cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. jember,
Jawa timur
INDONESIA
FKIP e-PROCEEDING
Published by Universitas Jember
ISSN : 25275917     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 532 Documents
MIGRASI MANUSIA MADURA DI ERA GLOBAL DALAM NOVEL ISTANA PARA KULI KARYA YAHYA UMAR Siswanto Siswanto
FKIP e-PROCEEDING 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #3: BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Tulisan ini akan mengkaji fenomena manusia Madura dalam merespon perubahan interaksi sosial di era global. Adapun fokus kajian penelitian ini adalah motif, pola, sifat migrasi manusia Madura dan dampak migrasi terhadap sosial budaya Madura yang terefleksikan dalam teks sastra Indonesia, khususnya novel Istana Para Kuli karya Yahya Umar. Pendekatan dalam kajian ini adalah sosiologi sastra sekaligus sebagai objek formal yang ditujukan untuk mendedah relasi sastrawan, sastra dan realitas sosial budaya Madura, metode deskriptif interpretatif digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasi data dari objek material. Hasil kajian ini menyimpulkan bahwa novel tersebut menyajikan motif, pola, dan sifat migrasi inovatif dan konservatif, kekerabatan atau kedaerahan, serta ekses migrasi terhadap perubahan sosial budaya Madura khususnya nilai tradisi dalam masyarakat pesisir yang tercermin dalam novel IPK. Kata-kata Kunci: sastra, budaya, Madura, migrasi, interaksi global
LEGENDA WONOBOYO: PERSEPSI MASYARAKAT PERDIKAN MANGIR Sudartomo Macaryus
FKIP e-PROCEEDING 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #3: BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Kisah Ki Ageng Mangir sebagai penguasa perdikan Mangir telah menjadi lakon yang melegenda pada masyarakat terutama penggemar seni tradisi ketoprak. Ki Ageng Mangir Wonoboyo tidak mau tunduk kepada Panembahan Senapati, penguasa Mataram. Oleh karena itu, demi harga diri dan potensi ekonominya yang besar sebagai lumbung padi kerajaan Mataram, penguasa Mataram berusaha menaklukkannya. Untuk keperluan tersebut Pembayun, putri Panembahan Senapati menyamar sebagai penari tayub. Ki Ageng Mangir Wonoboyo yang terpesona oleh kecantikan Pembayun akhirnya meminang dan mengambilnya sebagai istri. Dengan demikian ia menjadi menantu Panembahan Senapati. Akan tetapi saat menghadap Panembahan Senapati ia tidak disambut sebagai menantu tetapi ditempatkan sebagai musuh yang harus dibinasakan. Saat menyembah kepalanya dibenturkan pada batu yang hingga saat ini dikenal dengan sebutan watu gilang. Demi perdikan Mangir, raja tega membunuh menantu, membiarkan putrinya menjadi janda, dan cucunya kelak lahir sebagai anak yatim. Tulisan ini mengaji persepsi masyarakat Mangir terhadap tokoh Wonoboyo yang dikenal sakti mandraguna. Kata-kata Kunci: ketoprak, perdikan, persepsi masyarakat
PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS LITERASI KRITIS Deasy Ariyati
FKIP e-PROCEEDING 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #3: BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Di era global, keluarga sebagai tulang punggung pendidikan karakter sulit diwujudkan. Tuntutan pekerjaan dan pemenuhan kebutuhan hidup menjadi salah satu penyebabnya. Banyak orang tua yang tidak memiliki waktu cukup untuk anak-anak mereka. Oleh sebab itu, diharapkan ada peran signifikan dari sekolah untuk mengganti peran keluarga sebagai tempat pendidikan karakter. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia saat ini bertumpu pada teks yang harus dibaca dengan kritis (literasi kritis). Literasi kritis berkaitan dengan berpikir kritis dan kesadaran kritis. Teks yang dibaca secara kritis seharusnya mampu mengajarkan siswa untuk berkarakter. Teks sastra dan faktual yang digunakan dalam pembelajaran dapat disesuaikan oleh guru untuk mencapai tujuan pendidikan karakter tertentu. Literasi kritis tidak hanya berbicara tentang pemilihan teks namun juga tentang menyusun pertanyaan secara kritis untuk menggali informasi dalam teks. Setelah memilih teks yang mengandung unsur pendidikan karakter hendaknya guru mampu menyusun pertanyaan yang mampu menggali kemampuan berpikir kritis siswanya. Sehingga siswa mampu menerjemahkan teks secara kritis. Kata-kata Kunci: pendidikan karakter, pembelajaran, literasi kritis
PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI ERA GLOBAL: KAJIAN MAKNA Erlina Zulkifli Mahmud
FKIP e-PROCEEDING 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #3: BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Era global merupakan era yang segala informasi dapat diakses tanpa hambatan, tanpa filter baik itu informasi yang positif maupun yang negatif terkait budaya yang tidak sesuai dengan budaya bangsa kita, bisa jadi informasi itu tidak berdasar atau hanya satu kebohongan belaka. Semua mudah diakses melalui berbagai media. Berbagai upaya dilakukan untuk membentengi bangsa ini terkait era global yang ditandai dengan derasnya arus informasi dari berbagai penjuru dunia, antara lain melalui pendidikan karakter yang bisa dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Pembelajaran Bahasa Indonesia di era global ini dapat dijadikan sebagai salah satu media pendidikan karakter yang tidak kalah penting dengan media atau bentuk pendidikan-pendidikan karakter lain. Pada pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pembelajaran kosakata, setiap kata digali maknanya hingga diperoleh komponen-komponen makna yang terkandung di dalamnya yang terkait erat dengan nilai-nilai kearifan lokal, nilai-nilai kebangsaan. Metode yang digunakan pada jenis pendidikan karakter ini yaitu metode pembiasaan. Dengan memahami secara mendalam makna yang terkandung pada satu kata, diharapkan para pembelajar Bahasa Indonesia mampu mengembangkan nilai-nilai karakter yang hendak dicapai antara lain, memiliki dan meningkatkan toleransi, cinta tanah air, kepedulian sosial, tanggung-jawab. Kata-kata Kunci: pendidikan karakter, pembelajaran bahasa, kearifan lokal, komponen makna
KAJIAN EKOLOGI SASTRA (EKOKRITIK) DALAM ANTOLOGI PUISI MERUPA TANAH DI UJUNG TIMUR JAWA Syifa, Nurul; Putri, Vera Soraya
FKIP e-PROCEEDING 2018: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #4 EKSPLORASI BAHASA, SASTRA DAN BUDAYA JAWA TIMURAN SEBAGAI UPAYA
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Puisi sebagai salah satu bentuk karya sastra menjadi media bagi penyair untuk menyampaikan pemikiranPemikiran tersebut salah satunya didasarkan pada hasil pengamatan terhadap lingkungan. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa puisi juga terkait dengan keilmuan lain. Salah satu bidang ilmu yang dapat terkait dengan karya sastra adalah ekologi. Ekologi adalah ilmu yang mengaji hubungan organisme dengan lingkungan. Paradigma ekologi terhadap kajian sastra merupakan bentuk penerapan pendekatan ekologi dalam memandang sebuah karya sastra. Dalam pandangan ekologi, eksistensi organisme dipengaruhi oleh lingkungannya atau ada hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antara organisme dengan lingkungannya. Perjumpaan konsep ekologi dan karya sastra tersebut melahirkan suatu bentuk konsep ekokritik. Ekokritik merupakan kajian hubungan antara sastra dan lingkungan fisik. Kajian ini difokuskan pada dua judul puisi yang terdapat dalam antologi puisi Merupa Tanah di Ujung Timur Jawa. Puisi yang dikaji berjudul Hodo dan Dialog Keluarga Petani. Kedua puisi tersebut menggambarkan adanya usaha yang dilakukan oleh manusia ketika alam atau lingkungan yang menjadi tempat mereka hidup berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan bagi kelangsungan hidup mereka. Manusia dan alam merupakan satu kesatuan yang saling bergantung dan memengaruhi. Ketika alam menunjukkan gejala yang tidak seimbang dalam kehidupan ekosistemnya, maka manusia yang hidup berdampingan dengannya, secara alamiah akan melakukan tindakan-tindakan penyeimbangan. Kata kunci: Ekologi, Sastra, Puisi
KONSEP PEMERKAYAAN KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA DAN POLITIK BAHASA DALAM DINAMIKA GLOBAL Muhammad Syukri; Ahmad Sirulhaq; Syamsinas Djafar
FKIP e-PROCEEDING 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #3: BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Di satu sisi, keberadaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) makin meneguhkan status (perbendaharaan) kosakata dasar maupun derivasional bahasa Indonesia. Di sisi lain hal ini seolah-olah mengekslusi bentuk potensial yang muncul dalam bahasa Indonesia, baik itu berupa bentuk potensial yang kemunculannya disebabkan oleh kreativitas penutur bahasa dan atau bentuk potensial yang kemunculannya disebabkan karena memiliki potensi untuk menjadi perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia karena memenuhi standar Kaidah Pembentukan Kata (KPK) bahasa Indonesia. Sehubugan dengan itu, makalah ini bertujuan untuk membahas bentuk-bentuk potensial dalam bahasa Indonesia, yang diharapkan dapat dijadikan pijakan alternatif pengembangan dan atau pemerkayan perbendaharaan kata (dasar dan bentukan) dalam bahasa Indonesia yang dituangkan dalam KBBI. Selain itu, dalam makalah ini, akan dibahas pula peran pemerkayaan KBBI sebagai bentuk politik bahasa dalam dinamika global. Untuk melihat potensi-potensi yang sudah dan atau bisa muncul sebagai bahasa yang kongkret, makalah ini bertumpu pada teori morfologi generatif. Berdasarkan teori ini, suatu bahasa memiliki (1) list of morphemes (daftar morfem, selanjutnya disingkat DM); (2) word formation rules (kaidah/aturan pembentukan kata, selanjutnya disingkat KPK); (3) dan filter (saringan, penapis, tapis). Saringan inilah yang menetukan apakah daftar morfem bisa lolos menjadi bahasa kongkret yang terdapat direkomendasikan sebagai daftar lema dalam kamus atau tidak. Kata-kata Kunci: pemerkayaan, KBBI, KPK, bentuk potensial
ASPEK BUDAYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) Imam Suyitno
FKIP e-PROCEEDING 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #3: BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Pemahaman aspek budaya memiliki peran penting dalam pembelajaran BIPA. Hal ini terjadi karena pembelajaran BIPA pada hakikatnya adalah pembelajaran budaya Indonesia kepada penutur asing yang belajar bahasa Indonesia. Karena itu, pemahaman terhadap latar belakang budaya pelajar BIPA perlu dimiliki oleh para personalia yang terlibat dalam pembelajaran BIPA. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya konflik budaya yang dapat menghambat kelancaran proses pembelajaran. Selain itu, penguasaan aspek-aspek budaya Indonesia juga merupakan bagian penting yang perlu diperhatikan dan diintegrasikan dalam pembelajaran sesuai dengan norma pedagogis pembelajaran BIPA. Pemahaman terhadap aspek-aspek budaya akan mengarahkan pengajar BIPA dalam penentuan strategi pembelajaran BIPA. Selain itu, aspek-aspek budaya tersebut juga menjadi bagian dari materi ajar yang perlu dibelajarkan kepada pelajar BIPA. Pembelajaran dan pengenalan materi budaya tersebut perlu dilakukan karena pelajar asing memiliki pengetahuan budaya dan perilaku budaya yang berbeda dengan budaya bahasa dan budaya berbahasa yang dipelajarinya. Karena itulah, mengajarkan bahasa Indonesia kepada pelajar asing memiliki karakteristik yang berbeda dengan mengajarkan bahasa Indonesia kepada pelajar Indonesia. Kata-kata Kunci: budaya, BIPA, penutur asing
PEMBELAJARAN BERBASIS QUANTUM DENGAN MEDIA BONEKA PADA MATERI MENGENAL BAGIAN TUBUH DI KELAS BIPA Prima Vidya Asteria
FKIP e-PROCEEDING 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #3: BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Pembelajaran BIPA membutuhkan penyajian yang menarik dan berguna sehingga tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran berbasis quantum dengan media boneka pada materi mengenal bagian tubuh di kelas BIPA. Penelitian dilakukan di Program BIPA Korea Universitas Negeri Surabaya pada 6 Februari 2017 dengan subjek enam mahasiswa. Kerangka perencanaan pembelajaran quantum disusun berdasarkan prinsip-prinsip TANDUR, yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan. Berdasarkan proses pembelajaran, penerapan quantum teaching dengan media boneka dalam pembelajaran BIPA berhasil dilakukan. Pada tahap perencanaan, hal-hal yang dilakukan peneliti adalah mengidentifikasi subjek penelitian, penyusunan RP, pembuatan materi dan media pembelajaran serta pembuatan instrumen. Pada tahap pelaksanaan dilakukan dengan tahapan kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup yang merepresentasikan konsep TANDUR (prinsip pembelajaran quantum) serta menggunakan media boneka. Tahap terakhir berupa evaluasi pembelajaran berupa tes tulis dengan hasil rata-rata nilai sebesar 87 (kategori baik). Berdasarkan hasil observasi, aktivitas mahasiswa selama proses pembelajaran menunjukkan partisipasi yang baik, ditunjukkan dengan rata-rata hitung aspek konsentrasi menunjukkan sangat baik (skor 5), aspek keaktivan/keterlibatan (skor 4) dan kerjasama antarmahasiswa baik (skor 4). Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk meneliti pembelajaran BIPA pada materi lain atau untuk mengembangkan media dan bahan ajar BIPA. Kata-kata Kunci: pembelajaran quantum, media boneka, bagian tubuh, BIPA
ASPEK “KESASTRAAN” DALAM KURIKULUM BAHASA INDONESIA: SEJUMLAH PROBLEMATIKA TERSTRUKTUR Udjang Pr. M. Basir
FKIP e-PROCEEDING 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #3: BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Karya sastra merupakan hasil kontemplasi terdalam sastrawan tentang hidup dan kehidupan. Dengan ketajaman imajinasinya, potret kehidupan itu dielaborasi secara natural dalam roman, novel, puisi, dan lain sebagainya sehingga tersaji bagaikan gambaran nyata yang konkrit dan membius pembacanya. Belajar sastra secara baik dapat mencerdaskan pembaca. Segala hal ihwal pengalaman hidup dapat digali secara kritis dan kreatif. Dan hal itu merupakan misi utama pembelajaran sastra yang perlu dikembangkan guru sastra. Dengan keterbatasan kemampuan guru dan alokasi waktu perlu pemikiran bagi pengampu dan perancang kurikulum untuk menentukan visi dan misi arah pengajaran sastra secara terarah, terukur, dan benar. Dengan kurikulum 2013 yang disempurnakan, guru memiliki peluang yang cukup luas untuk berkreasi bagaimana meningkatkan etos pembelajaran sastra yang menarik dan kondusif. Salah satu model yang dapat dikembangkan adalah dengan pendekatan prioritas, proses seleksi materi yang disesuaikan dengan kondisi kepentingan pembelajar, dan tugas yang terukur, menyenangkan, serta terkontrol. Kata-kata Kunci: aspek kesastraan, kurikulum bahasa Indonesia, dan problematika tersruktur
PROYEKSI DALAM TEKS SURAT KABAR INDONESIA Amrin Saragih
FKIP e-PROCEEDING 2017: PROSIDING SEMINAR NASIONAL #3: BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM KONTEKS GLOBAL
Publisher : Pendidikan Fisika FKIP UNEJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Proyeksi merupakan representasi pengalaman linguistik ke pengalaman linguistik lain. Makalah ini menampilkan temuan penelitian tentang proyeksi ekspresi dari suatu sumber berita ke dalam teks berita surat kabar Indonesia berdasarkan teori linguistik fungsional sistemik (LFS). Makalah ini bertujuan mendeskripsi jenis proyeksi dalam pemberitaan, menemukan jenis proyeksi yang dominan, dan mengkaji konteks sosial yang memicu penggunaan proyeksi yang dominan. Sumber data adalah teks berita surat kabar tingkat nasional (harian Kompas, Republika) dan tingkat lokal atau provinsi (Waspada, Analisa), Sebanyak 28 teks berita keempat surat kabar itu dianalisis berdasarkan teori LFS dengan fokus pada analisis proyeksi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa di samping penggunaan proyeksi yang lazim, yakni lokusi parataksis (1 “2) seperti dia berkata, “Saya akan pergi”, lokusi hipotaksis ( “) seperti dia mengatakan bahwa dia akan pergi, ide hipotaksis ( ‘) seperti dia berpendapat dia akan pergi, quasiproyeksi seperti “saya akan pergi”, katanya dominan digunakan dalam surat kabar Indonesia. Quasiproyeksi ini menunjukkan bahwa, bunyi, kata, frase, klausa, klausa-kompleks, paragraf dan teks dapat berfungsi sebagai frase dalam teks pemberitaan surat kabar. Temuan quasiproyeksi berimplikasi revisi terhadap definisi frase yang lazim dikenal dan keterkaitan dengan konteks sosial Indonesia. Kata-kata Kunci: proyeksi, surat kabar, quasiproyeksi

Page 5 of 54 | Total Record : 532