cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial
ISSN : 08545251     EISSN : 25407694     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
JPIS (Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial (English: Journal of Social Sciences Education)) publishes high-quality manuscripts on research in the fields of social science education and social sciences. As for those included in the social science family is Geography, History, Sociology, Economics and Religion, Tourism, and Communication. JPIS publish twice a year in June and December. JPIS is published by Faculty of Social Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 25, No 1 (2016)" : 10 Documents clear
PERAN PEMUDA SEBAGAI PENERUS TRADISI SAMBATAN DALAM RANGKA PEMBENTUKAN KARAKTER GOTONG ROYONG Nur Bintari, Pramudyasari; Darmawan, Cecep
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 25, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v25i1.3670

Abstract

Currently youth behavior that is inconsistent with the character of the nation and the declining youth awareness of the splice. This study aims to obtain a picture of the implementation of mutual cooperation, shape, splice conservation efforts, associated with the formation of the youth character and know the community efforts to increase the appreciation of youth. The study used a qualitative approach, descriptive methods. Subjects were young, village, and community leaders. Data collection technique used observation, interview, and documentation study. Data were analyzed using data reduction, and conclusion. Results of the research is the role of youth as the next generation of tradition, study and understand the traditions, accompany the next generation in the process of understanding, implementation, and evaluation. The role of youth in the splice should be improved as a form of community service. Splice form is "sinoman", "ngecor", recitals, help-aids at the funeral home, and community service. Splice as a medium that can build youth paradigm of mutual cooperation. Community efforts to increase the appreciation of youth by creating a modern activity, understand youth with psychological condition, and creating entrepreneurship training.Keywords: youth, splice tradition, mutual cooperation, character.
STUDI TENTANG UPAYA GURU IPS DALAM MENGEMBANGKAN PERILAKU PROSOSIAL DAN MENGURANGI PERILAKU BULLYING SISWA DI SMP (Studi Kasus pada Guru IPS SMP PGRI 1 Jatinangor Kab. Sumedang Jawa Barat) Fitriana Zakaria, Acep
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 25, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v25i1.3675

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena perilaku bullying, faktor-faktor penyebab, dan menganalisis berbagai upaya yang dilakukan guru IPS dalam mengembangkan perilaku prososial siswa meliputi : berbagi (sharing), kerja sama (cooperating), menolong (helping), memberi/menyumbang (donating), kejujuran (honesty) dan persahabatan (persahabatan), serta upaya dalam mengurangi perilaku bullying yang terjadi di kalangan siswa SMP. Pendekatan penelitian menggunakan kualitatif dengan metode studi kasus (case study). Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, studi dokumentasi dan triangulasi. Teknik validasi data menggunakan member-check, triangulasi dan expert opinion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) perilaku bullying merupakan permasalahan yang telah menggejala dan sudah cukup lama terjadi di lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar pembelajaran; (2) Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya bullying berasal dari tiga komponen utama yakni, korban (victim), pelaku (bullied) dan saksi/pengamat (bystanders). Beberapa diantaranya yaitu : pelaku merasa dirinya berkuasa atas korban, menganggap perilaku bullying merupakan perilaku yang biasa dan wajar, terjadinya permasalahan dalam hubungan keluarga, tingginya konformitas teman sebaya, sikap enggan melapor korban, adanya sikap diam dan acuh tak acuh dari saksi pada saat terjadinya perilaku bullying; (3) upaya guru IPS dalam mengembangkan perilaku prososial meliputi dua kegiatan utama. Pertama, kegiatan pembelajaran di dalam kelas (menginternalisaikan perilaku prososial menggunakan model/metode pembelajaran, mengintegrasikan langsung pada materi-materi relevan, penugasan kelompok, penguatan langsung). Kedua, kegiatan pembelajaran di luar kelas (kegiatan ekstrakurikuler, menjadi wali kelas, study tour); (4) Beberapa upaya guru IPS dalam mengurangi perilaku bullying di kalangan siswa antara lain lewat pembelajaran di kelas serta kolaborasi bersama pihak lain (guruBK, wali kelas dan kesiswaan).   Kata kunci : guru IPS, perilaku prososial (prosocial behavior), perilaku bullying, siswa SMP.
TRANSFORMASI NILAI-NILAI BUDAYA MASYARAKAT ETNIS TIONGHOA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS (Studi Kasus di Desa Sewan Kota Tangerang) Wulandari, Christina; Maftuh, Bunyamin
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 25, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v25i1.3666

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai budaya dan menganalisis cara masyarakat masyarakat etnis Tionghoa di Desa Sewan Kota Tangerang mensosialisasikan nilai-nilai budaya itu kepada generasi berikutnya dan strategi transformasi nilai-nilai budaya masyarakat etnis Tionghoa sebagai sumber pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Adapun pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan menggunakan metode studi kasus (case study). Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi dan triangulasi. Teknik validasi data menggunakan member-check, triangulasi dan expert opinion. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Nilai-nilai budaya yang sangat menonjol pada masyarakat etnis Tionghoa adalah nilai-nilai wirausaha. Ada lima karakteristik para pelaku wirausaha  etnis Tionghoa di desa Sewan adalah: ciri percaya diri, berorientasikan tugas dan hasil, pengambil resiko, orisinalitas, berorientasi ke masa depan. Nilai budaya yang menonjol berikutnya adalah ketaatan terhadap tradisi atau adat istiadat (2) Proses sosialisasi nilai-nilai budaya masyarakat etnis Tionghoa di desa Sewan Kota Tangerang kepada generasi berikutnya melalui proses dengan tahap-tahap sebagai berikut: pertama, melalui fase pembentukan kebiasaan (habit forming). Kedua, fase pembentukan (formatif). Ketiga, fase embryonic. Keempat, fase productive. Fase terakhir adalah fase kemapanan / fase kematangan (maturation). (3) Nilai-nilai budaya masyarakat etnis Tionghoa di desa Sewan tersebut sangat memungkinkan ditransformasikan ke dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di sekolah, terutama di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), melalui pembelajaran kontekstual.
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN (Studi Deskriptif Analitik Pada Masyarakat Talang Mamak Kec. Rakit Kulim, Kab. Indragiri Hulu Provinsi Riau) Ade, Verawati; Affandi, Idrus
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 25, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v25i1.3671

Abstract

This research is motivated impact of globalization so that the degradation of culture and local wisdom, lack of awareness in the preservation of the culture and values of local wisdom study aims to describe the cultural part of civic skills, behaviors that reflect civic skills, citizenship skills development, constraints and efforts in conservation. So it needs to assess the values of local wisdom as civic skills in Talang Mamak tribe culture. A qualitative approach with descriptive analytic method. The findings of this study were 1) Talang Mamak tribe has a culture of mutual trust are values, attitudes ability to work together, trust, responsibility, solidarity, consensus, unity, and mutual cooperation. 2) Talang Mamak have local knowledge as a guide to behaving that reflects the behavior of citizenship skills are value patriotism, the value of equality, caring, responsibility, independence and the value of educational value. 3) the development of citizenship skills is done by carrying out traditional ceremonies, instilling the values of culture and local wisdom, and follow the cultural events organized by the government and society. 4) constraints contained in the preservation of culture and values of local wisdom that economic factors, educational factors, factors of confidence, and transportation factors.Keywords: cultural Talang Mamak Ethnicity, local wisdom, civic skills.
STRATEGI MASYARAKAT ETNIS TIONGHOA DAN MELAYU BANGKA DALAM MEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL UNTUK MEMPERKUAT KESATUAN BANGSA Satya, Melia Seti
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 25, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v25i1.3667

Abstract

Penelitian ini mengkaji strategi yang dilakukan masyarakat etnis Tionghoa dan Melayu Bangka dalam membangun interaksi sosial untuk memperkuat kesatuan bangsa. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Teknik pengumpulan data dalam menghimpun data dan informasi yakni wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini terdiri atas tokoh adat Melayu dan Tionghoa Bangka, tokoh pemerintahan Kabupaten Bangka, masyarakat etnis Tionghoa dan Melayu Bangka, dan guru sosiologi di sekolah multietnis. Hasil penelitian mengungkapkan kesatuan masyarakat Kabupaten Bangka sebagai bagian dari bangsa Indonesia sudah terjadi sejak lama dan interaksi sosial masyarakat etnis Tionghoa dan Melayu Bangka berjalan dengan alamiah dan tanpa paksaan. Strategi masyarakat etnis Tionghoa dan Melayu Bangka dalam interaksi sosial yakni dengan mengakui kesetaraan antara kedua etnis, sesuai dengan semboyan fan ngin, to ngin jit jong, artinya semua etnis setara. Rekomendasi penelitian kepada pemerintah Kabupaten Bangka dan masyarakat etnis Tionghoa dan Melayu untuk mempertahankan kerukunan dan mengantisipasi kendala dalam interaksi sosial masyarakat etnis Tionghoa dan Melayu Bangka untuk memperkuat kesatuan bangsa.Kata kunci : interaksi sosial, Etnis Tionghoa, Etnis Melayu Bangka, kesatuan bangsa.
PENERAPAN MODEL KLARIFIKASI NILAI TENTANG KONFLIK SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN (DECISION MAKING) SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH PROPINSI LAMPUNG Indah Furi, Noffita
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 25, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v25i1.3672

Abstract

Dalam pembelajaran IPS di lapangan, keterampilan pengambilan keputusan menjadi kajian dalam rangka menyiapkan siswa untuk mempunyai keterampilan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari melalui berbagai macam isu-isu dan permasalahan sosial. Salah satu strategi untuk meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan adalah dengan implementasi model klarifikasi nilai. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbedaan keterampilan pengambilan keputusan siswa antara implementasi model klarifikasi nilai tentang masalah konflik sosial  dengan model pembelajaran langsung. Penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan eksprimen semu dengan kelompok eksperimen  implementasi model klarifikasi nilai dan kelompok dengan perlakuan model pembelajaran langsung tentang konflik sosial. Dengan sample siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tebanggi Besar. Analisis datanya menggunakan t tes yang menunjukkan bahwa nilai probabilita (p-value = 0.000). Karena p-value (0.000) lebih kecil dari α (0.005). Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan keterampilan pengambilan keputusan siswa antara  implementasi model klarifikasi nilai tentang masalah konflik sosial  dengan model pembelajaran langsung pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Terbanggi Besar. Perlunya guru untuk mengimplementasikan model klarifikasi nilai secara lebih intensif dalam pembelajaran IPS serta mengarahkan siswa untuk membentuk dan menemukan dalam proses klarifikasi nilai berupa nilai-nilai individu yang bersumber dari nilai-nilai ideal dalam masyarakat  untuk mengembangkan keterampilan membuat keputusan.Kata kunci: model klarifikasi nilai, keterampilan pengambilan keputusan.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN POLITIK DALAM MEMBENTUK KARAKTER KEPEMIMPINAN LINTAS BUDAYA PADA GENERASI MUDA DEMI MEWUJUDKAN BUDAYA POLITIK PANCASILA (Studi Deskriptif terhadap Organisasi Kepemudaan Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat) Sanusi, Aris Riswandi; Darmawan, Cecep
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 25, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v25i1.3668

Abstract

The young generation is an essential element in a state life. The role of youth, as contained in Law of the Republic of Indonesia No. 40 Year 2009 on Youth that says "youths play an active role as a moral force, social control, and agents of change in all aspects of national development". However, the reality of the situation is that there has been a moral degradation and the decreasing of cross-cultural leadership character in the younger generation. Political education as what Ansor PW GP of West Java implemented is one of many attempts to form a cross-cultural leadership character in young generation in order to create Pancasila political culture.Keywords: political education, cross-cultural leadership, Pancasila political culture, Ansor PW GP of West Java.
MODEL PENDIDIKAN ANTI TERORIS MELALUI INTERNALISASI NILAI DZIKIR DI PESANTREN Kosasih, Aceng; Hermawan, Wawan; Supriyono, Supriyono
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 25, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v25i1.3673

Abstract

Peneitian ini dilatar belakangi oleh adanya indikasi keterlibatan individu dengan latar belakang pendidikan pesantren dalam kasus terorisme. Dalam kurikulum keagamaan, perbuatan-perbuatan yang bersifat teror tidak dibenarkan. Sehingga perlu ada kajian tentang model pembelajaran di Pesantren yang dikhawatirkan mengembangkan sikap radikal. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model pendidikan anti teroris yang didalamnya mengembangkan pendidikan melalui pembelajaran implementasi nilai dzikir, toleransi beragama, dan cinta tanah air. Hasil penilitian menggambarkan bahwa proses pembelajaran di Pondok Pesantren Darul Falah dan Pondok Pesantern Darussalam tidak menyebabkan sikap yang radikal. Santri yang masuk ke Pondok Pesantren Pesantren Darul Falah dan pondok pesantern Darussalam memiliki latar belakang yang berbeda dari segi ekonomi dan asal daerah. Sedangkan faktor pendorong mereka masuk ke pondok pesantren karena motif menuntut ilmu agama, dan memperbaiki akhlak. Pengimplementasian nilai dzikir dalam membangun sikap cinta tanah air di pondok pesantren pertama; menanamkan nilai-nilai dan ajaran toleransi terhadap sesama muslim dan non muslim, kedua; menanamkan pandangan positif terhadap negara dan pemberlakuan hukum Islam. Ketiga; nilai-nilai jihad yang komprehensif.Kata kunci : teroris, pembelajaran, pesantren.
PENERAPAN MODEL VCT (VALUE CLARIFICATION TECHNIQUE) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CERITA DAERAH DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER PESERTA DIDIK Fitriani, Vety; Sundawa, Dadang
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 25, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v25i1.3669

Abstract

Research is moving on from the issue of th e behavior of learners wich displays the attitude that is not commendable, be less attention and enthusiastic in the learning process so that those conditions concern the researcher to know in depth about the importance of the creation of the character of learners. The approach used is the qualitative approach witj action research methods class. Based on the findings of there search result in the field through instruments of direct observation or interviews that the character formation learners positively impact the learning effectiveness againt PKn teachers can identify the behavior of learners, learns can analyse and disclose his opinion regarding media story area, learners understand the material presented by the teacher in the classroom. The VCT model affect the appearance of religiosity attitudes, honesty, intelligence, toughness, concern, democracy.Keywords: Model VCT, media local story, character.
PENERAPAN TEKNIK CHAIN MESSAGE COOPERATIVE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN IPS Nuridaliya, Ida
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 25, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v25i1.3674

Abstract

Langkah penting yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih, menyederhanakan, menyesuaikan, menetapkan dan menyusun bahan pelajaran menjadi materi yang mudah dimengerti, dicerna dan diterima oleh peserta didik sehingga dapat mencapai perubahan perilaku yang diinginkan. Oleh karena itu guru sebagai pelaksana pembelajaran hendaknya dapat mengambil isi materi yang penting agar dapat melatih peserta didik dalam mengidentifikasi peristiwa-peristiwa atau fakta-fakta yang ada disekitarnya yang akhirnya peserta didik dilatih mengambil kesimpulan dalam rangka membentuk konsep. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti sebagai guru bidang studi IPS berusaha meningkatkan aktivitas dan hasil pembelajaran dengan menerapkan model cooperative teknik ’chain message’ yang dapat membangkitkan aktivitas belajar dan membantu mengatasi kesulitan peserta didik dalam memahami kompetensi usaha manusia memenuhi kebutuhan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP),  Alat Pembagi Kelompok, Leaflet, LKS, Lembar Observasi, Format Butir Soal, Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimum, dan Angket. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Jatinangor Kabupaten Sumedang, dengan subjek peserta didik kelas VII D. Pelaksanaan penelitian ini selama 4 bulan dimulai September sampai dengan Desember 2012 pada semester gasal tahun pembelajaran 2012-2013. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan terutama pada siklus 2 mencapai 86 %. Hasil penilaian evaluasi dalam pemahaman konsep mengalami peningkatan hingga mencapai 82 %  pada siklus 2. Penerapan teknik  Chain Message Cooperative dalam pembelajaran khususnya pada Kompetensi Memahami Usaha Manusia Memenuhi Kebutuhan   sangat membantu guru maupun peserta didik meningkatkan aktivitas dan hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Kata kunci: chain message,aktivitas,hasil belajar.

Page 1 of 1 | Total Record : 10