cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
MAJALAH BIAM
ISSN : 02151464     EISSN : 25484842     DOI : -
Core Subject : Education,
Majalah BIAM is a print and online journal that is part of the Ministry of Industry and dedicated as a media dissemination of scientific articles focusing on the field of marine products technology, in addition, Majalah BIAM generally receive articles in the field of Natural Materials, Industry, Various Food Products, Essential Oils and the Environment.
Arjuna Subject : -
Articles 156 Documents
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT DARI BEBERAPA JENIS IKAN HASIL BUDIDAYA KARAMBA SEBAGAI SUMBER OLAHAN PANGAN Hadinoto, Sugeng; Setyadewi, Noor Maryam
Majalah BIAM Vol 10, No 1 (2014): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1075.956 KB)

Abstract

Pesisir merupakan daerah yang rawan terhadap pencemaran logam berat. Keberadaan logam berat di perairan dapat terakumulasi dalam ikan dan jika dikonsumsi manusia dapat menganggu kesehatan.  Penelitian terhadap ikan budidaya di Galala ini menggunakan metode adisi standar secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui akumulasi kandungan logam berat pada bagian tubuh ikan hasil budidaya karamba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat pada ikan baronang (Siganus canaliculatus), Ag terbesar terdapat pada jeroan yaitu 0,0213 ppm, kemudian kepala 0,0202 ppm, daging 0,0048 ppm; Ca pada bagian jeroan 14,5604 ppm, daging 5,9721 ppm dan kepala 3,9440 ppm; dan Zn pada bagian kepala 2,1492 ppm, bagian jeroan 1,5146 ppm, daging 0,6931 ppm.  Akumulasi  konsentrasi logam berat Ag pada ikan bubara (Trachinotus carolinus) terbesar pada bagian jeroan sebesar 0,0219 ppm, kepala 0,0207 ppm dan daging 0,0088 ppm; Ca pada bagian kepala 65,8074 ppm, daging 42,7087 ppm dan jeroan 13,9813 ppm; dan Zn 1,0616 ppm pada bagian daging, kepala 1,0005 ppm dan jeroan 0,6386 ppm.
PEMANFAATAN BIOETANOL SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK TANAH Loupatty, Voulda D.
Majalah BIAM Vol 10, No 2 (2014): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1452.168 KB)

Abstract

Kebutuhan minyak bumi cenderung meningkat sebaliknya cadangan minyak bumi makin menipis. Untuk itu pemanfaatan  bioetanol sebagai sumber energy alternative,  perlu mendapat perhatian serius dalam mengatasi masalah bahan bakar minyak di saat ini maupun untuk waktu yang akan datang. Faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian adalah ketersediaan bahan baku , teknologi produksi, aplikasi bioetanol sebagai substitusi minyak tanah dan kelayakan usaha bioetanol. Penelitian ini menggunakan pendekatan data sekunder sebagai sumber datanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber bahan baku bioetanol cukup beragam dan tersedia dalam jumlah yang cukup banyak di Inbonesia  Namun yang perlu mendapat perhatian serius adalah rumput laut. Teknologi budidaya rumput laut mudah dan murah dengan waktu panen yang cukup singkat (sekitar 45 hari). Volume produksi bioetanol rumput laut cukup besar dibandingkan dengan bahan baku lainnya. Kelayakan usaha bioetanol mempunyai keuntungan ganda karena dapat menciptakan lapangan pekerjaan dalam bidang budidaya bahan baku, indutri bioetanol maupun produksi kompor bioetanol. 
ANALISA TOTAL BAKTERI PADA IKAN TUNA ASAP YANG DIRENDAM DENGAN ASAP CAIR “WAA SAGU” SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR Nanlohy, Esterlina E.E.M.
Majalah BIAM Vol 10, No 2 (2014): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (905.05 KB)

Abstract

Selama ini cara pengawetan ikan tradisonal biasanya dilakukan dengan  pengasapan tetapi saat ini sudah dikembangkan metode pengawetan lain yaitu menggunakan metode pengasapan asap cair. Asap cair yang digunakan dalam penelitian ini adalah asap cair dari “waa sagu” dengan konsentrasi 5% + garam 5% dan direndam selama 10 menit, jenis ikan yang digunakan yakni ikan tuna (Thunus sp). Daging ikan tuna direndam dalam asap cair dan disimpan selama 10 hari pada suhu kamar. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui mutu mikrobiologis (total plate count) ikan tuna asap yang direndam dengan asap cair  “waa sagu” selama penyimpanan suhu kamar.. Hasil analisa total bakteri pada ikan tuna asap masih memenuhi syarat SNI serta aman dan layak untuk dikonsumsi. Asap cair dari “waa sagu” dapat memperpanjang masa simpan ikan tuna selama 10 hari pada suhu kamar. Asap cair mempunyai sifat antibakteri lebih mudah diaplikasikan dan lebih aman dari asap konvensional dan fraksi tar yang mengandung hidrokarbon aromatik telah dipisahkan, sehingga produk asap cair bebas polutean dan karsinogen.
FORTIFIKASI TEPUNG IKAN (Decapterus sp) PADA MIE BASAH YANG MENGGUNAKAN TEPUNG SAGU SEBAGAI SUBTITUSI TEPUNG TERIGU Rumapar, Maximiliaan
Majalah BIAM Vol 11, No 1 (2015): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1978.83 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fortifkasi tepung ikan, yang diformulasikan dengan tepung sagu  sebagai  substitusi  tepung  terigu,  terhadap nilai gizi  (protein) mie basah yang dihasilkan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini berupa penambahan tepung ikan sebagai fortifkasi (A): A1=0%, A2=4%, A3=8%, A4=12% & penggunaan sagu sebagai substitusi terigu (B): B1=10%, B2=20%, B3=30%. Analisa data menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan ulangan sebanyak dua kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung ikan sebagai bahan untuk fortifkasi pada mie basah dengan penggunaan tepung sagu sebagai substitusi tepung terigu, dapat meningkatkan nilai gizi protein produk mie basah yang dihasilkan, dengan kadar protein berkisar 3,61% - 17,66%. Fortifkasi tepung ikan 12% dengan perlakuan tingkat substitusi sagu terhadap terigu  10%  (A3B1) menghasilkan  kadar  protein  tertinggi  yakni  17,66%. Kesukaan  panelis  pada  kenampakan produk mie basah yakni pada perlakuan A0B1; A0B3; A1B1 dengan nilai 4,00-4,31(suka sampai sangat suka), kesukaan panelis pada warna produk mie basah pada perlakuan A0B1 = 4,00 (suka).
ANALISA KANDUNGAN TIMBAL (PB) DAN KADMIUM (CD) PADA AIR MINUM DALAM KEMASAN DI KOTA AMBON Dewa, Riardi P.
Majalah BIAM Vol 11, No 2 (2015): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (918.847 KB)

Abstract

Penelitian analisa kandungan timbal (Pb) dan kadmium (Cd) pada air minum dalam kemasan di kota ambon telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat khususnya timbal (Pb) dan kadmium (Cd) pada air minum dalam kemasan yang ada di kota Ambon. Sampel yang digunakan untuk analisa berjumlah 6 sampel yang terdiri dari bermacam-macam merk produk air minum dalam kemasan yang berada di kota Ambon. Sampel dianalisa menggunakan SSA (Spektrofotometer Serapan Atom). Hasil yang didapat, untuk kandungan timbal (Pb) berurut dari sampel nomer 1 sampai 6 adalah 7.2789 ppb, -0.5595 ppb, -1.5602 ppb, -1.4490 ppb, -0.8931 ppb, 3.8878 ppb. Sedangkan kandungan kadmium (Cd) adalah -2.3934 ppb, -2.3903 ppb, -2.4074 ppb, -2.3954 ppb, -2.4013 ppb, -2.3926 ppb.
PENANGANAN BAKU MUTU KUALITAS AIR LIMBAH PRODUKSI ATC DARI RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII Dewa, Riardi P.
Majalah BIAM Vol 12, No 2 (2016): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.356 KB)

Abstract

Penelitian tentang Analisis Kualitas Air Limbah ATC Dari Rumput Laut Eucheuma cottonii telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai dari parameter TSS, TDS, Amonia, pH, DO, BOD, dan COD yang terkandung dalam limbah cair. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sampel air limbah dari awal (sampel masih bersifat basa) hingga air limbah yang sudah bersifat netral. Pengujian dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Maluku. Berturut turut nilai akhir dari hasil pengujian TSS, TDS, Amonia, pH, DO, BOD dan COD adalah 0,494 mg/l; 330 mg/l; 0,0 mg/l; 7; 3,25 mg/l; 40,1 mg/l; 61 mg/l. Dari hasil pengujian, didapatkan bahwa air cucian limbah yang terakhir, dalam kasus ini air limbah yang ke 7 tidak semuanya memenuhi baku mutu Kep.08/Men.LH/2009, sehingga limbah cair tersebut belum aman, jika akan dibuang ke lingkungan.
KARAKTERISTIK MUTU IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) ASAP MENGGUNAKAN ASAP CAIR DARI TEMPURUNG KELAPA Hadinoto, Sugeng; Kolanus, Joice PM; Manduapessy, Komers RW
Majalah BIAM Vol 12, No 1 (2016): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.639 KB)

Abstract

Penggunaan asap cair pada pembuatan ikan cakalang asap merupakan upaya untuk mengatasi kelemahan pada pengasapan tradisional, namun produk ikan cakalang asap juga bisa mengalami kerusakan, kerusakan pada ikan asap disebabkan terutama oleh pertumbuhan mikroba karena penanganan produk yang tidak tepat. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu ikan cakalang asap berdasarkan SNI 2725.1:2009. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksperimental dengan merendam ikan pada kombinasi konsentrasi garam 4% dan konsentrasi asap cair  tempurung kelapa 4% yang dioven selama ± 8  jam pada suhu 50  - 800C. Hasil uji organoleptik yang dilakukan terhadap ikan cakalang asap menunjukkan nilai rata-rata untuk spesifikasi kenampakan 7,4; spesifikasi bau  7,6;  spesifikasi  rasa  8,4;  spesifikasi  tekstur  7,9;  lendir  dan  jamur  masing-masing  9,  analisis terhadap cemaran mikroba menunjukkan nilai Angka  Lempeng  Total  <1,0  x  101  koloni/g,  Escherichia  coli  <3  APM/g, Salmonella sp dan Vibrio cholerae negatif, dan Staphylococcus aureus < 1,0 x 101 koloni/g. Sedangkan analisis kimia menunjukkan nilai  kadar air 59,00%, kadar garam 0,08% dan histamin 42,32 mg/g. Dari penelitian  yang telah  dilakukan  dapat  diambil  kesimpulan  bahwa  produk  ikan  cakalang  asap  yang  diolah  telah  sesuai  dengan standar yang sudah ditetapkan berdasarkan SNI 2725.1:2009.
PENGARUH KEMASAN PLASTIK TERHADAP MUTU SOSIS IKAN GULAMAH (Argyrosomus amoyensis) SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Moniharapon, Angcivioletta
Majalah BIAM Vol 9, No 1 (2013): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (973.96 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh kemasan plastik terhadap perubahan mutu sosis ikan gulamah selama penyimpanan dingin. Hasil dari penelitian menunjukkan selama penyimpanan dingin, kombinasi dari kemasan plastik stereofoam memiliki kualitas yang lebih baik melindungi sosis dari air, TPC, serta menjaga tekstur dan rasa. Kadar air mengalami perubahan selama 9 hari baik untuk kemasan polietilen dan kombinasi kemasan plastik stereofoam (A1B4 dan A2B4). Nilai TPC mengalami perubahan selama 3 hari baik pada kemasan polietilen dan kemasan kombinasi plastik stereofoam (A1B2 dan A2B2), sedangkan untuk nilai TVB mengalami perubahan 6 hari pada polietilen dan 3 hari pada kemasan plastik stereofoam. Selain itu, nilai TPC, kombinasi kemasan plastik dan stereofoam dapat dipakai diluar selama 12 hari (A2B5), dengan nilai 1,62 x 105 coloni/g. Penampakan perubahan selama 9 hari dari polietilen dan kombinasi kemasan plastik stereofoam (A1B4) dan (A2B4), tekstur pada hari ke-6 dari polietilen (A1B3) dan 15 hari dari kemasan plastik stereofoam (A2B6), nilai bau pada hari ke 12 dari polietilen (A1B5) dan hari ke-9 dari kombinasi kemasan plastik stereofoam (A2B4) dan nilai rasa pad hari ke-9 dari polietilen (A1B4) dan hari ke 12 dari kombinasi kemasan plastik stereofoam (A2B5).
PEMBUATAN BEKASAM CUMI-CUMI (Loligo sp) DENGAN VARIASI PEMBERIAN GARAM (NaCl) DAN BERAS GONGSENG (Oriza sativa) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN Hadinoto, Sugeng
Majalah BIAM Vol 9, No 2 (2013): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1332.297 KB)

Abstract

Selama ini dikenal produk bekasam yang dibuat hanya dari ikan-ikan air tawar, seperti bekasam ikanbetok dan bekasam ikan sepat. Bertolak dari hal tersebut, maka dirasa perlu untuk membuat suatu produk fermentasi (bekasam) dengan menggunakan bahan mentah yang berasal dari hasil laut (cumi-cumi). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi garam (NaCl) dan beras gongseng (Oriza sativa) yang optimum pada pembuatan bekasam cumi-cumi sehingga diharapkan produk bekasam cumi-cumidapatditerima oleh masyarakat, sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas penyimpanan, selain itu juga untuk diversifkasi produk olahan  cumi-cumi.   Dari hasil uji organoleptik didapat nilai  rata-rata  tertinggi darimasing-masing spesifkasi warna, aroma, rasa dan  tekstur adalah 3,95 (A1B1),   3,95 (A1B2), 4,15 (A2B1), 4,1  (A1B2).   Pada spesifkasi warna dan aroma menunjukkan hasil  tidak berbeda nyata antar perlakuan, untuk spesifkasi rasa menunjukkan hasil berbeda sangat nyata untuk spesifkasi tekstur menunjukkan hasil berbeda nyata. Panelis cenderung menyukai bekasam cumi-cumi denganpenambahan 15% garam dan 60% beras gongseng yang memiliki cita rasa yang khas keasam-asaman dengan pH 5,65.  Hasil penelitian terhadap parameter kimia dapat disimpulkan bahwa pengolahan bekasam cumi-cumi dengan menggunsakan variasi garam dan beras gongseng tidak berpengaruh terhadap kadar protein dan kadar air tetapi berpengaruh nyata terhadap pH.
TEKNOLOGI SURIMI DAN PRODUK OLAHANNYA Moniharapon, Angcivioletta
Majalah BIAM Vol 10, No 1 (2014): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1966.525 KB)

Abstract

Berdasarkan bentuk dan tipenya surimi terbagi menjadi dua tipe yaitu surimi beku dan surimi segar.  Surimi beku adalah surimi dalam bentuk blok dan biasanya mengandung gula dan bahan-bahan tambahan seperti polifosfat, sedangkan surimi segar adalah surimi yang tidak menggunakan bahan-bahan tersebut. Surimi beku adalah semi “processed  intermediate minced fish”  bahan  setengah  jadi  yang  digunakan  sebagai  bahan mentah  pembuatan berbagai macam fish  jelly products di  antaranya bakso  ikan,  sosis  ikan,  sio may, mie  ikan, burger  ikan  / fish burger dan sejenisnya  yang  spesifkasinya  menuntut  kemampuan  dalam  pembentukan  gel. Mutu  surimi  beku umumnya dinilai dari kekuatan gel dan warna dimana sangat tergantung dari faktor-faktor seperti : spesies ikan, kesegaran ikan, metode dan pengawasan pengolahan, kadar air, pengawasan suhu pembekuan dan penyimpanan, serta kondisi penanganan dan distribusi.

Page 4 of 16 | Total Record : 156