 16 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Penelitiandilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus penelitian terdiri dari tahap perencanaan,pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi,dan wawancara. Hasil penelitian sebagai berikut: kondisi awal pra siklus menunjukkanbahwa rata-rata hasil belajar siswa yaitu 33,4 dan belum ada siswa yang tuntas mencapainilai KKM (70), siklus I nilai rata-rata hasil belajar meningkat 45,9 dengan ketuntasanklasikal 6,2% karena hanya 1 siswa yang tuntas mencapai KKM (70), dan pada siklus II nilairata-rata hasil belajar meningkat lagi dengan rata-rata hasil belajar 83,1 dan ketuntasanklasikal mencapai 81,2% sehingga penelitian ini dikatakan berhasil. Berdasarkan perolehantes formatif yang terus mengalami peningkatan tiap siklus tersebut, dapat disimpulkan bahwahasil belajar IPS dapat ditingkatkan melalui penggunaan model circuit learning pada siswakelas V MI Wonoyoso Pringapus.Kata Kunci: Hasil Belajar, IPS, Model Pembelajaran Circuit LearningAbstractThe goal of this classroom action research is to improve the students learning resultespecially on IPS lesson through circuit learning model. This research is classroom actionresearch which conducted in MI Wonoyoso Pringapus, kecamatan Pringapus, KabupatenSemarang and the subjects are 16 students of fifth grade, consist of 12 male students and 4female students. This research conducted in 2 cycles, each cycle consist of planning,implementation, observation and reflection. Technique of data collection using test,observation, and interview. The result of this research as follow : early condition beforecycle show that the average of students’ learning result was 33,4 and no one reached thecompleteness (70), cycle 1 the average score of learning result increased become 45,9 withclassical completeness 6,2% because only one student reached the completeness (70), and oncycle 2 the average score increased again with the learning result was 83,1 and classicalcompleteness until 81,2% and this research can be said success. Based on the test formativeresult which always increase in every cycle, can be concluded that the learning result of IPSUpaya Meningkatkan Hasil Belajar …89 MAGISTRA - Volume 9 Nomor 2 Desember 2018Oktafina B., Asma’ul H., FitriaM.can be increased by the use of circuit learning model for fifth grade in MI WonoyosoPringapus.Keywords : learning result, IPS, circuit learning model
MENANGKAL GERAKAN RADIKALISME ISLAM MELALUI SEKOLAH TASLIM SYAHLAN
MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman Vol 6, No 2 (2015): MAGISTRA
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/mgs.v6i2.1774

Abstract

AbstractRadikalisme Agama merupakan permasalahan yang sering muncul di masyarakat.Akhir-akhir ini, gerakan ISIS menjadi perhatian serius di kalangan umat Islam didunia, karena keberadaannya telah merugikan beberapa belah pihak dan telahmenimbulkan banyak korban berjatuhan. Sebagai upaya pencegahan radikalismeagama, sekolah menjadi sarana efektif guna membendung gerakan tersebut.Tulisan ini menjelaskan tentang pemahaman radikalisme agama, faktor penyebabsekaligus penyebaran gerakan radikalisme serta upaya sekolah dalam menangkalradikalisme. Beberapa upaya dapat dilakukan oleh pihak sekolah, di antaranyayaitu; 1) menjelaskan ajaran Islam secara memadai kepada peserta didik;2)mengedepankan dialog dalam pembelajaran agama Islam; 3)Pemantauan danmonitoring keagamaan peserta didik dan 4) pengenalan dan penerapanpendidikan multikultural.Kata kunci: Radikalisme, Islam dan SekolahAbstrakReligious radicalism is a problem that often arises in the community. Lately, ISISmovement became a serious concern among Muslims in the world, because itsexistence has harmed some parties and has caused many victims. As prevention ofreligious radicalism, the school becomes an effective tool to stem the movement. Thispaper describes the understanding of religious radicalism, the factors causing thespread of radicalism at the same time and efforts in countering radicalism school.Some efforts can be undertaken by schools, among which; 1) explaining the teachingsof Islam adequately to learners; 2) promote dialogue in learning Islamic religion; 3)Monitoring and monitoring of religious students and 4) the introduction andapplication of multiculture.Keywords: radicalism, Islam, school
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI BAHAN AJAR DIALOGIS KOMIK SEPEKAN BERBANTUAN POWERPOINT DI KELAS 5B SDN SAMPANGAN 01 Dian Marta Wijayanti
MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman Vol 8, No 2 (2017): MAGISTRA
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/mgs.v8i1.1994

Abstract

Abstrak Ketuntasan pembelajaran IPS di kelas 5B SDN Sampangan 01 hanya 36%. Pembelajaran sebelumnya masih berlangsung kurang inovatif. Guru hanya menggunakan buku paket tanpa dibantu bahan ajar lain yang lebih menarik. Maka dari itu peneliti memperbaiki kegiatan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar dialogis KOMIK SEPEKAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan 3 siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas 5B SDN Sampangan 01 tahun 2016. Hasil penelitian memperlihatkan adanya peningkatan aktivitas siswa. Pembelajaran berjalan lebih bermakna karena siswa dapat memahami kronologi peristiwa sejarah pasca kemerdekaan melalui bahan ajar yang memiliki warna menarik. Ketuntasan klasikal meningkat dari 36% menjadi 80%.Kata kunci: IPS, komik, powerpointAbstact The completeness of IPS learning in 5B grader of Sampangan 01 elementary school onl 36%, because the previous learning is conducted less innovative. The teacher only use school book without another interesting complement teaching material. Because of that case, the writer construct learning activity by using teaching material dialogis KOMIK SEPEKAN. This study using action research with 3 cycles. The subject is 5B graders of Sampangan 01 elementary school in 20016. The result show there is increasing on student activity. Learning activity runs meaningfull because students easy to understand the chronology of Indonesia history after independence by teaching material which has interesting atmosphere. Clasical completeness is increase from 36% to 80%.Keywords: IPS, comic, powerpoint 
INTEGRASI PENDIDIKAN SIAGA BENCANA DALAM KURIKULUM MADRASAH IBTIDAIYAH MOHAMMAD SOFYAN AL-NASHR
MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman Vol 6, No 2 (2015): MAGISTRA
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/mgs.v6i2.1779

Abstract

Abstrak Tingkat kerentanan bencana di Indonesia sangat tinggi, hal ini tidak hanya karena faktor geografis di mana Indonesia berada di daerah rawan bencana, namun juga karena kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang masih rendah dalam menghadapi ancaman bencana. Pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia Indonesia bahkan semakin membuat ancaman bencana bertambah besar, misalnya bencana asap karena kebakaran hutan dan lahan yang banyak disebabkan ulah manusia yang sengaja membakar hutan untuk membuka lahan. Agar ancaman bencana tidak semakin besar, maka perlu menanamkan dan menumbuhkan karakter sadar, siaga, dan tanggap bencana kepada masyarakat. Salah satu caranya ialah melalui jalur pendidikan, yaitu mengintegrasikan pendidikan siaga bencana dalam pembelajaran. Langkah ini akan berdampak besar apabila dilakukan sejak dini, yakni di usia sekolah dasar (rentang 7-12 tahun). Madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam bisa menjadi tempat yang tepat dalam menghasilkan generasi bangsa yang tanggap bencana. Karena hal ini sejalan dengan ajaran Islam di mana manusia merupakan khalifah di bumi yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup manusia dan alam. Kata Kunci: pendidikan, siaga, bencanaAbstractThe level of vulnerability to disaster in Indonesia is very high, this is not just because factor geographically where Indonesia is prone to disasters, but also because of the quality of human resources (HR) Indonesia which is still low in the face of the threat of disaster. Knowledge, attitudes, and behaviors of human beings even more Indonesia makes the threat of disasters increases, for example smoke disaster due to forest fires and land that much of human behavior is caused intentionally burning forests to open land. So that the threat of disaster is not getting bigger, thus the need to inculcate and foster a character aware, alert, and disaster response to the community. One way is through the education, that is, integrate disaster preparedness education in learning. This step will have a major impact when done early, i.e. in primary school age (range 7-12 years old). Madrasah as one of Islamic educational institutions can be a great place in producing a generation of the nation's disaster response. Because this is in line with the teachings of Islam in which83M. Sofyan al-Nashr Integrasi Pendidikan Siaga Bencana….MAGISTRA - Volume 6 Nomor 2 Oktober 2015man was the Caliph on earth that are responsible for the survival of human beings and nature.Keywords:education, standby, disaster
KOMPETENSI PEDAGOGIK PESERTA PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN Ali Imron; Linda Indiyarti Putri
MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman Vol 9, No 1 (2018): MAGISTRA
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/mgs.v9i1.2213

Abstract

ABSTRAK Pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh guru. PGMI Universitas Wahid Hasyim merupakan bagian dari agen pendidik yang disiapkan untuk memenuhi target outcome menjadi pendidik profesional. Fokus penelitian ini adalah bagaimana kemampuan kompetensi pedagogik mahasiswa peserta PPL tahun pelaksanaan 2018 sesuai dengan indikator ketercapaian.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dan dieksplorasikan melalui data kuantitatif. Pada penelitian ini menggunakan rangka kerja Milles dan Huberman dan difokuskan melalui logika induktif dalam menarik kesimpulan dari data yang ada. Kedudukan peneliti dalam penelitian ini sebagai instrumen penelitian artinya peneliti dimaksudkan sebagai alat pengumpul data.Hasil analisis menunjukkan bahwakompetensi pedagogik mahasiswa praktikan berkatogori baik. Hal ini ditunjukkan pada interpretasi skor sebesar 76,56%. Peran dan fungsi guru pamong dan Dosen Pembimbing Lapanganmampu memberikan arahan guna meningkatkan kualitas kompetensi pedagogik mahasiswa.Kata kunci: Kompetensi Guru; Pedagogik; PPL.Pedagogic is one of competencies that should be owned by a teacher. Study program of Education of Islamic Elementary School Teacher (PGMI) in Wahid Hasyim University is a part of educator agent which are set to fulfill outcome product become professional educator. Focus of this research is how the pedagogic competency ability of college student as Field Experience Program (PPL) participants in 2018 according to achievement indicator. This research used descriptive qualitative research and explored by quantitative data. This research used Milles and Huberman framework and focused in inductive logical for concluded the data. The researcher in this research was as research instrument. It means reseacher as data collection tool. The result of the analysis showed that pedagogic competency in PPL participants are in good category. It is showed in score interpretation 76,56%. Role and function of tutor teacher and field mentor lecturer (DPL) are able to give instruction to improve the quality of pedagogic competency in college student.Keywords: teacher competency; pedagogic; PPL
IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN MATERI PAI MI PERSPEKTIF INTEGRASI INTERKONEKSI Ali Imron
MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman Vol 8, No 2 (2017): MAGISTRA
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/mgs.v8i1.2003

Abstract

AbstrakFenomena dikotomi bidang keilmuan yakni antroposentris dan teosentris menjadi fakta sejarah. Pendidikan antroposentris penting untuk pembinaan dan penyempurnaan kepribadian anak. Sedangkan pendidikan teosentris/sain (ilmu non agama-teosentris) juga dibutuhkan untuk melengkapi pengetahuannya. Keberadaannya dianggap sebagai pelengkap, sehingga umat Islam mengesampingkan ilmu non agama atau sebaliknya. Hal ini mengakibatkan umat Islam terbelakang dalam hal sains dan teknologi. Pengembangan materi PAI MI persepektif integrasi interkoneksi baik internal maupun eksternal dapat menjadi salah satu tawaran model pengembangan materi guna membekali pengetahuan yang komprehensif, sebab Islam tidak pernah menganggap adanya dikotomi ilmu pengetahuan (sain) dan agama.Kata Kunci : dikotomi, materi PAI MI, Integrasi, Interkoneksi. Abstact Dichotomy phenomenon devided into 2 parts in science, they are antropocentris and teocentris which are called history fact. Antropocentris education is very important to construct and to complete students personality. Science education (non religion-teocentris science) also needed by Moslem generation to complete their knowledge. Its existance considered as complement, so Moslems put a side non-religion science or on contrary. It makes Moslem left behind in science and technology. Material development for Islamic Education in MI in perspective integrative interconnection both internal or external can be one of offered material development model to give comprehensive science for students in MI, because Islam never consider science and religion dichotomy.Keywords: dichotomy, material for Islamic education in MI, interconnection
PENDIIDKAN BERBASIS TOLERANSI SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMUTUS MATA RANTAI KEKERASAN MELALUI INSTITUSI PENDIDIKAN winarno .
MAGISTRA: Media Pengembangan Ilmu Pendidikan Dasar dan Keislaman Vol 6, No 2 (2015): MAGISTRA
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/mgs.v6i2.1775

Abstract

AbstrakPermasalahan kekerasan dalam dunia pendidikan merupakan salah satu masalah urgen yang cukup memperoleh sorotan yang tajam, karena dalam beberapa kasus kekerasan berujung pada kematian, sehingga hal tersebut perlu diatasi dengan tepat. Institusi pendidikan sebagai lembaga yang berperan dalam menyelenggarakan proses pendidikan, tentunya harus berfungsi dalam menanamkan keterampilan yang diperlukan untuk ikut ambil bagian dalam demokrasi, mengembangkan bakat yang dimiliki tiap orang demi kepentingan pribadi dan masyarakat, mempersiapkan anggota masyarakat untuk dapat mencari nafkah, melestarikan kebudayaan, mengurangi pengendalian orang tua, melimpahkan wewenang dan tugas dalam mendidik anak pada pihak sekolah, serta sebagai sarana untuk mengakomodir perselisihan paham yang terjadi di lingkungan sekolah maka perlu untuk menyelenggarakan pendidikan yang diupayakan untuk memutus mata rantai kekerasan yang terjadi.Pendidikan berbasis toleransi merupakan upaya untuk menyelenggarakan pendidikan dengan menghapuskan perbedaan mendasar antara senior dan junior di instansi pendidikan. Dengan demikian pendidikan diupayakan untuk saling menghormati dan menghargai antar siswa tanpa memandang senioritas.Kata Kunci: Pendidikan, toleransi, kekerasanAbstractThe problems of violence in the world of education is one of the urgent problems obtaining enough sharp spotlight, because in some cases of violence resulting in death, so it needs to be addressed appropriately. Educational institutions as institutions that play a role in organizing the educational process, must be functioning in imparting the necessary skills to take part in democracy, developing the talents of each person in the interests of the private and the public, prepare community members to be able to earn a living, to preserve their culture, reducing parental control, delegation of authority and duty to educate children in the school, as well as a means to accommodate the disagreement that occurred in the school environment, the need for education that sought to break the chain of violence. Tolerance based education is an effort to provide education to eliminate the35Winarno Pendidikan Berbasis Toleransi Sebagai Upaya….MAGISTRA - Volume 6 Nomor 2 Oktober 2015fundamental differences between the senior and junior in educational institutions. Thus pursued education for mutual respect and respect among students regardless of seniority.Keywords: education, tolerance, violence

Page 2 of 10 | Total Record : 99