cover
Contact Name
Jurnal Sosiologi Nusantara
Contact Email
jurnalsn@unib.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalsn@unib.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
SOSIOLOGI NUSANTARA
Published by Universitas Bengkulu
ISSN : 24609099     EISSN : 26229617     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Sosiologi Nusantara (JSN) merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik, Universitas Bengkulu. Jurnal Sosiologii Nusantara teregistrasi dengan ISSN Print (2460-9099) dan ISSN Online (2622-9617). Jurnal ini menerima artikel ilmiah yang berisi hasil penelitian di bidang sosial humaniora, kajian mengenai kependudukan, gender, pemberdayaan masyarakat. Redaksi tetap menerima naskah artikel yang masih berkaitan dengan topik sosial yang relevan. Jurnal Sosiologi Nusantara terbit sebanyak 2 kali dalam 1 tahun, yakni pada bulan Juni dan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 116 Documents
TANDUSNYA” BUDAYA BACA Studi Kasus Pada Mahasiswa/i Sosiologi 2012 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bengkulu Oktoviansyah, Sugian; Purwaka, Purwaka; Widiono, Sumarto
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Jurnal Sosiologi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.091 KB) | DOI: 10.33369/jsn.2.1.38-44

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kosongnya budaya membaca di kalangan Mahasiswa Sosiologi 2012. Realitas memperlihatkan bahwa Mahasiswa Sosiologi 2012 tidak membiasakan dirinya melakukan aktivitas membaca bacaan yang mendukung studinya di Jurusan Sosiologi selama beraktivitas di kampus maupun di luar kampus. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penyebab tidak terciptanya budaya membaca bacaan yang mendukung studi Mahasiswa Sosiologi 2012 di Jurusan Sosiologi. Penelitian ini menggunakan Metode Kualitatif-Deskriptif dengan penerapan Snowball Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengobservasi aktivitas Mahasiswa/i Sosiologi 2012 dalam ruang lingkup kampus maupun di luar kampus dan wawancara mendalam terhadap 8 Informan. Analisis data dilakukan secara simultan bersamaan dengan proses pengumpulan data dengan menggunakan teknik yang lazim berlaku dalam Penelitian Kualitatif yang meliputi reduksi data, penyajian data dan sampai pada penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi belajar yang terjadi di kelas Sosiologi 2012 sangat mengakar kuat metode mendengar di dalamnya, sehingga Mahasiswa/i Sosiologi 2012 menjadikan aktivitas mendengar sebagai cara belajar dibanding membaca, hal tersebut juga dipengaruhi oleh latar belakang proses belajar Mahasiswa/i Sosiologi 2012 pada tingkat pendidikan dasar dan menengah yang cenderung pada budaya mendengar. Di sisi lain budaya instan seperti copy-paste tugas kuliah telah menjadi cara berpikir dan bertindak Mahasiswa/i Sosiologi 2012 dalam belajar, walaupun sudah dipacu oleh dosen Sosiologi dengan berbagai tugas kuliahbaik bersifat individu maupun kelompok. Hal tersebut mengakibatkan Mahasiswa Sosiologi 2012 merasa tidak memiliki beban dalam belajar, sehingga lebih mengisi waktu mereka dengan aktivitas hiburan seperti membaca bacaan-bacaan hiburan dan populer. Kata Kunci: Kondisi Aktivitas Belajar di Kelas, Aktivitas Mendengar, Copy-Paste Tugas dan Bacaan Hiburan dan Populer.  
ANALISIS PERILAKU ASERTIF PUSTAKAWAN DI BAGIAN LAYANAN PERPUSTAKAAN UIN RADEN FATAH PALEMBANG Budhi Santoso
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1036.163 KB) | DOI: 10.33369/jsn.4.2.98-104

Abstract

Perilaku asertif merupakan salah satu hal yang sangat penting dimiliki pustakawan dalam membina hubungan interpersonal saat melakukan pelayanan. Perilaku asertif merupakan salah satu cara komunikasi yang terkait dengan ekspresi perasaan, pikiran secara langsung, jujur dan terbuka. Hal ini sesungguhnya menyangkut komunikasi verbal dan non verbal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Perilaku asertivitas pustakawan di bagian layanan Perpustakaan UIN Raden Fatah Palembang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif adapun  teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari 17 pernyataan positif dengan metode purposive sampling. Sampel yang diambil sebanyak 5 orang responden dibagian layanan Perpustakaan UIN Raden Fatah. Analisis deskriptif yang digunakan untuk menganalisis data adalah mean dan grand mean. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  Tingkat asertif staf perpustakaan UIN Raden Fatah Palembang memperoleh grand mean 3,5 Nilai tersebut berada pada rentang skala 3,40 – 4,20 yang menunjukkan bahwa tingkat asertif  staf perpustakaan UIN Raden Fatah berada pada tingkat tinggi. Indikator yang perlu ditingkatkan yaitu Mengajukan Hak memperoleh nilai 2,8 Nilai tersebut berada pada rentang skala 2,60 – 3,40 berada pada tingkat sedang dan ungkapan perasaaan memperoleh nilai 2,2 Nilai tersebut berada pada rentang 2,60 – 3,40 berada pada tingkat sedang. Kata Kunci : asertif, pustakawan asertif, pelayanan asertif
PERILAKU KONSUMTIF PELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) (Studi Kasus di Restoran Siap Saji Panties Pizza, Kota Bengkulu) Regiana Astrid Adiningtyas; Heri Sunaryanto; Heni Nopianti
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.566 KB) | DOI: 10.33369/jsn.4.1.1-9

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku konsumtif pelajar SMA dalam mencari status sosial di lingkungan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan penelitian ini adalah pelajar SMA di Kota Bengkulu sebanyak empat orang dan karyawan restoran panties pizza sebanyak dua orang. Hasil penelitian ini menunjukkan Perilaku Konsumtif Pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di Restoran Panties Pizza, Kota Bengkulu merupakan perilaku yang disebabkan untuk menjaga penampilan diri, gengsi, dan simbol status. Perilaku ini dilakukan secara terus-menerus dan berlebihan, sehingga demi menjaga penampilan diri, gengsi, dan simbol status tersebut para pelajar SMA harus bersikap boros agar terlihat gaul, kaya, sebagai remaja kota, dan agar dapat meningkatkan status sosialnya. Dengan status mereka yang masih bersekolah dan belum mempunyai penghasilan sendiri, mereka rela menghabiskan uang sakunya untuk makan di tempat makan yang harganya cukup mahal. Mereka tidak mempermasalahkan uang saku yang diberikan oleh orang tuanya itu habis, bahkan mereka merasa bangga karena dapat makan di tempat mahal dan merasa menjadi anak yang serba kekinian. Kata Kunci : Perilaku, Konsumtif, Makanan Siap Saji, Pelajar
MAKNA SIMBOLIK TARI KEJEI SUKU REJANG Gennes Arlin Mela C. Apindis; Sri Handayani Hanum; Sri Hartati
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.221 KB) | DOI: 10.33369/jsn.4.2.64-75

Abstract

Tari Kejeimerupakan salah satu tarian sakral yang berasal dari Suku Rejang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbolik yang terkandung dalam setiap rangkaian Tari Kejei. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriftip kualitatif dengan menggunakan Teori Interaksionisme Simbolik. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Selanjutnya analisis data menggunakan reduksi data, analisis data dan penarikan kesimpulan. Kejeiadalah tarian yang memiliki makna rasa syukur kepada sang pencipta dan kepada sang leluhur karena telah diberikan rezeki yang melimpah, bisa hidup rukun berdampingan antar sesama masyarakat. Tarian ini juga sekaligus sebagai ajang pertemuan bujang dan gadis masyarakat Rejang untuk bermain bersama dan sebagai sarana untuk mencari jodoh. Tari Kejeidimulai dengan ritual Temu’un gongyaitu ritual sebelum penggunaan alat musik pengiring. Kemudian Jampi limauuntuk keselamatan para penari yang disebut juga anak sangei. Selanjutnya yaitu tari penyambutan, tarian ini untuk menyambut tamu yang hadir dan mempersilahkan duduk ditempat yang telah disediakan. Setelah tari penyambutan, lalu inti dari Tari Kejei yang terdiri dari 6 gerakan. Pertama, gerak sembah menari yang bermakna sebagai penghormatan kepada roh leluhur, kepada tamu agung dan kepada para penonton yang hadir pada saat acara Kejeiberlangsung. Kedua, gerak bederap salah pinggang yaitu gerak yang bermakna sebagai kebijaksanaan dalam mengambil keputusan. Ketiga, gerak metik jari sebagai bentuk penerimaanterhadap keluarga atau teman baru. Keempat, gerak mateak dayung sebagai makna penyerahan hidup kepada yang Maha Esa. Kelima, gerak sembah penyudo sebagai makna ucapan terimakasih atas kelancaran dalam melaksankan Tari Kejei. Keenam, gerakan yang terakhir yaitu gerak mendayung sebagai makna perpisahan. Baik perpisahan kepada leluhur, kepada penonton, kepada sesama penari. Tari Kejei tak luput dari unsur-unsur yang mendukung diantaranya penari, pemusik, sesaji sebagai simbol kemakmuran, kostum dan Tuwei batin(pawang). Kata Kunci: Makna Simbol, Tari Kejei. 
DISFUNGSI KELUARGA DALAM PENDIDIKAN FORMAL ANAK (Studi Kasus Desa Durian Mas Kecamatan Kota Padang, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu) Rahmawati Talopo; Hasan Pribadi; Asep Topan
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (869.298 KB) | DOI: 10.33369/jsn.4.1.10-19

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan disfungsi keluarga pada pendidikan formal anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Subyek penelitian adalah para orang tua yang memiliki anak usia sekolah kelas 2,3, dan 4 Sekolah Dasar dengan umur berkisar 8-10 tahun. Informan penelitian berdasarkan sumber data yang dimintai informasinya sesuai dengan masalah penelitian. Data dianalisis secara kualitatif melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian menghasilkan kesimpulan yakni penyebab terjadinya disfungsi keluarga sebagai kelompok sosial di mana terjadi kekacauan peran dan fungsi antar anggota keluarga yaitu pada pendidikan formal anak dikarenakan kesibukan orang tua dalam bekerja, kurangnya pengetahuan orang tua tentang pendidikan, dan rendahnya pendidikan orang tua. Sehingga anak menjadi malas, ketinggalan pelajaran di sekolah dan sering tidak naik kelas. Kata Kunci : Disfungsi, Keluarga, dan Pendidikan
BUANG AIR BESAR DI KEBUN (Studi Kasus pada Masyarakat Desa Pagar Gading, Kecamatan Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan) Dwi Yonif Yani; Heri Sun; Sumarto Widiono
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.518 KB) | DOI: 10.33369/jsn.4.2.76-84

Abstract

Beberapa masyarakat di Desa Pagar Gading masih melakukan buang air besar di kebun. Padahal di desa ini sudah tersedia fasilitas jamban umum. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan dan mengetahui makna dan faktor penyebab buang air besar di kebun pada masyarakat Desa Pagar Gading. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penentuan informan menggunakan teknik snowball sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa masyarakat yang melakukan buang air besar di kebun dimaknai sebagai perilaku yang masih benar dilakukan sampai saat ini, perilaku buang air besar dikebun dianggap sebagai hal yang biasa, buang air besar dikebun dinilai lebih ekonomis, lebih praktis dan tidak menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini disebabkan oleh: Faktor nilai-nilai kebenaran yang masih diyakini dan dipertahankan sampai saat ini sehinga masyarakat melakukan pembenaran atas perilaku buang air besar di kebun. Faktor kebiasaan buang air besar yang telah berlangsung lama, sejak dahulu secara turun temurun, sehingga menimbulkan persepsi bahwa perilaku buang air besar di kebun dianggap sebagai hal yang biasa. Tidak adanya sanksi dan larangan membuat masyarakat menganggap buang air besar di kebun tidak mengganggu orang lain. Faktor ekonomi masyarakat yang hanya mampu mencukupi kebutuhan pokok, sehingga masyarakat menilai buang air besar di kebun lebih ekonomis, tidak memerlukan biaya pembuatan tempat buang air besar. Rendahnya pengetahuan masyarakat sehingga sulit menerima informasi terkait buang air besar di kebun melalui berbagai media informasi. Serta minimnya sosialisasi terkait pemanfaatan jamban berdampak terhadap rendahnya pengetahuan masyarakat terkait dampak yang ditimbulkan dari perilaku buang air besar di kebun. Kata Kunci: Buang Air Besar di Kebun
UPAYA DESA AIR NAPAL DALAM MENGUASAI KEMBALI LAHAN YANG TERLIBAT KONFLIK AGRARIA DENGAN PT BIO NUSANTARA TEKNOLOGI (Studi Kasus Di Desa Air Napal, Kecamatan Bang Haji, Kabupaten Bengkulu Tengah) Ade Ruhiyat; Heri Sunaryanto; Sumarto Widiono
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.803 KB) | DOI: 10.33369/jsn.4.1.20-28

Abstract

Upaya warga menguasai kembali lahan yang terlibat konflik perkebunan dengan studi kasus warga Desa Air Napal Kecamatan Bang Haji Kabupaten BengkuluTengah melawan PT Bio Nusantara Teknologi. Penelitian ini bertujuanmengetahuipenyebab mengapa konflik terjadi serta mengungkap upaya apa saja yangdilakukan warga Desa Air Napal dalam mendapatkan kembali lahan tersebut.Penyebab konflik lahan antara warga Desa Air Napal dan PT Bio NusantaraTeknologi sudah terjadi sejak tahun 1981 saat pertama kali perusahaan melakukanpembebasan hutan atau kebun warga yang akan dijadikan lahan usaha kebun kelapa sawit. Informan ditentukan melalui teknik Purposive Sampling(sampel bertujuan) dengan memilih informan kunci yang dianggap mengetahui informasi danmasalah secara mendalam serta dapat dipercaya untuk menjadi sumber data. Informan dalam penelitian ini dibagi menjadi informan inti yakni informan yang terlibat aktif dalam perlawanan dan memiliki keterkaitan lahan yangdiserobot PT Bio Nusantara Teknologi dan informan tambahan yakni informan yang memiliki keterkaitan dengan perlawanan yang dilakukan warga.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode pengumpulan data berupainterview, observasi dan telaah dokumen yang dapat menggambarkan secara rinciupaya-upaya yang dilakukan warga Desa Air Napal. Teori konflik yang dikemukan oleh Ralf Dahredorf menjadi alat bantu analisis  masalah dan telaah data penelitian. Penelitian ini memberikan informasi bahwa ada dua cara yang dilakukan warga sebagai upaya menguasai kembali lahan tersebut, yakni cara terbuka dan tersembunyi. Cara terbuka seperti membentuk organisasi perlawananForum Masyarakat Sungai Lemau Bersatu (FMSLB), aksi demontrasi, hearing bersama Pemda dan DPRD, cara ini ditempuh warga dengan harapan banyak pihak terlibat maka konflik segera diakhiri. Cara tersembunyi seperti mendesakstake holder, meminta advokasi, mengirim surat dan meminta perlindunganKomnas HAM juga dilakukan warga setelah cara terbuka tidak membuahkan hasil optimal. Kata Kunci: Relasi Kerja Asimetris, Mandor, dan Buruh Pemetik Teh 
STRATEGI BERTAHAN HIDUP PENGEMIS TUNANETRA (Studi Pada Pengemis di Lampu Merah Sukamerindu) Zukna Zukna; Hasan Pribadi; Heni Nopianti
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (882.315 KB) | DOI: 10.33369/jsn.4.2.85-97

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan strategi yang dapat dilakukan oleh pengemis tunanetra untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dilokasi Lampu Merah Sukamerindu Kota Bengkulu. Metode yang digunakan yaitu kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, teknik triangulasi (keabsahan data) dan teknik snowball sampling untuk mendapatkan data yang lebih objektif. Teori yang digunakan berupa teori aksi karya Max Weber yang termasuk dalam paradigma definisi sosial. Penelitian ini menghasilkan informasi tentang strategi yang dilakukan pengemis tunanetra dalam bertahan hidup dan bertahan menjadi pengemis. Strategiyang dilakukan oleh pengemis tunanetra yaitu: strategi aktif dengan pengoptimalan anggota keluarga dalam mencari uang, strategi pasif dengan penghematan dalam memenuhi kebutuhan pokok dan strategi jaringan dengan kelompok Pertuni yang memberikan dampak positif untuk mengatasi himpitan ekonomi yaitu membentuk kelompok arisan dan saling meminjamkan uang. Sedangkan strategi dalam mengemis meliputi pemilihan waktu dan lokasi mengemis. Kata Kunci: Pengemis Tunanetra dan Strategi Bertahan Hidup.
PENGEMBANGAN WISATA BERBASIS KOMUNITAS : PANTAI TAPAK PADERI KELURAHAN KEBUN KELING, KECAMATAN TELUK SEGARA, KOTA BENGKULU Viva Tuljana; Sri Handayani Hanum; Heni Nopianti
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.26 KB) | DOI: 10.33369/jsn.4.1.29-38

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan partisipasi masyarakat dalam pengembangan kawasan pesisir menjadi objek wisata. Penelitian ini dilakukan di Pantai Tapak Paderi Kelurahan Kebun Keling Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Karena masyarakat yang bertempat tinggal di kawasan pesisir pantai Tapak Paderi ini memiliki kreatifitas untuk mengelola sampah-sampah yang dijadikan ornamen di spot selfie, dan dijadikan tempat objek wisata Pondok Sandal Jodoh di Pantai Tapak Paderi. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan teknik observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi, informan ditentukan dengan teknik snowball sampling terhadap yang mengelola objek wisata Pondok Sandal Jodoh. Untuk menganalisis hasil penelitian ini menggunakan teori aksi dari paradigma definisi sosial. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa partisipasi masyarakat dalam pengembangan kawasan pesisir menjadi objek wisata, karena para nelayan setempat yang merasa prihatin dengan banyaknya sampah botol dan sandal yang hanyut di pantai,sehingga para nelayan mengumpulkan sampah-sampah tersebut sesuai dengan jenisnya masing-masing. Sehingga masyarakat pesisir pantai melakukan kegiatan gotong royong untuk membersihkan kawasan pesisir pantai dan masyarakat pun memanfaatkan sampah-sampah yang ada di kawasan pesisir untuk dikelola menjadi suatu kreasi yang unik dan menarik sehingga satu titik kawasan pantai dijadikan tempat berphoto atau berselfie. Sampah tersebut berupa sandal bekas, botol plastik dan sampah-sampah yang lainnya. Karena adanya konflik kepentingan itu maka akhirnya objek wisata Pondok Sandal Jodoh ditutup pada bulan September 2017. Tetapi dengan tutupnya objek wisata Pondok Sandal Jodoh, maka muncul objek wisata yang lain menggantikan onjek wisata yang baru dan letaknya pun bersebelahan. Kata Kunci: Partisipasi Masyarakat, Pengembangan, Wisata, Komunitas
KONFLIK SOSIAL PADA PENAMBANGAN EMAS TRADISIONAL (Studi Kasus: Di Desa Muara Mensao, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Jambi) Muhammad Taufik; Muhammad Marwan Arwani; Ika Pasca Himawati
Jurnal Sosiologi Nusantara Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.566 KB) | DOI: 10.33369/jsn.4.2.53-63

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya konflik dan upaya penyelesaian konflik tambang emas yang terjadi antara masyarakat penambangan lokal dan pemerintah setempat di Desa Muara Mensao, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Jambi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk menggambarkan dan menjelaskan faktor penyebab terjadinya konflik serta upaya penyelesaian konflik yang terjadi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis sosiologis yang didasarkan pada teori konflik yang diungkapkan oleh Ralf Dahrendorf. Hasil temuan dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1) faktor yang menyebabkan terjadinya konflik karena adanya perbedaan kepentingan antara masyarakat lokal dan pemerintah daerah, proses sosialisasi tidak berjalan dengan baik, kebijakan pemerintah dianggap merugikan masyarakat, dan penambangan emas illegal menyebabkan kerusakan lingkungan; 2)Upaya untuk menyelesaikan konflik penambangan emas ilegal adalah dengan proses demonstrasi, konsiliasi dan negosiasi yang dapat mengarah pada kesepakatan dari kedua belah pihak bahwa konflik dapat diselesaikan dengan baik dengan menempuh jalur hukum atau dengan menggunakan hukum adat. Kata Kunci: Konflik Sosial, Penambang Emas, Tradisional

Page 2 of 12 | Total Record : 116