cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
JURISDICTIE Jurnal Hukum dan Syariah
ISSN : 20867549     EISSN : 25283383     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurisdictie (print ISSN 2086-7549, online ISSN 2528-3383) is peer-reviewed national journal published biannually by the Law of Bisnis Syariah Program, State Islamic University (UIN) of Maulana Malik Ibrahim Malang. The journal puts emphasis on aspects related to economics and business law which are integrated to Islamic Law in an Indonesian context and globalisation context. The languages used in this journal are Indonesia, English and Arabic.
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "JURISDICTIE (Vol 2, No 2" : 11 Documents clear
KAJIAN ATAS PEMIKIRAN MOHAMMAD ILYAS TENTANG KALENDER ISLAM INTERNASIONAL Juwartin, Juwartin
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2, No 2
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.2166

Abstract

The problems of determining the beginning of the month Qamariyah among Muslims until now has not been also found an appropriate solution. And so we need a method that can minimize and even reduce the differences that had existed among Muslims, especially in determining the times of Muslim worship. One of the phenomenal character of Prof. Dr. Mohammad Ilyas from Malaysia, who have an idea of the International Islamic Calendar. Seeing the condition of Muslims who are always different in the initial determination Qamariyah months, as scientists, Ilyas eventually led to the idea. In this paper presented the idea Ilyas of the International Islamic Calendar and the problems it faces. Problematika penentuan awal bulan Qamariyah di kalangan umat Islam sampai saat ini belum juga di- temukan solusi yang sesuai. Sehingga dibutuhkan metode yang mampu meminimalisir bahkan meredam perbedaan-perbedaan yang selama ini ada di kalangan umat Islam, khususnya dalam penentuan waktu- waktu ibadah umat Islam. Salah satu tokoh fenomenal yaitu Prof. Dr. Moh Ilyas dari Malaysia, yang mempunyai gagasan tentang adanya Kalender Islam Internasional. Melihat kondisi umat Islam yang se- lalu berbeda dalam penentuan awal bulan Qamariyah, sebagai ilmuan, Ilyas akhirnya memunculkan ide tersebut. Dalam tulisan ini dipaparkan mengenai gagasan Ilyas tentang Kalender Islam Internasional beserta problematika yang dihadapinya.
PENERAPAN WAKAF DI KANIGORO BLITAR (Studi Atas Pelaksanaan PP No. 28 Tahun 1977 dan UU No. 41 Tahun 2004) Fatoni, Achmad
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2, No 2
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.2161

Abstract

This research examines the application of waqf in Kanigoro Blitar Sub-district based on regulation 28/1977 and after the enactment of Law No. 41/2004 on the application of Endowments and inhibiting factor endowments moving objects in accordance with Law No. 41/2004 on Endowments. The study concluded that the implementation of waqf in Kanigoro  before the enactment of Law no. 41 Year 2004 on endowments, namely the enactment of PP. 28 of 1977 can be applied in the field, both in terms of implementation of the procurement or obeying the rules which in this case is the rule registering legally the land. However, related to the enactment of Law No.. 41 Year 2004 regarding waqf endowments, especially on moving objects has not been effective at all. Penelitian ini mengkaji tentang penerapan wakaf di kec. Kanigoro sesuai dengan PP 28/1977 dan sesudah berlakunya UU no 41/2004 tentang Wakaf dan faktor penghambat penerapan wakaf benda bergerak sesuai UU no 41/2004 tentang Wakaf. Penelitian menyimpulkan bahwa penerapan wakaf pada masyarakat di Kec. Kanigoro Kab. Blitar sebelum berlakunya UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf, yaitu pada berlakunya PP No. 28 Tahun 1977 bisa diterapkan di lapangan, baik dalam pelaksanaan pengadaannya ataupun dari segi mentaati aturannya yang dalam hal ini adalah aturan mensertifikatkan tanahnya. Namun berkaitan dengan berlakunya UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf khususnya pada wakaf benda bergerak belum efektif sama sekali  
STUDI KRITIK TERHADAP PENENTUAN ARAH KIBLAT DAN AWAL BULAN QAMARIYAH PEMIKIRAN KH. AHMAD DAHLAN Munfaridah, Imroatul
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2, No 2
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.2167

Abstract

This research tries to reveal and explain the KH. Ahmad Dahlan thoughts about the direction of Qibla and the beginning of the month Qamariyah terms of cosmography or astronomy. And for the authors use the approach of cosmography or astronomy that are characteristic of this research is supported by interviews and documentation to obtain representative data. From this approach can be found in the results, namely: First, KH. Ahmad Dahlan able to create a theory of determining the Qibla direction is using a globe, which was not very advanced technology, with the globe KH. Ahmad Dahlan considered that Qibla direction the city of Yogyakarta in general and in particular the Great Mosque is 240. And when compared with contemporary software calculation the Qibla is less oblique direction to the right 10 15’ 0” from the real direction, while the calculation formula of a triangle ball the Qibla is less oblique direction to the right 00 42’ 21.88”. Second, at first KH. Ahmad Dahlan determining the beginning of the month Qamariyah is to follow the teacher’s hakiki taqribi K. Dahlan Termas with book Tazkirul Ihwan which tends to geocentric. But once studied with Sheikh Taher Djalaluddin, Dahlan move to the hakiki Tahkiki using reference Matla’ al-Sa’id which tends to heliocentric.   Kajian ini berusaha untuk mengungkapkan dan menjelaskan tentang pemikiran KH. Ahmad Dahlan tentang arah kiblat dan awal bulan Qamariyah ditinjau dari ilmu falak atau astronomi. Dan untuk itu penulis menggunakan pendekatan ilmu falak atau astronomi yang merupakan ciri khas dari penelitian ini yang didukung dengan wawancara dan dokumentasi untuk mendapatkan data-data yang representatif. Dari pendekatan tersebut dapat ditemukan hasilnya yaitu; Pertama, KH. Ahmad Dahlan mampu menciptakan teori menentukan arah kiblat yaitu memakai bola dunia, yang saat itu teknologi belum begitu maju, dengan bola dunia itu KH. Ahmad Dahlan berijtihad bahwa arah kiblat kota Yogyakarta pada umumnya dan Masjid Agung pada khususnya adalah 240. Dan bila dibandingkan dengan perhitungan software kontemporer arah kiblatnya kurang serong ke kanan 10 15’ 0” (satu derajat lima belas menit nol detik) dari kiblat nyata, sedangkan dari perhitungan rumus segitiga bola arah kiblatnya kurang serong ke kanan 00 42’ 21.88”. Kedua, pada mulanya KH. Ahmad Dahlan menentukan awal bulan Qamariyah adalah dengan hakiki taqribi mengikuti gurunya K. Dahlan Termas dengan kitab Tazkirul Ihwan yang cenderung geosentris. Tetapi setelah berguru dengan Syekh Taher Djalaluddin, Dahlan berpindah ke hakiki Tahkiki dengan menggunakan referensi Matla’ al-Sa’id yang cenderung heliosentris.    
MENYATUKAN PENETAPAN 1 RAMADLAN, SYAWAL DAN DZULHIJJAH DI INDONESIA Wahidi, Ahmad
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2, No 2
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.2162

Abstract

Determining to begin and to end fasting leads to disintegration conflict among muslims. In this paper, the root of the debate of the difference to determine qamariyah calendar will be discussed and to be found the solution quickly and accurately. There are two approaches that must be applied in integrating the beginning of qamariyah calendar in Indonesia; methodological approach and authority approach. However, the second approach should be implemented firstly to realize the integrity of the qamariyah calendar determination in order it can be accepted lawfully and scientifically.   Penyatuan waktu untuk memulai dan mengakhiri ibadah puasa ramadlan mengarah pada konflik disintegrasi pada komunitas muslim. Dalam tulisan ini, akan diulas tentang akar perbedaan penetapan awal bulan qamariyah kemudian dicarikan sebuah solusi yang cepat dan akurat. Ada dua pendekatan yang harus dilakukan dalam upaya penyatuan awal bulan qamariyah di Indonesia yakni pendekatan metodologis dan authority (kekuasaan). Namun untuk percepatan terwujudnya persatuan penetapan awal bulan qamariyah maka pendekatan yang kedua harus diutamakan terlebih dahulu sebelum pendekatan pertama membuahkan hasil yang bisa diterima secara syar’iyah dan ilmiah.  
ALGORITMA ASTRONOMI MODERN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN QAMARIAH (Pemanfaatan Komputerisasi Program Hisab dan Sistem Rukyat On-Line) Laila, Nurul
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2, No 2
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.2168

Abstract

The issue of the beginning of new month in hijri calendar, particularly often involves many aspects theologically and scientifically such as astronomy. This involvement aims at minimizing the difference on determining the beginning of month. This article tries to advance astronomy, from scientific aspect, as one of the ways to minimize, not to say eliminate, the difference in determining the beginning of hijri new month. This study refers to the development of modern astronomy, especially with special reference to on-line computerized technology, that plays a pivotal role in the development of hisab and rukyat. This article does not, however, provide detailed exposition about the issue. The writer has, rather, one end in sight, that is, to open up the mindset that hisab-rukyat manage to collaborate with information technology   Masalah penentuan awal bulan qamariah melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan secara kompleks baik secara teologis maupun ilmiah seperti aspek astronomi. Dengan melibatkan aspek astro- nomi dari sisi ilmiah kemungkinan perbedaan penentuan awal bulan dapat diminimalisir agar tidak terus meluas. Di dalam tulisan ini dikemukakan tentang bentuk perkembangan astronomi modern yang berperan untuk perkembangan hisab dan rukyat yang dibalut dengan tekhnologi komputerisasi on-line. Perpaduan hisab-rukyat koputerisasi on-line diharapkan mampu menjadi salah satu solusi alternatif dalam mempersatukan perbedaan yang ada.  Dalam tulisan ini memang tidak dijelaskan secara detail namun harapan dari penulis agar dengan wacana yang ada mampu membuka wawasan bagi masya- rakat luas. Bahwasanya hisab-rukyat mampu berkoloborasi dengan Informasi teknologi.  
FENOMENA DZIKIR BERJAMAAH SEBAGAI SARANA PEREKAT SOSIAL Huda, Alamul
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2, No 2
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.2163

Abstract

The existence of Islam as a religion of da’wah dan humanity, which means, that the basic concept of Islamic theories are covers about all the conditions of human life, which in a sense-not only discuss the purely worship (ibadah mahdloh), but also talk about aspects of improvements in social  community and society. In the present context, Manaqib Sheikh Abdul Qadir al-Jilani has been designed to be a remembrance and famous and known as a unique religious movement and became a “breath and reason” the spirituality of marginalized communities (edges), according to the facts and truth, the reality of religious movements can affect, keep and maintain the norms and morality (moral) social. Where there, in the presence of this movement and behavior concepts silaturrahim (among jama’a manaqiban), awakening the main attitude in life, personality, nice and good character. And also in fact, the relationship of reason and the reconstruction of the socio-spirituality of the theological community has a strong relationship from the perspective and view point of “riayatul maslahat”. Keberadaan Islam sebagai agama dakwah dan kemanusiaan, yang berarti, bahwa konsep dalam teori- teori keislaman bahasannya mencakup tentang seluruh kondisi kehidupan manusia, yang dalam artian- bukan hanya membahas ibadah mahdloh (murni bersifat ilahiah)  saja tetapi juga berbicara tentang aspek-aspek perbaikan (moral dan sosial) di dalam masyarakat. Dalam konteks kekinian, Manaqib Syaikh Abd al-Qadir al-Jailani yang telah di desain menjadi sebuah dzikir  dan kemudian masyhur dan di kenal sebagai sebuah gerakan keagamaan yang unik dan menjadi sebuah “nalar dan nafas” spiritualitas masyarakat marjinal (pinggiran); menurut fakta, pada kenyataannya –gerakan keagamaan tersebut- dapat mempengaruhi dan menjaga norma dan   moralitas (akhlak) sosial. Dimana, dalam gerakan ini terdapatnya konsep dan perilaku silaturrahim (diantara jama’ah manaqiban), terbangunnya sikap utama dalam menjalani hidup, kepribadian dan karakter yang baik. Dan pada kenyataannya, hubungan nalar spiritualitas dan rekonstruksi sosio-teologis masyarakat memiliki hubungan yang kuat dari sisi titik pandang dan perspektif ri’ayatul maslahat( public interest)
PERBEDAAN SISTEM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1427 H MASYARAKAT NAHDLIYYIN BANYUWANGI Husna, Qorinatul
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2, No 2
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.2169

Abstract

The issue which is discussed in this paper is the cause of dualism difference on determining the beginning of syawal 1427 within NU organization including its sociological impact towards  Nu’s adherents in Banyuwangi. This research applies qualitative-naturalistic  paradigm and sociological approach. Nu boards stated that the difference is caused by two factors. First, there is technical error in announcing the result of rukyat and the practice of rukyat itself. It shows that some of NU Board members already known in detail the situation and the main cause of determining the beginning of Syawal 1427 difference. As a result, there is a significant impact towards nahdliyyin that they believe in local religious figures in this matter. Another impact is that they are in doubt in performing iedul Fitri (first day of Syawal) as well as their fasting. Permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah tentang penyebab terjadinya dualisme per- bedaan penentuan awal bulan Syawal 1427 H di organisasi keagamaan NU beserta dampak sosiologis yang ditimbulkan terhadap masyarakat nahdliyyin Kec. Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan paradigma naturalistik kualitatif dan menggunakan pendekatan sosiologis. Kalangan pengurus orga- nisasi NU cabang Banyuwangi menganggap bahwa terdapat dua penyebab terjadinya perbedaan penentuan awal bulan Syawal 1427 H yang terjadi di organisasi keagamaan NU, yaitu: Adanya ke- salahan teknis dalam penyebaran berita hasil rukyat dan adanya kesalahan dalam praktek rukyat. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa pengurus organisasi keagamaan NU telah mengetahui secara rinci dan pasti mengenai runtutan peristiwa penyebab perbedaan penentuan awal bulan Syawal 1427 H yang terjadi di organisasi keagamaan NU. Tetapi terjadi dampak yang signifikan terhadap masyarakat nahdliyyin yang umumnya mereka hanya mampu bertaqlid kepada tokoh masyarakat setempat dan pengurus NU tanpa mengetahui dasar yang digunakan. Salah satu dampak tersebut antara lain: timbulnya keraguan dalam melaksanakan hari raya yang berdampak pada puasa mereka.
PANDANGAN AKTIVIS HIZBUT TAHRIR INDONESIA (HTI) DI MALANG TENTANG METODE IJTIHAD HTI DALAM BIDANG POLITIK DAN IBADAH Arifan, Fadh Ahmad
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2, No 2
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.2164

Abstract

This research examines the views of HTI activists Malang to the methods of ijtihad in the field of politics and Worship. By using qualitative method and interview, the research concludes that HTI’s method of ijtihad in the field of political activists beginning with fahmul waqi ‘and fahmul nash as well a methods formulated bt HT (ijtihad manhaji). If the problem is quite old, they take reference  in the books of HT such as the Islamic system of Islamic government and muqaddimah dustur. If they do not refer to the text of their book but apply it straight to the nash, then the ijtihad will not violate what has been outlined in hizb books. In the field of worship, it becomes individual responsibility. HTI Malang city officials suggest that every member of HTI should ideally use the strongest arguments (metode tarjih) in ritual practices. Penelitian ini mengkaji pandangan aktivis HTI Malang terhadap metode ijtihad HTI dalam bidang politik dan Ibadah. Dengan menggunakan metode kualitatif dan interview, penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa metode ijtihad aktivis HTI dalam bidang politik diawali dengan fahmul waqi’ dan fahmul nash serta metode yang dirumuskan HT (ijtihad manhaji). Kalau permasalahan lama, cukup mengambil rujukan (aplikatif) dalam kitab-kitab HT seperti sistem pemerintahan dalam Islam, dan muqaddimah dustur.  Jika merekaTidak merujuk pada teks kitabnya tapi langsung ke nashnya, maka ijtihadnya tidak akan menyalahi apa yg sudah digariskan dalam buku-buku hizb. Sedangkan dalam bidang ibadah diserahkan kepada masing-masing individu. Petinggi HTI kota Malang dalam persoalan ritual ibadah menginginkan agar setiap anggota HTI idealnya memakai dalil terkuat (metode tarjih)
TEORI ALJABAR AL-KHAWARIZMI Kurnia, Riana Afliha Eka
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2, No 2
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.2170

Abstract

Islam generates leaders and scientists who influence and contribute greatly to the development of science. One of them is Al-Khwarizmi who is known as a scientist in the field of mathematics. He also produced many other works in the scientific world. Field of education has demonstrated that al-Khwarizmi was a prominent Islamic scientist. His knowledge and expertise not only in the field of Shari’ah but also in the fields of philosophy, logic, arithmetic,geometry, music, arithmetic, Islamic history and chemistry. His work is very fonumental and it’s very well known, namely calculation and algebra. His prominent role in arithmatics of which he gave the cornerstone in mathematics combining arithmatichs and algebra forms and he introduced hindu’s numerical system to Europe. For his work, he is well known in moslem and westen works of knowledge. He is named as the Father of Algebra. Islam banyak melahirkan tokoh-tokoh dan ilmuwan yang memberi pengaruh dan kontribusi besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah Al-Khawarizmi dikenal sebagai ilmuwan di bidang matematika. Beliau juga banyak menghasilkan karya-karya lain dalam dunia ilmu penge- tahuan. Dalam pendidikan telah dibuktikan bahwa al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya dalam bidang syari’at tapi di dalam bidang Falsafah, Logika, Aritmatika, Geometri, Musik, Ilmu Hitung, Sejarah Islam dan Kimia. Karyanya yang sangat fonumental dan sangat terkenal,di bidang matematika, yaitu mengenai perhitungan dan Aljabar. Kiprah Al-Khawarizmi yang paling menonjol memang dalam bidang Aritmatika, yaitu memberi dasar dan tonggak dalam matematika, menggabungkan bentuk-bentuk Aritmatika dan Aljabar, serta me- ngenalkan bilangan-bilangan Hindu ke benua Eropa. Atas jasanya itu beliau hingga sekarang sangat dikenal, baik di dunia ilmu pengetahuan Islam dan Barat. Atas karyanya di bidang Matematika tersebut beliau akhirnya di beri gelar Bapak Aljabar.
PENENTUAN AWAL WAKTU SHALAT SUBUH MENURUT KEMENTERIAN AGAMA DAN ALIRAN SALAFI Amrulloh, Moh. Afif
Jurisdictie: Jurnal Hukum dan Syariah JURISDICTIE (Vol 2, No 2
Publisher : Fakultas Syariah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/j.v0i0.2165

Abstract

This research studied obout the way of determining time of subuh praying. The method used is qualitative approach, that are editing, clasification, and verification. The result of this research, the is difference perspective between the BHR Department of Religious early and Salafi stream. BHR Religion Department considers this problem is the problem Ijtihadiyah. Department of Religious BHR depart from the perspective of astronomy, while the Salafi depart from the perspective of syar’i. This different is natural thing, because it departed from the different standpoint. Interpretation of Qur’an verses and Prophetic traditions, particularly related to the true dawn. There is also the different understanding of astronomical twilight; BHR Department of Religious regard astronomical twilight as fajar shadiq, while the Salafis regard as the fajar kadzib.   Penelitian ini mengkaji tentang penentuan awal waktu shalat subuh. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian menempuh beberapa langkah, yaitu; pengeditan, klasifikasi dan verifikasi. Ke- simpulan yang diperoleh penelitian ini adalah; terdapat perbedaan perspektif dalam penentuan awal subuh antara BHR Depag dan Aliran Salafi. BHR Departemen Agama menganggap masalah ini adalah masalah ijtihadiyah. BHR Depag berangkat dari sudut pandang astronomi, sedangkan Salafi berangkat dari sudut pandang syar’i. Perbedaan ini menjadi hal yang wajar karena berangkat dari sudut pandang yang berbeda. Interpretasi terhadap ayat al-Qur’an dan hadis Nabi saw khususnya yang berkaitan dengan fajar shadiq. Begitu juga berkaitan dengan pengertian astronomical twilight yang berbeda; BHR Depag menganggap astronomical twilight sebagai fajar shadiq, sedangkan Salafi menganggapnya sebagai fajar kadzib.  

Page 1 of 2 | Total Record : 11