cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Matoa
ISSN : 23379200     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Matoa terbit 2 kali setahun oleh Program studi Kehutanan Universitas Muhammadiyah Makassar. Jurnal ini merupakan sarana komunikasi (open access) dengan ISSN 2337-9200 dan penyebarluasan hasil penelitian mengenai agroforestry, mangrove, kebijakan kehutanan, kewirausahaan kehutanan, sosial ekonomi kehutanan dan teknologi hasil hutan.
Arjuna Subject : -
Articles 26 Documents
ANALISIS NILAI SERAPAN KARBON HUTAN PINUS DI DESA PESSE KECAMATAN DONRI - DONRI KABUPATEN SOPPENG Latifah, Husnah; ,, Sultan; Awal, Nur
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 5, No 10 (2017): MATOA: JURNAL ILMU KEHUTANAN
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karbon adalah unsur kimia yang memiliki nomor atom 6 (C6) (Badan Standardisasi Nasional (ICS), 2011) . Tumbuhan akan mengurangi karbon dioksida di atmosfer (CO2) diserap melalui proses fotosintesis dan tumbuhan akan menyimpannya dalam jaringan tumbuhan. Sampai waktunya karbon tersebut tersikluskan kembali ke atmosfer, karbon tersebut akan menempati salah satu dari sejumlah kantong karbon. Semua komponen penyusun vegetasi baik pohon,semak, liana dan epifit merupakan bagian dari biomassa atas permukaan. Dibawah permukaan tanah, akar tumbuhan juga merupakan penyimpan karbon selain tanah itu sendiri. Pada tanah gambut, jumlah simpanan karbon mungkin lebih besar dibandingkan dengan simpanan karbon yang ada di atas permukaan.Karbon juga masih tersimpan pada bahan organik mati dan produk-produk berbasis biomassa seperti produk kayu baik ketika masih dipergunakan maupun sudah berada di tempat penimbunan. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari oktoberi sampai bulan desember 2017. Tahap persiapan yang dilakukan adalah Pemilihan lokasi penelitian yaitu di Desa Pesse Kecamatan Donri-donri Kabupaten Soppeng. Berdasarkan hasil penelitian pada hutan Pinus maka dapat disimpulkan bahwa Biomassa total 12.817,84 Ton, cadangan karbon 6.024,39 dan serapan karbon dioksida 639,14 Ton/tahun dengan luas lahan hutan produksi 19,48 di Desa Pesse Kecamatan Donri-donri Kabupaten Soppeng  dengan luas 5557,92 Ha.
PENGARUH TANAH HUTAN DAN TANAH KRITIS TERHADAP JUMLAH BINTIL AKAR YANG TERBENTUK PADA AKAR SEMAI MANGIUM Paramitha, Tirtha Ayu; Rauf, Abdur
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 5, No 10 (2017): MATOA: JURNAL ILMU KEHUTANAN
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah merupakan media sangat penting untuk pertumbuhan vegetasi; tanah menyediakan vegetasi berupa nutrisi yang diperlukan untuk proses tumbuh dan dapat menyimpan air. Jenis tanah yang berbeda memiliki perbedaan karakteristik dalam hal sifat fisik, kimia maupun biologis.Sifat-sifat tanah dapat menentukan jenis nutrisi atau zat makanan dalam tanah, volume air yang dapat disimpan dalam tanah dan sistem perakaran yang mencerminkan sirkulasi pergerakan air di dalam tanah. Mengingat begitu luasnya lahan kritis serta laju degradasi lahan yang semakin tinggi, maka usaha-usaha untuk merestorasi dan menekan laju lahan kritis sudah menjadi kebutuhan yang mendesak. Usaha konservasi tanah dan air secara fisik, kimia dan biologi sudah banyak dilakukan, namun hasil yang diperoleh belum maksimal, upaya lain harus diusahakan sebagai pelengkap dari usaha-usaha yang telah dilakukan. Salah satu di antaranya adalah pemanfaatan tanaman yang mempunyai bintil akar yang diyakini mampu memperbaiki kondisi tanah. Dalam penelitian ini dipilih tanaman mangium (Acacia mangium Willd.).Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh tanah hutan dan tanah kritis terhadap jumlah bintil akar yang terbentuk pada akar semai mangium. Penelitian ini dilaksanakan untuk dilaksanakan mulai bulan April sampai November 2014 di Persemaian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palu.       Hasil penelitian ini menjadi dasar untuk memberikan informasi atau gambaran awal mengenai kemungkinan keberhasilan mangium tersebut bila ditanam di tapak yang berbeda kesuburan tanahnya. Perbedaan asal tanah berpengaruh terhadap pembentukan bintil akar, yang mana tanah dari hutan sekunder sangat baik untuk pembentukan bintil akar pada semai mangium, sedangkan pembentukan bintil akar pada tanah kritis sedikit terhambat meski demikian masih terjadi pembentukan bintil akar dengan jumlah yang tidak sebanding dengan pembentukan bintil akar pada hutn sekunder, namun dengan adanya perlakuan serta pemeliharaan tanaman mangium tersebut dapat menjaga pertumbuhannya pada tanah kritis.
IDENTIFIKASI DAN POTENSI TUMBUHAN OBAT DI KAWASAN HUTAN PRODUKSI DI DESA PA’BUMBUNGAN KECAMATAN EREMERASA KABUPATEN BANTAENG Latifah, Husnah; ,, Muthmainnah; ,, Darmawati
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 5, No 10 (2017): MATOA: JURNAL ILMU KEHUTANAN
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Mengidentifikasi jenis tumbuhan obat di Desa Pa’bumbungan Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng, Menghitung Indeks Nilai Penting, dan Menghitung Indeks Keanekaragaman Jenis. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai September 2017. Lokasi penelitian yaitu di kawasan hutan di Desa Pa’bumbungan Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng Provinsi Sulawesi Selatan. Pada penelitian ini teknik pengumpul data yang digunakan untuk mengetahui potensi tumbuhan dilakukan identifikasi jenis dan inventarisasi terhadap jumlah jenis , jumlah individu dari setiap jenis flora dan keliling pohon. Inventarisasi dilakukan dengan teknik sampling sistematis secara acak dengan mempertimbangkan kawasan hutan relatif homogen. Pengambilan sampel vegetasi dilakukan dengan menggunakan ukuran plot 20 x 50 m dengan jarak antar jalur 50 m. Jumlah plot sampling yang digunakan adalah  13 petak.  Jenis tumbuhan yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi pada tingkat pohon yaitu jenis vegetasi Pinus merkusii yaitu 292,30% dan INP  terendah adalah jenis Pohon 1 yaitu 7,70%. Jenis tumbuhan yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi pada tingkat tiang yaitu jenis vegetasi Tiang 1 yaitu  215,58% dan INP terendah adalah jenis Artocarpus heterophyllus yaitu 41,52%. Jenis tumbuhan yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi yaitu jenis vegetasi Coffea arabica yaitu 264,89% INP terendah adalah jenis Gliricidia sepium yaitu 35,11%. Jenis tumbuhan yang memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi pada jenis herba yaitu jenis vegetasi Ageratum conyzoides yaitu 37,15% dan INP terendah adalah jenis Bryophyllum pinnatum dan Solanum nigrum  yaitu 3,48%. Indeks keanekaragaman pada tingkat pohon tergolong rendah yaitu dengan nilai H’ 0,026 dan jenis Pinus Merkusii merupakan jenis tumbuhan yang mendominasi. Indeks keanekaragaman pada tingkat tiang tergolong rendah yaitu dengan nilai H’ 0,64 dan jenis Tiang 1 merupakan jenis tumbuhan yang mendominasi. Indeks keanekaragaman pada tingkat pancang tergolong rendah yaitu dengan nilai H’ 0,29 dan jenis Coffea arabica merupakan jenis tumbuhan yang mendominasi. Indeks keanekaragaman pada jenis herba tergolong rendah yaitu dengan nilai H’ 2,34 dan jenis Ageratum conyzoides merupakan jenis tumbuhan yang mendominasi.
IDENTIFIKASI LOKASI SEBARAN TANAMAN LONTAR (BORASSUS FLABELIFER) DI KECAMATAN BANGKALA KABUPATEN JENEPONTO Ahmad, Suyansyah
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 5, No 10 (2017): MATOA: JURNAL ILMU KEHUTANAN
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran Tanaman Lontar (Borassus flabellifer) di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto dalam waktu kurang lebih 2 (dua) bulan, mulai dari bulan September – November 2017. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dengan cara pengamatan langsung pada lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto dan pengambilan titik koordinat, wawancara dengan instansi terkait untuk mendapatkan informasi lokasi Tanaman Tala (Borassus flabellifer), serta studi literatur dengan membaca buku referensi atau dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian tentang Tanaman Lontar (Borassus flabellifer). Dari data yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data di ArcGis dengan menggunakan Analisis Spasial dan Analisis Deskriptif Kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tanaman Lontar (Borassus flabellifer) di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto dijumpai di Desa/Kelurahan Punagayya, Mallasoro, Bontomarannu, Jenetallasa, Bontomanai, dan Kalimporo pada jenis tanah Mediteran Cokelat Tua, Gromusol kelabu, dan Mediteran cokelat kemerahan, curah hujan 1890 mm/Tahun dan menurut Schmidt-Ferguson termasuk dalam iklim tipe D, ketinggian 0-300 mdpl yang berarti masuk dalam kategori dataran rendah sampai perbukitan dan kemiringan lereng 0-8% yang berarti termasuk dataran rendah.
NILAI MANFAAT EKONOMI HUTAN MANGROVE DI PULAU GUSUNG KECAMATAN BONTOHARU KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR Sribianti, Irma; ,, Muthmainnah; Suratmi, Restu
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 5, No 10 (2017): MATOA: JURNAL ILMU KEHUTANAN
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan di mulai dari bulan Agustus 2017 sampai bulan Oktober 2017. Adapun lokasi penelitian di Pulau Gusung Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar.  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai manfaat ekonomi hutan mangrove di Pulau Gusung Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar.  Data yang diambil pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dengan teknik wawancara dan pengisian kuisioner kepada responden, sedangkan data sekunder data-data yang diperoleh dari instansi terkait sebagai data penunjang yang meliputi jumlah penduduk, letak dan keadaan geografis lokasi penelitian.  Penelitian ini dilalukan dalam beberapa tahap, tahapan pertama yaitu persiapan adalah menentukan lokasi penelitian yaitu Pulau Gusung Kecamatan Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar dengan pertimbangan di Pulau itu terdapat hutan mangrove. Tahapan kedua adalah mengidentifikasi masyarakat yang mengelola hutan mangrove dari segi ekonomi dan dari hasil identifikasi diperoleh 15 responden.   Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa manfaat langsung hutan mangrove dari segi ekonomi yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat adalah kayu bakar, ikan dan kepiting. Dengan masing-masing nilai: kayu bakar sebesar Rp. 3.679.000/Tahun, Ikan sebesar Rp. 168.557.000/Tahun, Kepiting sebesar Rp. 77.504.000/Tahun. Sedangkan nilai manfaat tidak langsung hutan mangrove sebagai penahan abrasi sebesar Rp. 5.148.000.000/Tahun.
ANALISIS PEMASARAN GULA LONTAR KECAMATAN TAMALATEA KABUPATEN JENEPONTO ,, Hikmah; Tahnur, Muhammad; Bahrum, Sri Meilani
MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN Vol 5, No 10 (2017): MATOA: JURNAL ILMU KEHUTANAN
Publisher : MATOA : JURNAL ILMU KEHUTANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui saluran pemasaran, margin pemasaran dan efisiensi pemasaran Gula Lontar di Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto.Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan di mulai dari bulan Agustus  sampai bulan Oktober 2017. Adapun lokasi penelitian di Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto.Data yang diambil pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Data primer dikumpulkan dengan teknik wawancara, sedangkan data sekunder data-data yang diperoleh dari instansi terkait sebagai data penunjang yang meliputi jumlah penduduk, letak dan keadaan geografis lokasi penelitian.Penelitian ini menggunakan metode snowball sampling, yaitu penelusuran saluran pemasaran gula lontar yang ada di Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto mulai dari produsen/petani sampai ke konsumen tingkat akhir berdasarkan informasi yang diberikan oleh produsen.Hasil penelitian yang menunjukkan terdapat tiga saluran pemasaran di Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto, Saluran pemasaran pertama tidak memiliki margin pemasaran karena konsumen langsung membeli produk, dan untuk margin pemasaran saluran kedua yang diterima pedagang pengumpul adalah Rp. 1.000/biji dengan efisiensi pemasaran sebesar 35% dan untuk margin pemasaran saluran ketiga yang diterima adalah sebesar Rp. 1.720/biji dengan efisiensi pemasaran sebesar 53%. Maka yang paling efisien dan ketiga saluran pemasaran gula lontar ini yaitu saluran pemasaran kedua karena memiliki nilai efisiensi paling kecil dan 50%

Page 3 of 3 | Total Record : 26