cover
Contact Name
Ni Luh Gde Sumardani
Contact Email
-
Phone
+6281338996609
Journal Mail Official
fapetmip@gmail.com
Editorial Address
Gd. Agrokompleks Lt.1 Fakultas Peternakan Universitas Udayana. Jl. PB. Sudirman Denpasar, Bali
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Majalah Ilmiah Peternakan
Published by Universitas Udayana
ISSN : 08538999     EISSN : 26568373     DOI : https://doi.org/10.24843/MIP
Majalah Ilmiah Peternakan (MIP) diterbitkan oleh Fakultas Peternakan Universitas Udayana. MIP terbit secara berkala, tiga kali dalam setahun, pada bulan Februari, Juni dan Oktober. MIP merangkum berbagai manuskrip di bidang peternakan seperti nutrisi, produksi, reproduksi, pasca panen (pengolahan dan tekhnologi) serta sosial ekonomi bidang peternakan. Manuskrip terbuka untuk para dosen dan peneliti yang berkaitan dengan bidang peternakan, serta terbuka untuk mahasiswa S1, S2, dan S3, dengan mengikuti kaidah yang telah ditetapkan oleh MIP.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 8 No 1 (2005)" : 7 Documents clear
PENGARUH KETINGGIAN TEMPAT (ALTITUDE) DAN TINGKAT ENERGI RANSUM TERHADAP PENAMPILAN AYAM BURAS SUPER UMUR 2 ? 7 MINGGU M. SUARJAYA; M. NURIYASA
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 8 No 1 (2005)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.662 KB)

Abstract

RINGKASAN Penelitian tentang pengaruh ketinggian tempat dan tingkat energi ransum terhadap penampilan ayam buras super umur 2 ? 7 minggu dilaksanakan di dua tempat, yaitu di Desa Dajan Peken, Kabupaten Tabanan dan Desa Sobangan, Kabupaten Badung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 2 x 3 dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah ketinggian tempat (50 m dan 300 m dari atas permukaan laut (dpl), masing-masing sebagai T1 dan T2). Faktor kedua adalah tingkat energi dalam ransum isoprotein (2650, 2800, dan 2950 kkal ME/kg, masing-masing sebagai E1, E2, dan E3). Ransum dan air minum diberikan secara ad libitum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi yang nyata (P<0,05) antara pengaruh ketinggian tempat dengan kandungan energi dalam ransum terhadap semua variabel yang diamati. Pertambahan berat badan, konsumsi ransum, dan konsumsi energi pada ayam yang diberi perlakuan T2 nyata lebih tinggi (P<0,05) daripada perlakuan T1, sedangkan suhu udara dalam kandang dan FCR pada perlakuan T2 nyata lebih rendah (P<0,05) daripada T1. Pertambahan berat badan pada ayam perlakuan E2 nyata lebih tinggi (P<0,05) daripada E3. FCR pada ayam yang diberi perlakuan E2 nyata lebih rendah (P<0,05) daripada E1 dan sebaliknya pada E3 nyata lebih tinggi (P<0,05) daripada E1. Tingkat energi dalam ransum ternyata tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap suhu udara, kelembaban udara, dan jumlah ayam ?panting?. Dapat disimpulkan bahwa penampilan ayam buras super yang dipelihara pada ketinggian tempat 300 m dpl dan diberikan ransum dengan tingkat energi metabolis 2800 kkal/kg menghasilkan penampilan yang lebih baik daripada ayam yang dipelihara pada ketinggian tempat 50 m dpl dan diberi ransum dengan energi metabolis 2650 dan 2950 kkal/kg.
PENDUGAAN UMUR BERDASARKAN KONDISI GIGI SERI PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH DI UNIT PELAKSANA TEKNIS TERNAK SINGOSARI, MALANG, JAWA TIMUR SULASTRI SULASTRI; SUMADI SUMADI
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 8 No 1 (2005)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.653 KB)

Abstract

RINGKASAN Penelitian dilakukan untuk mempelajari kesesuaian antara umur kambing yang diduga berdasarkan kondisi gigi seri dengan umur sebenarnya. Penelitian dilakukan terhadap 165 ekor kambing Peranakan Etawah berumur satu hari sampai sekitar 5 tahun di Unit Pelaksana teknis (UPT) Ternak Singosari, Malang, Jawa Timur. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan gigi seri susu. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan gigi seri susu (deciduo incisors), pergantian gigi seri susu menjadi gigi seri permanen untuk menduga umur kambing. Hasil pendugaan umur dibandingkan dengan umur sebenarnya yang diketahui dari catatan tanggal lahir milik UPT Ternak Singosari. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Chi Square untuk menentukan kesesuaian antara hasil pendugaan umur berdasarkan kondisi gigi dengan umur kambing berdasarkan catatan tanggal lahir. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat kesesuaian antara umur kambing yang diduga berdasarkan kondisi gigi serinya dengan umur yang sebenarnya.
KETERANDALAN PITA DALTON UNTUK MENDUGA BOBOT HIDUP KERBAU LUMPUR, SAPI BALI DAN BABI PERSILANGAN LANDRACE I.G.M. PUTRA
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 8 No 1 (2005)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (28.824 KB)

Abstract

RINGKASAN Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengetahui keterandalan pita Dalton dalam menduga bobot hidup kerbau lumpur, sapi Bali, dan babi persilangan Landrace. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil penimbangan bobot hidup, pengukuran lingkar dada dan hasil pendugaan bobot hidup berdasarkan pita Dalton terhadap 544 ekor kerbau lumpur, 1264 ekor sapi Bal, dan 200 ekor babi persilangan Landrace jantan dan betina. Data dianalisis menggunakan ujiT untuk data berpasangan dan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pita Dalton tidak dapat diandalkan secara langsung untuk menduga bobot hidup kerbau lumpur, sapi Bali, dan babi (P <0.001). Pita Dalton terandalkan penggunannya bila dikoreksi melalui regresi linier sederhana antara bobot hidup hasil penimbangan dengan bobot hidup hasil pendugaan dengan pita Dalton. Rumus untuk menduga bobot hidup ternak melalui pita Dalton adalah masing-masing : BH(Bobot Hidup) = 37.408+0.729PD (Pita Dalton) untuk kerbau lumpur, BH = 30.167+0.670 PD untuk sapi Bali , BH = 8.609 + 0.714 PD untuk babi persilangan Landrace
PENAMBAHAN ENZIM DARI CAIRAN RUMEN UNTUK MENINGKATAN KANDUNGAN ENERGI METABOLIS WHEAT POLLARD DADIK PANTAYA
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 8 No 1 (2005)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.126 KB)

Abstract

RINGKASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan enzim cairan rumen terhadap energi metabolis wheat pollard. Enzim cairan rumen diekstraksi dari rumen sapi Australian Commercial Cross (ACC). Isolasi dan karakterisasi enzim xilanase cairan rumen dilakukan dengan parameter yang diukur antara lain stabilitas enzim, lama inkubasi, total gula wheat pollard sebelum dan setelah mendapat perlakuan enzim. Dosis penambahan enzim pada wheat pollard dengan penambahan tiga dosis enzim 0 (control WPE0), 620 (WPE1) dan 1.240 U/kg (WPE2). Dari hasil analisis, diperoleh kegiatan enzim xilanase cairan rumen tertinggi dicapai pada pH 5-7 dengan kegiatan nisbi di atas 90%. Pada perlakuan suhu 40-45 oC, kegiatan nisbi di atas 90%. Waktu optimal hidrolisis enzim pada substrat wheat pollard adalah selama 10 jam pada suhu 38 oC. Kandungan polisakarida berserat pada WPE0 lebih tinggi daripada WPE1 dan WPE2 berturut-turut sebesar 4,1 dan 3,9%. Kandungan energi metabolis (EM) WPE2 dan WNE sangat nyata berbeda 22,2 dan 12,9 % dibandingkan dengan WPE0.
PENGARUH PENGGUNAAN TEMPE SEBAGAI SUBSTITUSI KEDELE DALAM RANSUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL PADA SERUM DAN DAGING BROILER I N S SUTARPA
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 8 No 1 (2005)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.651 KB)

Abstract

RINGKASAN Penelitian ini dilakukan di Denpasar, Bali dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tempe sebagai substitusi kedele dalam ransum terhadap kadar kolesterol pada serum dan daging broiler. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan empat perlakuan (nol, 25, 50, dan 75% tempe) sebagai substitusi kedele dan tiga kali ulangan. Setiap ulangan menggunakan lima ekor broiler dengan berat badan awal berkisar antara 36,75 ? 37,57g. Ransum yang digunakan berbentuk tepung (mash), disusun dengan kandungan energi metabolis 2800 kkal/kg dan protein 23,2% untuk fase stater dan ransum fase grower mengandung energi metabolis 2800 kkal/kg dengan protein 19,5%. Ransum dan air minum selama enam minggu penelitian diberikan ad libitum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan 50 dan 70% tempe dalam ransum sebagai substitusi kedele nyata (P<0,05) menurunkan total kolesterol serum. Penggunaan 25, 50 dan 75% tempe secara nyata (P<0,05) menurunkan LDL (Low Density Lipoprotein) serum dan total kolesterol daging broiler. Penggunaan 75% tempe nyata (P<0,05) menurunkan VLDL (Very Low Density Lipoprotein) serum. Substitusi kedele dengan tempe sebesar 25 ? 75% memberikan indikasi menurunkan trigliserida dan meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein) serum secara tidak nyata (P>0,05). Dapat disimpulkan bahwa substitusi kedele dengan tempe sampai 75% dalam ransum menurunkan kolesterol pada serum dan daging broiler.
PENGGUNAAN NITROGEN PADA SAPI BALI PENGGEMUKAN YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JERAMI PADI DENGAN AMONIASI UREA DAN SUPLEMENTASI MINERAL TJOK. GDE OKA SUSILA IDA BAGUS GAGA PART
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 8 No 1 (2005)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.307 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan nitrogen pada sapi Bali penggemukan yang diberi ransum berbasis jerami padi dengan amoniasi urea dan suplementasi mineral. Penelitian dilaksanakan di Banjar Siut, Desa Tulikup, Kabupaten Gianyar dan di Laboratorium Nutrisi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan empat kali ulangan sehingga terdapat 12 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri atas satu ekor sapi Bali jantan umur 1,5 ? 2 tahun dengan rata-rata berat badan awal 225,8 12,4 kg. Adapun ketiga perlakuan tersebut adalah ransum (A) terdiri atas 23% jerami padi amoniasi urea dan 77% konsentrat, ransum (B) adalah ransum (A) ditambahi amonium sulfat 0,05%, dan ransum (C) adalah ransum (B) ditambahi pignox 0,03%. Ransum disusun isokalori (66,68% TDN) dan isoprotein (13,16% CP). Ransum dan air minum diberikan secara Ad libitum Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi N pada perlakuan B adalah 3,68% lebih rendah (P>0,05) dan perlakuan C 6,27% nyata lebih tinggi (P<0,05) jika dibandingkan dengan ransum A. Produksi N feses pada perlakuan B adalah 3,93% nyata lebih rendah (P<0,05) dan perlakuan C, 2,47% nyata lebih tinggi (P<0,05) jika dibandingkan dengan perlakuan A. N urin yang dihasilkan pada perlakuan B dan C masing-masing 15,53 dan 6,60% nyata lebih rendah (P>0,05) jika dibandingkan dengan perlakuan A. N tercerna pada sapi yang mendapat perlakuan B dan C 3,73% lebih rendah (P>0,05) dan 7,92% nyata lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan N tercerna pada perlakuan A. N teretensi pada perlakuan B 3,44% lebih tinggi (P>0,05) dan perlakuan C 16,79% nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan A. N NU pada perlakuan B dan C masing-masing 7,14 dan 9,25% lebih tinggi (P>0,05) jika dibandingkan dengan perlakuan A. BV pada sapi yang mendapat perlakuan B dan C masing-masing 7,43 dan 8,20% lebih tinggi jika dibandingkan dengan BV pada sapi A (P>0,05). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa suplementasi mineral S dan Zn dalam ransum berbasis jerami padi amoniasi urea dapat meningkatkan konsumsi, kecernaan, dan retensi nitrogen pada sapi Bali penggemukan. Namun nilai biologis (BV) dan pemanfaatan nitrogen bersih (NNU) mengalami peningkatan secara tidak nyata.
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG HIPOFISA KAMBING PADA RANSUM TERHADAP KUALITAS KARKAS AYAM BURAS I G.N.G. BIDURA; N. N. Suryani Jurusa
Majalah Ilmiah Peternakan Vol 8 No 1 (2005)
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.663 KB)

Abstract

RINGKASAN Penelitian ini dilakukan di Denpasar, Bali, dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung hipofisa kambing pada ransum terhadap kualitas karkas ayam buras. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan. Keempat perlakuan tersebut adalah tingkat pemberian tepung hipofisa kambing dalam ransum basal sebesar 0 %, 0,02 %, 0,04 %, dan 0,06 % masing-masing sebagai perlakuan A, B, C, dan D. Pemberian tepung hipofisa kambing dalam ransum dilakukan selama 7 hari pada saat ayam berumur 28 ? 35 hari. Pada periode starter (umur 1 ? 28 hari) semua kelompok ayam diberi ransum basal yang mengandung 18 % protein kasar dan 2900 kkal energi metabolis perkilogram ransum. Semua perlakuan diulang sebanyak 6 kali dan tiap ulangan menggunakan 4 ekor ayam buras jantan umur satu hari (DOC) dengan berat badan homogen (37 + 0,85 g). Semua ransum berbentuk tepung. Ransum dan air minum diberikan secara ad libitum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berat karkas, persentase karkas, jumlah daging, dan lemak subkutan karkas pada perlakuan B dan C tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05) dengan kontrol (A). Akan tetapi, berat karkas, persentase karkas, jumlah daging, dan lemak subkutan karkas pada perlakuan D meningkat secara nyata (P<0,05) jika dibandingkan kontrol. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa penambahan 0,06 % tepung hipofisa kambing dalam ransum selama satu minggu pada saat ayam buras jantan berumur 28 ? 35 hari dapat meningkatkan bobot karkas, persentase karkas, dan jumlah daging karkas, dan sebaliknya menurunkan jumlah lemak subkutan karkas.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2005 2005