Claim Missing Document
Check
Articles

Oil & Community Welfare: A Case Study on People Oil Mining in Indonesia Brata, Nugroho Trisnu
Jurnal Komunitas: Research and Learning in Sociology and Anthropology Vol 6, No 2 (2014): Komunitas, September 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v6i2.3306

Abstract

Usually in the oil mining area was exploited by oil company that under licensed from the state. Nevertheless on an oil mining field in East Java Province in Indonesia there is people oil mining that exploited and distributed by the people. They are working on the people oil mining area. Working is a phenomenon inherent to adults in satisfying their needs. People work for a multitude of motivation. Working may lead a particular worker to occupy certain social status within the society. This paper aims to examine the phenomenon of people working in the oil distribution link from people oil mining  to consumer. More specifically, this study aims to describe the impacts of working in the oil mining on the miners’ social and economic life. The method used in this research is ethnography. Data were collected through observation, in-depth interviews, note taking, and recording. The location of research is in a petroleum artisanal mining area in East Java Province. The results showed that the impact of working in the oil distribution link from people oil mining to consumer is the generation of income used to meet the basic needs, to purchase personal means of transportation, to purchase some piece of land, and to pay for the children’s education.Biasanya ladang minyak dieksploitasi perusahaan yang memperolehy ijin dari negara. Akan tetapi ada ladang minyak di Jawa Timur yang dieksploitasi oleh masyarakat. Mereka bekerja pada ladang seperti  itu. Pekerja memiliki motivasi bermacam-macam dalam pekerjaanya. Bekerja membantu seseorang memperoleh status tertentu dalam masyarakat. Artikel ini bertujuan untuk menelaah fenomena pekerja ladang minyak. Pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) mengapa orang bekerja di ladang minyak?; (2) bagaimana kesejahteraan mereka?; dan (3) bagaimana pengaruh bekerja di ladang minyak pada kehidupan sosial dan ekonomi para pekerja?. Penelitian menggunakan metode etnografi. Penelitian dilakukan di Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar, membeli alat transportasi pribadi, membeli tanah dan membayar pendidikan anak.
MODAL SOSIAL DALAM PEREKONOMIAN MINDRING DI KALANGAN BURUH PABRIK ROKOK DI DESA BULUNGCANGKRING KECAMATAN JEKULO KABUPATEN KUDUS Fauziah, Maulina Indah; Prasetya, Kuncoro Bayu; Brata, Nugroho Trisnu
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 5 No 1 (2016): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu lembaga perekonomian informal yang ada di Desa Bulungcangkring adalah mindring. Kredit mindring tetap eksis di kalangan buruh pabrik rokok di Desa Bulungcangkring meskipun bunga yang harus dibayar relatif tinggi. Kredit mindring berbeda dengan lembaga perekonomian formal . Mindring tidak membebankan jaminan barang berharga sebagai syarat, para pelaku mindring hanya mengandalkan rasa saling percaya antar keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk membahas mengapa praktek perekonomian mindring terjadi di kalangan buruh pabrik rokok di Desa Bulungcangkring serta menjelaskan peran modal sosial dalam aktivitas perekonomian mindring di kalangan buruh pabrik rokok di desa Bulungcangkring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para buruh pabrik rokok melakukan mindring disebabkan oleh sistem gaji borongan yang diberikan secara harian sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga dan didorong oleh kemudahan pelayanan yang diberikan oleh tukang mindring. Hasil kedua adalah modal sosial dalam mindring di kalangan buruh pabrik rokok di Desa Bulungcangkring berupa kepercayaan, norma, dan jaringan menjadi penguat atau perekat antara tukang mindring dan pelanggannya untuk dapat mempertahankan eksistensinya.
POLA PERILAKU NITOR BUNGA KAMBOJA DI AREA PEMAKAMAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KONDISI SOSIAL EKONOMI (STUDI KASUS DI KABUPATEN CILACAP) Sundari, Ety; Brata, Nugroho Trisnu; Alimi, Moh Yasir
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 5 No 2 (2016): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nitor bunga kamboja merupakan istilah untuk menyebut pekerjaan memungut bunga kamboja di area pemakaman. Meningkatnya harga bunga kamboja mengakibatkan munculnya para pemungut bunga kamboja di beberapa area pemakaman. Naik turunnya harga bunga kamboja mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat Dusun Sumpilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perilaku nitor bunga kamboja di area pemakaman Dusun Sumpilan, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap. Penelitian ini menggunakan teori pertukaran jaringan dalam perspektif Cook dan Whitmeyer. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alasan masyarakat melakukan nitor bunga kamboja karena alasan ekonomi, alasan religi dan letak area pemakaman yang strategis. Pola perilaku nitor yaitu adanya  perubahan perilaku para pemungut bunga kamboja pada saat harga murah, kemudian  harga tinggi dan kembali menurun. Hal tersebut juga mempengaruhi jumlah pemungut bunga kamboja. Aktivitas nitor bunga kamboja dibagi menjadi 3 yaitu ngalumna, numbrasna dan nggaringna. Aktivitas nitor bunga kamboja memberikan dampak pada masyarakat Dusun Sumpilan dari segi kondisi sosial ekonomi.
KEBERLANGSUNGAN USAHA MIKRO BIDANG KULINER DI ALUN-ALUN LAMA UNGARAN Aprilia, Silvi Ayu; Brata, Nugroho Trisnu; Mustofa, Moh Solehatul
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 6 No 1 (2017): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas tentang keberlangsungan usaha mikro bidang kuliner di Alun-Alun Lama Ungaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) Bertahannya usaha kuliner di Alun-Alun Lama Ungaran dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yaitu. bakat dan minat memasak dan latar belakang pendidikan yang rendah, cita-cita dan menghasilkan pendapatan, dan nilai-nilai sosial keagamaan; 2) Budaya kerja pengusaha mikro bidang kuliner di Alun-Alun Lama Ungaran yaitu, gaya hidup sederhana, konsistensi cita rasa dan harga, kreatif dan kerja keras, disiplin, dan profit oriented; 3) Peranan budaya kerja terhadap kebertahanan usaha mikro bidang kuliner dapat dilihat dalam dua hal yaitu peningkatan pendapatan dan perluasan jaringan sosial. Selain itu, terdapat sisi lain dalam budaya kerja pengusaha mikro bidang kuliner di Alun-Alun Lama Ungaran yaitu perilaku menggunakan penglarisan untuk berdagang.
Dinamika dan Konflik dalam Proses Relokasi Pedagang Pasar Ngabul Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara Musrifah, Siti; Kismini, Elly; Brata, Nugroho Trisnu
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 6 No 1 (2017): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasar Ngabul adalah sebuah pasar tradisional yang ada di Desa Ngabul Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara dan oleh pemerintah setempat pasar tersebut direlokasi. Ada berbagai kepentingan yang berbeda sehingga memicu terjadinya konflik dalam proses relokasi ini. Penelitian ini bertujuan untuk membahas bagaimana perbedaan berbagai kepentingan yang ada dalam proses relokasi pedagang Pasar Ngabul serta dampaknya terhadap kehidupan ekonomi sosial pedagang dan masyarakat Pasar Ngabul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah setempat dan panitia relokasi memiliki kepentingan untuk mewujudkan ketertiban umum, sedangkan keluarga pewakaf tanah di pasar lama, pedagang, dan masyarakat sekitar juga memiliki kepentingan untuk keuntungan masing-masing. Perbedaan kepentingan tersebut menjadi pemicu terjadinya konflik dalam proses relokasi ini. Semenjak dilaksanakannya kebijakan relokasi pedagang Pasar Ngabul, hubungan para pedagang di pasar darurat semakin erat, sedangkan pedagang di pasar baru memulai hubungan atau interaksi dengan orang-orang baru, pendapatan pedagang di pasar darurat tidak mengalami perubahan, pendapatan pedagang di pasar baru meningkat, pendapatan masyarakat sekitar Pasar Ngabul lama menurun dan terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar pasar darurat.
Etnoekologi Masyarakat Penambang Emas di Desa Cihonje Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas nurhayati, ika nofita; Brata, Nugroho Trisnu; Rochana, Totok
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 6 No 2 (2017): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Utilization of Cihonje-Paningkaban hill land to be a artisanal gold mining location raises typical behaviour patterns of society that is distinctive and different from other society. The purpose of this research is to determine the behavior patterns of Cihonje society in utilizing their environment and how the environmental meaning for society. Researchers uses qualitative methods. Data analysis using ethnoecological approach. The results showed that miners have ideas and knowledge in mining operations that are implemented in mining activities. Mining activities give positive impact related to the prosperity of society. There are also negative impact related to the envoronment arround Cihonje-Paningkaban hills which is atributed with Ratadawa story, where there will be landslide and the land surface become wide and flat in the mining location as the name of Ratadawa. Ratadawa forecast indirectly give legitimacy towards the sustainability of gold mining activities in the Cihonje-Paningkaban hills. Keywords: artisanal gold mining, environmental utilization, environmental  meaning, ethnoecology
A Pembagian Kerja Secara Seksual Di Pertambangan “Sirtu” Sungai Pabelan Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Luthfi, Asma; Nasukha, Reza Adi; Brata, Nugroho Trisnu
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 7 No 1 (2018): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui pembagian kerja secara seksual dan pandangan masyarakat terhadap perempuan penambang di pertambangan “sirtu” Sungai Pabelan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawaancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teori nurture dan teori struktural John Stuart Mills dan Radcliff Brown. Hasil penelitian menunjukkan (1) Pembagian kerja secara seksual masih terjadi di pertambangan sirtu Sungai Pabelan, dapat dilihat dari jumlah dan jenis pekerjaan perempuan yang lebih sedikit dibandingkan dengan pekerjaan laki-laki, jika laki-laki bisa menjadi buruh muat dan penambang, perempuan hanya dapat menjadi pemukul batu untuk dijadikan split, Dengan adanya pembagian kerja secara seksual perempuan memperoleh penghasilan yang lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki.  (2) Pandangan masyarakat terhadap perempuan penambang di Sungai Pabelan mengaku menjadi perempuan penambang sah-sah saja dengan catatan tidak meninggalkan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. This article aims to find out the sexual division of labor and the public view of miner women in the sand and stone "sirtu" mine of the Pabelan River. The research method used is qualitative research method. Technique of data collecting done by observation, interview, and documentation. The data analysis used nurture theory and structural theory of John Stuart Mills and Radcliff Brown. The results show that (1) sexual division of labor still occurs in the mining of Pabelan River, can be seen from the number and types of womens occupations that are less than the mens work, if men can become load workers and miners, women can only be a stone batter to split, With the sexual division of labor women earn less income than men. (2) The societys view of the miners in the Pabelan River claimed to be the only legal miner with no record of leaving the job as a housewife.  
Oil & Community Welfare: A Case Study on People Oil Mining in Indonesia Brata, Nugroho Trisnu
KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture Vol 6, No 2 (2014): Komunitas, September 2014
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v6i2.3306

Abstract

Usually in the oil mining area was exploited by oil company that under licensed from the state. Nevertheless on an oil mining field in East Java Province in Indonesia there is people oil mining that exploited and distributed by the people. They are working on the people oil mining area. Working is a phenomenon inherent to adults in satisfying their needs. People work for a multitude of motivation. Working may lead a particular worker to occupy certain social status within the society. This paper aims to examine the phenomenon of people working in the oil distribution link from people oil mining  to consumer. More specifically, this study aims to describe the impacts of working in the oil mining on the miners’ social and economic life. The method used in this research is ethnography. Data were collected through observation, in-depth interviews, note taking, and recording. The location of research is in a petroleum artisanal mining area in East Java Province. The results showed that the impact of working in the oil distribution link from people oil mining to consumer is the generation of income used to meet the basic needs, to purchase personal means of transportation, to purchase some piece of land, and to pay for the children’s education.Biasanya ladang minyak dieksploitasi perusahaan yang memperolehy ijin dari negara. Akan tetapi ada ladang minyak di Jawa Timur yang dieksploitasi oleh masyarakat. Mereka bekerja pada ladang seperti  itu. Pekerja memiliki motivasi bermacam-macam dalam pekerjaanya. Bekerja membantu seseorang memperoleh status tertentu dalam masyarakat. Artikel ini bertujuan untuk menelaah fenomena pekerja ladang minyak. Pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) mengapa orang bekerja di ladang minyak?; (2) bagaimana kesejahteraan mereka?; dan (3) bagaimana pengaruh bekerja di ladang minyak pada kehidupan sosial dan ekonomi para pekerja?. Penelitian menggunakan metode etnografi. Penelitian dilakukan di Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar, membeli alat transportasi pribadi, membeli tanah dan membayar pendidikan anak.
Folklor Tabu Pertanian Dalam Menanam Kacang Hijau Pada Masyarakat Dusun Pondok Kecamatan Dempet Kabupaten Demak Afifah, Nor; Brata, Nugroho Trisnu; Luthfi, Asma
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 7 No 1 (2018): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis folklor tabu pertanian dalam menanam kacang hijau pada masyarakat Dusun Pondok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini mengunjukkan bahwa 1) masyarakat Dusun Pondok masih mempercayai dan mempraktikkan folklor tabu pertanian dalam menanam kacang hijau. Bagi masyarakat Dusun Pondok kacang hijau merupakan tanaman yang memiliki jasa bagi kehidupan mereka, sehingga sebagai wujud rasa hormat masyarakat Dusun Pondok dilarang menanam kacang hijau, 2) kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat Dusun Pondok untuk mendukung folklor tabu pertanian dalam menanam kacang hijau, yaitu slametan yang dilakukan setiap hari Sabtu Wage bertempat di Sawah dan haul yang bertempat di makam, haul diadakan setahun sekali, yaitu pada bulan Sya’ban (kalender Hijriyah), 3) folklor tabu pertanian dalam menanam kacang hijau memiliki tiga fungsi, yaitu religi, ekonomi, dan nilai budaya. This article aims to analyze the folklore of agricultural taboo in planting green beans in the community of Dusun Pondok. This study uses qualitative methods, data collection techniques used, namely observation, interviews, and documentation. The results of this study indicate that 1) Pondok Hamlet people still believe and practice folklore farming taboo in planting green beans. For the people of Dusun Pondok, green beans are plants that have services for their lives, so as a form of respect for the people of Dusun Pondok is prohibited to plant green beans, 2) the activities undertaken by Pondok Dusun community to support folklor taboo of agriculture in planting green beans slametan performed every Saturday Wage located in Sawah and haul located at the grave, haul held once a year, ie in the month of Shaban (Hijri calendar), 3) folklor taboo agriculture in planting green beans has three functions, namely religion, economy , and cultural values.
Pembagian Kerja Secara Seksual Di Pertambangan “Sirtu” Sungai Pabelan Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Nasukha, Reza Adi; Brata, Nugroho Trisnu
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 7 No 1 (2018): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui pembagian kerja secara seksual dan pandangan masyarakat terhadap perempuan penambang di pertambangan “sirtu” Sungai Pabelan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawaancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teori nurture dan teori struktural John Stuart Mills dan Radcliff Brown. Hasil penelitian menunjukkan (1) Pembagian kerja secara seksual masih terjadi di pertambangan sirtu Sungai Pabelan, dapat dilihat dari jumlah dan jenis pekerjaan perempuan yang lebih sedikit dibandingkan dengan pekerjaan laki-laki, jika laki-laki bisa menjadi buruh muat dan penambang, perempuan hanya dapat menjadi pemukul batu untuk dijadikan split, Dengan adanya pembagian kerja secara seksual perempuan memperoleh penghasilan yang lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki.  (2) Pandangan masyarakat terhadap perempuan penambang di Sungai Pabelan mengaku menjadi perempuan penambang sah-sah saja dengan catatan tidak meninggalkan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga.   This article aims to find out the sexual division of labor and the public view of miner women in the sand and stone "sirtu" mine of the Pabelan River. The research method used is qualitative research method. Technique of data collecting done by observation, interview, and documentation. The data analysis used nurture theory and structural theory of John Stuart Mills and Radcliff Brown. The results show that (1) sexual division of labor still occurs in the mining of Pabelan River, can be seen from the number and types of womens occupations that are less than the mens work, if men can become load workers and miners, women can only be a stone batter to split, With the sexual division of labor women earn less income than men. (2) The societys view of the miners in the Pabelan River claimed to be the only legal miner with no record of leaving the job as a housewife.