cover
Contact Name
Hero Patrianto
Contact Email
jurnal.atavisme@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.atavisme@gmail.com
Editorial Address
Balai Bahasa Jawa Timur, Jalan Siwalanpanji, Buduran, Sidoarjo 61252, Indonesia
Location
Kab. sidoarjo,
Jawa timur
INDONESIA
ATAVISME JURNAL ILMIAH KAJIAN SASTRA
ISSN : 1410900X     EISSN : 25035215     DOI : 10.24257
Core Subject : Education,
Atavisme adalah jurnal yang bertujuan mempublikasikan hasil- hasil penelitian sastra, baik sastra Indonesia, sastra daerah maupun sastra asing. Seluruh artikel yang terbit telah melewati proses penelaahan oleh mitra bestari dan penyuntingan oleh redaksi pelaksana. Atavisme diterbitkan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur. Terbit dua kali dalam satu tahun, pada bulan Juni dan Desember.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 18, No 2 (2015): ATAVISME, Edisi Desember 2015" : 10 Documents clear
PERLAWANAN TERHADAP PENJAJAHAN DALAM PUISI-PUISI INDONESIA DAN KOREA Fajar, Yusri
ATAVISME Vol 18, No 2 (2015): ATAVISME, Edisi Desember 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.54 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v18i2.114.183-193

Abstract

Penjajahan di muka bumi, seperti yang dialami Indonesia dan Korea telah mengakibatkan kerugian materiil dan non materiil. Akibat-a­kibat dari kolonialisme ini mendapat respon puitik dari para penyair Indonesia dan Korea yang tidak hanya menulis puisi namun juga bersentuhan dengan gerakan perlawanan untuk menggapai kemerdekaan. Artikel ini membahas resistensi terhadap penjajahan sebagaimana tercermin dalam puisi-puisi para penyair Indonesia dan Korea. Untuk meneliti puisi-puisi tersebut konsep sastra bandingan digunakan dan dielaborasi bersama dengan teori kolonialisme. Sumber data penelitian ini adalah antologi puisi Korea yang berjudul Puisi buat Rakyat Indonesia (terjemahan Chung Yong Rim tahun 2013) dan antologi puisi Indonesia Aku ini Binatang Jalang karya Chairil Anwar cetakan tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman ketika dijajah Jepang membuat para penyair kedua negara ini melahirkan puisi-puisi yang secara tematis menggambarkan berbagai akibat kolonialisme dan semangat antipenjajahan yang lahir sebagai bentuk perlawanan. Abstract: Colonization as experienced by Indonesia and Korea brought about impacts on infrastructure and people of both countries. Those effects triggered Indonesian and Korean poets to give poetical response. These poets not only wrote poems but also involved in the movement in gaining independence. This article discusses the resistance toward colonization as represented in the poems by Indonesian and Korean Poets. The concept of comparative literature and colonialism are employed in this research. Sources of the data in this research are taken from the anthology of Korean poems entitled Puisi buat Rakyat Indonesia (translated into Indonesian by Chung Yong Rim in 2013) and anthology of Indonesian poems by Chairil Anwar entitled Aku ini Binatang Jalang published in 2015. The result of the research shows that colonization in Indonesia and Korea inspired the poets from these two colonized countries to write poems that delineate the impacts of colonization and spirit of anti colonization as the foundation of the resistence. Key Words: colonization, resistance, Indonesian and Korean poems
REVITALISASI LAGU DOLANAN ANAK DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK USIA DINI Hartiningsih, Sutji
ATAVISME Vol 18, No 2 (2015): ATAVISME, Edisi Desember 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.657 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v18i2.119.247-259

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan lagu dolanan anak, (2) menjelaskan arti dan makna dari setiap kata yang terkandung pada lagu dolanan Jawa, (3) menjelaskan nilai kearifan lokal dalam lagu dolanan yang patut direvitalisasikan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Penelitian ini juga memakai metode pembacaan heuristic dan hermeneutic melalui pemaknaan lirik lagu dolanan anak yang dapat membentuk karakter anak pada usia dini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan dan melestarikan kembali lagu dolanan anak tradisional, Demikian juga lagu dolanan ini sarat dengan pendidikan moral dan sosial. Oleh karena itu lagu dolanan anak ini sangat penting untuk dikenalkan pada anak usia dini. Melalui lagu dolanan anak, dapat dibentuk karakter yang seutuhnya, serta dalam lirik lagu dolanan menyiratkan makna kebersamaan, tanggung jawab dan nilai-nilai sosial Abstract: This research aims to (1) describe about lagu dolanan anak, (2) explain about the meaning of every word in Javanese lagu dolanan anak, (3) explain about the local value of lagu dolanan anak which required to be revitalized. This research uses a descriptive qualitative method which describes systematically, factual and accurate in every fact, character and the relation of the phenomena being studied. This research also uses heuristic and hermeneutic reading method in giving meaning to the lyrics of lagu dolanan anak which can build young learners? characters. The research result is expected to arouse and maintain lagu dolanan anak, the researcher describes the form of lagu dolanan anak which appropriate to the young learners can be seen from education value. Likewise, lagu dolanan anak contains moral and social education. Therefore lagu dolanan anak is important to be introduced to the young learners. Using this lagu dolanan anak, the character can be built completely, and in the lyrics represent togetherness meaning, responsibility and social values. Key Words: revitalization; song; game; character; children
KERELAAN BERBAGI DAN KEBERANIAN BERBEDA PERUBAHAN IDENTITAS PRIYAYI DALAM DWILOGI PARA PRIYAYI KARYA UMAR KAYAM Pujiharto, Pujiharto
ATAVISME Vol 18, No 2 (2015): ATAVISME, Edisi Desember 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.905 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v18i2.110.129-142

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana dua elemen budaya Jawa, yaitu kerelaan berbagi dan keberanian berbeda mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Upaya itu dilakukan dengan menganalisis dwilogi novel Para Priyayi dan Jalan Menikung karya Umar Kayam. Un tuk mencapai tujuan tersebut digunakan konsep-konsep yang dikemukakan oleh Kayam sendiri dalam menciptakan novel-novelnya. Selain itu, digunakan juga konsep model of dan model for yang dikemukakan oleh Clifford Geertz dalam menginterpretasikan kebudayaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam dwilogi karya Umar Kayam nilai kerelaan berbagi diwujudkan dalam berbagai relasi, baik relasi antar anggota keluarga maupun relasi sosial dari waktu ke waktu. Berbeda dengan nilai tersebut, nilai keberanian berbeda sulit diwujudkan dalam berbagai relasi, baik relasi antar anggota keluarga maupun relasi sosial. Kesulitan itu terjadi karena ada perbedaan kelas sosial, perbedaan orientasi dalam beragama Islam, perbedaan pandangan tentang kesempatan bagi wong cilik untuk mengenyam pendidikan, perbedaan agama, perbedaan orientasi politik di dalam dua novel tersebut. Namun, dalam hal perbedaan kelas sosial dan perbedaan agama tidak selamanya berani berbeda itu tidak bisa bersama.Abstract: This research aims to interpret how two elements of Javanese culture, those are a willingness to divisible and bravery to difference change from time to time. That effort has done with analyze Umar Kayam's novel Para Priyayi and Jalan Men Kung. This reasearch uses Kayam's concepts in the creative process. Besides that, is used the model of and model for concepts from Clifford Geertz in the interpretation of culture. The result of this research shows that in Kayam's novel values of willingness to divisible shown in the relation between members of the family or social relationship, from time to time. Different from a willingness to divisible, values of bravery to difference difficult to show in relation between members of the family or social relationship. The difficulties are happened because be found the difference of social class, a difference of orientation in Islam as religion, a difference of view about the opportunity for wong cilik to access education, difference of religion, difference of political orientation. Nevertheless, in the difference of social class and difference of religion is not forever bravery of difference is can't together.Key Words: willingness to divisible, bravery to difference, model of, model for
PROBLEM ETNISITAS INDIA DALAM CERITA PENDEK MALAYSIA Anwar, M. Shoim
ATAVISME Vol 18, No 2 (2015): ATAVISME, Edisi Desember 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.546 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v18i2.115.195-208

Abstract

Karya sastra adalah dokumen kemanusiaan dan kebudayaan. Kumpulan cerita pendek Menara 7 (1998), terutama enam cerpen yang ditulis oleh pengarang Malaysia beretnis India, memberi gambaran problem kehidupan etnis India di Malaysia. Dengan meminjam teori etnisitas sebagai landasan, tulisan ini bertujuan mengungkap problem etnisitas India di Malaysia. Problem etnis India terkait dengan kemiskinan, pendidikan, gender, religi, budaya, dan persatuan. Keberadaan etnis India di Malaysia secara historis merupakan bagian dari kolonialisme Inggris di masa lampau. Residu kolonialisme menciptakan jejak hitam kemanusiaan yang mendalam. Sebagai pendatang, tersirat ada ketegangan sosial-budaya yang dialami etnis India, tetapi bukan konflik. Problem etnis India dalam cerpen Malaysia adalah sarana untuk becermin bagi masyarakat dalam negara yang multietnis. Abstract: Literature is a document of humanity and culture. A collection of short stories Menara 7 (1998), especially five short stories written by Malaysian Indian, gives an overview of Indian ethnic problems in Malaysia. Using postcolonial theory as an anchor, their problems are poverty, education, gender, religion, culture, and unity. The existence Malaysian Indian was British colonial legacy. The leftover of colonialism deeply creates dark footprints of humanity. As a newcomer, it?s implied there was social-cultural tension, but not conflict, experienced by Malaysian Indian. The problems in Malaysia short stories are a tool of reflection in a multiethnic society. Key Words: problem, ethnic, ethnicity, short story
PERBANDINGAN ANTOLOGI CERPEN BATU-BATU SETAN KARYA M. FUDOLI ZAINI DAN LUKISAN KALIGRAFI KARYA A. MUSTOFA BISRI Mashuri, Mashuri
ATAVISME Vol 18, No 2 (2015): ATAVISME, Edisi Desember 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.994 KB) | DOI: 10.24257/atavisme.v18i2.111.143-157

Abstract

Tulisan ini mengkaji konstruksi dunia dan nalar santri dalam prosa karya kiai pesantren, yaitu Batu-Batu Setan karya M. Fudoli Zaini dan Lukisan Kaligrafi karya A. Mustofa Bisri. Teori yang digunakan adalah strukturalisme dan hermeneutik, dengan menggunakan metode bandingan. Dari kajian perbandingan didapatkan pola sistemik pada posisi pengarang sebagai agen dalam ranah produksi kultural. Pola-pola sistemik yang menggambarkan konstruksi dan nalar santri yang bersifat universal dan parsial dengan bersandar pada konsep oposisi biner: sintagmatik dan paradigmatik, dapat dirumuskan dari perbandingan kedua kumpulan cerpen tersebut. Dari kajian tentang karya dua kiai itu, biografi mereka, dan perbandingan antara keduanya terkonstruksikan dunia dan nalar santri. Nalar santri inilah yang menjadi pola berpikir dan cara melihat dari kalangan pesantren di dalam karya dan ?kehidupan??nya. Abstract: This research aims to describe the construction of santri?s sense and the world in short stories written by two kiai, M. Fudoli Zaini?s Batu-Batu Setan and A. Mustofa Bisri?s Lukisan Kaligrafi. To analyze the comparativeness, structuralism and hermeneutics theory is used to describe the problem. We can see that there is a systemic pattern of the writers as an agent in a cultural production environment. Those systemic patterns show the universalities and partialities of santri?s construction and sense according to binary opposition concept, namely syntagmatic and paradigmatic. The differences among the two anthologies, seen from their short stories and biography are constructed by the world and sense of the santri. From their short stories and we can see how the santri think and see using their sense and the world. Key Words: construction of world; santri?s sense; comparative literature
LESBIAN CONTINUUM AS AN ALTERNATIVE STRATEGY IN NEGOTIATING HETERONORMATIVITY IN SARAH WATER’S FINGERSMITH Erwanti, Mega Hayuningtyas; Maimunah, Maimunah
ATAVISME Vol 18, No 2 (2015): ATAVISME, Edisi Desember 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24257/atavisme.v18i2.116.209-220

Abstract

This study is conducted to examine the portrayal of a lesbian continuum in Sarah Waters? Fingersmith. To conduct the analysis, there are two research questions: first, how is the construction of lesbian continuum portrayed in the relationship between Susan Trinder and Maud Lilly and how does lesbian continuum become a strategy to negotiate compulsory heterosexuality. In doing the analysis, the theory of lesbian continuum which is proposed by Adrienne Rich will be used to elaborate the novel. This study is a qualitative research where the data are taken from the novel Fingersmith, library research, journals, and other relevant sources. To gain the comprehensive analysis, this study uses some methods which are: close reading, postulation the statements of the problems, data classification, and analysis using the lesbian continuum theory, supporting analysis through library research, books, and academic journals. This study finds that the characters of Susan Trinder and Maud Lilly can be identified as having a double life which constructs the lesbian continuum. Moreover, the lesbian continuum becomes a strategy to negotiate compulsory heterosexuality with denial and negotiation of women?s oppression. Abstrak: Artikel ini mengkaji representasi lesbian continuum dalam novel Sarah Waters yang berjudul Fingersmith. Dua pertanyaan utama penelitian ini adalah (1) bagaimana konstruksi lesbian continuum direpresentasikan dalam hubungan antara tokoh Susan Trinder dan Maud Lily dalam novel Fingersmith dan (2) bagaimana lesbian continuum menjadi strategi untuk menghadapi compulsory heterosexuality dalam novel Fingersmith. Teori lesbian continuum oleh Adrienne Rich akan menjadi teori utama untuk menjawab pertanyaan penelitian. Menggunakan teknik pembacaan novel dan analisis pustaka yang bersumber dari jurnal dan sumber lain yang mendukung. Untuk mendapatkan data yang komprehensip, metode yang dipakai adalah close reading, menjabarkan pertanyaan, klasifikasi data, dan analisis menggunakan teori lesbian continuum, analisis didukung menggunakan penelitian pustaka, buku dan jurnal. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan hal-hal berikut: Pertama, tokoh Susan Trinder dan Maud Lily diidentifikasi memiliki kehidupan ganda (double life), yang merupakan ciri dari representasi Lesbian Continuum. Kedua, lesbian continuum adalah strategi untuk bertahan dalam masyarakat dengan cara menyangkal (denial) adanya relasi seksual di antara mereka dan untuk melawan tekanan terhadap perempuan pada masa itu. Kata-kata Kunci: compulsory heterosexuality; lesbian continuum; Fingersmith
MENEMUKAN KEINDONESIAAN DALAM NOVEL-NOVEL PRAMOEDYA ANANTA TOER Sariban, Sariban; Marzuqi, Iib
ATAVISME Vol 18, No 2 (2015): ATAVISME, Edisi Desember 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24257/atavisme.v18i2.112.159-169

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi usaha penemuan nilai-­nilai keindonesiaan dalam novel-­novel Pramoedya Ananta Toer (Pram). Masalah penelitian meliputi nilai multikulturalisme, modernisme, dan nasionalisme keindonesiaan dalam novel-novel Pram. Tujuan penelitian ini menemukan nilai multikulturalisme, modernisme, dan nasionalisme keindonesiaan dalam karya Pram. Teori yang digunakan adalah konsep keindonesiaan sebagai bangsa bekas jajahan yang bermasyarakat plural. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel-­novel Pram memberikan kontribusi besar dalam membangun keindonesiaan. Terdapat tiga nilai keindonesiaan dalam novel-novel Pram. Ketiga nilai keindonesiaan tersebut adalah nilai multikulturalisme, modernisme, dan nasionalisme. Multikulturalisme keindonesiaan dalam novel-novel menggambarkan penghargaan perbedaan, kesukuan, toleransi, dan keragaman warga bangsa. Modernisme keindonesiaan dalam novel Pram tergambar melalui filosofi belajar sepanjang hayat. Modernitas Indonesia dibangun melalui tradisi terus belajar pada semua jenjang usia, pada semua suasana, yang tidak mengenal batas tempat dan waktu. Dengan belajar selamanya, tokoh-tokoh novel Pram berupaya mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan berkontribusi di tengah-­tengah bangsa lain yang lebih dahulu memiliki peradaban maju. Nasionalisme keindonesiaan dalam karya Pram terlihat melalui sikap mandiri dan berani tokoh-­tokohnya untuk tidak bergantung bangsa lain untuk menjadi bangsa beridentitas. Abstract: This research attempts to find out the value of Indonesia in Pramoedya Ananta Toer?s (Pram) novels. Research problems including multiculturalism value, modernism value, and Indonesia nationalism in Pram?s novels. The aim of this research is to find out the values of multiculturalism, modernism, and Indonesia nationalism in Pram?s masterpiece. The theory that is used in this research is Indonesia concept as excolony. This research uses the descriptive method. The result of the research shows that novels by Pram made a major contribution in building the Indonesianness. There are three grades the Indonesianness in the novels by Pram. The tree of the Indonesianness values are the values of multiculturalism, modernism, and nationalism. The respect of multiculturalism of the Indonesianness in novels by Pram is implied in the differences, ethnicity, tolerance, and diversity of the citizens of the nation. The Modernism of the Indonesianness in Pram?s novel illustrated by the philosophy of lifelong learning. Indonesian modernity was built through the tradi­tion endure learning at all age levels, in all the atmosphere, that knows no boundaries of place and time. By learning forever, the characters of Pram?s novels seeks to realize a better Indonesia and contribute in the midst of other nations that previously had an advanced civilization. The Indonesianness nationalism of Pram?s work in is grasped through independent attitude and the heroism of characters not to rely on others to get the nation's identity. Key Words: the Indonesianness; multiculturalism; modernism; nationalism
THE HEROINES OF DON JUAN Novianti, Nita
ATAVISME Vol 18, No 2 (2015): ATAVISME, Edisi Desember 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24257/atavisme.v18i2.117.221-231

Abstract

In spite of the large number of female characters who play the major part in the life of the main character in Byron?s Don Juan, it is still the main character himself, Don Juan, who has garnered great attention from the critics. Hence, the present research will focus on the female characters of Byron?s Don Juan and reveal how their sexuality and femininity are represented. It is found that while there are subversion and challenging of femininity and sexuality, such as female unusual sexual prowess exhibited by Gulbeyaz and some other female characters, it is precisely the challenging of feminine conventions and the inability to suppress their sexuality that lead the female characters to their doom. Meanwhile, the female characters who successfully suppress their sexuality have a better ending, or at least, manage to survive. Abstrak: Meskipun terdapat banyak karakter perempuan yang berperan penting dalam kehidupan karakter utama Don Juan karya Byron, tetap saja yang selama ini menjadi pusat perhatian para kritikus sastra adalah karakter utamanya, yaitu Don Juan. Oleh karena itu, penelitian ini akan fokus pada karakter-karakter perempuan dalam Don Juan karya Byron dan mengungkap bagaimana femininitas dan seksualitas mereka direpresentasikan. Ditemukan bahwa meskipun ada sub versi dan penentangan terhadap konvensi femininitas dan seksualitas perempuan, seperti yang ditunjukkan oleh kekuatan seksual Gulbeyaz dan beberapa karakter perempuan lainnya, justru sub versi dan penentangan serta ketidakmampuan mereka menahan seksualitasnya yang membawa karakter-­karakter perempuan ini pada kesengsaraan. Sementara itu, karakter perempuan yang berhasil menahan seksualitasnya hidupnya berakhir bahagia, atau setidaknya bisa bertahan hidup. Kata-­kata Kunci: Don Juan; feminitas; karakter perempuan; seksualitas
STRUKTURAL (DAN) SEMANTIK: TEROPONG STRUKTURALISME DAN APLIKASI TEORI NARATIF A.J. GREIMAS Karnanta, Kukuh Yudha
ATAVISME Vol 18, No 2 (2015): ATAVISME, Edisi Desember 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24257/atavisme.v18i2.113.171-181

Abstract

Artikel berjudul Struktural (dan) Semantik: Teropong Strukturalisme dan Aplikasi Teori Nratif A.J. Greimas merupakan upaya untuk menguji kontribusi dan relevansi strukturalisme, baik sebagai teori, metode, maupun paradigma, dalam perkembangan kajian sastra dan budaya mutakhir. Adapun Struktural Semantik adalah buku yang ditulis A.J. Greimas, salah seorang strukturalis yang teorinya tentang naratif teks kerap digunakan. Penelitian ini disusun dengan metode deskripsi kritis yang dikonkretkan dengan aplikasi teori A.J. Greimas terhadap teks cerpen ?Filosofi Kopi? untuk menunjukkan jangkauan serta limitasi teori yang didasarkan pada paradigma strukturalisme tersebut. Hasilnya, strukturalisme sebagai suatu teori dan metode berhasil mengidentifikasi makna secara rigid, namun tidak atau kurang mampu mengelaborasi makna secara lebih kompleks. Meskipun demikian, strukturalisme tetap perlu dilakukan sebagai salah satu tahap analisis yang darinya elaborasi dimungkinkan terjadi. Abstract: The article entitled Structural (and) Semantic: Perspective on Structuralism and the Application of A.J Greimas? Narrative Theory examines the relevance of structuralism as well as its contribution either as a theory, method, or paradigm, in the development of contemporary literature and cultural studies. Structural Semantic is a book written by A.J. Greimas, a structuralist whose narrative theory is widely used. This research used critical descriptive method, concreted by Greimas' theory applied to a short story entitled ?Filosofi Kopi?, in order to reveal its scope and limitation based on the paradigm of the structuralism. The result suggested that structuralism, both as theory and method, could identify meaning rigidly, yet structuralism could not elaborate meaning more complexly. However, structuralism is still necessary as a stage of analysis from which elaboration is possible. Key Words: structuralism, narrative, paradigm, actan
PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PERKEMBANGAN KESUSASTRAAN BALI Sukrawati, Cokorda Istri
ATAVISME Vol 18, No 2 (2015): ATAVISME, Edisi Desember 2015
Publisher : Balai Bahasa Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24257/atavisme.v18i2.118.233-245

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh globalisasi terhadap budaya dan perkembangan sastra Bali dengan landasan teori globalisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pustaka melalui langkah-­langkah, di antaranya observasi, menyimak, dan mencatat pada kartu data. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa budaya Bali sejak lama sudah bersentuhan dengan globalisasi. Potensi budaya dan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Bali dapat bersinergi dengan pengaruh globalisasi itu. Dalam bidang sastra khususnya, pengaruh globalisasi menunjukkan sesuatu yang positif. Semua itu dapat dibuktikan dengan semakin tingginya tingkat kreativitas dalam penciptaan karya sastra Bali, baik dalam bentuk tradisional maupun modern. Abstract: The paper aims to describe the effect of globalization toward the Balinese culture and literary development with the basic theory of globalization. The method used in this research is the literary method through some steps, including observes, observe, and noted on data cards. Data analysis uses qualitative of the descriptive method. Based on the result of the research it is found that Balinese culture has long been touched with globalization. The potency of culture and local genius of Balinese community can synergize with the effects of globalization. In the field of literature particularly, the effects of globalization mostly show something positive. All can be proved by the increasing creativity in creating literary works, both in traditional and modern forms. Key Words: globalization; influence; culture; Balinese literature; creativity

Page 1 of 1 | Total Record : 10