cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial
ISSN : 08545251     EISSN : 25407694     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
JPIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial (English: Journal of Social Sciences Education)) publishes high-quality manuscripts on research in the fields of social science education and social sciences. As for those included in the social science family is Geography, History, Sociology, Economics and Religion, Tourism, and Communication. JPIS publish twice a year in June and December. JPIS is published by Faculty of Social Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 22, No 1 (2013)" : 8 Documents clear
PEMBELAJARAN IPS SEJARAH DAN SIKAP NASIONALISME DALAM ERA GLOBALISASI Bauto, Laode Monto
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 22, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v22i1.2196

Abstract

The incidence of individualist attitudes and reduced social kepedlian and others. It all becomes an indicator of the lunturnya attitude of nationalism, especially among the younger generation successor to relay the struggle of a nation. Through teaching history students capable of developing competence to think in chronological order and having knowledge about the past that can be used to understand and explain the developmental process and change people and diversity socio-culture in order find and cultivate identity nation in the society the world. Teaching history asked students realizes the diversity life experiences in each society and the way different viewpoint against its past to understand the present and build knowledge and understanding to face the future. Thus probate Soekarno “ jas red”  must remain we amalkan. As is expression philosopher mulan kundera stating that if will destroy a nation, then destory first its history should let us think about.Keywords :Pembelajaran, sikap, nasionalisme, globalisasi
PEWARISAN NILAI-NILAI KEARIFAN TRADISIONAL DALAM MASYARAKAT ADAT Wijarnako, Beny
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 22, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v22i1.2188

Abstract

This study investigates how the inheritance of traditional values by the head of customs in the society. The study also sought to answer the question, how the tradition of leadership in the Kampung Dukuh? What is the form of traditional wisdom in the face of socio-cultural change kuncen and environmental change? Kuncen leadership is seen as a routine form of authority, because it is oriented to keep the line in the existing rules. Routine addition, the stability of traditional authority can be achieved due to internalized values, or the value of a strong process of socialization of traditional leaders in instilling values outhority sacred to the community. Kuncen is the guardian of the estate in the form of sacred tombs, traditions, and rules established by the ancestors; Within fungctions as kuncen protector also has a rule of customary law as chief at the time as a decision maker in solving the problem of  Kampung Dukuh community life.Keywords: Nilai Kearifan Tradisional, Masyarakat Adat, Peranan Kepala Adat
ASAS DASAR PEMIKIRAN PROGRAM PENGEMBANGAN BUDAYA KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT DAN MAHASISWA/SISWA Supardi, Endang; Mulyati, Sri
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 22, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v22i1.2198

Abstract

Pentingnya program pengembangan budaya kewirausahaan karena kewirausahaan di kita  masih cukup rendah dan perlu adanya pengembangan dan pengetahuan mengenai kewirausahaan untuk dapat dijadikan suatu kebudayaan. Hal tersebut tentu saja dapat mengurangi jumlah pengangguran yang banyak di Indonesia. Sejalan dengan itu juga, budaya kewirausahaan juga dapat membuat mental bangsa, khususnya mahasiswa atau siswa di kita memiliki mental yang dapat mengembangkan kemampuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, bukan hanya bekerja untuk orang lain. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui pentingnya mengembangkan budaya kewirausahaan untuk meningkatkan taraf hidup dan perekonomian. Diharapkan mahasiswa melalui mata kuliah kewirausahaan dituntut untuk peduli pada masalah ekonomi kita. Mata kuliah ini mengajarkan kita bagaimana mengembangkan dan memaksimalkan kemampuan yang ada pada diri kita untuk membuka wawasan tentang sebuah usaha yang menantang diri lebih maju sekaligus menumbuhkan mental wirausaha kita. Semakin banyak orang berwirausaha semakin baik perekonomian.Kata kunci : Budaya Kewirausahaan Mahasiswa.
MENINGKATKAN SIKAP DEMOKRATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI SOSIAL PADA PELAJARAN PKn KONTEKS IPS Andriani, Ana
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 22, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v22i1.2194

Abstract

This paper is intended to strengthen social studies education especially in citizenship education in developing and increasing students’ democratic attitude through social simulation model. This research is done to expand the students’ awareness of social issues in order to they can play important role as good citizen. Social simulation model is offered as alternative solution to solve the social problem in students’ daily activities in society. The dispute between students group is considered caused by low of students’ awareness of democratic attitude. By developing this model, students can work cooperatively in building social relationship and correspondence, also avoiding solving social problem by anarchies.Key words: citizenship education, students’ democratic attitude, social simulation model.                                                                                                                                  
PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PERSPEKTIF SOSIAL-BUDAYA TERHADAP PENGEMBANGAN NILAI MULTIKULTURAL Supriyono, Supriyono
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 22, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v22i1.2185

Abstract

Penelitian ini bertolak dari kerisauan penulis terhadap fenomena kurangnya sikap menghargai terhadap perbedaan suku dan budaya dalam pergaulan, yang dikhawatirkan akan meluas di kalangan siswa SMA. Sementara itu, realitas masih kurang bermaknanya pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan karena siswa belum dapat menghubungkan apa yang telah mereka pelajari dengan realitas kehidupan sehari-hari. Beberapa faktor penyebab tersebut yang diangkat dalam penelitian ini di antaranya baik menyangkut substansi, pendekatan, maupun strategi pembelajaran yang kurang menunjang. Hal-hal tersebut mencakup: materi, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi  pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang belum optimal. Bertolak dari pernyataan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam perspektif sosial-budaya terhadap penegembangan nilai multikultural. Penelitian ini didasarkan pada pendapat Lickona (1992: 6) yang mengatakan bahwa konsep dan proses Pendidikan Kewarganegaraan merupakan proses yang disengaja, dirancang, dan dilakukan untuk mengembangkan potensi individu dalam interaksi dengan lingkungan sehingga menjadi dewasa. Keanekaragaman budaya itu sebagai sesuatu kebaikan yang positif untuk dihargai, diterima, dan dipelihara dalam komunitasnya (Blum, 2001: 20). Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control-group design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Alasan pertimbangannya adalah dalam penelitian multikultural, yang diperlukan informasi bagi peneliti adalah karakteristik kemajemukan etnis dan budaya di sekolah itu. Pengumpulan data dilakukan dengan: pretest and posttest, angket, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa materi, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berpengaruh signifikan terhadap pengembangan nilai multikultural. Pengaruh materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pengembangan nilai multikultural ditinjau dari siswa laki-laki r = 0,61; perempuan r = 0,77 dan pendidikan orang tua siswa perguruan tinggi r = 0,925. Pengaruh kegiatan belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pengembangan nilai multikultural ditinjau dari siswa laki-laki r = 0,63; perempuan r = 0,80 dan pendidikan orang tua siswa perguruan tinggi r = 0,988. Pengaruh evaluasi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhadap pengembangan nilai multikultural ditinjau dari siswa laki-laki r = 0,50; perempuan r = 0,75 dan pendidikan orang tua siswa perguruan tinggi r = 0,991. Kata kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, Sosial-Budaya, Multikultural
MEMBANGUN LULUSAN YANG MEMILIKI KEPEKAAN DIRI DAN KEPEDULIAN SOSIAL UNTUK KEMASLAHATAN BERSAMA Mulyasana, Dedi
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 22, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v22i1.2199

Abstract

Memasuki era saat ini (globalisasi), mau tidak mau bangsa kita harus mampu berkompetisi di dunia yang cenderung tanpa batas. Era saat ini (globalisasi) sendiri identik dengan konsep banyaknya kemiskinan, merajalelanya pengangguran, menjamurnya korupsi, serta kurangnya kepekaan diri dan kepedulian sosial untuk kemaslahatan bersama, dan berbagai gejala lain yang menimpa bangsa Indonesia ini. Apabila kita secara jujur mengkaji terjadinya keterpurukan bangsa, khususnya dalam bidang politik dan ekonomi, maka semua itu bermuara pada suatu sebab, yakni keruntuhan moral dan jati diri bangsa. Oleh karena itu, satu-satunya jalan untuk mengatasi segala keterpurukan bangsa ini tiada lain adalah dengan mengadakan pembinaan kembali karakter dan jati diri bangsa (baca: Karakter Bangsa Indonesia menuju bangsa berkarakter unggul dan cerdas) dalam ini salah satu upaya tercepat yang dapat dilakukan adalah dengan cara meningkatkan kepekaan diri dan kepedulian sosial untuk kemaslahatan bersama. Dalam mencari solusi terhadap situasi yang memprihatinkan ini tidak perlu kita mencari siapa yang salah, tidak perlu kita mencari kambing hitam, tetapi yang perlu kita cari adalah bagaimana sikap kita menghadapi situasi tersebut dan bagaimana langkah arif bijaksana segera diambil dalam mengantisipasi situasi tersebut agar kita dan bangsa kita serta pendidikan serta alumni-alumni perguruan tinggi di Indonesia menjadi lebih maju dan unggul serta memiliki karakter, kepekaan diri, dan kepedulian yang tinggi terhadap bangsanya. Dengan demikian, maka permasalahan pokok yang akan dibahas adalah “Bagaimana membangun lulusan yang memiliki kepekaan diri dan kepedulian sosial untuk kemaslahatan bersama?” Melihat cakupan masalah yang akan dibahas cukup luas, maka untuk mempermudah pembahasan, permasalahan dibatasi pada kepekaan diri dan kepedulian sosial yang dimiliki alumni perguruan tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis “lulusan yang memiliki kepekaan diri dan kepedulian sosial untuk kemaslahatan bersama”. Kajian dalam bahasan ini adalah ternyata kepedulian itu di dalamnya tertanam kesetiaan, kemanusiaan, empaty, dan  pengorbanan. Kepedulian  yang dibangun atas dasar nilai-nilai tersebut sedikit / banyak akan melahirkan kebermanfaatan. Kepedulian yang dibangun oleh nilai-nilai kesetiaan, kemanusiaan, empaty, dan pengorbanan yang dilakukan atas dasar iman dan keikhlasan untuk memperoleh ridho Allah adalah aset besar yang tak ternilai harganya. Harga kepedulian itu nilainya akan tersimpan secara abadi dan kelak nilai tersebut akan berubah menjadi penolong di Hari Kiamat. Ujung kepedulian adalah kemaslahatan dan kebermanfaatan. Manusia yang terbaik menurut Rasulullah saw bukanlah manusia yang pintar atau manusia yang berkuasa atau manusia yang kaya. Manusia yang terbaik menurut Allah swt dan Rasul-Nya adalah manusia yang mampu memberikan manfaat bagi sesama. Kata Kunci: Manusia Berkarakter, Kepekaan Diri, dan Kepedulian Sosial.
INTEGRATION OF RELIGIOUS TRAVEL AND TOURISM IN JAVA Pasya, Gurniwan Kamil; Gitasiswhara, Gitasiswhara
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 22, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v22i1.2186

Abstract

Pilgrimage has become one of religious activities developed by several countries in the world. The region that once was the center of religious development has attracted people to visit. Along with the development of Islam, Middle East countries become the main destination for the pilgrims. Due to high attention given to those countries, travel agencies design various outbond tour packages and offer them to Indonesian people while on the other hand, seem to neglect the fact that Indonesia, too has numerous Islamic heritage with great potential. Religious tourist destinations in Indonesia, particularly in Java is so diverse. The  development of history and culture in Indonesia is significantly influenced by the development of Islam in Java. Most tourism promotion is aimed to introduce the outside world as a major religious tourist destination to Indonesian market, despite the fact that Indonesia also has numerous sites of religious tourism. Religious tourism associated with the religion of Islam in Indonesia, particularly in Java such as in the form of the historical development of Islamic heritage, namely: The mosque founded by leaders of Islamic missionaries on the island of Java called Wali Sanga; Islamic imperial palace such as Kesultanan Cirebon, Kraton Surakarta and Yogyakarta Sultanate; The tomb of Wali Sanga in various places on the island of Java. Islamic religious tourism developments in recent time is highly associated with architectures, mosques, Islamic teaching and others. Islamic religious tourism development should not walk alone but integrated with other attractions because whenever there are religious tourist attractions, there are also other attractions such as nature tourism or cultural tourism. Methods: Desk research and literature study. Expected Results: The study is expected to generate a model of Islamic religious tourism destination management in Indonesia. Keyword: religious traveling (pilgrimage), the Islamic pilgrimage history.
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN TEORI PSIKOLOGI BELAJAR BEHAVIORISTIK Picauly, Victry Erlitha
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 22, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v22i1.2200

Abstract

Berbagai pihak atau kalangan selalu menyoroti mutu pendidikan termasuk mutu pendidikan di Indonesia. Mutu pendidikan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh mutu pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu mengubah psikologis peserta didik. Aliran psikologi belajar yang sangat besar mempengaruhi arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran hingga saat ini adalah aliran behavioristik. Aliran behavioristik ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus respon, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement (penguatan) belajar dan akan menghilang bila dikenai hukuman (sanksi). Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya secara dinamis dan baik. Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon. Menurut teori behavioristik, apa yang terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati hanyalah stimulus dan respons. Oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru (stimulus) dan apa saja yang dihasilkan siswa (respon), semuanya harus dapat diamati dan dapat diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat meemperkuat timbulnya respons. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement), maka respon akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi (negative reinforcement), maka respon pun akan tetap dikuatkan. Jadi, penguatan merupakan suatu bentuk stimulus, yang penting diberikan (ditambahkan) atau dihilangkan (dikurangi) untuk memungkinkan terjadinya respon yang positif. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang pengetahuan adalah objektif, pasti, dan tetap (tidak berubah) sehingga teori behavioristik dianggap masih relevan.Kata Kunci: Belajar dan Pembelajaran, Mutu Pendidikan, Psikologi Belajar,  Teori Behavioristik

Page 1 of 1 | Total Record : 8