cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 4 Documents
Search results for , issue " Vol 8 No 1 (2019): SOLIDARITY" : 4 Documents clear
Warung Kopi sebagai Ruang Ketiga bagi Pelajar SMA di Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang Ma’sum, Abdul; Gunawan, Gunawan
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 8 No 1 (2019): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini warung kopi digunakan sebagai ruang publik bagi masyarakat. Di Kabupaten Rembang, warung kopi tidak hanya menjadi ruang publik bagi orang tua dan dewasa. Warung kopi turut menjadi ruang bagi pelajar SMA dalam kesehariannya. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui daya tarik warung kopi bagi pelajar SMA, aktivitas pelajar SMA di warung kopi, serta alasan pelajar SMA memilih warung kopi sebagai ruang untuk menghabiskan waktu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Daya tarik yang dimiliki warung kopi antara lain memberikan pelayanan dan penyajian sebaik mungkin, menyediakan fasilitas penunjang, harga terjangkau, jam buka yang panjang, dan tata ruang yang bervariasi 2) Aktivitas pelajar SMA di warung kopi antara lain mengobrol, minum kopi dan merokok, memanfaatkan fasilitas dan bolos sekolah, 3) Pelajar SMA memilih warung kopi karena beberapa alasan antara lain  mencari hiburan, mencari kenyamanan, kebiasaan dan tempat berkumpulnya komunitas. Sebagai ruang ketiga, warung kopi dijadikan sebagai alternatif dari rumah dan sekolah, serta lingkungan yang mempromosikan dukungan sosial, persahabatan, dan komunitas.
Nilai Kearifan Lokal dan Etos Kerja Diaspora Minangkabau di Kota Semarang Prasetyo, Kuncoro Bayu; Mustafid, Imam Zulkhifli
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 8 No 1 (2019): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fenomena menarik yang terjadi pada diaspora Minangkabau di Kota Semarang, dimana sebagian besar kehidupan mereka berpedoman pada nilai kearifan lokal. Nilai kearifan lokal tersebut kemudian juga membentuk sebuah etos kerja para diaspora Minangkabau. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk-bentuk nilai kearifan lokal yang masih dipercayai diaspora Minangkabau serta bagaimana nilai kearifan lokal tersebut membentuk etos kerja diaspora Minangkabau. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis teori adalah menggunakan teori reproduksi budaya dari Arjun Appadurai dan Hannerz serta teori habitus dari Pierre Bordieu. Hasil dari penelitian menunjukan: Bentuk-bentuk nilai kearifan lokal yang masih diyakini tersebut berwujud pada pepatah-petitih yang syarat dengan nilai budaya lokal Minangkabau. Nilai-nilai tersebut kemudian direproduksi kembali oleh diaspora Minangkabau di Semarang dan menjadi sumber etos kerja mereka.  
Bentuk Toleransi Umat Beragama Islam dan Konghucu di Desa Karangturi, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang Kurnianto, Rahadhion Dwi; Iswari, Rini
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 8 No 1 (2019): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Toleransi menjadi hal yang penting bagi masyarakat khususnya pada masyarakat yang bersifat multikultural. Keberanekaragaman yang ada di Indonesia rawan menyebabkan konflik horizontal di masyarakat, terutama potensi konflik antar agama. Perbedaan yang ada mampu untuk diterima dengan sikap toleransi oleh masyarakat Desa Karangturi, Lasem. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Konsep yang digunakan yaitu Multikultural H.A.R Tilaar dan Toleransi Djohan Effendi. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Desa Karangturi sebagai daerah multikultural yang terkenal dengan masyarakat keturunan Tionghoa mampu hidup rukun dan damai dengan masyarakat asli Jawa. 2) Berbagai bentuk toleransi yang ada di Desa Karangturi Lasem mencerminkan sikap masyarakat Lasem menerima etnis pendatang Tionghoa sehingga berdiri kawasan Pecinan. 3) Sikap toleransi yang ada di Desa Karangturi merupakan sikap turun termurun yang sudah ada sejak datang dan menetapnya keturunan Tionghoa. Penanaman nilai dan norma yang diberikan sejak kecil bertujuan untuk menjaga kerukunan yang ada di masyarakat.
MAKNA SIMBOLIK RITUAL BUANG ANAK DI DESA PONCOHARJO KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK Suliyah, Suliyah; Brata, Nugroho Trisnu
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 8 No 1 (2019): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ritual “buang anak” adalah ritual di mana anak “harus dibuang” karena memiliki hari kelahiran atau weton sama dengan salah satu anggota keluarganya. Fenomena ini terjadi pada masyarakat di Desa Poncoharjo Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) pelaksanaan ritual “buang anak” di Desa Poncoharjo, (2) tata cara pengembalian hak asuh secara simbolik, dan (3) fungsi ritual “buang anak”. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, validasi data, dan triangulasi data. Analisis data memakai metode analisis data kualitatif yang terdiri atas reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) di dalam kehidupan masyarakat terdapat pelaksanaan ritual “buang anak” yang didasarkan dengan hari kelahiran atau weton yang dimiliki sama dengan anggota keluarga yang lain, (2) Pengembalian hak asuh anak secara simbolik akan dilaksanakan jika anak yang bersangkutan laki-laki yaitu ketika dikhitan. Sedangkan untuk anak perempuan yaitu ketika melangsungkan pernikahan, (3) Fungsi dilaksanakanya ritual “buang anak” sebagai upaya mencari keselamatan atau tolak balak bagi seluruh anggota keluarga yang bersangkutan, dan menjadi ritual yang dipercaya oleh masyarakat.

Page 1 of 1 | Total Record : 4