cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol. 22, No. 2, Desember 2021" : 16 Documents clear
ISLAMIC CHARACTER VALUES IN ECOLOGICAL EDUCATION PRACTICES AT SANGGAR ANAK ALAM (SALAM) NITIPTAYAN BANTUL Rifatul Anwiyah; Azam Syukur Rahmatullah; Aris Fauzan
Profetika: Jurnal Studi Islam Vol. 22, No. 2, Desember 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/profetika.v22i2.16662

Abstract

The purpose of this study is to analyze the values of Islamic character in the practice of ecological education in the non-formal school of Sanggar Anak Alam (SALAM), Nitiptayan, Bantul by examining the problem how the environmental practices carried out by the Nitiprayan Bantul Nature Studio? the ecological practices carried out by Sanggar Anak Alam?, how is the process of instilling Islamic character values in environmental practices at Sanggar Anak Alam?. based on the results of the data obtained, namely the importance of character education of Sanggar Anak Alam have a strong relationship with the substance of values in Islamic teachings which are reflected in fundamental aspects and give meaning to Islam. This study describes the development of the environment is to maintain the balance of nature and the balance of the social atmosphere. This research also confirms that the community, which also gives meaning to the relationship of spirituality with a deeper appreciation of religion, tends to have a deep concern for environmental issues. The character education process from this ecological practice can be shown from the learning cycle, namely awareness, habituation, actual training, example and reflection.Tujuan penelitian ini adalah menganalisis nilai – nilai karakter Islami dalam praktik pendidikan ekologi di sekolah non – formal Sanggar Anak Alam (SALAM), Nitiptayan, Bantul dengan mengkaji permasalahnnya bagaimana praktik ekologi yang dilakukan Sanggar Alam Nitiprayan Bantul ?, apa nilai karakter Islam yang terkandung pada praktik ekologi yang dilakukan oleh Sanggar Anak Alam ?, bagaimana proses penanaman nilai – nilai karakter Islam pada praktik ekologi di Sanggar Anak Alam ?.  berdasarkan hasil data yang didapatkan yaitu nilai – nilai pendidikan karakter Sanggar Anak Alam memiliki hubungan kuat dengan subtansi nilai dalam ajaran Islam yang tercermin dalam aspek – aspek yang nyata dan memberikan makna Islam. Penelitian ini digambarkan pengembangan lingkungan hidup adalah terpelihara keseimbangan alam dan keseimbangan lingkungan hidup sosial. Riset ini juga memberkan afirmasi bahwa komunitas yang juga memberikan makna pada hubungan spiritualitas dengan lebih menghayati agama cenderung punya kepedulian yang tinggi pada masalah lingkungan hidup. Proses pendidikan karakter dari praktik ekologi ini dapat ditunjukan dari siklus pemebalajaran yaitu penyadaran, pembiasaan, praktik nyata, keteladanan dan refleksi.  
MAKANAN HALAL PERSPEKTIF MAJLIS ULAMA INDONESIA (MUI) DI KOTA PALANGKA RAYA Ahmad Dhea Satria
Profetika: Jurnal Studi Islam Vol. 22, No. 2, Desember 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/profetika.v22i2.16694

Abstract

Perkembangan teknologi saat ini berkembang sangatlah pesat, demikian juga terhadap makanan yang mana saat ini sangat banyak sekali produk-produk makanan yang beredar disekitar kita. Untuk seorang muslim hendaknya mewaspadai atau memperhatikan makanan yang hendak dimakannya, karena hal tersebut merupakan perintah agama Islam. Makanan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Dalam memilih makanan, kebanyakan konsumen lebih mengutamakan cita rasa makanan dan kurang memperdulikan kehalalannya. Sejalan dengan ajaran syariah Islam konsumen Muslim menghendaki agar produk-produk yang akan dikonsumsi terjamin kehalalannya dan kesuciannya. Dalam ketentuan halal, haram, thayyib, dan syubhat terkandung nilai spritual serta mencerminkan keluhuran budi pekerti dan akhlak seseorang. Oleh karenanya, syariah Islam menaruh perhatian yang sangat tinggi dalam menentukan makanan mimunan itu halal, haram, atau meragukan (syubhat).Abstract: The development of technology is currently growing very rapidly, as well as for food which is currently very much food products circulating around us. For a Muslim should be aware of or pay attention to the food he wants to eat, because this is an Islamic religious commandment. Food is a basic need for humans. In choosing food, most consumers prioritize the taste of food and pay less attention to its halalness. In line with the teachings of Islamic sharia, Muslim consumers want the products to be consumed to be guaranteed halal and pure. The provisions of halal, haram, thayyib, and syubhat contain spiritual values and reflect the nobility of one's character and morals. Therefore, Islamic sharia pays very high attention to determining whether drinking foods are halal, haram, or doubtful (syubhat). 
PERSPEKTIF TEOLOGIS A COMMON WORD SEBAGAI TITIK TEMU ANTARA ISLAM DAN KRISTEN: TELAAH PEMIKIRAN IBRAHIM KALIN Agus Miswanto
Profetika: Jurnal Studi Islam Vol. 22, No. 2, Desember 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/profetika.v22i2.16670

Abstract

Artikel ini mengkaji pemikiran Ibrahim kalin tentang teologis A Common Word sebagai basis hubungan relasional islam-Kristen. Ibrahim kalin merupakan salah seorang intelektual Turkey kontemporer yang cukup berpengaruh. Dengan pendekatan historis dan filsafat kontemporer, Ibrahim Kalin menemukan basis teologis A Common Word hubungan Islam dan Kristen yang kuat dalam praktek Islam pada zaman Nabi SAW. Dan ini dapat menjadi landasan pengembangan hubungan Islam-Kristen yang positif dan harmonis. Dan hubungan Islam-Kristen yang adem panas selama ini, sesungguhnya berangkat dari polemic teologis paska Nabi SAW sebagai respon terhadap persoalan geopolitik zaman itu, sehingga berdampak pada hubungan Islam-kristen yang bersifat fluktuatif, dan cenderung kurang harmonis. Lebih lanjut, perubahan politik dan social dunia barat, juga tidak memberikan kontribusi dalam pengembangan hubungan relasional Islam Kristen. Karena paradigam hubungan unipolar yang dikembangan dunia barat, justru semakin merusak ragam peradaban yang berbeda dengan dunia barat. Oleh karena pengembangan hubungan Islam-Kristen kedepan harus mengedepankan pola multipolar, keragaman dunia dan kesetaraan. 
THE ROLE OF THE PRINCIPAL IN DEVELOPING A RELIGIOUS CULTURE AT SMPN 4 BOYOLALI Meti Fatimah; Muh Nur Rochim Maksum; Deddy Ramdhani
Profetika: Jurnal Studi Islam Vol. 22, No. 2, Desember 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/profetika.v22i2.16663

Abstract

This study aims to determine the importance of the role of the principal in developing a religious culture in schools. This study uses a qualitative approach aimed at describing and analyzing natural phenomena, events, social activities regarding the development of religious culture through the internalization of moral and religious values at SMPN 4 Boyolali. Documentation, observation and interviews are the methods used to collect data.  Meanwhile, the technique of analyzing and analyzing the data is using data reduction, categorizing the checking of the validity of the data and interpreting the data. The results of this study indicate that developing a religious culture in schools requires systematic policies and concepts. 
PERSPEKTIF ISLAM TENTANG TEORI KONEKSIONISME DALAM PEMBELAJARAN Saifudin Saifudin
Profetika: Jurnal Studi Islam Vol. 22, No. 2, Desember 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/profetika.v22i2.16696

Abstract

Faktor penting keberhasilan belajar seseorang adalah metode belajarnya. Untuk kepentingan tersebut para ahli dan ilmuan mengembangkan pelbagai konsep, bentuk dan model metode belajar. Dalam pelbagai literatur disebutkan bahwa metode-metode belajar yang dikembangkan adalah sebagai berikut, yaitu: Psikologi Klasik, Psikologi Daya, Mental State, Behaviorisme, Koneksionisme, Psikologi Gelstalt, dan Psikologi Filed Theory. Dari tujuh metode tersebut, teori atau metode belajar koneksionisme banyak dikaji dan diaplikasikan oleh orang tua, guru/dosen sebagai pendidik anak-anak didiknya serta masyarakat pada umumnya. Secara empiris, konsep belajar koneksionisme banyak dipraktekkan pada semua tingkat pendidikan, baik pada level pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi.  Konsep atau teori belajar koneksionisme dikembangkan oleh Edward Lee Thorndike (1874-1949). Sebagai pakar psikologi Pendidikan, Thonndike dalam mengembangkan teorinya melakukan pelbagai macam ekspirimen yang mengkombinasikan kajian psikologi dan biologi. Oleh karena itu secara epistemologis, teori dan hasil kajiannya sarat dengan metode-metode ilmiah khas Barat. Kendati demikian, teori belajar koneksionisme tersebut telah banyak dipraktekkan di dunia pendidikan, termasuk pendidikan Islam. Agar para orang tua dan guru/dosen tidak terjebak pada koneksionisme an sich, diperlukan kajian kritis atas teori tersebut dalam perspektif Islam. Masalah pokok yang dikaji dalam penelitian adalah apa dan bagaimana konsep/teori koneksionisme dikembangkan dalam pembelajaran dan bagaimana pandangan Islam atas teori tersebut. 
MODERASI BERAGAMA SEBAGAI RESPON BIJAK DI TENGAH WABAH COVID-19 Khabib Musthofa
Profetika: Jurnal Studi Islam Vol. 22, No. 2, Desember 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/profetika.v22i2.16671

Abstract

The article tries to describe the response of the Indonesian people in addressing the Covid-19 outbreak. Starting from the response that considers that this epidemic has prevented them from worshiping Allah, to the excessive response of health initiatives to buying up the attributes of health protocols (masks, handsanitizers) which result in scarcity to expensive items for their own personal and group interests. This phenomenon is actually not in line with the message of religious moderation which contains fair values, tawazzun; balanced, tolerant and moderate. In a pandemic situation like today, religious moderation is something that must be maximized in dealing with this abnormal situation. This is because Covid 19 is a virus that does not choose its target based on considerations of self-righteousness, religion, ethnicity and culture and sect. Each individual has the potential to be infected if the body's resistance and condition are not strong, do not adopt a healthy lifestyle or do not maintain a distance (physical distancing). Abstrak: Artikel ini mencoba menggambarkan respon masyarakat Indonesia dalam menyikapi wabah covid-19. Mulai dari response yang menganggap wabah ini telah menghalangi mereka dari beribadah kepada Allah, hingga respon ikhtiar kesehatan dengan berlebihan hingga memborong atribut protokol kesehatan (masker, handsanitizer) yang mengakibatkan kelangkaan hingga mahal barang tersebut demi kepentingan pribadi dan kelompoknya sendiri. Fenomena tersebut sejatinya tidak sejalan dengan pesan moderasi beragama yang mengandung nilai-nilai adil, tawazzun;  seimbang, tolerir dan moderat. situasi pandemi seperti saat ini moderasi beragama menjadi sesuatu yang mutlak dimaksimalkan dalam menghadapi situasi yang tidak normal tersebut. Dikarenakan Covid 19 merupakan virus yang tidak memilih targetnya berdasarkan pertimbangan kesalihan diri, agama, suku dan budaya serta aliran. Setiap individu berpotensi terjangkit apabila ketahanan dan kondisi tubuh tidak kuat, tidak menerapkan pola hidup sehat atau tidak menjaga jarak (phsysical distancing). 
REALIZING DEMOCRATIC EDUCATION THROUGH THE DEVELOPMENT OF PESANTREN EDUCATION PROCESS Muh. Nur Rochim Maksum; Deddy Ramdhani; Meti Fatimah; Athia Tamyizatun Nisa
Profetika: Jurnal Studi Islam Vol. 22, No. 2, Desember 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/profetika.v22i2.16665

Abstract

An educational institution will be able to actualize democratic education in its school environment holistically as described by Zamroni (2011)  must at least integrate three important elements in a school. The three elements are the structure, the culture of the school, and the educational process carried out by teachers. Previous literature studies show that the integration of the three elements has not been maximally actualized in educational institutions. This research will explain the actualization of democratic education through the reorientation of the democratic education process through the development of extracurricular activities of modern Islamic boarding school Assalaam Surakarta Indonesia. To achieve the research objectives, this study uses a qualitative approach with three data collection techniques: interviews, documentation, observations. The results of this study show that the actualization of democratic education in the boarding school environment through the development of extracurricular activities can be done by reorienting extracurricular activities. At least the reorientation process can be carried out in the early stages, namely, the use of extracurricular activities proportionately and professionally, to carry out the management of the extracurricular based on democratic values and develop extracurricular activities in a structured and planned manner to develop democratic values gradually and continuously.
UPAYA MENGURANGI KECEMASAN KOMUNIKASI PADA MAHASISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN SEMINAR TESIS Almardliyatul Wardatun Nisa A; Nurul Yamin; Muhammad Samsudin
Profetika: Jurnal Studi Islam Vol. 22, No. 2, Desember 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/profetika.v22i2.16698

Abstract

Pentingnya mengetahui kecemasan  komunikasi terhadap rekan mahasiswa yang tengah dilanda kecemasan, tentu dalam hal ini tindakan antisipatif tak akan mampu bisa dilakukan tanpa diketahui penyebab serta dampak dari kecemasan komunikasi. Namun pada dasarnya kecemasan komunikasi bisa ditanggulangi oleh beberapa upaya mengurangi kecemasan komunikasi dari faktor internal individu itu sendiri. Dalam proses menghadapi ujian proposal ataupun tesis, karena ujian tesis sendiri adalah hasil yang diujikan dalam sebuah seminar di depan tim penguji dengan tujuan untuk menilai kelayakan penelitian dan kemampuan atau penguasaan mahasiswa dalam melaksanakan penelitian sesuai bidang kajian/topik yang telah dipilih. Dalam ujian seminar tesis seringkali menghadapi kecemasan seperti perasaan gugup atau rasa ketakutan yang dialami mahasiswa ketika berbicara dengan lawan bicara yang disini adalah dosen penguji, mereka mengalami ketakutan atau kekhawatiran akan gagalnya meyakinkan diri dihadapan dosen penguji. Tujuan penelitian ini adalah menjadapatkan gambaran tentang upaya-upaya dalam mengurangi kecemasan komunikasi mahasiswa dalam menghadapi ujian seminar tesis. Adapun upayanya seperti membuat catatan kecil, berlatih dengan teman, berlatih didepan cermin. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan subjek mahasiswa yang akan menghadapi ujian seminar tesis dengan tehnik wawancara secara mendalam dengan menggunakan analisis triangulasi yaitu multi metode untuk saling mendukung dalam memperoleh data dan melakukan memperdalam secara lebih jauh dari seseorang atau beberapa informan dalam aspek yang sama serta terkait.There has been the urgency of figuring out communication anxiety towards fellow students who are experiencing anxiety. In this case, anticipatory action will not be able to be carried out without knowing the causes and effects of communication anxiety. However, communication anxiety can be basically overcome by several efforts from the individual's own internal factors. In the process of facing a proposal or thesis exam, students often feel the anxiety because it is the test held in front of a team of examiners with the aim of assessing the feasibility of research and the ability or mastery of students in carrying out research according to the chosen field of study/topic. Students often experienced anxiety such as the feelings of nervousness or even fear the thesis examiners, they are concerned about failing to convince themselves in front of the examiner lecturers. The purpose of this study is to obtain an overview of the efforts to reduce students’ communication anxiety in facing the thesis seminar exam. As for the efforts such as making small notes, practicing with friends, practicing in front of a mirror. This research used a qualitative method with students who were about to conduct their thesis seminar examination as the research subjects. In-depth interview was carried out using triangulation analysis, which is the method to obtain data and further seek for the information from the informants
PENGKADERAN ORANG TUA TERHADAP ANAK DI MUHAMMADIYAH: STUDI PADA KELUARGA DI PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH CAKRU JEMBER Safrizal Muhammad Arifin
Profetika: Jurnal Studi Islam Vol. 22, No. 2, Desember 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/profetika.v22i2.16672

Abstract

Meskipun peran kader orang tua terhadap anak sangat strategis dalam membentuk manusia yang baik dan berkualitas, penelitian tentang kader orang tua terhadap anak dalam organisasi Muhammadiyah sampai saat ini masih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap proses pengkaderan orang tua terhadap anak dalam organisasi Muhammadiyah, tujuan pengkaderan dalam keluarga, hubungan pola asuh dalam keluarga dengan proses pengkaderan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif fenomenologis dengan orang tua dan anak dari 3 keluarga di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Cabang Cakru Jember. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan diskusi kelompok terfokus yang dianalisis secara induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengkaderan yang dilakukan oleh orang tua bervariasi bahkan dalam menerapkan pola asuh yang ditemukan bersifat lunak dimana orang tua menggunakan salah satu dari dua gaya asuh (gaya asuh campuran). Dengan kata lain, orang tua tidak semata-mata menerapkan salah satu pola asuh dalam mendidik anaknya menjadi kader aktif organisasi otonom Muhammadiyah. Tidak semua pola asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya bersifat negatif. Dalam situasi dan kondisi yang sama di mana orang tua ingin menunjukkan otoritasnya, gaya pengasuhan otoriter atau permisif dapat diterapkan. Dalam penelitian ini, partisipan berbagi pengalaman dalam proses pengkaderan Muhammadiyah dalam lingkup keluarga dan hambatan yang dialami keluarga selama terlibat aktif di Muhammadiyah. Temuan penelitian ini dapat menjadi referensi yang berguna dalam bidang Psikologi Pendidikan Islam dalam memahami peran orang tua sebagai faktor penting kader keluarga dalam organisasi Muhammadiyah.  
THE CONCEPT OF WAQF IN INDONESIAN LAW: ITS HISTORY AND DEVELOPMENT مفهوم الوقف في القانون الإندونيسي: تاريخه وتطوره Ardhika Wahyu Kuncoro; Mohammad Syifa Urrosidin; Ahmad bin Muhammad Husni
Profetika: Jurnal Studi Islam Vol. 22, No. 2, Desember 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/profetika.v22i2.16666

Abstract

: يهدف هذا البحث إلى كشف العلاقة بين نظرية الوقف المتفق عليها عند جمهور الفقهاء وبين ما يكون في القانون الوقفي الإندونيسي. وهذه القضية مثيرة للإهتمام، لأن التآزر بين القانون الوضعي وارتباطه بالشريعة الإسلامية مهم لضمان صحة الأساس القانوني الذي سيتم تطبيقه في عامة الناس، وخاصة في إندونيسيا كأكبر الدول عددا للمسلمين في العالم. وسيتناول البحث مفهوم الوقف في القانون الإندونيسي الماضي والحالي وبيان تطور فقه الوقف فيه. وقد استخدم الباحث ثلاثة مناهج؛ هي: الاستقرائي والتحليلي والمنهج المقارن. ومن أهم النتائج التي توصل إليها الباحث: إن مفهوم الوقف في إندونيسيا يختلف قبل تشريع القانون رقم ٤١ عام ٢٠٠٤م وبعدها، وتشمل التطورات القانونية الناتجة على تطوير المحاولات الإدارية، وتطوير نوعية العين الموقوفة (الموقوف به)، وتطوير إدارة ممتلكات الوقف.

Page 1 of 2 | Total Record : 16