cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial
ISSN : 08545251     EISSN : 25407694     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
JPIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial (English: Journal of Social Sciences Education)) publishes high-quality manuscripts on research in the fields of social science education and social sciences. As for those included in the social science family is Geography, History, Sociology, Economics and Religion, Tourism, and Communication. JPIS publish twice a year in June and December. JPIS is published by Faculty of Social Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 23, No 2 (2014)" : 10 Documents clear
GLOBALISASI EKONOMI, UU NEOLIBERAL DAN MASA DEPAN KEKAYAAN SDA INDONESIA Lutfiana, Rose Fitria
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 23, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v23i2.1620

Abstract

Negara Indonesia sejatinya merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Bentangan pulau-pulau dari Sabang sampai Merauke menyimpang kekayaan yang beraneka ragam dengan keunikannya masing-masing. Kondisi buruk bangsa Indonesia sekarang ini lantas menimbulkan pertanyaan, mengapa kekayaan sumber daya alam Indonesia yang melimpah tidak mampu membawa kebaikan bagi negeri bahkan malah diiringi oleh penderitaan-penderitaan? Masalah di atas sungguh pelik dan harus segera ditemukan akar penyebab masalahnya. Tujuannya adalah agar negara Indonesia tidak terpuruk dan menjadi negara yang gagal. Sangat ironis jika memang benar ketakutan itu akan terjadi dimana negara yang kaya SDA tapi miskin prestasi, ibarat pepatah mengatakan mati kelaparan di lumbung padi. Tulisan ini menghadirkan sebuah asumsi bahwa akar dari semua permasalahan ini adalah globalisasi ekonomi yang kini telah membelenggu Indonesia sebagai negara berkembang. Indonesia terjebak arus globalisasi yang menenggelamkan secara perlahan ke dalam jurang kehancuran. Globalisasi disebarkan melalui agen-agen tersebut dengan mempropagandakan “nirwana” bagi negara-negara yang baru bangkit, termasuk juga Indonesia. Namun hingga kini janji itu tidak menemui kenyataan, bahkan sebaliknya bagai virus yang menggerogoti  tubuh negara-negara berkembang. Karena pada dasarnya globalisasi hanyalah kedok ekspansi kapitalisme global yang terus mencari mangsa baru. Kehancuran akibat korosi globalisasi merupakan krisis sejarah dominasi dan eksploitasi manusia atas manusia lain. Salah satu produk dari ekspansi globalisasi ekonomi adalah banyaknya undang-undang yang berbau neoliberal. Secara eksplisit UU tersebut memfasilitasi perusahaan internasional untuk turut mencari keuntungan di Indonesia. Sejak tahun 1999 sampai 2012 terdapat setidaknya 39 UU yang berorientasi sangat liberal. Salah satu konsekuensi kebijakan terbuka terhadap modal asing adalah meningkatnya penguasaan dalam sektor agraria. Pada tahun 2011 investasi asing di dominasi 4 negara: Singapura, Amerika Serikat, Jepang dan Inggris meliputi tambang, listrik, gas, air, transportasi, tanaman pangan dan perkebunan.Kata kunci: globalisasi, ekonomi, neoliberal, Sumber Daya Alam
KONTRIBUSI PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERHADAP KEPEDULIAN SOSIAL DI KALANGAN SISWA SMA Hurri, Ibnu
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 23, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v23i2.1626

Abstract

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis. Oleh karena itu, perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Pendidikan mencakup seluruh kegiatan yang melibatkan peserta didik dan pendidik dalam usaha pembimbingan guna mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Melalui proses belajar mengajar diharapkan adanya hasil pendidikan yang berupa seperangkat pengetahuan yang harus dikuasai, sejumlah keterampilan yang dimiliki, dan serangkaian sikap yang terbentuk pada peserta didik pada akhir proses pendidikan, yaitu sikap kepedulian sosial. Masalah-masalah ekonomi, kesenjangan sosial, dan bencana yang terjadi di Indonesia patut memunculkan nilai karakter peduli sosial. Akan tetapi, disamping itu ada juga fenmoena sosial yang justru menunjukkan rendahnya nilai-nilai kepedulian sosial dengan meningkatkan ketegangan dan permusuhan antar warga atau pelajar, bahkan berujung pada tawuran. Kemajuan teknologi dan pesatnya informasi saat ini menjadi salah satu penyebab perubahan sikap kepedulian sosial siswa, dunia pendidikan seharusnya merupakan pusat sosialisasi dan enkulturasi nilai-nilai moral dan pembentuk karakter bangsa. Karena sekolah adalah tempat proses pembelajaran dan pendewasaan manusia. Namun dalam kenyataannya proses pembelajaran di sekolah cenderung menjadi teoritis verbalistik dan terlalu mengkhususkan dirinya pada ranah kognitif saja. Kepedulian sosial adalah hasil dari kepekaan positif seseorang dalam memahami fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya.Kata kunci: pembelajaran IPS, kepedulian sosial
PERSPEKTIF AGAMA DAN KEBUDAYAAN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA (Suatu Tinjauan Sosiologi Agama) Bauto, Laode Monto
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 23, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v23i2.1616

Abstract

The relationship of religion, culture and community very important or is a system of life because of the interconnectedness of each other. But the question of keberagamaan and social development will not be complete if only seen from one particular aspect only. For that in looking at the question of societal must go through a holistic approach. Required studies as the study of the sociology of religion and vice versa. It means the study of the life of keberagamaan the community won't be completed without involving sociology, sociological stats helper monkeys do not judge the religion concerned. Each nation or group that actually live up to the mandate of each religion, therefore by itself will manifest harmony, brotherhood, peace and comfort in the life of bermayarakat. Because religions have taught the truth and goodness and distanced from all malice, strife, discrimination etc. Religious life looks on mindset, behaviour or attitude and way of living one's religious attitude embodiment and able to receive different neighbor any religion as a servant of God Almighty. Religion as a guide of human life created by God, the one true God through his life. Whereas culture is as a habit or an Ordinance of human life created by the man itself results from creativity, taste and karsanya given by the Lord. Religion and culture influence each other each other. Religion affects culture, community groups, and ethnic groups. The culture tends to be fickle to any people or groups who really lives in accordance with the mandate his religion each, hence will automatically be eventuate harmony, the peace and comfort in life bermayarakat. Because of religion have taught truth and goodness and removed from all philippic, dissensions, discrimination and others. Religious life looks on people think, behavior or attitude and manner embodiment attitude religious life someone and capable of receiving fellow different any religious as the servants of allah swt. Religion as a guideline human life created by god, of almighty god in lived his life. While culture is as habit or procedures of human life created by human beings themselves from the power copyright, taste and karsanya given by god. Religion and culture interplay each other. Religious affect culture, the group, and peoples. Culture capricious tending to any people or groups who really lives in accordance with each, amanah his religion hence with itself would be harmony, the fraternity, peace and comfort in life community. Because of religion have taught truth and goodness and badness, taking away from all dissensions, discrimination and others. Religious life seemed in a pattern of thought, of behavior or attitude and manner of living religious embodiment of the attitude of someone and capable of receiving a fellow who is different any religious a follower of allah swt. Religion as a guideline human life created by the lord of almighty god in lived his life. While culture is as the habit or procedures of human life created by human beings themselves from the power of copyright, taste and karsanya given by god. Religion and culture on each other. Affecting culture, religion community groups, and peoples.Keywords :Religion, cultural and society
PENGGUNAAN BIOGRAFI TJONG A FIE DALAM MENGGALI NILAI MULTIKULTURALISME PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN SEJARAH (Penelitian Naturalistik dalam Pembelajaran Sejarah Lokal di Kelas XI IPS SMA Al-Ulum Medan) Hutauruk, Ahmad Fakhri
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 23, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v23i2.1621

Abstract

Karakteristik kota Medan yang multietnik menjadi dasar diberlakukannya pembelajaran biografi Tjong A Fie di SMA Al Ulum. Berdasarkan kenyataan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penggunaan biografi Tjong A Fie dalam menggali nilai multikulturalisme peserta didik pada pembelajaran sejarah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian naturalistik dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi sedangkan teknik analisis data, yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan. Adapun hasil penelitian diperoleh bahwa Pertama, nilai-nilai multikultural yang terkandung dalam biografi Tjong A Fie adalah (1) belajar hidup dalam perbedaan, (2) membangun saling percaya (mutual trust), (3) memelihara saling pengertian (mutual understanding), (4) menjunjung sikap saling menghargai (mutual respect), (5) terbuka dalam berpikir, (6) apresiasi dan interdepedensi, dan (7) resolusi konflik. Kedua, pembelajaran sejarah lokal dengan menggunakan biografi Tjong A Fie, disampaikan oleh guru sebagai hidden curriculum. Ketiga, beberapa kendala yang ditemukan dalam pembelajaran sejarah menggunakan biografi Tjong A Fie, yaitu: kualifikasi guru yang tidak sesuai dengan bidang ajarnya, keterbatasan sumber atau referensi mengenai biografi Tjong A Fie. Selanjutnya, solusi untuk mengatasi kendala tersebut adalah dengan melakukan melakukan perencanaan belajar yang baik, dan menerapkan metode karya wisata dengan mengeujungi Tjong A Fie Mansion.Kata kunci: biografi tjong a fie, nilai multikulturalisme, pembelajaran sejarah
MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP IPS PADA PESERTA DIDIK Mulyana, Eldi
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 23, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v23i2.1617

Abstract

Aspek kognitif tingkat rendah berupa hafalan masih sering digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Proses pembelajaran IPS berupa hafalan kurang memiliki makna bagi peserta didik karena hanya belajar mengingat saja, tidak menuntut aktifitas belajar berpikir kritis dan menggunakan nalar logis. Implikasi dari kegiatan pembelajaran tersebut yang berupa hafalan, berpusat pada guru (teacher centered), tidak melibatkan fakta aktual, tidak menggunakan media konkrit dan tidak aplikabel dalam memecahkan masalah membuat peserta didik menganggap pembelajaran IPS tidak berkenaan dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, diperlukan model pembelajaran yang wajib mengoptimalkan partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran IPS. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengoptimalkan peran peserta didik adalah model pembelajaran generatif. Model pembelajaran tersebut dikembangkan berdasarkan filsafat konstruktivisme, bahwa pengetahuan dibangun sendiri oleh peserta didik yang  diarahkan untuk mengkonstruksi fakta-fakta yang dimilikinya seperti membangun ide tentang suatu fenomena atau membangun arti untuk suatu istilah. Karena itu, model ini juga membangun strategi untuk sampai pada penjelasan tentang pertanyaan bagaimana dan mengapa, sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan yang tepat. Menurut pandangan konstruktivisme, secara individu, peserta didik mampu mengembangkan pemikiran masing-masing karena adanya waktu berpikir, akuntabilitas berkembang, serta jumlah kelompok yang relatif lebih kecil, sehingga mendorong seluruh peserta didik terlibat lebih aktif. Keberhasilan penggunaan model pembelajaran generatif dapat diukur dari nilai tes sebelum pembelajaran dilakukan (pre test) dan tes setelah pembelajaran dilakukan (post test). Analisis data untuk mengetahui seberapa besar pemahaman konsep IPS pada peserta didik dapat menggunakan teknik Certainty of Response Indeks (CRI) di mana secara teoritis klasifikasi skor pemahaman telah diatur sedemikian rupa. Berdasarkan teknik CRI, kita dapat mengetahui rata-rata tidak tahu konsep, miskonsepsi dan rata-rata yang tahu konsep pada peserta didik.Kata kunci: Konstruktivisme, Model Pembelajaran Generatif, Pemahaman Konsep IPS, Teknik CRI.
PEMANFAATAN SITUS KESULTANAN DELI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH LOKAL BERBASIS MULTIKULTURAL (Penelitian naturalistik inquiri di SMA Panca Budi Medan) Nasution, Abdul Haris
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 23, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v23i2.1623

Abstract

Pembelajaran sejarah lokal sangat strategis sebagai sarana pengembangan nilai-nilai multikulturalisme. Nilai-nilai multikulturalisme yang tekandung pada situs Kesultanan Deli telah dimanfaatkan oleh SMA Panca Budi Medan. Kenyataan tersebut menjadi dasar ketertarikan penulis dalam melakukan penelitian mengenai pemanfaatan situs Kesultanan Deli dalam pembelajaran sejarah lokal berbasis multikultural. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif naturalistik dengan tehnik pengumpulan data yaitu observasi (pengamatan) inteview (wawancara), dokumentasi dan gabungan ketiganya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pembelajaran sejarah lokal berbasis multikultural dengan memanfaatkan situs Kesultanan Deli memberikan pengaruh yang positif terhadap pengetahuan, perilaku siswa dan kreatifitas siswa. Selain memperoleh pengetahuan dan pemahaman terhadap sejarah Kesultanan Deli, keadaan masyarakat dan situs-situs peninggalan Deli secara kritis, siswa juga mampu mengimplemetasikan nilai-nilai multikulturalisme yang terdapat pada materi sejarah Kesultanan Deli yaitu sikap toleransi, tolong-menolong, dialog terbuka dan berbaik sangka terhadap masyarakat dari etnis maupun kepercayaan yang berbeda.Kata kunci: Situs Kesultanan Deli, Pembelajaran Sejarah Lokal, Multikultural
INTERNALISASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM UPAYA MEMBENTUK PELAJAR ANTI NARKOBA Nurhadianto, Nurhadianto
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 23, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v23i2.1618

Abstract

Pancasila merupakan ideologi negara yang telah disepakati sebagai dasar dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pengamalan nilai-nilai pancasila tentunya akan membawa pada perkembangan kehidupan masyarakat yang berketuhanan, berperi-kemanusiaan, bersatu, berkerakyatan, dan berkeadilan. Sebaliknya, lunturnya pengamalan nilai-nilai dasar tersebut akan menyebabkan berbagai tindakan disorder yang dapat menancam seluruh lini kehidupan. Salah satunya adalah penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Sampai hari ini, penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja masih menjadi ancaman besar bagi bangsa Indonesia. Tidak hanya merusak perkembangan mental secara pribadi, kondisi ini tentunya menyebabkan kerusakan jangka panjang bagi bangsa dan Negara Indonesia. Kelompok usia remaja merupakan social capital negara Indonesia. Apabila modal sosial ini sudah tidak mampu berbuat banyak karena pasungan dampak buruk narkoba tersebut, bagaimana mereka akan berpartisipasi dalam menunaikan janji kemerdekaan bangsa dan Negara Indonesia. Oleh sebab itu, internalisasi nilai-nilai pancasila di kalangan remaja dirasa sangat diperlukan agar sikap dan perilaku para remaja senantiasa dijiwai nilai-nilai luhur Pancasila.Kata kunci: Internalisasi, Nilai-nilai, Pancasila
IMPLIKASI MINAT SISWA DALAM PENGELOLAAN PERTANIAN TERHADAP KEBERLANJUTAN MINAT BERTANI DI WILAYAH KECAMATAN PARONGPONG (Studi Kasus Di SMAN 1 Parongpong) Budiati, Indah
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 23, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v23i2.1624

Abstract

Minat remaja dalam kegiatan pertanian cenderung rendah, namun demikian diperlukan pengkajian lebih lanjut, khususnya bagi siswa SMAN 1 Parongpong yang memiliki latar belakang putra-putri petani hortikultura di wilayah Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Minat merupakan perasaan suka atau ketertarikan individu terhadap suatu aktifitas atau objek tertentu. Minat seseorang dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu; (1) dorongan dari dalam diri individu, (2) motif sosial, (3) faktor emosional, dan (4) motif ekonomi. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk; (1)  mengkaji bagaimana minat siswa SMAN 1 Parongpong terhadap kegiatan pertanian hortikultura, (2) faktor manakah di antara faktor dorongan dari dalam diri individu, motif sosial, faktor emosional, dan motif ekonomi yang paling berpengaruh terhadap keberlanjutan minat bertani siswa SMAN 1 Parongpong, dan (3) berapa besar pengaruh minat siswa dalam pengelolaan pertanian terhadap keberlanjutan minat bertani hortikultura di wilayah Kecamatan Parongpong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi kuantitatif dan kualitatif. Data dikumpulkan melalui analisis data kepustakaan, wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner dan wawancara semi terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat siswa SMAN 1 Parongpong terhadap kegiatan pertanian hortikultura tinggi/kuat. Faktor dominan yang mempengaruhi keberlanjutan minat bertani siswa SMAN 1 Parongpong adalah faktor dorongan dari dalam diri individu sebesar 11,83%, Berdasarkan analisis jalur (Path Analysis) menunjukkan bahwa minat bertani siswa SMAN 1 Parongpong berpengaruh secara signifikan (86,49%) terhadap keberlanjutan minat bertani siswa SMAN 1 Parongpong di wilayah Kecamatan Parongpong. Kata kunci: Keberlanjutan minat bertani, Minat bertani, Pengelolaan pertanian, Siswa SMAN 1 Parongpong.
PENGEMBANGAN BUDAYA SUKU TALANG MAMAK SEBAGAI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM BAGIAN CIVIC CULTURE (Studi Etnografi pada masyarakat suku Talang Mamak di Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau) Islamuddin, Islamuddin
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 23, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v23i2.1619

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh terjadinya sebuah degradasi kebudayaan dan kearifan lokal yang menyebabkan menculnya gejala krisis jati diri dan krakter bangsa, rendahnya pengetahuan mengenai kebudayaan, dan Rendahnya plestarian kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat bangsa Indonesia. Dalam penelitian ini ini mendiskripsikan budaya suku Talang Mamak dalam bagian civic culture, mendiskripsikan kearifan lokal dalam bagian civic culture, Pelestarian kebudayaan dan kearifan lokal suku Talang Mamak dan Kendala dan Upaya dalam pelestarian kebudayaan dan kearifan lokal masyarakat suku Talang Mamak. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi. Tehnik analisis data dengan menggunakan reduksi data, display data dan Verifikasi data. Kesimpulan bahwa budaya masyarakat suku Talang Mamak merupakan bagian dari civic culture dibuktikan dengan adanya nilai-nilai civic culture, kearifan lokal masyarakat suku Talang Mamak bagian dari civic culture dengan adanya nilai-nilai civic culture, pelestarian dilakukan dengan cara memberikan pengetahuan mengenai kebudayaan Talang Mamak, mengikuti lomba antar kebudayaan, dan festival kebudayaan. Kendala dalam pelestarian meliputi: faktor ekonomi, faktor pendidikan yang rendah, dan faktor transporatasi.Kata kunci: Suku Talang Mamak, CIvic Culture
MODEL PEMBELAJARAN PEMROSESAN INFORMASI Rehalat, Aminah
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 23, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v23i2.1625

Abstract

Berpikir dapat diartikan menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang dalam ingatan. Proses berpikir merupakan proses kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung bagaimana otak bekerja dan informasi di olah. Informasi yang diterima melalui alat indera akan dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara khusus. Model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran. Model pemrosesan informasi ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol verbal dan visual.Kata kunci: Proses berpikir, model pembelajaran pemrosesan informasi

Page 1 of 1 | Total Record : 10