cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno
Published by Universitas Udayana
ISSN : 25030523     EISSN : 25488023     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 2 (2017)" : 8 Documents clear
Penggunaan Beaglebone Black untuk Monitoring Suhu, Kelembaban, dan Intensitas Cahaya dalam Greenhouse I Putu Gede Budisanjaya; Sumiyati Sumiyati
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di negara tropis seperti Indonesia, rumah kaca sangat efektif digunakan untuk memberikan perlindungan yang baik terhadap tanaman dari kondisi lingkungan yang berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman seperti suhu yang terlalu panas, kecepatan angin yang kencang, hujan, serta gangguan serangga. Dengan dilakukannya budidaya tanaman dalam greenhouse, maka kondisi-kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dapat dipantau dan diatur sesuai kebutuhan tanaman. Oleh karena itu diperlukan suatu sistem monitoring suhu, kelembababan dan intensitas cahaya secara terus menerus dan real-time. Maka dari itu diperlukan penelitian tentang alat untuk monitoring suhu, kelembaban dan intensitas cahaya dengan menggunakan mini komputer Beaglebone Black Rev C yang mudah dalam pengembangan dan handal, sehingga bisa memonitor kondisi suhu, kelembaban dan intensitas cahaya secara terus menerus dan real time. Dengan sensor suhu dan kelembaban DHT22, BH1750 sebagai sensor cahaya. Data suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya akan dikirim ke email, disimpan dalam file CSV. User juga akan menerima alert jika suhu melebihi 34 oC. Setelah pengujian sensor, DHT22 memiliki error pengukuran suhu sebesar 1,999 ± 0,294 %, dan error sebesar 11,915 ±1,210% untuk pengukuran kelembaban. Sedangkan sensor BH1750 memiliki error yang rendah yaitu 0,577± 0,349 %.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Bubuk Kunyit (Curcuma domestica Val.) Lutfi Suhendra
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to find out the effect of the concentration of solution and drying temperature in the process of turmeric extraction and to find out the same for producing extract with optimal rendemen and antioxidant activity. The experiment used completely random design and the factorial pattern with the first factor being the solution concentration which consisted of 6 levels, that is, in the concentration of 0%, 30%, 50%, 70%, and 90%. The second factor was the drying temperature which consisted of three levels, they are: 40oC, 50oC, and 60oC with two time repetition. In the examination of the antioxidant activity of turmeric extract, the following tests were done: total phenol (Julkunen-Tito method), the ability of capturing free radical diphenylpikrihidrazil (DPPH), ferry thiosianat method (FTC), and thobarbituric acid method (TBA). The results showed that the concentration of solution and drying temperature affects all parameters under observation, except for the rendemen that is not affected by solution concentration, and there was interaction of treatment in all the parameters observed. Test of FTC and TBA showed that there was antioxidant activity in the turmeric extract where it was able to inhibit the formation of peroxide and malonaldehyde in the oxidization reaction of fatty acid. The turmeric extract with the optimal antioxidant activity was obtained at the treatment of concentration 50% at the temperature of 60oC with the rendemen value of 7.92%, the total amount of phenol 2.82% and the value of DPPH of 1.13%.
Inventarisation and Study of Sere kedele Quality in Local Market in Gianyar Regency Made Dwi Widyantari; I Putu Suparthana; I D. G. Mayun Permana
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aims of this research was to determine and inventory diversity of sere kedele production process traditionally in Gianyar Regency and to know the different of nutritional aspect on sere kedele produced. This research was conducted in 2 stages. The first stage is a survey to obtain information on materials and production equipment and sere kedele processing. The data obtained are tabulated and presented descriptively. The second stage is the analysis of nutritional components of sere kedele that includes water content, ash content, protein content, fat content and carbohydrate content. The results of the research in the first stage shows that in Gianyar Regency there are 3 subdistricts that produce sere kedele Sukawati, Gianyar and Blahbatuh, there are variations in the processing method used include boiling duration, fermentation length, spice addition technique before and after fermentation and fermentation container used closed and somewhat open. The results of the second stage of research showed that the nutritional components of sere kedele includes water content ranges from 56.89% to 64.65%, ash content ranges from 1.56% to 2.42%, protein content ranges from 14.90% to 20.93%, fat content ranges between 5.34% to 9.50% and carbohydrate content ranges from 10.81.% to 12.97%.
Pengaruh Konsentrasi Larutan Asam Asetat Dan Lama Perendaman Terhadap Karakteristik Gelatin Kulit Ikan Mahi-Mahi (Coryphaena hippurus) Puti Fauziyyah; Ni Luh Ari Yusasrini; Luh Putu Trisna Darmayanti
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The aim of this research was to know the effect of acetic acid concentration and soaking time on characteristics of mahi-mahi (Coryphaena hippurus) fish skin gelatin and to know the right acetic acid concentration and soaking time to produce the best characteristics of gelatin. The design used in this research was completely randomized factorial design with the factors was concentration of acetic acid in three levels i.e 0,5%, 1%, 1,5% and soaking time in three levels i.e 12, 18 and 24 hours. Data were analyzed by analysis of variance, followed by Duncan Multiple Range Test (DMRT). The result of this research showed that the interaction between acetic acid concentration and soaking time had a very significant effect on yield, pH, gel strength, viscosity, lightness, moisture content, protein content and significant effect on ash content. The best characteristic of mahi-mahi fish skin gelatin at concentration of acetic acid 0,5% for 12 hours with yield of 26,38%, pH value 5,13, gel strength 107,12 bloom, viscosity 16,40 cP, lightness 29,77, water content 8,47%, ash content of 1,11%, and protein content of 90,4%.
Karakteristik Kapsul Ekstrak Pewarna Buah Pandan (Pandanus tectorius) Menggunakan Penyalut Maltodekstrin dan Karaginan Ardhinata Antares; Ni Made Wartini; Luh Putu Wrasiati
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman pandan tersebar di kawasan pantai dan kepulauan di Asia Timur dan Selatan sampai di Polynesia. Buah tanaman pandan mengandung karoten yang biasa digunakan sebagai bahan pewarna melalui proses ekstraksi dan enkapsulasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahu efek dari perbandingan maltodekstrin dan karagenan sebagai bahan pengkapsul dari ekstrak buah tanaman pandan. Perlakuan dalam penelitian ini menggunakan rancangan blok teracak satu faktor yaitu rasio bahan maltodekstrin dan karagenan, yaitu maltodekstrin : karagenan masing-masing 10% : 0%, 9,5% : 0,5%, 9% : 1%, 8,5% : 1,5%, 8% : 2%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan kedua bahan pengkapsul tersebut berpengaruh sangat nyata (P< 0.01) terhadap kandungan air, total karoten, kelarutan, permukaan karoten, serta efesiensi pengkapsulan. Adapun parameter tersebut masing-masing adalah kandungan air 9.11-12.19%, total karoten 502.53-970.91 mg/ 100g, kelarutan 72.44-85.04%, permukaan karoten 281.76-361.83mg/100g, efesiensi pengkapsulan 27.99-70.98%.
Optimalisasi Kandungan Serat pada Saus Bayam Dwi Rianto; Nuril Ahmad
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bayam merupakan sayuran dengan kandungan nutrisi yang tinggi yang dibutuhkan tubuh, salah satunya adalah serat yang mana sangat diperlukan dalam dietary sehari-hari. Namun dikarenakan umur simpannya yang tidak lama sehingga mudah rusak, maka perlu diolah menjadi produk tepat guna yang dapat memenuhi kebutuhan serat masyarakat dan dapat disimpan dalam waktu lama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh kandungan serat yang optimal dengan menggunakan bahan perpaduan antara bayam dan ubi jalar dalam membuat saus bayam. Penelitian ini dilakukan dengan 2 variable perlakuan, variable pertama adalah perbandingan bayam dan ubi jalar sebanyak 3 level, yaitu: 25%:75%, 50%:50% dan 75%:25% (b/b). Variable ke dua yaitu lama pemasakan dengan 3 level, yaitu : 5 menit, 7 menit dan 9 menit pemasakan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kadar serat optimal adalah sebesar 7,12 % adalah pada perpaduan 21,35 % bayam dan 78,65 % ubi jalar dengan lama pemasakan selama 7,5893 menit
PENGUJIAN EFEK HIPOGLIKEMIK LEDOK INSTAN SECARA IN VIVO Ni Made Yusa; I Ketut Suter
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat dunia pada saat ini. Pengendalian tingginya kadar glukosa darah pada penderita DM sangatlah penting untuk menghindari komplikasi yang lebih lanjut. Melalui diet yang cukup, aktivitas fisik yang sesuai, penggunaan bahan yang bersifat hipoglikemik dan keseimbangan asupan makronutrien dan mikronutrien diharapkan dapat tetap menjaga konsentrasi glukosa darah pada level normal. Untuk itu perlu dicari bahan pangan yang bersifat hipoglikemik dalam managemen diet penderita DM. Ledok instan adalah hasil pengembangan ledok yaitu pangan tradisional Nusa Penida, Bali, berupa bubur yang dibuat dari jagung, ubi kayu, kacang-kacangan, sayuran dan bumbu. Ledok instan berpotensi dikembangkan menjadi pangan fungsional, karena selain mengandung zat gizi yang cukup, juga mengandung komponen bioaktif yaitu serat pangan. Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengembangkan ledok instan menjadi pangan fungsional untuk bisa digunakan sebagai pangan diet bagi penderita DM, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui efek hipoglikemik ledok instan secara in vivo. Penelitian menggunakan Control Group Post Test Design pada hewan coba tikus Wistar. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan yaitu P0 (tanpa injeksi alloxan + pakan standar), P1 (injeksi alloxan + pakan standar), P2 (injeksi alloxan + pakan standar + ledok instan 15 %) dan P3 (injeksi alloxan + pakan standar + ledok instan 30 %). Perlakuan diulang sebanyak enam kali (masing-masing perlakuan terdiri dari 6 ekor tikus). Pengujian dilakukan selama 30 hari. Penimbangan berat badan dan analisis kadar gula darah tikus dilakukan sebelum diberikan pakan perlakuan (hari ke-0), 3 hari setelah diinjeksi alloxan (hari ke-1) dan pada hari ke 30. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tikus yang diberikan campuran pakan yang mengandung ledok sebanyak 15 % dan 30 % selama 30 hari dapat menurunkan kadar glukosa darah berturut-turut 66,96 % dan 15,60 % dan ini menunjukkan ledok bersifat hipoglikemik.
Pemanfaatan Bekatul Jagung dan Ragi Cap Jago untuk Pembuatan Ragi Tempe dan Karakteristik Tempe yang Dihasilkan Fika Amaliyah; Ni Wayan Wisaniyasa; Ni Luh Ari Yusasrini
Jurnal Ilmiah Teknologi Pertanian Agrotechno Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the exact concentration of Cap Jago tempe yeast on corn bran substrate that is able to produce tempe yeast with the most total mold and to know the concentration of tempe yeast with corn bran substrate which produce tempe with the best characteristic. The study consisted of 2 step each of which used a complete randomized design. The first step is to addition concentration of Cap Jago tempe yeast are 5%, 10%, 15%, 20% and 25% with 3 replications to obtain 15 experimental units. The second step to applied selected inoculum with corn bran substrate on soybean with concentration 0.05%, 0.075%, 0.10%, 0.125% and 0.15%. Tempe that produced was tested by sensory evaluation. The best concentration determination based on the result of effectiveness index test. Tempe with the best sensory evaluation then analyzed. The result of research showed that the best concentration of Cap Jago tempe yeast was 20%. The best concentration of selected tempe yeast was 0.05% with criteria were yellowish white color, typical tempe aroma, typical tempe flavor, cohesive texture, water content 60.50% , ash content 1.02%, protein content 16.90%, fat content 20.23% and carbohydrate content 1.35%.

Page 1 of 1 | Total Record : 8