cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. ponorogo,
Jawa timur
INDONESIA
Darussalam Nutrition Journal
ISSN : 25798588     EISSN : 25798618     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Darussalam Nutrition Journal (DNJ) is a scientific journal containing research articles in the scope of halal food science, nutrition and health, related to clinical nutrition, community nutrition, sports nutrition, molecular nutrition, nutritional biochemistry, functional food, and nutrition service and management.
Arjuna Subject : -
Articles 100 Documents
Hubungan pola makan, aktivitas fisik, kualitas tidur dengan status gizi santriwati Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 Hafidhotun Nabawiyah; Zid Amalia Khusniyati; Amilia Yuni Damayanti; Mira Dian Naufalina
Darussalam Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2021): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v5i1.5876

Abstract

Latar Belakang: Masa remaja merupakan masa tumbuh kembang anak hingga dewasa, pada masa ini akan mengalami beberapa perubahan yang terdiri dari fisik dan psikis. Masa remaja sangat membutuhkan lebih banyak zat gizi karena membantu meningkatkan pertumbuhan fisik dan perkembangan yang lebih baik. Penyebab status gizi pada remaja dapat dipengaruhi oleh faktor ketidakseimbangan antara pola makan, aktivitas fisik, dan kualitas tidur. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan, aktivitas fisik dan kualitas tidur dengan status gizi di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 (PMDGP1). Metode: Desain penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah total 103 responden berusia 11-14 tahun menggunakan teknik Claster Random Sampling Hasil: Uji statistik yang digunakan adalah uji Kruskal-Wallis untuk menganalisis hubungan pola makan dan status gizi dengan nilai p 0,052. Uji statistik yang digunakan adalah uji Man-Withney untuk menganalisis hubungan aktivitas fisik dan status gizi dengan p-value 0,411 dan P-value antara kualitas tidur dan status gizi p-value 0,92. Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pola makan, aktivitas fisik, kualitas tidur dengan status gizi.
Pengaruh konsumsi kurma (Phoenix dactylifera L.) terhadap kadar trigliserida : A systematic literature review Titik Indrawati; Endah Budi Permana Putri
Darussalam Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2021): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v5i1.4939

Abstract

Latar Belakang: Peningkatan lemak dalam tubuh berhubungan dengan peningkatan kadar trigliserida. Pencegahan secara farmakologi memiliki efek samping sehingga dibutuhkan pengobatan nonfarmakologi seperti buah kurma. Kandungan antioksidan kurma yaitu fenolik, flavonoid, asam askorbat, karotenoid, dan tokoferol sebagai peroksidasi lipid yang menyeimbangkan radikal bebas dan membantu pencegahan resiko penyakit. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsumsi kurma terhadap kadar trigliserida. Metode: Jenis Penelitian eksperiment,metode pendekatan Systemic Literature Review. Pemilihan data penelitian disesuaikan dengan pedoman PRISMA (Preferred Reporting Items For Systematic Reviews and Meta-Analysis) serta sumber data literature dari pencarian menggunakan Search engine (Google Chrome). Populasinya adalah subjek manusia dan tikus. Variabel dependennya konsumsi kurma dan variabel independennya kadar trigliserida. Hasil: Hasil Penelitian menunjukan penurunan kadar trigliserida pada subjek manusia secara statistik belum signifikan ( ρ ≥ 0,05) yang berarti tidak terdapat pengaruh konsumsi kurma (Phoenix dactylifera L.) terhadap kadar trigliserida pada subjek manusia. Hasil penelitian menunjukan terdapat penurunan terhadap kadar trigliserida secara signifikan yaitu (ρ ≤ 0,05) berarti konsumsi kurma dapat menurunkan kadar trigliserida pada subjek tikus. Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian tidak terdapat pengaruh konsumsi kurma terhadap kadar trigliserida pada manusia dengan asupan kurma yang rendah dan terdapat pengaruh konsumsi kurma terhadap kadar trigliserida dengan asupan kurma yang tinggi pada tikus.
Asupan magnesium, kalsium, purin, vitamin c, kafein dan kadar asam urat pada wanita menopause Hana Atikah; Yulia Wahyuni; Anugrah Novianti
Darussalam Nutrition Journal Vol 4, No 2 (2020): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v4i2.4049

Abstract

Latar Belakang: Kadar asam urat cenderung meningkat pada wanita yang sudah mengalami menopause. Asupan tinggi purin dapat meningkatkan kadar asam urat. Sedangkan menjaga asupan vitamin C, kalsium dan magnesium dalam batas wajar berpotensi mengurangi kadar asam urat dalam darah. Tujuan: Menganalisis hubungan antara asupan magnesium, kalsium, vitamin C, purin dan kafein terhadap kadar asam urat wanita menopause.Metode: Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Subjek adalah wanita menopuse rentan usia 51-92 tahun berjumlah 70 orang. Data asupan purin, vitamin C, kalsium, magnesium dan kafein diperolehmenggunakan formulir Semi Quantitative-Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) dan kadar asam urat dengan alat Easy touch GCU. Analisis bivariat dengan uji korelasi Pearson dan Spearman. Hasil: Rerata kadar asam urat 5,949 ± 1,79 mg/dl. Sebanyak 44,29% subjek memiliki asupan purin tinggi, sebanyak 64,3% subjek memiliki asupan vitamin C yang rendah. Terdapat hubungan antara asupan purin, vitamin C dan kalsium terhadap kadar asam urat subjek (p = 0,003 ; p = 0,011 ; p = 0,037 secara berurut). Tidak terdapat hubungan antara asupan magnesium dan kafein terhadap kadar asam urat subjek ( p = 0,545 ; p = 0,358 secara berurut). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara asupan purin, kalsium dan vitamin C terhadap kadar asam urat pada subjek. Background: Uric acid levels tend to increase in women who have experienced menopause. High purine intake is thought to be one of the causes of increased uric acid levels. While maintaining the intake of vitamin C, calcium and magnesium and caffeine within the recommended limits have the potential to reduce uric acid levels in the blood. Objective: To determine the relationship between intake of purines, vitamin C, calcium, magnesium, and caffeine intake on uric acid levels in menopausal women in the Mampang sub-district health center. Method: Cross-sectional was the design of this study. The sample used was menopausal women vulnerable to age 51-92 years totaling 70 people in the Mampang District Health Center. Data on the intake of purines, vitamin C, calcium, magnesium, and caffeine were obtained by conducting interviews using semi-quantitative food frequency and uric acid levels using the Easy touch GCU tool. Bivariate analysis was performed using Pearson and Spearman correlation tests. Results: The average level of uric acid respondents 5.949 ± 1.79 mg/dl. As many as 44.29% of respondents had high purine intake and 64.3% of respondents had low vitamin C intake. There was a significant relationship between intake of purines, vitamin C and calcium on uric acid levels of menopausal women (p = 0.003; p = 0.011; p = 0.037 sequentially). But no association was found between magnesium and caffeine intake on uric acid levels in menopausal women (p = 0.545; p = 0.250 sequentially). Conclusion: There was a significant relationship between intake of calcium, purines, vitamin C and on uric acid levels in menopausal women in the Mampang sub-district health center. Suggestion: The consumption of respondent's vitamin C is low, therefore increasing the consumption of fruits and vegetables is sufficient in good menopausal women to prevent increased uric acid levels.
Pengaruh modifikasi resep lauk nabati terhadap sisa makanan pasien diruang Rawat inap kelas III RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso di Kota Bondowoso Anne Lisara Widyasari
Darussalam Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2021): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v5i1.4780

Abstract

Latar belakang: Masalah yang sering dihadapi oleh penyelenggara makanan adalah tingkat konsumsi makanan yang kurang sehingga menyebabkan terjadinya sisa pada makanan yang disajikan. Hal ini dikarenakan menu yang disajikan kurang bervariasi sehingga menyebabkan pasien merasa bosan dengan makanan yang disajikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh modifikasi resep lauk nabati terhadap sisa makanan pasien diruang rawat inap kelas III RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso. Metode penelitian : Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif  menggunakan desain quasi experimental dengan rancangan Static Group Comparison. Subjek penelitian ini adalah pasien rawat inap kelas III. Besar subjek penelitian berjumlah 54 orang, subjek tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok  perlakuan  dengan menggunakan teknik Consecutive sampling. Data dianalisis menggunakan uji Independent T-test. Hasil : Terdapat perbedaan yang signifikan sisa makanan pasien rawat inap kelas III di RS Dr. H. Koesnadi Bondowoso pada lauk nabati yang telah dimodifikasi. Kesimpulan : Lauk nabati yang sudah dimodifikasi meninggalkan makanan lebih sedikit dibandingan lauk nabati sebelum dimodifikasi.
Riwayat posyandu dan asi eksklusif dengan kejadian stunting anak usia 6-59 bulan di wilayah Kelurahan Siantan Hulu Kota Pontia Dahliansyah Dahliansyah; Martinus Ginting; Desi Desi
Darussalam Nutrition Journal Vol 4, No 2 (2020): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v4i2.4305

Abstract

Latar belakang: Stunting merupakan indikasi buruknya status gizi dan digunakan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak. Tujuan: menganalisis riwayat posyandu dan ASI eksklusif dengan kejadian stunting anak usia 6-59 bulan di Wilayah Kelurahan Siantan Hulu Kota Pontianak. Metode: Observasional analitik dengan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei  tahun 2019. Tempat penelitian di wilayah Kelurahan Siantan Hulu Kota Pontianak. Populasi penelitian ini adalah semua balita usai 6-59 bulan di wilayah Kelurahan Siantan Hulu Kota Pontianak. Jumlah sampel pada Penelitian ini berjumlah 94 orang dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil: Sebagian besar balita berusia 37-60 bulan sebanyak 47,9 %, 51,1% berjenis kelamin laki-laki dan 81,9% pekerjaan orang tua swasta. Ada hubungan signifikan antara keaktifan ke Posyandu dengan kejadian stunting. Balita yang aktif ke posyandu setiap bulan memiliki peluang 0,3 kali tidak mengalami stunting dibandingkan dengan yang tidak aktif ke posyandu (OR=0,348 CI95% = 0,126 to 0,959). Ada hubungan signifikan antara ASI eksklusif dengan kejadian stunting, balita yang diberi ASI selama 6 bulan berpeluang 0,83 kali tidak mengalami stunting dibandingkan dengan yang diberi ASI secara eksklusif. Kesimpulan Terdapat hubungan yang bermakna antara keaktifan ibu ke Posyandu dan ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting Anak Usia 6-59 Bulan.Background: Stunting is an indication of poor nutritional status and is used as a long-term indicator for child malnutrition. Objective:  was to find out the history of Posyandu and Exclusive ASI with Stunting Occurrence of Children Aged 6-59 Months in the District of Siantan Hulu, Pontianak. Method: used is analytic observational with cross sectional design. This research was conducted in May 2019. The research site was in the Siantan Hulu Kelurahan of Pontianak City. The population of this research is all children under five after 6-59 months in the region of Kelantan Siulu, Pontianak. The number of samples in this study amounted to 94 people using purposive sampling technique. Results: most of the children aged 37-60 months were 47.9%, 51.1% were male and 81.9% were private parents. There was a significant relationship between activeness to Posyandu and stunting. Toddlers who are active in posyandu every month have a 0.3 times chance of not experiencing stunting compared to those who are not active in posyandu (OR = 0.348 CI95% = 0.126 to 0.959). There was a significant relationship between exclusive breastfeeding and the incidence of stunting, toddlers who were breastfed for 6 months were 0.83 times less likely to experience stunting compared to those who were exclusively breastfed. Conclusion: There is a significant relationship between the activity of mothers in Posyandu and exclusive breastfeeding with the incidence of Stunting Children 6-59 Months.
Pengaruh edukasi gizi melalui whatsapp terhadap asupan energi, lemak, serat, dan makanan jajanan pada remaja overweight Helma Yunara Saskhia; Endo Dardjito; Teguh Jati Prasetyo
Darussalam Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2021): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v5i1.4984

Abstract

Latar belakang: Overweight ditandai dengan z-score (IMT/U) >1 SD - 2 SD.  WhatsApp merupakan media sosial yang banyak digunakan remaja usia sekolah. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh edukasi gizi terhadap asupan energi, lemak, serat, dan konsumsi makanan jajanan pada remaja overweight SMK Negeri 1 Karangpucung dan SMK Darussalam di Kecamatan Karangpucung. Metode: Jenis penelitian quasi experimental dengan one group pretest posttest. Sebanyak 42 responden diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data asupan energi, lemak, dan serat diambil melalui recall 2x24 jam dan konsumsi makanan jajanan melalui FFQ.  Analisis data menggunakan paired sample T-test. Hasil: Rata-rata asupan energi sebelum edukasi gizi 3879,15 kkal dan sesudah edukasi gizi 2282,71 kkal, rata-rata asupan lemak sebelum edukasi gizi 105,41 gram dan sesudah edukasi gizi 59,40 gram, rata-rata asupan serat sebelum edukasi gizi 13,72 gram dan sesudah edukasi gizi 13,95 gram. Rata-rata konsumsi makanan jajanan sebelum edukasi gizi 437,50 kali/minggu dan sesudah edukasi gizi374,73 kali/minggu. Ada perbedaan asupan energi, asupan lemak, dan konsumsi makanan jajanan sebelum dan sesudah edukasi gizi (p=0,000,  p=0,000, dan p=0,002). Tidak ada perbedaan asupan serat sebelum dan sesudah edukasi gizi (p=0,798). Ada perbedaan asupan energi, lemak, dan konsumsi makanan jajanan tetapi tidak ada perbedaan asupan serat sebelum dan sesudah edukasi gizi.
Glycemic load, fiber, magnesium, zinc, physical activity, stress factor and fasting blood glucose level Ramadhani Tiara Putri; Yulia Wahyuni; Idrus Jus'at
Darussalam Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2021): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v5i1.4019

Abstract

Background: Diabetes mellitus is a group of metabolic diseases and some of the trigger factors are food intake, physical activity and stress factors. Objective: To know the relationship between glycemic load, intake of fiber, magnesium, zinc, stress levels, physical activity, and fasting blood glucose levels of female Patients with Type 2 Diabetes Mellitus in Cibinong Hospital. Research methods: This research is a quantitative study with a cross sectional study design. The population of this study were all female patients with type 2 diabetes mellitus who attended exercise as many as 30 subjects. Measurement of food intake data used the 3 x 24 recall method. Physical activity data used a 3 x 24 hour recall questionnaire while stress data used the Diabetes Distress Scale (DDS). The data analysis of this research used Pearson correlation, independent sample t test. Research result: The mean age of respondents was 59 years, glycemic load was 127.4 units, fiber intake was 17.31 grams, magnesium 380.5 mg, zinc 6.84 mg. A total of 9 people with moderate stress levels, physical activity PAL value of 1.81 and fasting blood glucose levels 138.23 mg / dL. There is a relationship between glycemic load (p = 0.003), fiber intake (p = 0.03), magnesium (p = 0.001), physical activity (p = 0.043) and fasting blood glucose levels. There was no relationship between zinc intake and fasting blood glucose levels (p = 0.178). There was no difference in fasting blood glucose levels based on the subject's stress level (p = 0.161).Conclusion: Glycemic load, fiber intake, magnesium and physical activity are all factors that affect fasting blood glucose levels.
Hubungan kenaikan berat badan ibu saat hamil dengan berat badan bayi baru lahir Monica Rizky Wigianita; Sri Umijati; Bambang Trijanto
Darussalam Nutrition Journal Vol 4, No 2 (2020): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v4i2.3944

Abstract

Latar Belakang: Kenaikan berat badan ibu hamil merupakan adaptasi tubuh terhadap perkembangan janin di dalam rahim. Berat bayi lahir merupakan bagian dari perkembangan janin selama masa kehamilan yang dapat dipengaruhi oleh kenaikan berat badan ibu saat hamil. Tujuan : menganalisis hubungan antara kenaikan berat badan ibu saat hamil dengan berat badan bayi lahir. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain cross sectional dan subjek penelitiannya adalah ibu post-partum berusia 21-35 tahun di Bidan Praktik Mandiri Yuliana – Lamongan periode Januari – Desember 2014. Sampel penelitian ini sebanyak 47 orang yang diambil dengan teknik total sampling dan dianalisis menggunakan uji Fisher’s Exact. Hasil: Rerata kenaikan kenaikan berat badan ibu hamil ialah 9,4 kg dan mayoritas (59,6%) ibu mengalami kenaikan lebih dari 9 kg. Ibu dengan kenaikan berat kurang dari 9 kg melahirkan bayi BBLR sebanyak 15,8%. Simpulan: tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kenaikan berat badan ibu saat hamil dengan berat badan bayi baru lahir (p=0.06).Background: Gestational weight gain is a body adaptation to development of fetus. Birth weight is a part of development of fetus during pregnancy which influenced by maternal gestational weight gain. Objective: Analyse association between maternal gestational weight gain and infant birth weight. Method: The subjects of this cross sectional study were post-partum mother between the age 21-35 years old who had medical record in Independent Midwife Practitioner Yuliana – Lamongan during period January 2014 - December 2014. Sample of this study used total sampling method and had 47 people. Statistical analysis of this study used Fisher’s Exact test. Result: the mean gestational weight gain during pregnancy is 9,4 kg and the majority (59,5%) had gestational weight gain more than 9 kg. Mother who had gestational weight gain less than 9 kg delivered low birth weight (15,8%). Conclusion: There is no association between gestational weight gain and infant birth weight (p=0.06).
The effectiveness of giving beetroot juice on increasing hemoglobin (hb) levels of adolescent women in islamic boarding school Kartika Pibriyanti; Hurin Safira; Lulu' Luthfiya
Darussalam Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2021): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v5i1.5392

Abstract

Background: About 50% of cases of anemia are due to iron deficiency, Southeast Asian State was in the 2nd highest position for anemia compared to other countries. The incidence of anemia is at greater risk in women due to natural conditions such as menstruation, pregnancy and childbirth as well as the food consumed. The prevalence of anemia in Indonesia is 21,7% with a proportion of 20,6% in urban areas and 22.8% in rural areas. Purpose: The purpose of this study was to determine the effectiveness of giving beetroot juice to increase hemoglobin levels in the blood in adolescents women in Islamic boarding school. Method: This research was conducted using a pre-experimental method with one group pretest post-test design. The intake of 60 g of beetroot is consumed in the form of 200 ml/day of beetroot juice for 7 days. Result: There is a significant difference hemoglobin levels before and after giving beetroot juice in adolescent women at Islamic boarding school (p=0.001). Conclution: Consumption of beetroot juice has an effect on increasing hemoglobin levels in adolescent women.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan status gizi remaja di pondok pesantren Amilia Yuni Damayanti
Darussalam Nutrition Journal Vol 4, No 2 (2020): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v4i2.4850

Abstract

Latar belakang: Hampir 50% santriwati Pondok Pesantren memiliki perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang tergolong kurang. Perilaku PHBS dinilai mengambil peran terkait status gizi remaja. Tujuan: Menganalisis hubungan antara sikap PHBS dengan status gizi remaja santriwati di Pondok Pesantren. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2020. Tempat pelaksanaan di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 Jawa Timur, Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah santriwati Pondok Pesantren sebanyak 4109 remaja yang berusia 13-18 tahun. Metode pengambilan subjek penelitian menggunakan stratified random sampling sehingga didapatkan subjek penelitian sebanyak 425 santriwati. Data PHBS diperoleh dengan kuesioner sikap PHBS. Indikator status gizi menggunakan indikator IMT/U. Uji statistik yang digunakan uji Chi-square. Hasil: Sebagian besar subjek penelitian memiliki sikap PHBS yang baik sebanyak 343 santriwati dengan presentase 80,7% dan yang memiliki perilaku cukup mengenai PHBS sebanyak 82 santriwati dengan presentase 19,3%. Kelas 2 mempunyai tingkat perilaku terbaik mengenai PHBS yaitu sebanyak 60 santriwati dan untuk tingkat perilaku cukup terbanyak mengenai PHBS yaitu  kelas 1 dengan jumlah 46 santriwati. Hasil uji hubungan antara perilaku PHBS dengan status gizi santriwati menunjukkan p-value 0,001. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap PHBS dengan status gizi remaja santriwati di Pondok Pesantren.Background: Nearly 50% of the Pesantren students have PHBS which was classified as lacking. PHBS behavior was considered to play a role related to adolescent nutritional status. Purpose: to determine the relationship between the attitude of the PHBS and the nutritional status of adolescent students in Islamic boarding schools. Method: This study used a cross sectional design. The research was conducted in August 2020. The place of implementation was at the Islamic Boarding School Darussalam Gontorfor Girls 1 East Java, Indonesia. The population in this study were 4109 students of Islamic boarding school students aged 13-18 years. The method of taking research subjects used stratified random sampling so that the research subjects were obtained as many as 425 students. PHBS data were obtained by using the PHBS attitude questionnaire. Nutritional status data were obtained by measuring body weight (BW) and height (TB). BB data were obtained using digital scales, while TB data were obtained using microtoise with an accuracy of 0.01 cm. The nutritional status indicator used the BMI / U indicator. Results: Most of the research subjects had good PHBS attitudes as many as 343 students with a percentage of 80.7% and those who had sufficient behavior regarding PHBS were 82 students with a percentage of 19.3%. The data showed that class 2 has the best level of behavior regarding PHBS, namely 60 santriwati and for the highest level of behavior regarding PHBS, namely class 1 with a total of 46 students. The results of the relationship between the attitude of PHBS and the nutritional status of adolescent students test showed p-value of 0.001. Conclusion: There was a significant relationship between the attitude of PHBS and the nutritional status of adolescent students at Islamic boarding schools.

Page 5 of 10 | Total Record : 100