cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
JURISDICTIE Jurnal Hukum dan Syariah
ISSN : 20867549     EISSN : 25283383     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurisdictie (print ISSN 2086-7549, online ISSN 2528-3383) is peer-reviewed national journal published biannually by the Law of Bisnis Syariah Program, State Islamic University (UIN) of Maulana Malik Ibrahim Malang. The journal puts emphasis on aspects related to economics and business law which are integrated to Islamic Law in an Indonesian context and globalisation context. The languages used in this journal are Indonesia, English and Arabic.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "JURISDICTIE (Vol 1 No 1" : 9 Documents clear
TRADISI PERKAWINAN ADU TUMPER DI KALANGAN MASYARAKAT USING Wardah, Eva Zahratul
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 1 No 1
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.1598

Abstract

Tradisi adu tumper adalah suatu tradisi temu pengantin anak sulung. Anak sulung yang dimaksud adalah anak yang masing-masing berstatus sebagai anak sulung di dalam keluarganya masing-masing. Ritual ini dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tata cara dan simbol-simbol yang digunakan dalam upacara adu tumper. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan datanya adalah dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Selain itu dalam ritual tersebut juga disertai dengan adanya suatu kepercayaan dan keyakinan akan mendapatkan keselamatan apabila menjalankannya, yang menyebabkan timbulnya kesyirikan dalam masyarakat. Oleh karena itu tradisi ini dalam Islam dikategorikan ke dalam ‘Urf fasid (rusak), karena banyak bertentangan dengan aturan hukum Islam. Adu Tumper tradition is one of first child meeting process within marriage.First child, in this context, is bride or groom who is the first chil in her or his family . The ritual is practice to protect unwanted bad luck in the future. This research is conducted to know and to describe procedure and symbols using in Adu Tumper tradition. It is a field research with qualitative approach. This research uses data collecting technique such as interview, observation and documentation. The result shows that the practicing of that tradition, with the belief that they will get safety if they practce it, causes people to belief more than one God (musyrik). Therefore, Adu Tumper tradision is categoryzed as bad custom (Urf fasid) because it contradicts with Islamic law.Kata kunci: Tradisi Adu tumper, masyarakat Using, Pengantin Anak Sulung
FENOMENA MITOS PENGHALANG PERKAWINAN DALAM MASYARAKAT ADAT TRENGGALEK Mas'udah, Ririn
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 1 No 1
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.1592

Abstract

Dalam hukum Islam, terdapat beberapa hal yang menyebabkan pernikahan tidak boleh dilaksanakan seperti saudara kandung dan pernikahan beda agama. Selainhukum Islam di dalam sistem adatpun juga mengenal adanya pernikahan yang dilarang. Tulisan ini memaparkan hasil penelitian di Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek tentang mitos penghalang perkawinan mlumah murep terkait dengan adat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan menguji data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mitos mlumahmurep ini telah mendapat kepastian hukum dalam Islam yaitu berupa keharaman.There are various factors which cause a marriage cannot be practiced such as sibling factor and inter-religious marriage. Besides Islam, customary law also recognizes that kind of system (forbidding marriage marriage). This paper presents the result of research in Pogalan sub district, Trenggalek on marriage barrier mlumah murep myth in relation to custom (adat). This research is conducted by using qualitative approachin assessing primary and secondary data. The result of this research reveals that mlumah murep myth is unlawful based on Islamic law.Kata kunci: perkawinan, mlumah murep, mitos.
TRADISI BERGUBALAN DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT MUARA ENIM SUMATERA SELATAN MENURUT PERSPEKTIF ISLAM Hindi, Ardiun
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 1 No 1
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.1596

Abstract

Bergubalan adalah sebuah tradisi pelamaran gadis yang berlangsung di Desa Pagar Agung, Kecamatan Rambang, Kabupaten Muara Enim Sumatera Selatan. Dalam tradisi tersebut peminang tidak menemui orang tua gadis yang diinginkannya, akan tetapi hanya mengutarakan keinginannya kepada gadis yang disenanginya. Ketika keduanya sepakat menikah, maka mereka bisa bermufakat untuk pulang ke rumah salah satu perangkat desa, seperti Kepala Desa, dengan tujuan agar segera dinikahkan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan field research (penelitian lapangan)dan pendekatan dekriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder yang dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianaisa dengan mengunakan metode deskritif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Bergubalan dilihat dari berbagai sudut pandang baik darikonsep dasar peminangan (khithbah) dan perkawinan maupun dilihat dari konsep dasar adat (‘urf), tidak ditemukan hal-hal yang berkonfrontasi dengan Islam, oleh karenanya bergubalan ditinjau dari hukum Islam adalah boleh (mubah).Bergubalan is a marriage proposal tradition which runs in Pagar Agung village, Rembang sub-district, Muara Enim, North Sumatera. In this Tradition, a man does not propose marriage to the girl's parents or her guardian but he will ask the girl directly. If both of them agree each other to marry, they will come to official village in order they can marry soon. This research is conducted by field research method and qualitative descriptive approach. It also uses primary and secondary source data which are collected by observation methode, interview and documentation. The data are analyzised by qualitative descriptive method.The result shows that Begubalantradition is not confronting with Islam from marriage proposal ( khitbah)basic concept and custom urf) basic concept. Therefore this tradition is allowed in Islam.Kata Kunci: Tradisi, Pelamaran, Begubalan,
MAHMOUD MUHAMED TAHA: REDEFINISI KONSEP NASAKH SEBAGAI PEMBENTUK SYARIAT HUMANIS Fathina, Rasyidah
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 1 No 1
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.1593

Abstract

Islam adalah agama Rahmatan lil alamin dan Shalih likulli zaman wa makan. Islam yang dibutuhkan oleh umatnya adalah Islam yang lebih bersifat humanis untuk memecah hegemoni diantara umat Islam akibat permasalahan jenis kelamin, perbedaan agama dan sebagainya. Mahmoud Muhamed Taha adalah salah satu tokoh intelektual muslim yang mengajukan gagasan untuk memberikan definisi ulang terhadap konsep nasakh sebagai salah satu upaya membentuk syariat yang lebih bersifat humanis sehingga Islam mampu menjadi agama yang Rahmatan lil ‘alamin sebagaimana misi yang dibawa oleh Islam itu sendiri.Islam is rahmatan lil alamin (blessing for the entire world) and shalil li kulli zaman wa makan ( can be implemented through time and space) religion. More humane Islam is needed by its adherents to break the hegemony among muslims due to gender, religion and some other problems. Mahmoud Muhamed Taha is one of prolific intellectual muslim who argues to redefine the concept of nasakh as the effort to build more humane syariat (Islamic Law) in order Islam is able to be Rahmatan lil‘alamin religion as it brings that mission.Kata Kunci: Nasakh, Syariat, ayat Makkiyah, Ayat Madaniyyah
Mediasi: Problem Solving Technique Dalam Tiga Wajah Hukum Indonesia Abdul Malik
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 1 No 1
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.1594

Abstract

Sebagai zoon politicon, manusia tidak akan pernah mungkin bisa terhindar dari adanya konflik, kendatipun dalam proses interaksi dan sosialisasi, mereka cenderung menghindari  timbulnya konflik sebagai upaya preventif. Sebuah  pengibaratan sederhana, dinamika kehidupan manusia dan konflik merupakan dua sisi mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan dan selalu bersinggungan. Untuk itulah, konflik akan terus berkembang selama bola salju kehidupan masyarakat terus menggelinding makin membesar, dan tidak ada sebuah hal dari konflik apapun kecuali ada solusinya.Mediasi merupakan salah satu bentuk alternatif penyelesaian sengketa/konflik (Problem Solving Technique) yang dilakukan baik di pengadilan maupun di luar pengadilan. Mediasi tumbuh dan berkembang sejalan dengan keinginan manusia yang ingin menyelesaikan sengketa/konflik secara cepat, tepat dan memuaskan kedua belah pihak tanpa ada pihak yang menjadi pemenang dan pihak yang kalah, melainkan sama-sama menang (win-win solution)
PERANAN TRADISI NGUSONG BARANG DALAM PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH PADA MASYARAKAT OKI PALEMBANG Alkautsar, Akmal
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 1 No 1
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.1595

Abstract

Persoalan tradisi dalam perkawinan tidak diatur dalam al Qur’an dan al Hadis secara terperinci sehingga kriteria dan teknik operasionalnya berbeda-beda dalam masyarakat seperti tradisi Ngusong Barang pada masyarakat Kayu Agung. sebuah tradisi prosesi barang bawaan sebagai timbal balik dari pemberian mahar pada saat perkawinan yang bertujuan untuk mewujudkan keluarga sakinah. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mendeskripsikan pandangan masyarakat tentang tradisi Ngusong Barang dan juga untuk mendeskripsikan hubungannya dalam pembentukan keluarga sakinah.Penelitian ini menggunakan metode penelitian sosiologis fenemenologis dan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi Ngusong Barang mempunyaiarti yang sangat penting dan mempunyai makna baik secara filosofis sebagai lambang eratnya hubungan tali silaturrahim dan sesuatu yang dapat mengangkat martabat seseoarang, besan, dan kalangan masyarakat adat Morge Siwe.Qoran and hadith do not regulate marriage tradition in detail as its criteria and operational technique may be implemented differently such as Ngusong Barang tradition in kayu Agung Society. It is a tradition of bringing some marriage gift process as the changing dowry of marriage in order to build harmonious family. The objective of this research is to describe society's perception on Ngusong Barang tradition and its reationship with harmonious family. This research uses fphenomenologycal andsociological method as well as descriftive approach. The result shows that the tradition of bringing marriage gift has significant meaning philosophically as the symbol of tied relationship and it can rise the dignity of parents in-law including Morge Siwesociety.Kata kunci: keluarga sakinah, ngusong barang, barang bawaan
AGAMA DAN BUDAYA-RELASI KONFRONTATIF ATAU KOMPROMISTIK Roibin, Roibin
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 1 No 1
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.1590

Abstract

Persoalan agama dan budaya adalah salah satu persoalan krusial yang melahirkan berbagai penilaian dalam masyarakat. Sebagian masyarakat menganggap bahwa agama harus steril dari budaya . sementara sebagaian lain menganggap bahwa agama bisa berdialog dengan budaya dengan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam rangka menjaga kemurnian agama. Hal ini terkait erat dengan fenomena perubahan pola pemahaman keagamaan dan perilaku keberagamaanpemeluk agama (Islam). Tulisan ini mencoba mendiskusikan fenomena dialog agama dan budaya di masyarakat sekaligus memaparkan berbagai corak Islam lokal.Problem on religion and culture is one crucial problem which generates various assessments within society. Some people think that religion must be sterilized from culture. While, someother point out that religion is able to dialogue with culture under some considerable aspects to maintain religion's purity. It is closely related to the phenomenon of pattern changing of religious understanding and Muslim religious behavior. This paper tries to discuss the phenomenon of religion and culture dialogue within society and to describe various local Islam pattern.Kata Kunci: Keberagamaan, Mitos, Budaya
TRADISI KELAKAT DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT MUSLIM KELURAHAN LOLOAN TIMUR KABUPATEN JEMBRANA BALI admin, Usriah
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 1 No 1
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.1597

Abstract

Suatu kepercayaan pada sebagian orang tua calon pengantin untuk melaksanakan ritual kelakat dalam proses perkawinan. Jika tidak dilaksanakan ada keyakinan salah satu dari keluarga calon pengantin akan mendapatkan musibah. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman serta pandangan masyarakat terhadap tradisi kelakat dalam perkawinan bagi masyarakat muslim di Loloan Timur Jembrana Bali. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun hasil dari penelitian ini adalah bahwasannya para tokoh agama dan tokoh masyarakat sekitar sependapat jika tradisi kelakat merupakan tradisi yang dapat membawa masyarakat pada kemusyrikan. Dalam pandangan syara` dari segi keabsahannya, tradisi kelakat termasuk al-`urf al-fasid, yaitu dikarenakan tradisi ini menggunakan ritual meminta perlindungan dari para leluhur.It is a belief among parents of bride or groom to practice kelakat ritual in marriage process. If they do not practice that kind of ritual, the family will get bad luck. The aim of this research is to know the understanding and perception of people towards this tradition among Muslim society in East Loloan, Jembrana Bali. This research is qualitative research with ethnography approach. It uses observation, interview anddocumentation technique of data collecting. The result of this research reveals that religious figures as well as social figures agree that practicing kelakat is prohibited due to its impact which will bring society into belief to more than one God. In term of Islamic Law, it s legality is part of al-`urf al-fasid (bad tradition) because it uses asking guardianship from the ancestors ritual.Kata Kunci; Tradisi Kelakat, Leluhur, Ritual
EKSISTENSI DAN PARTISIPASI MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN HUKUM Himsyah, Fatroyah Asr
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 1 No 1
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.1591

Abstract

Hukum Islam sejatinya berputar mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan zaman, dengan berbagai hal baru yang semakin komplek yang membutuhkan legitimasi hukum Islam. Maka, sudah menjadi dasar dari hukum Islam sendiri sebagai wujud riil dari "shalihun fikulli zaman wal makan" merespon permasalahan- permasalahan tersebut. Ulama, sebagai kunci utama dalam menjalankan perguliran roda hukum Islam ini menjadi hal terpenting untuk menghindari kembali kejumudan hukum yang pernah terjadi pada beberapa dekade lalu dalam dunia Islam. Terbentuknya Majelis Ulama Indonesia sebagai organisasi masyarakat yang menampung berbagai variasi permasalahan yang telah banyak bermunculan, dirasa sangat tepat keberadaannya. Akan tetapi, posisinya saat ini, saling tarik ulur, antara pemerintah dan masyarakat. Bagaimana keberadaan MUI ini menjalankan fungsinya dalam penyebaran hukum Islam di Indonesia, menjadi topik yang menarik untuk diangkat dalam tulisan ini.Islamic law always changes and develops based on the developing of the ages where there are varieties of dynamic problems which need Islamic law legitimacy. Therefore, the Islamic law which is addressed as “shalihun fikulli zaman wal makan” must response those problems especially modern problems. Ulama, as an eminent key in turning of Islamic law, becomes important for avoiding Islamic law rigidities as happened previously in Islamic world. The founding of Majelis Ulama Indonesia (MUI) as society organization which accommodates some problems is very crucial. However, its position is still problematic due to its duty to accommodate two sides, government and society. This position will influence how MUI runs its functions in distributing of Fatwa as Islamic law product in Indonesia. That problem becomes the maintopic which is explored in this paper.Kata kunci: hukum Islam, pemerintahan, masyarakat

Page 1 of 1 | Total Record : 9