GURNIWAN KAMIL PASYA, GURNIWAN KAMIL
Unknown Affiliation

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

INDUSTRI DENGAN BERBAGAI MASALAH YANG DIHADAPI DI SAAT SEKARANG INI Pasya, Gurniwan Kamil
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 7, No 2 (2007)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v7i2.1719

Abstract

Indonesia sebagai negara yang banyak mengalami berbagai masalah industri seperti lokasi industri yang berada di tengah pemukiman, menggeser lahan pertanian, pencemaran lingkungan, dan pemutusan hubungan kerja, menyebabkan keberadaan industri harus dikaji kembali jangan sampai masalah tersebut terus berlanjut, sehingga bukan keuntungan yang diperoleh melainkan kerugian bagi negara, pengusaha dan masyarakat. Karena itu, penanganan yang serius dari berbagai pihak perlu dilakukan terutama dari pemerintah sendiri seperti amdal yang jelas, pengawasan yang terus dilakukan, dan lokasi tidak mengganggu lahan pertanian yang produktif, terutama lokasi di pinggiran kota. Di samping itu, perlu juga meningkatkan dan melindungi industri rakyat dalam bentuk industri kecil dan kerajinan sebagai warisan budaya bangsa, agar jangan sampai diakui menjadi milik bangsa lain. Begitu pula produk industri diprioritaskan untuk memenuhi kehidupan masyarakat banyak sebelum dilakukan ekspor, sehingga tidak semata-mata keuntungan yang dicari melainkan keuntungan dan kebutuhan masyarakat. Kata kunci : lokasi industri; pencemaran, dan industri rakyat
SUMBER BELAJAR PADA PENGAJARAN GEOGRAFI Pasya, Gurniwan Kamil
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 6, No 2 (2006)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v6i2.1744

Abstract

Setiap proses belajar mengajar pada pengajaran geografi akan memerlukan sumber belajar, yang dapat diperoleh dari buku paket yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Banyaknya buku paket yang tersedia di wilayah perkotaan ternyata tidak menjadi jaminan di dalamnya memiliki banyak kelengkapan sebagai bahan pengajaran, apalagi bagi mereka yang berada di pedesaan yang memiliki keterbatasan buku paket perlu untuk melengkapi bahan tersebut melalui sumber-sumber yang lain. Keadaan ini menjadikan PBM tergantung pada guru dalam memberikan materi pengajaran, sehingga guru dianggap sebagai sumber dan petunjuk yang sangat penting dalam memahami geografi. Karena itu, setiap guru geografi dituntut kreativitasnya dalam mencari sumber pengajaran terutama dengan memanfaatkan lingkungan sekitarnya. Perlu diingat bahwa selain buku paket pengajaran geografi terdapat di lingkungan sekitar siswa atau kehidupan sehari-hari yang dialami secara nyata dan langsung oleh siswa yang dapat dijadikan sumber belajar. Di samping itu, guru juga dapat mencari dan mengajarkan mengenai fenomena geografi yang terjadi akhir-akhir ini yang berasal dari berita surat kabar, majalah, dan televisi. Kata Kunci : Sumber belajar, bahan pengajaran, lingkungan.
PERLINDUNGAN HUTAN MELALUI KEARIFAN LOKAL Pasya, Gurniwan Kamil
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 7, No 1 (2007)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v7i1.1714

Abstract

Kerusakan hutan di Indonesia sudah sangat parah sebagai akibat banyak perusahaan kayu yang membabat hutan secara besar-besaran, pencurian tanpa kendali, bahkan kebakaran hutan, akibatnya luas hutan setiap tahun semakin berkurang, sedangkan usaha untuk penghutanan kembali tidak seimbang dengan banyaknya pohon yang hilang. Karena itu, kita harus bercermin dari masyarakat adat yang memiliki kearifan dalam memelihara dan melindungi hutan, mereka membagi hutan sesuai dengan peruntukkannya, bahkan di dalam kehidupan mereka terdapat hutan lindung yang pohonnya dilarang untuk ditebang untuk alasan apa pun. Walaupun demikian, aturan adat yang dilaksanakan secara turun temurun tidak akan berdaya menghadapi rongrongan dari luar terhadap hutan mereka, sehingga perlu adanya campur tangan dari pemerintah untuk mengakui keberadaan mereka beserta hutannya melalui peraturan yang jelas. Hutan sebagai bagian dari lingkungan hidup masyarakat adat jangan sampai terjadi penurunan kualitas, karena akan menurunkan kualitas hidup mereka. Dengan demikian, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat adat di antaranya melalui pengakuan hak kehutanan agar kualitas lingkungannya menjadi lebih baik dan optimal, sehingga mereka tetap bertahan hidup dan berkesinambungan. Kata kunci: Kearifan lokal, sistem nilai, etika lingkungan.
NILAI-NILAI TATA LINGKUNGAN TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN DI KAMPUNG CIKONDANG KABUPATEN BANDUNG DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI Setiawan, Asep Yanyan; Pasya, Gurniwan Kamil; Rohmat, Dede
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v12i2.1784

Abstract

Masyarakat Sunda memahami kondisi geografis tempat tinggalnya. yang menjadikan pengolahan sumberdaya alam sebagai penyokong dalam kehidupannya. Dasar inilah yang selanjutnya mengubah pada perilaku, adat-istiadat dan membentuk kebudayaan (sunda) itu sendiri, yang salah-satunya tergambar pada masyarakat Sunda di kampung Cikondang Desa Lamajang Kab. Bandung terhadap ruang dan lingkungan sebagai tempat tinggalnya yang masih memelihara kearifan lokal dalam pengelolaan dan penataan lingkungan yang terkait kelestarian lingkungan. Bentuk kearifan lokal yang berwujud nyata (tangible) dan tak berwujud (intangible) yaitu nilai-nilai yang masih turun temurun masih dilaksanakan diantaranya tercermin dalam tata wilayah, tata wayah dan tata lampah serta dalam bentuk upacara-upacara adat yang masih dilaksanakan oleh Masyarakat Cikondang. Implikasi hasil penelitian adalah memberikan informasi kepada peserta didik mengenai bentuk dan nilai-nilai tata lingkungan yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran Geografi dengan model pembelajaran diantaranya group-investigation melalui metode karyawisata/observasi lapangan yang dapat memberikan informasi dan pengalaman langsung kepada peserta didik. Kata kunci : kearifan lokal, lingkungan, pelestarian.
PERMUKIMAN PENDUDUK PERKOTAAN Pasya, Gurniwan Kamil
Jurnal Gea Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Rizki Offset

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertambahan penduduk kota-kota besar di Indonesia di antaranya dengan banyak pendatang sebagai migran, mereka ini menjadi kekhawatiran pemerintah kota apabila tanpa memiliki keahlian, keterampilan, dan dengan latar belakang pendidikan yang rendah. Para migran datang ke perkotaan telah ada sejak jaman kolonial Belanda tetapi akan tampak jelas di saat-saat kemerdekaan, mereka ini menempati wilayah-wilayah kosong sebagai pemukiman spontan atau pemukiman liar, yang lambat laun menjadi kumuh. Walaupun demikian, ada pula yang tidak beruntung mendapatkan pemukiman karena berbagai hal yang akhirnya tidur di mana saja tanpa adanya usaha yang nyata untuk mendapatkan tempat tinggal. Pemukiman padat penduduk menjadi kumuh dengan segala permasalahannya memerlukan adanya perbaikan melalui perbaikan kampung sehingga menjadi tempat tinggal yang sehat sesuai dengan pendekatan manusiawi yang dilakukan pemerintah kota. Sebagai salah satu usaha untuk mengatasi pemukiman kumuh di perkotaan, melalui dibangunnya rumah susun bagi penduduk miskin di atas tanah negara yang sebelumnya dijadikan tempat tinggal mereka. Kata kunci : pemukiman, urbanisasi, perkotaan.
KONTRIBUSI PEMAHAMAN KONSEP GEOGRAFI TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU KERUANGAN PESERTA DIDIK SMA DI KOTA CIREBON Segara, Nuansa Bayu; Pasya, Gurniwan Kamil; Maryani, Enok
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 12, No 2 (2012)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v12i2.1782

Abstract

Proses pembelajaran geografi mengalami pergeseran orientasi, pembentukan sikap dan perilaku keruangan tidak lagi menjadi prioritas, karena prioritas utama pembelajaran geografi saat ini untuk meluluskan peserta didik dari ujian nasional. Begitu pula yang terjadi di Kota Cirebon, padahal dalam lima tahun terakhir ini Kota Cirebon berkembang pesat sebagai pusat pertumbuhan. Sehingga sikap dan perilaku penduduknya dalam memperlakukan ruang harus dibentuk sejak dini dengan proses pembelajaran geografi. Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek yang dibentuk dalam proses pembelajaran geografi, sehingga perlu diketahui seberapa besar pemahaman konsep berkontribusi terhadap sikap dan perilaku keruangan peserta didik? Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut perlu mengukur variabel-variabel yang terkait. Pemahaman konsep geografi diukur dengan instrumen tes dengan indikator translasi, interpretasi dan ekstrapolasi yang dikaitkan dengan konsep lokasi, jarak dan interaksi. Sedangkan untuk mengukur sikap dan perilaku keruangan menggunakan instrumen non tes dengan skala rating. Hasil identifikasi dan analisis data didapatkan beberapa hal yang menjawab pertanyaan penelitian. Pemahaman konsep geografi berkontribusi rendah terhadap sikap dan perilaku keruangan. Selain itu, sikap keruangan berkontribusi cukup rendah terhadap perilaku keruangan. Hasil tersebut membuktikan teori postulat konsistensi tergantung bahwa hubungan sikap dan perilaku sangat situasional sehingga banyak faktor yang mempengaruhi. Kata kunci: pemahaman konsep, sikap keruangan, perilaku keruangan
TINGKAT KERUSAKAN DAN ARAHAN KONSERVASI LAHAN DI DAS CIKARO, KABUPATEN BANDUNG Pasya, Gurniwan Kamil; Jupri, Jupri; Murtianto, Hendro
Jurnal Gea Vol 9, No 2 (2009)
Publisher : Rizki Offset

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mendeskripsikan karakteristik lahan di Sub Daerah Aliran Ci Karo, (2) Menghitung besar erosi dan sebarannya pada tiap satuan lahan DAS Ci Karo, (3) Menghitung besar erosi yang diperbolehkan pada lahan di DAS Ci Karo,(4) Menganalisis Kekritisan Lahan di DAS Ci Karo, (5) Menentukan Kelas Kemampuan Lahan di DAS Ci Karo, dan (6) Menentukan arahan konservasi lahan secara mekanis dan vegetatif. Metode penelitian adalah deskriptif eksploratif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, kuesioner dan uji laboratorium. Teknik analisis data menggunakan metode Persamaan Umum Kehilangan Tanah (PUKT). Hasil penelitian adalah (1) Besar erosi tanah permukaan pada lahan pertanian di Sub DAS Ci Karo, Kabupaten Bandung terbesar adalah pada satuan lahan AhIVTg yaitu sebesar 16.577,95 ton/ha/th dan besar erosi yang terendah terdapat pada satuan lahan AhISi, yaitu sebesar 0,01 ton/ha/th, (2) Besar erosi diperbolehkan berbeda-beda antar satuan lahan, erosi masih dapat diperbolehkan terbesar adalah pada satuan lahan AhITg yaitu 25,28 ton/ha dan terkecil pada satuan lahan ThIIIKb yaitu sebesar 5,68 ton/ha, (3) Lahan potensial kritis pada lahan pertanian memiliki kesuburan yang sedang hingga tinggi, kedalaman efektif tanah yang cukup. Lahan semi kritis terjadi karena faktor erosi, berkurangnya penutupan vegetasi, dan kemiringan lerengnya, (4) Kelas Kemampuan lahan terbagi menjadi : kelas III peruntukan pertanian sedang, kelas IV peruntukan pertanian terbatas, kelas VI peruntukan peternakan sedang dan hutan, kelas VII peruntukan peternakan terbatas dan hutan, dan kelas VIII peruntukan cagar alam atau hutan lindung, (5) Arahan konservasi lahan alternatif secara mekanis dan vegetatif dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan bentuk tata guna lahan dengan fungsi kawasan dan kemampuan lahannya. Sehingga fungsi kawasan terbagi menjadi kawasan lindung, penyangga dan budidaya tanaman tahunan. Aplikasi arahan konservasi berdasarkan pada jenis tindakan konservasi yang harus dilakukan sesuai dengan karakteristik lahan dan kemampuan lahan, partisipasi dan pemberdayaan masyarakat sekitar sangat diperlukan guna mendukung suksesnya program konservasi lahan tersebut. Kata Kunci: erosi, kemampuan lahan, fungsi kawasan, konservasi.
INTEGRATION OF RELIGIOUS TRAVEL AND TOURISM IN JAVA Pasya, Gurniwan Kamil; Gitasiswhara, Gitasiswhara
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 22, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v22i1.2186

Abstract

Pilgrimage has become one of religious activities developed by several countries in the world. The region that once was the center of religious development has attracted people to visit. Along with the development of Islam, Middle East countries become the main destination for the pilgrims. Due to high attention given to those countries, travel agencies design various outbond tour packages and offer them to Indonesian people while on the other hand, seem to neglect the fact that Indonesia, too has numerous Islamic heritage with great potential. Religious tourist destinations in Indonesia, particularly in Java is so diverse. The  development of history and culture in Indonesia is significantly influenced by the development of Islam in Java. Most tourism promotion is aimed to introduce the outside world as a major religious tourist destination to Indonesian market, despite the fact that Indonesia also has numerous sites of religious tourism. Religious tourism associated with the religion of Islam in Indonesia, particularly in Java such as in the form of the historical development of Islamic heritage, namely: The mosque founded by leaders of Islamic missionaries on the island of Java called Wali Sanga; Islamic imperial palace such as Kesultanan Cirebon, Kraton Surakarta and Yogyakarta Sultanate; The tomb of Wali Sanga in various places on the island of Java. Islamic religious tourism developments in recent time is highly associated with architectures, mosques, Islamic teaching and others. Islamic religious tourism development should not walk alone but integrated with other attractions because whenever there are religious tourist attractions, there are also other attractions such as nature tourism or cultural tourism. Methods: Desk research and literature study. Expected Results: The study is expected to generate a model of Islamic religious tourism destination management in Indonesia. Keyword: religious traveling (pilgrimage), the Islamic pilgrimage history.
PELESTARIAN DAN PERAN MASYARAKAT DI KAWASAN SEKITAR SITU CISANTI Diana, Dian; Pasya, Gurniwan Kamil
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 15, No 1 (2015)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v15i1.4182

Abstract

The Around Zone of Situ Cisanti is in the arboretum 73 upstream of Ci Tarum River, there are seven springs that drain the water into Situ Cisanti. However, if the around zone destructively altered, there will be kiln drying of the springs. The purpose of this research are to determine the type of local wisdom that are still made by the society, to determine the distribution of zoning to reduce the pressure of population in protecting areas of land use, to determine the role of reformer agencies and society and the outcome of the efforts to preserve the around zone of Situ Cisanti, and to determine the implications of the research product in conservation and the role of society of Situ Cisanti region in learning Geography in SMA (High School)/ MA / equal. The method of the research is qualitative-verification through phenomenological approach, to seek and uncover the meaning behind the facts found. Even though the destructive activities in the forest of the around zone of Situ Cisanti almost happen in the case, there are still local wisdom in the society. Zoning the around zone of the lake is determined based on the slope and the distance that divided into six zones, with the three functions; the green zone, cultivation zone, and interaction zone. The struggle of change agents and the society can be inspiration for the students to understand, conscious, care, and take action to preserve the environment, so it appears change agent of environmental. The results of this study can be instructional materials for learning in school are expected to make the learner friendly to the environment.
PERANAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI DALAM PEMBENTUKAN SIKAP PESERTA DIDIK TERHADAP MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DAN LONGSOR DI KOTA PADANG Novarita, Amalia; Sugandi, Dede; Pasya, Gurniwan Kamil
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 15, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v15i1.4185

Abstract

Padang are subduction plate zone between Hindia-Austalia and Eurasia, its about 200 km from west off the coast of Padang. This condition makes Padang on high risk on dealing natural disaster issue such as earthquake which triggered landslide that cuts road in Padang and create chaos for people around. Geography are needed for student to acknowledged the things that happen before and after disaster and called disaster mitigation to create human behavior when such disaster happen around them, especially for student. Research conducted in public and private high school in Padang. Samples takes 11 schools picked randomly using random sampling. Research being process using descriptive research. And the results are students in Padang did not aware the importance of learning about mitigation disaster for now. It means with a lot of things happens, students didn’t prepare their self in order to prevent any huge damage of disaster due to lack of information about it. When questioner being spread around the student it was found out that they feel hesitant on behavior during mitigation disaster. Therefore it is really important for teacher to inform, teach, train and create student’s behavior to minimizing any risk before, during and after earthquake and landslide happens.