Claim Missing Document
Check
Articles

Effect of Curing Process on Composition of Indonesian Bay Leaf (Eugenia polyantha Wight.): Components’ Profile and Preference of Flavor Extracted by Simultaneous Distillation-Extraction Method Wartini, Ni Made; Harijono, Harijono; Susanto, Tri; Retnowati, Rurini; Yunianta, Yunianta
Jurnal Teknologi Pertanian Vol 8, No 1 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.483 KB)

Abstract

Bay leaves are widely used as flavouring in Indonesian cuisine, either in the form of fresh ones or after naturally dried, known as curing process. The research was conducted to determine the profile of components of the Indonesian cured bay leaves and to determine the preference of its flavour extracted by simultaneous distillation-extraction method. A randomized block design experiment was performed examining three levels of curing time, namely 0, 2 and 4 days. The effects of curing on the change of weight, moisture content, colour, and components profile of the bay leaves were evaluated. The flavour components from all samples were isolated by simultaneous distillation-extraction method. The hedonic scale scoring was used to evaluate the preference of the flavour of the extract. It was found that the curing process substantially reduced the weight and moisture content, as well as the colour of the leaves. A total of 27, 33 and 23 compounds were resulted from flavour extract of 0, 2, 4 days cured bay leaves, respectively.  The flavour extracts from 0 and 2 days cured bay leaves showed no difference in the preference test.   Key words:  curing, flavour, bay leaf.
DELIGNIFIKASI AMPAS TEBU DENGAN LARUTAN NATRIUM HIDROKSIDA SEBELUM PROSES SAKARAIFIKASI SECARA ENZIMATIS MENGGUNAKAN ENZIM SELULASE KASAR DARI ASPERGILLUS NIGER FNU 6018 Gunam, Ida Bagus Wayan; Wartini, Ni Made; Dewi Anggreni, Anak Agung Made; Suparyana, Pande Made
Teknologi Indonesia Vol 34 (2011)
Publisher : LIPI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.048 KB) | DOI: 10.14203/jti.v34iKhusus.36

Abstract

Cellulose, the most abundant renewable resource, has received much attention as potential energy and carbon source for the production of useful products such as glucose, ethanol and fuels. The possibility of converting cellulose in bagasse enzymatically into glucose, after being loosened its complex structure chemically into primary one by using sodium hydroxide was studied. Bagasse was soaked in 6% sodium hydroxide for 12 hours at room temperature. This treatment resulted in loosening some cellulose bundle structure shown by release of lignin and hemicelluloses up to 32.11 and 42.87%, respectively and high water retention value of 15.90 (w/w). In this condition the delignifi ed bagasse could be saccharifi ed by crude cellulase enzym from Aspergillus niger. Saccharifi cation enzimatically of 2 g delignifi ed bagasse at 50oC pH 4,8 during 120 hours produced reducing sugar of 54.47 mg/100 ml.
SENYAWA PENYUSUN EKSTRAK FLAVOR DAUN SALAM (Eugenia polyantha Wight) HASIL DISTILASI UAP MENGGUNAKAN PELARUT N-HEKSANA DAN TANPA N-HEKSANA Wartini, Ni Made
Agrotekno Vol. 15, No. 2 Agustus 2009
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.99 KB)

Abstract

The aim of research is to determine the composition offlavour extracts of salam leaf obtained from steamdistillation method using n-hexane and no n-hexane. Freshsalam leaves were cut and extracted using steam distillationmethods and the flavour extract was drying by addingMgSO4 anhydrate. The flavour extracts were analyzed byemploying gas chromatography-mass spectrometry (GCMS).The research results indicated as the following: 1) theflavour extracts obtained by steam distillation without nhexane,contained 27 compounds. The main compoundswere cis-4-decenal (27.12%), octanal (11.98%), ?-pinene(9.09%), farnesol (8.84%), ß-ocimene (7.62%) and nonanal(7.60%), 2) the flavour extracts yielded from steamdistillation using n-hexane, contained 26 compounds. Themain compounds are cis-4-decenal (18.74%), octanal(6.97%), ?-pinene (9.09%), farnesol (16.95%), nerolidol(4.09%) and decanal (3.14%).
PENGARUH IMPLEMENTASI PERFORMANCE BASED BUDGETING TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN BULELENG ., Ni Made Wartini; ., I Gusti Ayu Purnamawati, S.E.; ., NI KADEK SINARWATI, SE., M.Si.Ak.
JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha Vol 4, No 1 (2016):
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jimat.v4i1.6467

Abstract

Penerapan penganggaran berbasis kinerja (performance based budgeting) dalam rumah sakit sangatlah penting untuk menunjang kegiatan dan operasional organisasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan anggaran berbasis kinerja (perencaanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, pelaporan/pertanggungjawaban anggaran dan evaluasi kinerja) terhadap akuntabilitas kinerja RSUD Kabupaten Buleleng baik secara parsial maupun simultan.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 50 orang karyawan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, kuesioner dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda yang diolah dengan menggunakan program SPSS 19.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial 1) perencanaan anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap akuntabilitas kinerja, 2) pelaksanaan anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap akuntabilitas kinerja, 3) pertanggungjawaban anggaran berpengaruh positif signifikan terhadap akuntabililas kinerja, 4) evaluasi kinerja berpengaruh positif signifikan terhadap akuntabilitas kinerja, dan 5) secara simultan variabel perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, pelaporan/pertanggungjawaban anggaran dan evaluasi kinerja berpengaruh positif signifikan terhadap akuntabilitas kinerja di RSUD Kabupaten Buleleng.Kata Kunci : Performance Based Baudgeting, Akuntabilitas Kinerja The implementation of performance based budgeting in hospital is really neccesary to support the organazition’s activities and operational. The aim of this research was to determine effects of the implementation of performance based budgeting,eitherabout partial or simultaneouseffect, (budget planning, budget processing, reporting/budget accounting, and performance evaluation) toward the performance accountability at RSUD Kabupaten Buleleng. This study used the quantative approach. Samples of this study were determined by using purposive sampling technique with a number of samples of 50 employees. Data were collected by interviewing, quisionnare, and documentation study and were analyzed by using a multiple linear regreesion analysis on SPSS 19.0 for Windows program. The results of this study showed that partially 1) the planning budget positively impact the performance accountability 2) Budget processing has the significant positive impact on the performance accountability, 3) the reporting/ budget accounting has the significant positive impact on the performance accountability, and 4) performance evaluation has the significant positive impact on the performance accountability, and 5) Simultaneously, variables on planning budget, budgeting, reporting budget, and performance evaluation has the significant positive impact on the performance accountability at RSUD Kabupaten Buleleng.keyword : Performance Based Budgeting, Performance Accountability
Pengaruh Ukuran Partikel dan Suhu Ekstraksi Terhadap Karakteristik Ekstrak Pewarna Alami Bunga Kenikir (Tegetes erecta L.) Purnama Yanti, Gusti Ayu Kade Diana; Wartini, Ni Made; Antara, Nyoman Semadi
IPTEKMA Volume 8, No. 1, Februari 2019
Publisher : Bidang Kemahasiswaan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/iptekma.2019.v08.i01.p03

Abstract

PENGARUH UKURAN PARTIKEL DAN SUHU EKSTRAKSI TERHADAP KARAKTERISTIK EKSTRAK PEWARNA ALAMI BUNGA KENIKIR (TEGETES ERECTA L.). Bunga kenikir marigold berpotensi sebagai sumber pewarna alami. Warna kuning hingga oranye diperoleh melalui proses ekstraksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel dan suhu ekstraksi terhadap ekstrak pewarna alami bunga kenikir serta menentukan perlakuan terbaik untuk mendapatkan ekstrak pewarna alami bunga kenikir marigold. Rancangan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor. Faktor I adalah perlakuan ukuran partikel yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40, 60, dan 80 mesh. Faktor II adalah perlakuan suhu ekstraksi yang terdiri dari tiga taraf yaitu 30±2 ºC, 45±2 ºC, dan 60±2 ºC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ukuran partikel dan suhu ekstraksi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap rendemen, total karotenoid, tingkat kecerahan (L*), tingkat kemerahan (a*), dan tingkat kekuningan (b*). Interaksi kedua perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap rendemen, total karotenoid, tingkat kecerahan (L*), tingkat kekuningan (b*) dan berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap tingkat kemerahan (a*). Ukuran partikel 60 mesh dan suhu ekstraksi 45±2 ºC merupakan perlakuan terbaik untuk menghasilkan ekstrak pewarna bunga kenikir dengan karakteristik rendemen 8,79%, kadar total karotenoid 21,52%, tingkat kecerahan (L*) 21,05, tingkat kemerahan (a*) 11,43, dan tingkat kekuningan (b*) 19,66.
Pengaruh Perbandingan Bahan Dengan Pelarut dan Suhu Ekstaksi Tehadap Karakteristik Ekstrak Pewarna Alami Bunga Kenikir ( Tagetes Erecta L.) Devi, Putu Nandya Sri; Wartini, Ni Made; Suwarini, Ni Putu
IPTEKMA Volume 8, No. 2, Agustus 2019
Publisher : Bidang Kemahasiswaan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/iptekma.2019.v08.i02.p01

Abstract

PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN DENGAN PELARUT DAN SUHU EKSTRAKSI TERHADAP KARAKTERISTIK EKSTAK PEWARNA ALAMI BUNGA KENIKIR (TEGETES ERECTA L.). Bunga kenikir berpotensi sebagai pewarna alami karena mengandung pigmen warna kuning hingga oranye. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan bahan dengan pelarut dan suhu ekstraksi terhadap karakteristik ekstrak pewarna alami bunga kenikir dan menentukan perbandingan bahan dengan pelarut dan suhu ekstraksi terbaik untuk menghasilkan ekstrak pewarna alami bunga kenikir. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial 2 faktor. Faktor I yaitu perbandingan bahan dengan pelarut yang terdiri atas 3 taraf yaitu 1:3, 1:5, dan 1:7. Faktor II yaitu suhu ekstraksi yang terdiri dari 3 taraf yaitu 30±2oC, 45±2oC, dan 60±2oC. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan perbandingan bahan dengan pelarut sangat berpengaruh terhadap rendemen, kadar total karotenoid, tingkat kecerahan (L*), tingkat kemerahan (a*) dan berpengaruh terhadap tingkat kekuningan (b*). Perlakuan suhu ekstraksi sangat berpengaruh terhadap rendemen, kadar total karotenoid, tingkat kecerahan (L*) dan berpengaruh terhadap tingkat kemerahan (a*) namun tidak berpengaruh terhadap tingkat kekuningan (b*). Interaksi perlakuan perbandingan bahan dengan pelarut dan suhu ekstraksi berpengaruh terhadap kadar total karotenoid namun tidak berpengaruh terhadap rendemen, tingkat kecerahan (L*), tingkat kemerahan dan tingkat kekuningan (b*). Perlakuan perbandingan bahan dengan pelarut 1:7 dan suhu ekstraksi 45±2oC, merupakan perlakuan terbaik untuk menghasilkan ekstrak pewarna alami bunga kenikir dengan karakteristik rendemen 7,53 persen, kadar total karotenoid 22,91 persen, tingkat kecerahan (L*) 25,43, tingkat kemerahan (a*) 11,89 dan tingkat kekuningan (b*) 14,72.
Karakterisasi Enzim Polifenol Oksidase Biji Kakao (Theobroma cacao Linn.) G.P. Ganda Putra; N.M. Wartini; A.A.M. Dewi Anggreni
agriTECH Vol 30, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (647.353 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9667

Abstract

This research was aimed to: (1) characterize polyphenol  oxidase enzyme and (2) determine optimum condition (tem-perature, pH and incubation time) of polyphenol oxidase enzyme activity which isolated from cocoa beans. Those re-sult will be used to improve the quality of cocoa through rehydration technique. This research was carried out through:(1) isolation of polyphenol oxidase enzyme from 10 sampels of cocoa beans in Bali Province, (2) characterization ofpolifenol oksidase enzyme (activity, enzyme kinetics, MW), and (3) determination of optimum condition of tempera-ture, pH and incubation time. The results show that average value of polyphenol oxidase enzyme activity was 157,49± 58,03 U/gram (db) of cocoa beans with maximum and minimum values at 258,22 U/gram and 59,01 U/gram (db) of cocoa beans, respectively; V max equals to 595,24 U/gram (db) of cocoa beans and K equals to 0,20 M; result of SDS- PAGE of enzyme shows protein bands at M� of 11,75; 17,80; 27,80; 36,03 and 131,52 kDa; and finally, optimumcondition of enzyme activity is at the temperature of 53,43oC; pH 5,42 and incubation time of 80,91 minutes.ABSTRAKTelah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk: (1) mengetahui karakteristik enzim polifenol oksidase dan (2) menen- tukan kondisi (suhu, pH dan waktu inkubasi) optimum aktivitas enzim polifenol oksidase, yang diisolasi dari biji kakao kering. Hasil penelitian berupa kondisi (suhu, pH dan waktu inkubasi) optimum aktivitas enzim polifenol oksidase akan diaplikasikan untuk perbaikan mutu biji kakao kering melalui teknik rehidrasi. Penelitian ini dilakukan melalui tahapan: (1) isolasi enzim polifenol oksidase dari 10 sampel biji kakao kering di Provinsi Bali, (2) karakterisasi enzim polifenol oksidase (aktivitas, kinetika enzim, BM) dan (3) penentuan kondisi suhu, pH dan waktu inkubasi optimum. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa: (1) aktivitas enzim polifenol oksidase rata-rata 157,49 ± 58,03 U/gram (bk) biji kakao dengan aktivitas maksimum 258,22 U/gram (bk) biji kakao dan minimum 59,01 U/gram (bk) biji kakao; maks sebesar 595,24 U/gram (bk) biji kakao dan K sebesar 0,20 M; hasil SDS-PAGE enzim menunjukkan pita-pita protein yang terbentuk pada BM 11,75; 17,80; 27,80; 36,03 dan 131,52 kDa; dan (2) kondisi optimum aktivitas enzimadalah suhu 53,43oC; pH 5,42 dan waktu inkubasi 80,91 menit.
Perbedaan Kandungan Senyawa Volatil Daun Salam (Eugenia polyantha Wight) pada Beberapa Proses Curing Ni Made Wartini; Putu Timur Ina; G.P. Ganda Putra
agriTECH Vol 30, No 4 (2010)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.746 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9713

Abstract

The influence of curing process toward flavour substances of bay leaf has been conducted. Bay leaves were cured with three different time of process: 0, 2 and 4 days and extracted by simultaneous distillation-extraction using n- hexane. Flavour extract was evaporated by vacuum rotary evaporator and remained solvent was flushed with nitrogen gas. Flavour compounds of the bay leaf extract were analysed using GC-MS. The result showed that curing process affected the composition of bay leaf flavour. Extracted flavour from cured bay leaves for 0, 2 and 4 days consisted of 29, 32 and 26 components respectively, whereas α-ocimene, octanal, cis-4-decenal, α-humulene and decanal were the main components of extract.ABSTRAKTelah dilakukan penelitian mengenai pengaruh proses curing terhadap senyawa yang memberi kontribusi terhadap flavor daun salam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kandungan senyawa flavor dalam daun salam segar dan daun yang telah mengalami proses curing. Proses curing dilakukan pada kondisi alami, dengan perlakuan lama proses yaitu 0, 2 dan 4 hari. Daun salam hasil proses curing selanjutnya diekstrak dengan metode simultan distilasi-ekstraksi menggunakan pelarut n-heksana. Hasil ekstrak yang mengandung pelarut diuapkan den- gan vakum rotary evaporator dan sisa pelarut dihilangkan dengan mengalirkan gas nitrogen pada ekstrak. Senyawa penyusun ekstrak flavor daun salam dianalisis dengan GC-MS. Hasil analisis menunjukkan bahwa senyawa penyusun ekstrak flavor daun salam baik jumlah maupun persentase relatifnya dipengaruhi oleh lama proses curing. Ekstrak fla- vor hasil proses curing 0, 2 dan 4 hari berturut-turut mengandung 29, 32 dan 26 senyawa dengan kandungan dominan α-osimen, oktanal, cis-4-dekenal, α-humulen dan dekanal dengan persentase relatif yang berbeda-beda pada masing- masing ekstrak.
Kajian Metode dan Waktu Fermentasi Cairan Pulpa pada Perubahan Karakteristik Cuka Kakao G.P. Ganda Putra; Ni Made Wartini; Luh Putu Trisna Darmayanti
agriTECH Vol 37, No 1 (2017)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.781 KB) | DOI: 10.22146/agritech.17007

Abstract

The pulp water as byproduct of cocoa beans fermentation is  potential to be used as a raw material for making cocoa vinegar,  but unfortunately the content of acetic acid is relatively low. So  that, it is necessary to increase the content of acetic acid, by  performed further fermentation method with several addition of  carbon sources (sugar and alcohol) and fermentation time. The  purposes of this research were: (1) to study the effect of the  addition of sugar, alcohol and fermentation time on different  urther fermentation method on the characteristics of cocoa vinegar  and (2) to determine the optimal further fermentation  method and fermentation time for the production of cocoa vinegar  with the highest content of acetic acid. Several  fermentation methods were conducted by using three different  methods e.g.the alcoholic and acetic acid fermentation (2 stages),  acetic acid fermentation (1 stage), and fermentation  without inoculum (natural). The experimental design of this study was using a factorial BRD two factors on the 2 stages and the 1 stage fermentation method, as well as the simple RBD on the  natural fermentation. The first factor on the 2 stages fermentation methods used two different inoculum e.g. Saccharomyces  cerevisiae and Acetobacter aceti, 4 different concentration of sugar (4, 6, 8 and 10 %), while on the 1 stage fermentation method  used inoculum Acetobacter aceti, is 4 different concentrations of  alcohol addition (6, 8, 10, and 12 %), while the second factor is  the same, namely 6 levels of fermentation time (0, 5, 10, 15, 20,  and 25 days). Meanwhile, the treatment of fermentation time  on the natural fermentation method was the same as the  second factor. All methods of fermentation were performed at  room temperature in 2 blocks/replications.The results showed  that: 1) the characteristics of cocoa vinegar and OD660 of watery  pulp were affected by : (1) the treatment of the sugar addition  and fermentation time and their interaction on the 2 stages  fermentation method by the treatment of the alcohol addition and  fermentation time, their interaction on the 1 stage  fermentation method, and by the treatment of fermentation time  on the natural fermentation method, and (2) the cocoa vinegar  with the highest content of acetic acid was produced on the 2  stages fermentation method by the addition of 6 % sugar within  25 days (2.35 %), on the 1 stage fermentation method by the   ddition of 10 % alcohol within 20 days (3.37 %), and on the  natural fermentation method within 15 days (2.65 %),  respectively. Our result showed that the 1 stage fermentation  method with the addition of 10 % alcohol using inoculum of  Acetobacter aceti within 20 days is the most optimal further  fermentation method for the production of cocoa vinegar.ABSTRAKCairan pulpa hasil samping fermentasi biji kakao berpotensi  sebagai bahan baku pembuatan cuka kakao, tetapi kadar asam asetat yang dihasilkan relatif rendah. Untuk itu, perlu dilakukan  upaya peningkatan kadar asam asetat antara lain dengan melakukan beberapa metode fermentasi lanjutan dengan variasi penambahan sumber karbon (gula dan alkohol) dan lama fermentasi. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengkaji pengaruh  penambahan gula, alkohol dan lama fermentasi pada metode  fermentasi lanjutan yang berbeda terhadap karakteristik cuka  kakao dan (2) menetapkan metode fermentasi lanjutan dan  lama fermentasi yang optimal untuk produksi cuka kakao dengan kadar asam asetat tertinggi. Metode fermentasi lanjutan yang  dilakukan terdiri dari 3 metode yaitu: fermentasi alkohol dan  asam asetat (2 tahap), fermentasi asam asetat (1 tahap), dan  fermentasi tanpa inokulum (alami). Rancangan percobaan pada  penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)  faktorial 2 faktor pada metode fermentasi 2 tahap dan 1 tahap, serta RAK faktor tunggal pada fermentasi alami. Faktor I pada  metode fermentasi 2 tahap yang menggunakan inokulum Saccharomyces cerevisiae dan Acetobacter aceti, adalah  penambahan gula 4 konsentrasi (4, 6, 8, dan 10 %), dan pada metode fermentasi 1 tahap, yang menggunakan inokulum  Acetobacter aceti, adalah penambahan alkohol 4 konsentrasi (6,  8, 10, dan 12 %), sedangkan faktor II lama fermentasi (0, 5, 10,  15, 20, dan 25 hari). Sementara itu perlakuan lama fermentasi pada metode fermentasi alami sama seperti pada  faktor II. Semua metode fermentasi dilakukan pada suhu kamar  dalam 2 kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)  karakteristik cuka kakao dan OD660 cairan pulpa dipengaruhi  oleh perlakuan penambahan gula dan lama fermentasi serta  interaksinya pada metode fermentasi 2 tahap dan oleh perlakuan penambahan alkohol dan lama fermentasi serta  interaksinya pada fermentasi 1 tahap, serta oleh perlakuan lama  fermentasi alami, dan (2) cuka kakao dengan kadar asam asetat  tertinggi masing-masing dihasilkan pada fermentasi 2  tahap dengan penambahan gula cenderung 6 % dalam waktu 25 hari (2,35 %), fermentasi 1 tahap dengan penambahan alkohol 10 % dalam waktu 20 hari (3,37 %), dan fermentasi alami dalam  waktu 15 hari (2,65 %). Dengan demikian metode fermentasi 1  tahap dengan penambahan alkohol 10 % menggunakan  inokulum Acetobacter aceti dalam waktu 20 hari merupakan metode fermentasi lanjutan yang paling optimal untuk produksi cuka kakao.
PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBUATAN SABUN AROMA TERAPI DARI MINYAK KELAPA PADA KWT “WIGUNA MEKAR” DI DESA ANGKAH KECAMATAN SELEMADEG BARAT KABUPATEN TABANAN G.P. Ganda-Putra; N.M. Wartini; L.P. Wrasiati; I.W.G.S. Yoga
Buletin Udayana Mengabdi Vol 16 No 3 (2017)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.462 KB)

Abstract

Masyarakat di Desa Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan khususnya anggota KWT “Wiguna Mekar” masih belum memahami proses pembuatan sabun aroma terapi. Hal ini menyebabkan belum dimanfaatkannya minyak kelapa yang banyak dihasilkan di daerah tersebut Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah : (1) memberikan penyuluhan tentang proses pembuatan sabun aroma terapi berbahan baku minyak kelapa dan (2) memberikan pelatihan dan praktek tentang langkah-langkah proses pembuatan sabun aroma terapi berbahan baku minyak kelapa, serta evaluasi biaya produksi dan mutu sensoris produk. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa : (1) penyuluhan tentang pembuatan sabun aroma terapi dari bahan minyak kelapa telah memberikan informasi dan pengetahuan yang diperlukan oleh KWT Wiguna Mekar, (2) pelatihan pembuatan sabun aroma terapi dari bahan minyak kelapa dapat dilakukan dengan baik oleh para peserta, (3) hasil uji sensoris tingkat kesukaan produk sabun aroma terapi yang dihasilkan, masing-masing dengan skor untuk: warna = 6,5 (suka - sangat suka), aroma = 6,3 (suka - sangat suka), pembusaan = 5,8 (agak suka – suka), dan bersih (kesan kesat) = 6,1 (suka - sangat suka), dan (4) dari berat bahan-bahan baku 500 gram akan dihasilkan 20 cetak sabun, dengan total biaya Rp.25.500,-, atau untuk 1 (satu) buah sabun memerlukan biaya Rp. 1.275,-.
Co-Authors A. A. P. A. Suryawan W Aldi Oktavian Alfridus Sandro Dacosta Perdisen Aman Julianto Amenra Ramzi Naz Amna Hartiati Anak Agung Made Dewi Anggreni Ardhinata Antares Arfira Khofifah Bambang Admadi Harsojuwono Bimby Issassam Devi, Putu Nandya Sri DEWA AYU ANOM YUARINI Dr.Ir. Yunianta, DEA Erina Novandri Elsa Erna Sri Rahayu Ezra Elkana Karo Sekali Febriyawati Cahyanty Nugraha G.P. Ganda Putra Gede Gora Adrista Gst Ayu Kd Frety Yudharini Gusti Ayu Gayatri Amasdenia Sukarno Gusti Ayu Mas Alstonia Parnawan I Gede Esti Widiantara I Gusti Ayu Purnamawati I Gusti Gde Satria Anggakara Putra I Gusti Ngurah Agung Paranatha I Gusti Ngurah Pungki Wiraguna I Kadek Aditya Prasatya I Kadek Agus Nuada I Ketut Gede Putra Adiyasa I Komang Budha Astawa I Komang Wiria Santiyoga I Made Adi Parimartha I Made Anom Sutrisna Wijaya I Made Dwipayana I Made Sugiastawa I Made Sugitha I Made Supartha Utama I Nyoman Bangbang Primaryadi I Putu Suparthana I W.G. SEDANA YOGA I Wayan Arnata I Wayan Eggy Perdana Putra I Wayan Mika Pratama I Wayan Putra Adiyasa I.W.G.S. Yoga Ida Ayu Ary Widnyani Ida Ayu Dwi Giriantari Ida Ayu Putu Arik Cahayanti Ida Bagus Alit Arcana Ida Bagus Ananta Wibawa Ida Bagus Wayan Gunam Ida Bagus Yogaswara Ika Martoquito Lumbanraja Irena Savitri Kadek Ngurah Ghandhi Danu Subagan Kesia Teodora Br Ginting Komang Adi Darmawan Lintang Mandan Madani Luh Putu Ayu Evitasari Cesarini Luh Putu Trisna Darmayanti Luh Putu Wrasiati Lutfi Suhendra Made Gabhina Aryayustama Made Gde Wisnu Merta Made Hary Sayoga Made Puspa Aridona Made Wahyu Nadaiswara Putra Ni Gst Ayu Kade Ratih Permata Sari Ni Kadek Eka Wati Ni Kadek Maya Isadora Ni Kadek Sinarwati Ni Kadek Wiji Astuti Ni Ketut Wiradnyani Ni Made Dewi Indriyani Ni Made Ratih Despianti Ni Made Ria Oka Antari Ni Nyoman Budiasih Ni Putu Diah JuliantariD Ni Putu Eny Sulistyadewi Ni Putu Noviantari Ni Putu Puspadi Aristyanti Ni Putu Suwariani Novia Esterulina Purba NYOMAN SEMADI ANTARA Pande Komang Suparyana Poppy Diana Sari Purnama Yanti, Gusti Ayu Kade Diana Putu Timur Ina Rahel Br Ginting Rian Lamhot Parasian Hutabarat Rukmi Sari Hartati Rurini Retnowati Sadyasmara, Cokorda Anom Bayu Sagung Ayu Bulan Julia Saraswati Sang Ayu Sri Eka Oktari Sarah Chairunnisa Sasha Patrisia SATRIYAS ILYAS Sixtania Ijo Magho Sri Mulyani Sri Mulyani Suwarini, Ni Putu Tiara Noviyani Tri Susanto Vonny Tanone Yemima Maria Lasma Roha Sitompul Yohannes Eko Putra Simanullang Zainul Fikri